Connect with us

iMusic

Marsha Zulkarnain lewat single terbarunya “Kebodohanku”.

Published

on

iMusic – Anda pasti pernah ketika sedang mengalami jatuh cinta tapi dihadapkan dengan dilema, suatu pilihan penting baik pekerjaan, jarak bahkan pendidikan dan harus memilih dan dilakukan agar tujuan dapat tercapai sesuai harapan. Setidaknya hal ini yang Ingin dlsampalkan oleh Marsha Zulkarnain lewat single terbarunya “Kebodohanku“.

Single ketiga dari Marsha Zulkarnain ini merupakan sebuah lagu yang ditulis oleh Aan Story, Djati Moreno dan James Adam. Penulls lagu yang sedang naik daun ini menceritakan sebuah kisah percintaan yang sedang cukup populer dialami oleh anak-anak zaman sekarang.

” Sejak pertama kali mendengar lagu dari Kak Aan Story Kak Djati dan Kak James Adam, aku langsung setuju dan cocok karena dari segi liriknya sangat relatable dengan apa yang aku alami saat ini yang harus pindah kota demi mengejar impianku dalam hal pendidikan serta kehidupan asmara zaman sekarang yang kadang harus memilih dan harus di prioritaskan dan harus ada yang di korbankan, ungkap Marsha”.

Berbeda dengan single pertamanya “Hati terlatih” yang sukses menembus di angka 24 juta lebih penikmat Youtube dan single “LDR” yang cukup mewakili perasaan orang yang memiliki hubungan jarak jauh di dalam single “Kebodohanku” ini dari segl aransemen musiknya di bantu oleh Jeffrey Lovely yang lebih banyak menggunakan medium base namun tetap ada beat dan rythm.

Hal ini dilakukan untuk bisa memberikan highlight pada suara Marsha yang sangat efforless. “Marsha sangat sukses menggambarkan perasaan mellow seseorang yang harus mengalah demi pendidikan. Mungkin karena Marsha juga sudah pengalaman didepan kamera, jadi Marsha mampu membawakan emosi kedalam lagu yang ia bawakan,” tambah Aan Story.

Sebagai penyanyi, Marsha Zulkarnain sangat senang bisa membagikan single ketiganya ini ke publik, Marsha senang bisa memberikan lagu anthem bagi orang-orang yang tengah mengalaminya. “Senang banget akhirnya bisa merilis single ketiga, Lagu ini berbeda dengan single sebelumnya karena ini memiliki makna pengorbanan yang begitu dalam dan kalau dilihat dari teman-teman di social media atau sehari-hari pasti adalah yang mengalaminya, dimana kadang kita harus merelakan sesuatu demi hal yang lebih penting mungkin ini bukan suatu Kebodohan tapi ada yang harus diperjuangkan habis-habisan dan harus mengalahkan ego demi hal yang lebih baik,” tambah Marsha.

Walaupun lagunya dianggap cocok dengan warna vokal Marsha Zulkarnaln, namun penyanyi yang pernah berduet dengan Anneth pemenang Juara 1 Ajang pencarian bakat cilik ini juga sempat merasakan kesulitan dalam proses rekaman.

“Aku sendirikan perlu penghayatan lebih untuk menjiwai lagu ini supaya orang yang mendengarkan dapat menerima pesan dari lagu ini,” tambahnya.

Untuk melengkapi single ini, sebuah video klip besutan dari Kece Production telah dipersiapkan. Berlokasi di Bandung, Marsha Zulkarnain merasa sangat senang bisa bekerja sama dengan team dari Kece Production.

“Ini pengalaman pertama yang menyenangkan membuat musik video bersama team dari Kece Production dan mood nya beda dengan single sebelumnya yang lebih ceria kalau ini kan mood nya leblh mellow,” papar Marsha.

Harapan Marsha Zulkarnain di single ini dapat memberikan dampak positif yang kini dibawah naungan PT. Musik Kece Indonesia dan bagi yang menikmati karya dari Marsha Zulkarnain dan tentu selalu ada ruang untuk musisi tanah air dalam berekspresi lewat karya karya terbaik mereka, Salam Musik Indonesia !ll » (FE)

iMusic

Stand Here Alone kolaborasi dengan Tresno Tipe X di single “Kura – Kura”

Published

on

iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”

Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.

Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.

Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.

Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.

Continue Reading

iMusic

Sundari Gasong luncurkan single “Sedih”

Published

on

iMusic.id – Setelah merilis single perdana berjudul “Ku Rindu” ciptaan Andri Ikola, penyanyi sekaligus penulis lagu Sundari Gasong kini memperkenalkan karya terbarunya bertajuk “Sedih” sebagai single kedua. Berbeda dari karya sebelumnya, lagu ini merupakan ciptaan Sundari sendiri.

“Penggarapan single kedua ini tidak jauh berbeda dengan proses single pertama. Aku tetap mempercayakan Debios Ikola sebagai Music Director dan Sis Akbar untuk proses mixing dan mastering. Aku juga tetap berdiskusi dengan kakak kandungku, Andri Ikola, hingga lagu “Sedih”  siap dirilis,” ujar Sundari Gasong.

Lagu “Sedih” pertama kali ditulis Sundari Gasong pada tahun 2009. Lagu ini mengangkat kisah tentang kesedihan seorang jomblo yang memendam perasaan cinta tanpa keberanian untuk mengungkapkan.

“Lagu ini sebenarnya dibuat untuk adik kelas aku, Mega F. Yohana, alumni SMAN 1 Boedoet Jakarta angkatan 2008. Terinspirasi dari seorang laki-laki yang dulu menjadi pemujanya,” tutur Sundari Gasong.

Dalam single ini, Sundari sengaja menghadirkan konsep musik yang sederhana, agar pendengar dapat lebih merasakan emosi sedih yang menjadi inti cerita lagu tersebut.

Single “Sedih” resmi dirilis pada 12 Desember 2025 di seluruh digital music platform. Sementara video musiknya akan menyusul dan direncanakan tayang di kanal YouTube resmi Sundari Gasong setelah proses produksi rampung.

Sundari juga menyampaikan pesan khusus kepada pendengar:

“Buat para jomblo, cobain deh dengerin lagu ini pas lagi sedih. Insya Allah sedihnya dapet.”

Continue Reading

iMusic

The Rain sambut ulang tahun ke 24 lewat single baru “Cerita Yang Tersimpan”

Published

on

iMusic.id – Setelah lebih 2 dekade bersama, 7 album studio dan sederet single lepasan, The Rain masih bertahan dengan formasi awal sejak berdiri pada tahun 2001. Indra Prasta (vokal, gitar), Iwan Tanda (gitar, vokal), Ipul Bahri (bass, vokal) dan Aang Anggoro (drum, vokal).

Akhir November 2025, beberapa minggu menjelang ulang tahun The Rain ke- 24, grup asal Yogyakarta ini merilis sebuah single baru berjudul “Cerita yang Tersimpan”.

“Salah satu cara kami bersyukur masih diberi umur dan tetap bersama selama ini adalah dengan berkumpul dan melahirkan karya baru, ini juga wujud terima kasih kami pada teman-teman yang menggemari lagu-lagu The Rain selama ini, pada para The Rainkeepers”, ujar Indra.

Dari balutan aransemennya, lagu anyar The Rain ini terdengar seperti mesin waktu yang membawa pendengar ke akhir dekade 80-an.  “Kami mencoba beberapa aransemen untuk lagu ini dan ternyata rasanya paling cocok dibawa ke era 80-an,” ujar Iwan.

Di studio, mereka bernostalgia mendengarkan lagu-lagu dari Richard Marx dan Def Leppard sebagai referensi saat mengerjakan aransemen lagu ini.

“Dulu saat remaja, kami memang tumbuh dengan lagu-lagu di era tersebut, jadi tak sulit untuk menghadirkan kembali nuansanya lewat lagu ini,” tambah Ipul.

“Dari sisi lirik, lagu ini bercerita tentang sebuah kesalahan, sebuah hubungan yang tak diakui terjadi. “Pelik deh.. hahaaa,” sahut Aang yang juga dipercaya untuk mengerjakan artwork single ini.

Cerita yang Tersimpan menjadi single lepasan ke-7 yang The Rain rilis setelah album “Mereka Bilang Kita Terjebak Bersama” dirilis pada 2022. Akankah di tahun 2026 nanti album ke-8 The Rain akan dirilis?

“Masih dikerjakan. Semoga segera,” tutup Indra.

Continue Reading