iMusic – Penyelenggaraan festival musik secara tatap muka telah banyak digelar, Soundrenaline sebagai festival musik terbesar di Indonesia yang telah mencapai usia 18 tahun, turut serta membangkitkan semangat bermusik para musisi Indonesia dan menghidupkan industri musik Tanah Air yang sempat redup dengan kembali digelarnya Soundrenaline di Jakarta.
Mengusung tema #COMEBACKLIVEANDLOUDER, Soundrenaline 2022 ingin membawa kembali hype Soundrenaline sebagai festival musik pop culture terdepan dengan lintas genre dan lintas generasi terbesar di Indonesia.
“Kami melihat ini lah saatnya membawa kembali hype Soundrenaline sebagai festival musik yang paling ditunggu-tunggu pecinta musik dengan kembali menggelarnya di Jakarta, tepatnya di Eco Park, Ancol, pada tanggal 26-27 November 2022. Jakarta adalah kota dimana berkumpulnya musisi-musisi sekaligus sebagai kota pertama penyelenggaraan Soundrenaline pada awal November 2002 silam, di Parkir Timur Senayan.
Setelah dua (2) tahun vakum, kami putuskan untuk kembali menggelarnya di Jakarta sekaligus mengukuhkan Soundrenaline sebagai festival musik lintas genre dan lintas generasi terbesar yang tidak hanya wajib ditonton pecinta musik, tapi juga diharapkan dapat menginspirasi musisi lainnya dengan line up musisi yang telah kami pilih,” jelas Ravel Junardy selaku CEO Ravel Entertainment, Promoter Soundrenaline 2022.
Ravel Entertainment menggelar Soundrenaline 2022 ke-18 dengan gebrakan yang tidak tanggung-tanggung yaitu menghadirkan 18 musisi internasional diantaranya Neck Deep, FKJ, Mono, Plain White Ts, Hollow Coves dan masih banyak lagi yang akan diumumkan selanjutnya.
Sementara untuk musisi-musisi nasional juga dipastikan akan tampil di panggung Soundrenaline diantaranya Seringai, The Brandals, Mocca, Feel Koplo, The S.I.G.I.T., Pure Saturday, Rocket Rockers, Burgerkill, Isyana Sarasvati, Deadsquad, Goodnight Electric, Tiket, Mario Zwinkle, StarsandRabbit, Barasuara, The Upstairs, Ndarboy Genk, Indra Lesmana, d’Cinnamons, Polyester Embassy, Prediksi hingga Potret.
Ravel Entertainment kali ini juga menggandeng Samara Live untuk turut serta menyuguhkan sajian berupa konten-konten terbaik di luar musik, sehingga Soundrenaline 2022 kali ini dipastikan akan berbeda dengan festival musik lainnya.
Desy Bachir, CMO Samara Media & Entertainment, menyatakan kesiapannya atas sederet konten non-musik yang diusung Samara Live pada Soundrenaline 2022. “Fenomena industri musik masa kini menuntut penyelenggara festival musik untuk terus berinovasi dan bereksplorasi.
Jadi nantinya di tiap-tiap panggung Soundrenaline 2022 akan dihadirkan juga sebuah paket hiburan berupa comedian show yang dipastikan bakal mengocok perut penonton Soundrenaline lewat banyolan-bayolan dan kolaborasi musik humor persembahan Majelis Lucu Indonesia,” ujarnya.
Lebih lanjut, Desy mengatakan akan menghadirkan Tahilalats yang sudah banyak dikenal dengan karya-karya mengejutkan nan absurd serta mindblowing dalam berbagai instalasi hasil karyanya, dimana salah satunya nanti adalah sebuah instalasi spesial yang dapat dinikmati di depan panggung utama Soundrenaline 2022.
“Uniknya lagi ada yang namanya A Portal To Mindrenaline, sebuah program dari Greatmind berupa talk show di Soundrenaline selama dua (2) hari yang akan membahas topik-topik hangat dan kekinian yang dipandu oleh pembicara-pembicara mumpuni, “imbuh Desy.
Kolaborasi antar musisi tampaknya sudah menjadi semacam menu wajib di setiap pergelaran Soundrenaline. Di tahun 2022 ini kembali akan ada kolaborasi antar musisi baik dari genre maupun lintas generasi dan dipastikan akan membuat Soundrenaline yang ke-18 semakin unik dan penuh dengan kejutan.
Meskipun sudah pernah tampil di Soundrenaline, Isyana Sarasvati tetap merasakan energi dan antusiasme yang berbeda ketika kembali didapuk menjadi salah satu line up di festival musik terbesar di Indonesia ini. Untuk penampilannya di Soundrenaline 2022, Isyana Sarasvati mengaku bakal memberi penampilan spesial. “Senang rasanya bakal main di Soundrenaline 2022 karena saya ingin memberikan penampilan terbaik dengan membawakan Full album Lexicon. Saya rasa ini bakal menjadi pengalaman yang menyenangkan baik buat saya dan penonton Soundrenaline,” sambung Isyana.
Senada dengan Isyana, Aska personil Rocket Rockers merasa senang dan tersanjung bisa tampil di Soundrenaline 2022. “Pada dasarnya dari dulu siapa sih yang nggak pengen tampil di panggung Soundrenaline. Bisa dikatakan hampir semua musisi di Indonesia ingin merasakan luapan energi dan pride yang luar biasa ketika bisa memainkan karyanya di Soundrenaline di hadapan puluhan ribu penonton.
Rocket Rokers tentunya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk kembali lagi tampil di Soundrenaline 2022 dengan menyajikan penampilan yang tidak bisa dilupakan,” jelas Aska.
Stevi Item dari Deadsquad juga membeberkan bahwa dirinya bangga dan merasa memiliki moment khusus ketika band-nya bisa tampil di panggung Soundrenaline.
“Soundrenaline adalah festival musik yang legendaris, selalu memiliki tempat khusus di hati para pecinta musik. Bahkan sempat ada yang menjulukinya sebagai “Lebaran” nya para musisi Indonesia, karena menjadi ajang silaturahmi segenap musisi dari berbagai macam genre melebur dalam satu acara.
Untuk Deadsquad sendiri tentunya sebuah kebanggan bisa bermain di Soundrenaline dan ini menjadi kesempatan untuk mengenalkan musik yang kami mainkan kepada bigger audience yang beragam selera musiknya. Soundrenaline festival yang tepat untuk ini,” terangnya.
Bagi pecinta musik yang ingin menjadi bagian dari pergelaran musik terbesar di Tanah Air ini, bisa segera membeli tiket Soundrenaline 2022 mulai tanggl 28 September 2022 di Tokopedia tiket events dengan rincian harga nett (sudah termasuk pajak) sebagai berikut:
1. Early Bird: IDR 588.000 (2 Day Pass)
2. Presale Early Entry Before 1 PM: IDR 888.000 (2 Day Pass)
iMusic.id – Sebuah kolaborasi kelompok tari antara The Human Expression / T.H.E (Singapura) dan Company 605 (Kanada) mempersembahkan karya terbaru mereka dalam pertunjukan “Sloth Canon” pada 28-29 Juni 2025 mendatang.
“Sloth Canon” merupakan hasil gagasan dan koreografi dari Anthea Seah (T.H.E) dan Josh Martin (Company 605), dua figur penting dalam dunia tari kontemporer Asia dan Amerika Utara. Bersama lima penari dari berbagai latar belakang, Brandon Lee Alley, Haruka Leilani Chan, Chang En, Billy Keohavong, dan Rebecca Margolick, pertunjukan ini menafsirkan ulang pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang kerja kolektif, tubuh, kecepatan, dan ilusi dalam masyarakat
Koreografi di dalam “Sloth Canon” menceritakan dunia paralel penuh absurditas yang dimasuki oleh para penari, di mana gerak tubuh menjadi representasi dari “ambisi” yang mengalami berbagai turbulensi. Ketika gelembung imajinasi mereka mulai mendekati dunia realitas, karya ini mengajak penonton memasuki dunia yang tidak stabil dengan pikiran magis yang kompulsif.
Sebagai kelompok seni asing, Indonesia menjadi negara pertama dalam tur mereka dan menampilkan karya “Sloth Canon”. Sebelumnya pentas ini perdana dilakukan di negara asal masing-masing kelompok yakni Singapura dan Kanada, Indonesia menjadi negara pertama di luar negara asal mereka–sekaligus wadah baru dalam mempertunjukkan karya seni lintas-benua ini.
“Ini adalah pertama kalinya saya mengenal istilah Komunitas Salihara. Kami sering menggambarkan tim “Sloth Canon” sebagai sebuah peradaban mikro, jadi datang ke komunitas Salihara terasa seperti peradaban yang melayang bertemu dengan peradaban lain yang berakar di ruang ini.
Kami benar-benar antusias bisa membawakan “Sloth Canon” di ruang dan budaya seperti ini, dan yang paling kami tunggu adalah kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan komunitas lain yang ada di sini.” ujar Anthea Seah, Koreografer T.H.E dalam merespons pertunjukkan mereka di Teater Salihara.
Hal serupa pun juga dirasakan oleh Josh Martin, Koreografer Company 605 saat ditanya bagaimana reaksi kelompok saat akan membawakan karya ini di Salihara. Menurutnya, pengalaman pertama di Indonesia ini membuat ia ingin bersinergi baik dari segi budaya, lingkungan, hingga ruang pertunjukan dalam mempersembahkan apa yang sudah mereka persiapkan untuk pertunjukan nanti.
“Sloth Canon” akan menemani akhir pekan pengunjung Salihara secara perdana. Untuk bisa menikmati pertunjukan ini, pengunjung bisa melakukan pemesanan tiket di tiket.salihara.org dengan harga Rp110.000 (Umum) dan Rp55.000 (Pelajar).
iMusic.id – Skandal 310 sebuah gerakan kolaborasi yang di gagas oleh tiga band Ska yaitu The Authentic , Noin Bullet dan Sindikat Lantai Dansa yang ingin kembali membangkitkan Kejayaan musik Ska di Tanah Air.
Tak hanya itu hadirnya Proyek Skandal 301 ini menjadi perlawanan terhadap stagnasi skena ska, serta upaya serius untuk memperkuat regenerasi di tengah perubahan cepat industri musik tanah air.
Terbentuknya project Skandal 310 menurut personil Sindikat Lantai Dansa saat mereka (Noin Bullet, The Authentic, dan Sindikat Lantai Dansa) waktu itu ketemu di sebuah acara, akhirnya mereka ngobrol -obrol dimana ada pemikiran melakukan pergerakan dalam membangkitkan kembali musik Ska di Indonesia.
“Ya udah kita coba ramukan. Dari nama sih belum kita sebut ya. Tapi yang jelas kita bergerak seperti apa sih. Ceritanya disini kita terdiri dari tiga band dan akhirnya kita putuskan kita punya misi mengerakkan Ska kedepannya tanpa aturan. Dari tiga band ini dengan satu visi dan tanpa aturan namanya apa ya. Ya udah kita namain 310. Nama 310 tapi kurang cocok kalau cuma 310 tanpa nama depan, ok blink aja ada 182, akhirnya depannya kita namain Skandal, Skandal 310,”ujar Iwan Bossman dari Sindikat Lantai Dasar saat jumpa pers di Glamz Antasari, Jakarta, Jumat (27/6/2025).
Dengan mengusung semangat “satu nada, tiga generasi”, Skandal 310 mempertemukan kekuatan lintas usia dan pengalaman. Tiga band dari latar belakang berbeda bersatu untuk memperkenalkan ulang ska kepada publik—terutama generasi muda melalui pendekatan yang autentik, segar, dan eksploratif. Bukan hanya sekedar irama cepat dan tiupan klakson, tapi juga kebebasan berekspresi yang menjadi ciri khas ska.
Kekhawatiran akan stagnasi penikmat dan pelaku ska menjadi alasan utama tindakan proyek ini.
“Regenerasi skena ska berjalan lambat dan membutuhkan dorongan nyata. Maka dari itu, Skandal 310 juga turut membuka jalan bagi band-band muda seperti Orji , serta unit-unit ska baru dari berbagai daerah. Gerakan ini ingin memastikan bahwa ska terus tumbuh dari akar dan tidak sekadar menjadi nostalgia. ‘Kebetulan kan The Authentics aktif lagi jadi ada barengan nih di 310. Ya udah kenapa ga bareng.”kata Personel The Authentic Dawo.
“Kalo dilihat secara karakter 3 band ini berbeda. Setidaknya bisa kasih tahu ke publik, Ska itu banyak loh gak cuma yang sudah ada. Akhirnya ngobrol-ngobrol di WhatsApp ada Skandal 310.” ungkap Hadi Irhamsyah dari Noin Bullet.
Skandal 310 mendapat dukungan dari sejumlah merek lokal seperti D9, Toku dan Alder . Bersama mereka, proyek ini merancang tur keliling kota bertajuk “Jalan Turi” , yang akan menyambangi Karawang, Pekalongan, Yogyakarta, dan kota-kota lainnya. Uniknya, di setiap kota, sistem “subnet” dibuka untuk memberi ruang tampil bagi band lokal, memperluas semangat regenerasi dan membangun jaringan ska yang lebih inklusif.
Langkah besar Skandal 310 tidak berhenti di panggung. Mereka juga tengah menyiapkan album kompilasi nasional yang akan memuat karya-karya dari para pendiri gerakan ini dan musisi ska dari berbagai penjuru Indonesia. Kompilasi ini dirancang sebagai dokumentasi hidup dan bukti bahwa ska Indonesia belum mati justru siap menyala lebih terang di masa depan.
Skandal 310 bukan sekadar proyek musik. Ini adalah gerakan lintas generasi, regeneratif, dan kolektif yang membawa harapan baru bagi masa depan musik ska Indonesia.
Gerakan ini Menginspirasi generasi muda untuk bermain, mencintai, dan melestarikan musik ska sebagai bagian dari identitas budaya dan ekspresi kolektif. Langkah ini bukan sekadar acara, bukan sekadar tur ini adalah gerakan. Sebuah bentuk perlawanan terhadap stagnasi. Sebuah ajakan untuk terus bergerak, agar skena ska Indonesia tetap hidup dan relevan. Tiga band, satu suara. Tidak ada yang lebih tinggi. Tidak ada yang lebih rendah. Semua setara. Semua bersuara. Semua bergerak bersama—karena dalam ska, kita equal. (EH)
iMusic.id – New Live Entertainment berkolaborasi dengan Yuni Shara mempersembahkan Konser “3553”, sebuah malam istimewa untuk merayakan 35 tahun kiprah bermusik Yuni Shara dan usia ke-53 sang diva yang penuh makna. Diselenggarakan pada 30 Agustus 2025 di Istora Senayan, Jakarta, konser ini dirancang sebagai pengalaman tak lekang waktu, sebuah undangan penuh cinta dan nostalgia bagi para penikmat musik lintas generasi.
“Konser ini adalah bentuk rasa syukur saya atas dukungan penggemar selama ini. “3553” bukan hanya angka, tetapi simbol dari perjalanan dan transformasi saya sebagai seorang seniman,” ungkap Yuni Shara.
Lebih dari sekadar pertunjukan, Konser 3553 menjadi perayaan elegan dan autentik yang menampilkan perjalanan panjang karier Yuni Shara melalui lagu-lagu yang telah menemani berbagai era kehidupan para penggemarnya. Dengan karakteristik konser yang intimate dan personal, pertunjukan ini akan membangkitkan kenangan serta menciptakan pengalaman mendalam yang membekas.
Mengangkat tema “Tetap Produktif dan Kreatif Tanpa Batasan Usia“, Konser “3553” akan menyuguhkan lagu-lagu hits sepanjang karier Yuni Shara, termasuk aransemen baru dari lagu-lagu lawas yang melegenda, kolaborasi lintas generasi dengan musisi-musisi Indonesia ternama, detail produksi yang dirancang untuk memanjakan seluruh panca indera dan nuansa romantis, klasik, dan nostalgik yang menjadi ciri khas Yuni Shara.
“Fokus utama kami adalah pelayanan dan pengalaman penonton. Setiap elemen konser dipilih secara cermat untuk menyentuh sisi emosional dan menciptakan momen yang tak terlupakan,” tambah Yuni Shara.
Sebagai promotor acara, New Live Entertainment (NLE) turut menegaskan komitmennya dalam menghadirkan konser yang tidak hanya megah secara visual dan musikal, tetapi juga berdampak sosial positif.
Heru Hermansyah, Presiden Direktur NLE menyatakan, “Kami sangat percaya diri bekerja sama dengan Yuni Shara, seorang seniman yang telah 35 tahun berkarya dan membawa warna unik di dunia musik Indonesia. Dengan konsep konser yang berbeda, kami yakin pengalaman yang ditawarkan akan memberikan kepuasan tinggi bagi para penontonnya.”
“Saya ingin para penonton pulang membawa perasaan hangat, mungkin juga air mata, dan yang paling penting — kenangan yang tinggal lama di hati,” tutup Yuni Shara.
Didirikan sejak tahun 2022, New Live Entertainment telah dikenal sebagai promotor konser dan festival besar di Indonesia seperti: Kahitna 36th Anniversary, Noah Dekade Xperience, Jakarta Concert Week, Yovie Widianto Billion Songs Concert, hingga Circus Concerto.
NLE juga berkomitmen dalam menjalankan tanggung jawab industri dengan memberikan royalti 2% dari setiap penjualan tiket kepada pemegang hak cipta (performing rights).
Untuk memberikan kenyamanan dan fleksibilitas bagi seluruh penonton, konser ini menawarkan beberapa kategori tiket. Kategori VIP tersedia melalui sistem RSVP eksklusif. Sementara itu, tiket kategori Diamond dijual seharga Rp 2.500.000, menawarkan pengalaman menonton terbaik dengan jarak paling dekat ke panggung. Kategori Gold dibanderol Rp 1.500.000 dan memberikan akses tempat duduk strategis di bagian depan sisi kanan dan kiri area utama.
Kategori Silver tersedia seharga Rp 950.000, memberikan sudut pandang luas yang tetap nyaman. Bagi penonton yang menginginkan tiket dengan harga lebih terjangkau, tersedia kategori Bronze dan Festival, masing-masing seharga Rp 500.000. Selain itu, konser ini juga menyediakan Difabel Area yang inklusif bagi penonton dengan kebutuhan khusus.
Seluruh tiket resmi dapat dibeli melalui platform BudiDibjo, ADDTix, dan TipTip.
Informasi lebih lanjut mengenai tiket dan detail acara dapat ditemukan melalui akun Instagram resmi Yuni Shara di @yunishara36 dan akun promotor di @3553concert.official.