iMusic – Di tengah hingar bingar stasiun televisi
menyelenggarakan kontes pencarian bakat ( talent contest)
untuk mencari penyanyi yang akan mengisi kebutuhan industri musik,
satu hal yang nyaris terlupakan orang yakni pendidikan musik itu
sendiri. Dan disinilah Purwa Caraka Musik Studio (PCMS)
bertahan selama 32 tahun. Didirikan 1 Oktober 1988 di Bandung
dengan lebih dari 90 cabang di seluruh Indonesia.
“Memajukan pendidikan musik di Indonesia sudah menjadi
komitmen. Kami percaya dgn memberikan kontribusi kepada perkembangan kecerdasan
anak2 Indonesia melalui pendidikan musik akan berdampak pada regenerasi bangsa
yang jauh lebih baik,” kata Purwacaraka,
pimpinan PCMS.
Kang Purwa, demikian nama panggilan akrab pria kelahiran Beograd,
Yugoslavia, 60 tahun silam ini mengakui bahwa di masa masa sulit seperti krisis ekonomi, dan juga
krisis kesehatan seperti pandemi covid19 yang kini tengah melanda, kegiatan pendidikan musik yang pertama kali
kena imbasnya.
“Banyak orangtua yang terpaksa menghentikan pendidikan
musik yang tengah berjalan karena alasan tersebut. Termasuk saat pandemi
seperti sekarang ini, “kata Kang
Purwa.
Untung saja, lanjutnya, sekarang jaman internet.
“Sehingga pengajaran tetap dapat dilanjutkan dengan mengunakan teknologi
yang rata rata sudah dipunyai oleh murid murid PCMS tanpa harus datang ke
studio atau sekolah PCMS, ” katanya.
Dalam Masa Pandemi ini, lanjut Purwa, kami dituntut agar bisa survive ,
memelihara semangat bermusik anak2 dengan berbagai cara , harus survive secara
kehidupan dan tentunya dituntut untuk bisa berinovasi dan beradaptasi
dengan dunia yang baru .
Kami siap bekerja keras untuk memberikan pelayanan pendidikan
musik yang semakin baik .
Itu sebabnya sebagai pimpinan PCMS kang Purwa sempat membuat
beberapa program yang dapat diikuti oleh seluruh siswa PCMS maupun masyarakat
umum. Diantaranya program main bareng
“Home Concert“, Berani
Berisik, Lets talk About
( ngobrol dengan alumni atau musisi berprestasi), dan juga bahasan musik dan teater, musik dan film
dan lain lain.
Itu semua menurut Purwacaraka untuk terus memelihara semangat
bermusik. Semangat berkesenian. “Saya tidak ingin jumawa dengan mengatakan
bahwa sangat sedkit sekali orang bahkan pemerintah sekali pun yang peduli
pendidikan musik di saat pandemi ini. Padahal ini waktu yang sangat baik.
Karena anak anak semua di rumah di dampingi orangtuanya. Dengan terus memelihara semangat bermusik
maka anak akan bisa menunjukkan bakatnya, kemampuannya, bahkan juga disaksikan
oleh anak anak lain,” tambahnya penuh semangat.
Purwa mengharapkan anak anak dalam situasi pandemi ini tetaplah belajar dan
bermain musik. Bakat bermusik tidak akan menjadi sesuatu yang besar tanpa
melalui proses latihan.
Bahkan lewat proses latihan banyak hal yang terjadi diluar
dugaaan. Misalnya Teza Sumendra, Rossa, dan Afgan yang kini dikenal sebagai penyanyi ternama yang pernah mengecap
pendidikan di PCMS.
“Ada beberapa nama yang enggak sesuai jurusannya tapi
memberikan kontribusi dari sisi lain. Misalnya Rossa, dulu di Bandung belajar
piano. Afgan juga pernah di Cipete belajar piano. Saya percaya, musisi yang
belajar piano biasanya eksplorasi nadanya lebih bagus,” tuturnya.
Selain mereka, penyanyi Marcell Siahaan pernah
pula belajar di lembaga kursus musik milik Purwa tersebut. Marcel yang saat itu
mengambil kursus bermain drum bahkan sempat berkontribusi untuk menjadi tenaga
pengajar di sana. Di samping itu, sejumlah personel grup musik Tanah Air
juga sempat belajar di PCMS.
Hingga kini, Purwa berkomitmen untuk terus mengembangkan apa
yang telah ia jalani saat ini, dari segi pelayanan maupun prestasi. Tak hanya
itu, ia juga ingin menambah kualitas lembaga kursusnya serta membuka beberapa
kelas baru untuk mengikuti pekembangan zaman. (FE)