iMusic

“Normatif I: Seharusnya / Sepantasnya”, Narasi Pengkultusan Seorang Tokoh pada Album Konseptual Perdana dari “Normatif”.

Published

on

iMusic – Pengkultusan satu tokoh tak jarang jadi sumber masalah. Narasi tersebut kurang lebih jadi alur cerita dalam debut album duo / band asal Jakarta, Normatif, yang berjudul ‘Normatif I: Seharusnya / Sepantasnya’. Duo yang terdiri dari kakak-beradik Adri (gitar) dan Ical (vokal) merilis 8 track dalam balutan musik rock modern dengan sentuhan elektronik yang keseluruhan lagunya dapat di dengar di berbagai layanan musik digital mulai tanggal 28 April 2022.

Album ini merupakan sebuah album konseptual yang menghadirkan perspektif dualitas pada setiap lagunya. Lagu-lagunya menceritakan bahwa setiap peristiwa tidak selalu tampak seperti yang terlihat, semua orang bisa menafsirkannya secara bebas menurut perspektif mereka. Album ini didasarkan pada ideologi “Seharusnya / Sepantasnya” milik Normatif sendiri.

Album ini mengusung narasi perjalanan penobatan dari “sosok” yang ditetapkan menjadi “Mesias/Penyelamat Dunia”, dan permasalahan yang muncul di dalamnya. Setiap lagu adalah representasi dari masalah di dunia ini yang mengarah pada pengangkatan “Mesias“.

Terinspirasi dari bermacam musisi yang mengawinkan musik rock dengan sentuhan elektronik yang modern seperti Des Rocs, Grandson, hingga Rage Against The Machine, Normatif menyampaikan soal nilai-nilai yang menurut mereka adalah yang sepantasnya dalam balutan musik rock yang modern. Riff gitar berdistorsi dan bebunyian drum serta loop elektronik terdengar menyatu, ditambah dengan vokal Ical yang lantang menyuarakan lirik-lirik sarat nilai sosial. Pesan-pesan dalam album ini pun rencananya akan disampaikan dalam showcase yang akan dilaksanakan tanggal 14 Mei 2022 di Teater Salihara, Jakarta.

Album ini diproduksi oleh Normatif sendiri, mulai dari penulisan lirik, rekaman hingga mixing dan mastering. Setiap lagu diatur untuk dinikmati secara visual karena tiap lagu tersebut memiliki nuansa teatrikal. Normatif juga mengajak beberapa kolaborator dalam album debut mereka, seperti Nadine Adyla (di lagu Peristiwa Hutan Kota, Jesika, Ombang Ambing dan Seruan Yang Sama), Adam Febrian (di lagu Seruan Yang Sama dan Seharusnya/Sepantasnya), Ruth Golda (di lagu Menuju Utopia dan “Duckworth”). Album ini juga telah dirilis dalam bentuk CD pada Record Store Day Indonesia 2022, 23 April lalu.

“Pesan utama yang ingin kami sampaikan melalui album ini merupakan ideologi Seharusnya/Sepantasnya, dengan nilai nilai seperti, penyamarataan subjek dalam masalah duniawi, benar dan salah merupakan hal yang relatif, serta penobatan normatif menjadi yang seharusnya, yang sepantasnya” tutup Adri. (FE)

Exit mobile version