iMovie – Rowan Atkinson kembali lagi ke layar lebar, kali ini ia meneruskan cerita dari Johnny English sebelumnya, dimana ia sudah pensiun dari agen rahasia dan menjadi seorang guru di salah satu sekolah. Film Johnny English : Strikes Again ini rencananya akan di rilis pada 12 Oktober 2018 mendatang.
Namun karena markas agen rahasia mendapat serangan cyber dan data agen rahasia yang masih aktif pun rentan bocor ke publik, maka dimintalah Johnny keluar dari guru sekolah untuk menjadi agen rahasia lagi untuk menemukan siapa pelaku utama peretasan data rahasia tersebut. Ditemani rekan agen rahasia-nya Angus Bough (Ben Miller), Atkinson yang masih menggunakan cara lama untuk menuntaskan misi ini harus melawan penjahat-penjahat yang sudah memakai alat canggih.
Dalam Film ini pemeran tokoh Mr.Bean tersebut harus melalui banyak adegan berbahaya. Namun dengan caranya yang unik, aneh dan menyajikan aksi-aksi yang konyol, namun karena hal itu justru sering membuat Atkinson selamat dari beberapa ancaman berbahaya yang mengintai dirinya dan Angus hingga misi ini selesai.
Film yang diproduksi oleh Universal Pictures serta disutradarai oleh David Kerr, dibintangi oleh Emma Thompson, Olga Kurylenko, dan Jake Lacy.
iMusic.id – Industri film Indonesia kembali diramaikan dengan produksi film horor komedi terbaru “Warung Pocong” yang resmi memulai proses syutingnya. Film “Warung Pocong” ini menampilkan tiga komika berbakat, Fajar Nugra, Sadana Agung dan Randhika Djamil sebagai pemeran utama.
Disutradarai oleh BendoLt, “Warung Pocong” mengisahkan tiga pemuda, Kartono, Agus dan Makmur yang menerima pekerjaan di sebuah warung tanpa mengetahui bahwa mereka akan dijadikan tumbal.
Dengan premis yang menarik dan balutan humor khas para komika, film “Warung Pocong” ini diharapkan mampu menghadirkan pengalaman menonton yang menghibur sekaligus menegangkan.
“Film “Warung Pocong” ini menghadirkan konsep horor komedi dengan sentuhan humor khas dari para stand-up comedian yang terlibat. Kami ingin menghadirkan sesuatu yang tidak hanya menegangkan, tetapi juga membuat penonton tertawa di saat yang bersamaan,” ujar BendoLt.
Selain tiga komika utama, film ini juga didukung oleh jajaran aktor berbakat seperti Shareefa Daanish, Arla Ailani, Teuku Rifnu Wikana, Whani Darmawan dan Kiki Narendra. Fajar Nugra, salah satu pemeran utama, mengungkapkan antusiasmenya terhadap film ini.
“Sebagai komika, tantangan di film ini bukan hanya soal menghidupkan humor di tengah ketegangan, tetapi juga membangun chemistry dengan pemain lain agar komedi nya terasa natural. Saya yakin film ini nantinya akan memberikan pengalaman menonton yang seru bagi para penonton,” ujar Fajar.
Kehadiran Fajar Nugra, Sadana Agung, dan Randhika Djamil di layar lebar sebagai pemeran utama menjadi salah satu daya tarik utama film ini. Ketiganya dikenal memiliki gaya komedi yang unik dan telah memiliki basis penggemar yang kuat di dunia stand-up comedy.
Diproduksi oleh Entelekey Media Indonesia berkolaborasi dengan Tiger Picture, “Warung Pocong” dijadwalkan tayang di bioskop pada akhir 2025.
Dengan dimulainya proses syuting, antusiasme terhadap film “Warung Pocong” semakin meningkat. Para penggemar horor komedi dan stand-up comedy bisa menantikan kejutan-kejutan menarik yang akan dihadirkan dalam film ini.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai film Warung Pocong, ikuti perkembangan terbaru di akun media sosial resmi film ini @filmwarungpocong.
SINOPSIS
Tiga pemuda asal Jakarta, Kartono, Agus dan Makmur tengah terjerat dalam masalah finansial masing-masing. Saat kesempatan emas datang dalam bentuk lowongan kerja sebagai pegawai warung dengan gaji fantastis, mereka tak berpikir dua kali untuk menerima tawaran itu. Pekerjaan ini kemudian membawa mereka ke desa terpencil bernama Lali Jiwo. Di desa misterius ini, mereka mulai mengalami kejadian-kejadian aneh. Perlahan, mereka menyadari bahwa pekerjaan ini bukanlah jalan keluar dari masalah mereka, melainkan awal dari sebuah jebakan mengerikan. Siapa sebenarnya Kusno, pria tua yang membawa mereka ke desa ini? Apa rahasia di balik keberadaan desa Lali Jiwo? Bisakah mereka bertahan hidup dan keluar dari desa tersebut?
iMusic.id – Keras!! Tegang!! dan mencekam!!, begitulah Gambaran dari film terbaru Joko Anwar yang berjudul “Pengepungan di Bukit Duri” yang versi internasionalnya diberi judul “The Siege at Thorn High”. Film yang diproduksi olah Come and See Pictures bersama Amazon MGM Studios ini sarat akan adegan – adegan keras dengan makian – makian yang juga keras sepanjang film ini berlangsung.
Di produseri oleh Joko Anwar bersama Tia Hasibuan, film “Pengepungan di Bukit Duri” mengambil tema yang relevan tentang isu kekerasan dan urgensi pembenahan pendidikan Indonesia, menyangkut masa depan remaja Indonesia yang terjebak dalam situasi terpuruk. Bila disimak secara detail, film yang bergenre drama-thriller ini nampak sekali bahwa film ini juga terinspirasi dari peristiwa kelam 98 di tanah air.
Harus diakui setelah menyaksikan press screening film “Pengepungan di Bukit Duri” ini, harus diakui bahwa Joko Anwar yang juga bertindak sebagai penyunting gambar di film ke-11 nya ini berhasil menyajikan alur cerita yang enak diikuti penonton sekaligus mampu menghadirkan intensitas ketegangan dari awal hingga akhir secara konsisten.
Lewat latar yang dibangun oleh Dennis Susanto, dengan sinematografi yang diramu oleh kolaborator lama Joko Anwar, Jaisal Tanjung, serta musik yang digubah oleh Aghi Narottama, menjadikan film ini seperti membawa kita ke dunia di “Pengepungan di Bukit Duri” layaknya sebuah negara yang salah urus.
“Pengepungan di Bukit Duri” mengajak penonton untuk membuka pikiran kita tentang kekerasan, yang bisa dibicarakan dengan secara terbuka.
“Film ini bukan tentang masa lalu, tapi tentang apa yang terjadi ketika kita pura-pura lupa.” kata Joko Anwar,
“Kadang, yang paling menakutkan bukan kekerasan itu sendiri, tapi sistem yang membiarkannya tumbuh.” “Kami menghadirkan film ini dengan standar produksi tertinggi—karena cerita seperti ini layak disampaikan dengan sepenuh kualitas.” kata Tia Hasibuan.
“Kami memiliki komitmen yang kuat terhadap perilisan film di bioskop—dan bagi kami, “Pengepungan di Bukit Duri” adalah wujud nyata dari sebuah film yang berani dan pantas untuk ditonton banyak orang di layar lebar,” kata Darin Darakananda, Head of Central Scripted Series & Movies International Originals at Amazon MGM Studios.
“Kami bangga mendukung sutradara visioner seperti Joko Anwar dalam menghadirkan pengalaman tak terlupakan yang patut mendapatkan momentum perilisan layar lebar. “Pengepungan di Bukit Duri” mengangkat narasi yang bisa memantik diskusi bermakna di antara penonton Indonesia dan kami sangat senang melihat film ini mendapatkan semua pujian dan antusiasme yang memang layak didapatkan,” lanjutnya.
“Pengepungan di Bukit Duri” bercerita tengang kisah Edwin (Morgan Oey). Sebelum kakaknya meninggal, Edwin berjanji untuk menemukan anak kakaknya yang hilang. Pencarian Edwin membawanya menjadi guru di SMA Duri, sekolah untuk anak-anak bermasalah. Di sana, Edwin harus berhadapan dengan murid-murid paling beringas sambil mencari keponakannya. ketika akhirnya ia menemukan anak kakaknya, kerusuhan pecah di seluruh kota dan mereka terjebak di sekolah, melawan anak-anak brutal yang kini mengincar nyawa mereka.
Morgan Oey, yang memerankan Edwin mengungkapkan melalui film ini ia berharap penonton dan masyarakat Indonesia dapat menjadikan film ini sebagai medium untuk terapi. Isu-isu tentang kekerasan dan trauma di masa lampau, dapat dibicarakan dengan lebih terang.
“Selain membahas tentang ketidaksejahteraan profesi guru dan kekerasan remaja, film “Pengepungan di Bukit Duri” juga membahas tentang dampak dari diskriminasi yang terjadi, yang di film ini dialami oleh Edwin. Selama ini, kita dan bahkan negara tidak pernah acknowledge tentang dampak diskriminasi dan trauma yang dialami. Lewat peran ini, saya merasa ini juga menjadi bagian dari proses terapi. Isu dan permasalahan yang ada di film ini, akan sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Diskriminasi bukan saja rasial, tetapi juga adanya ketidakadilan sosial yang terjadi. Semoga film ini bisa menjadi pembuka banyak ruang diskusi dan bisa acknowledge satu sama lain,” kata Morgan Oey pemeran Edwin di film “Pengepungan di Bukit Duri”.
Film “Pengepungan di Bukit Duri” adalah produksi bersama studio Hollywood Amazon MGM Studios dan Come and See Pictures, yang menjadi kolaborasi pertama antara rumah produksi Indonesia dengan studio legendaris Hollywood tersebut. Akan tayang di jaringan bioskop Indonesia pada 17 April 2025.
Film ini dibintangi oleh Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Pitrashata Malasan, Endy Arfian, Fatih Unru, Satine Zaneta, Dewa Dayana, Florian Rutters, Faris Fadjar Munggaran, Sandy Pradana, Raihan Khan, Farandika, Millo Taslim, Sheila Kusnadi, Shindy Huang, Kiki Narendra, Lia Lukman, Emir Mahira, Bima Azriel, Natalius Chendana, dan Landung Simatupang.
Ikuti terus informasi terbaru dan perkembangan film “Pengepungan di Bukit Duri” di Instagram @comeandseepictures. Film “Pengepungan di Bukit Duri” tayang 17 April 2025 di bioskop! Tentang Amazon MGM Studios.
iMusic.id – Paragon Pictures bekerja sama dengan Ideosource Entertainment resmi merilis teaser poster dan trailer untuk film terbaru mereka, “Tak Ingin Usai di Sini” (TAKIS). Film yang dibintangi oleh Vanesha Prescilla dan Bryan Domani ini telah merampungkan proses syuting dan dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia pada 5 Juni 2025.
Disutradarai dan ditulis oleh Robert Ronny, “Tak Ingin Usai di Sini” menghadirkan kisah cinta yang manis namun menggetarkan emosi. Sebelumnya, Robert Ronny sukses dengan film “The Most Beautiful Girl in the World”, yang menjadi romcom nomor satu dan masuk dalam jajaran film top 4 global kategori Non-English Movies di Netflix.
Film “Tak Ingin Usai di Sini” mempertemukan kembali dua bintang muda papan atas, Vanesha Prescilla sebagai Cream dan Bryan Domani sebagai K. Mereka didukung oleh jajaran pemain berbakat, termasuk Davina Karamoy, Rayn Wijaya, Indian Akbar, Asha Assuncao, Jinan Safa, Anya Zen, Tanta Ginting, dan Rukman Rosadi.
Dalam teaser poster “Tak Ingin Usai di Sini” yang baru dirilis, Vanesha Prescilla dan Bryan Domani terlihat merayakan ulang tahun bersama, menciptakan momen hangat yang penuh makna. Sementara itu, teaser trailer menampilkan keduanya tengah berlatih mengucapkan janji pernikahan. Namun, pertanyaannya apakah janji suci itu untuk satu sama lain, atau ada orang lain dalam perjalanan kisah mereka? Akankah cinta mereka bertahan, atau justru menghadapi akhir yang tak terduga?
“Film “Tak Ingin Usai di Sini” mencoba membahas unsur paling penting dalam cinta tetapi bukan sesuatu yang populer untuk dibahas, terutama untuk gen z saat ini, yaitu pengorbanan. Chemistry Vanesha dan Bryan sangat luar biasa sehingga mereka benar-benar menjadi K dan Cream di film ini,” ujar Robert Ronny, penulis, sutradara, sekaligus produser film ini.
“Penyutradaraan Robert Ronny dalam film ini begitu menyentuh. Ini adalah film yang harus ditonton bersama orang yang kita cintai”, ujar Andi Boediman, eksekutif produser Ideosource Entertainment.
Film “Tak Ingin Usai di Sini” diproduksi oleh Paragon Pictures dan Ideosource Entertainment, dengan dukungan dari Netzme, KMIF, dan Legacy Pictures. Paragon Pictures sebelumnya sukses dengan film “Kuasa Gelap” dan serial “Culture Shock”, yang keduanya menduduki peringkat satu di Netflix dalam minggu yang sama bersama “The Most Beautiful Girl in the World”.
Ikuti informasi terbaru tentang film drama romantis ini melalui akun Instagram resmi @paragonpictures.id. Tak Ingin Usai di Sini segera hadir di bioskop 5 Juni 2025!