Connect with us

iMusic

OLLY OXEN, Kuartet dari Semarang, Di Album Terbarunya, “Mahiwal O’ Ndes”.

Published

on

iMusic – Kontemplasi berujung penemuan formula baru. Kuartet yang terdiri dari Gawank Kusumo pada drum, Yanuar Gemby pada gitar, Novelino Adam pada bass, dan Mere Nauval pada vokal, tidak pernah menduga bahwa salah satu poin penting di album Mahiwal O’ Ndes, adalah tercapainya lirik bahasa Indonesia.

Setelah Bad Mantra, EP pertama OLLY OXEN yang berisi 4 lagu berbahasa inggris – berhasil menjembatani tur keliling pulau jawa, pada tahun 2018. Novelino dkk. meyakini rampungnya sebuah album penuh adalah prioritas utama band yang terbentuk pada tahun 2016 ini. Keyakinan ini adalah langkah pertama yang mendasari perjalanan workshop dan produksi mereka sepanjang tahun 2019.

“Saya pikir album ini diusahakan, karena proses kreatif OLLY OXEN memberikan kepuasan terhadap masing-masing personel, jadi kita ingin memperpanjang umur kebersamaan kita. Dari latar belakang tersebut, lagu yang dihasilkan gagasan nya jadi lebih beragam, lagu ‘Novelino Says NO’ mungkin terdengar ‘berengsek’, lalu sekejap ke ‘Nyawa’ drastis menjadi introspektif. Itu karena kita menyerap satu tahun kehidupan beserta segala variabel yang menyertainya” Ungkap Gawank.

“Lagu ‘Mahiwal O’ Ndes’ dipilih sebagai judul album karena membuat banyak simpul oleh liriknya yang menyerap laku teks mantra. Lagu ini merekatkan album dengan karya kita yang lalu. Kalau Bad Mantra adalah mobil, Mahiwal O’ Ndes adalah Merk Spesifiknya. Mahiwal O’ Ndes merupakan gabungan dari dua bahasa, Jawa dan Sunda. Secara spirit menangkap iklim kolaboratif yang diyakini akhir-akhir ini. Dan seperti karakter mantra, kita menaruh harapan muluk bahwa album ini bisa menjadi tradisi lisan di kemudian hari” Ujar Mere, penulis lirik dan lagu.

Dari segi penjelajahan musik, album ini merupakan arena bermain tanpa aturan dengan selera yang terbentuk oleh karya mereka terdahulu. Olahan drum yang ikonik ala lagu-lagu rhythmic airplay, bersanding dengan dentuman bass yang melodius, ditutup oleh gitar dengan lick-lick blues tak beraturan yang dibalut sound fuzz modern racikan Gemby.

Album ini akan dirilis secara digital pada tanggal 14 februari 2020. Tersedia serentak di Spotify, iTunes, JOOX, dan platform digital lainnya. Untuk mengiringi peluncuran album ini, OLLY OXEN merilis satu lagu dalam bentuk video lirik yang berkolaborasi dengan seniman grafis dari Semarang, Andy sueb untuk lagu “Nyawa”, nomor pembuka yang bisa diakses di Youtube mulai tanggal 17 Januari 2020, kemudian disusul dengan single kedua berjudul “Jauhari” yang tayang di Youtube pada tanggal 8 Februari 2020. (FE)

iMusic

Stand Here Alone kolaborasi dengan Tresno Tipe X di single “Kura – Kura”

Published

on

iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”

Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.

Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.

Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.

Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.

Continue Reading

iMusic

Sundari Gasong luncurkan single “Sedih”

Published

on

iMusic.id – Setelah merilis single perdana berjudul “Ku Rindu” ciptaan Andri Ikola, penyanyi sekaligus penulis lagu Sundari Gasong kini memperkenalkan karya terbarunya bertajuk “Sedih” sebagai single kedua. Berbeda dari karya sebelumnya, lagu ini merupakan ciptaan Sundari sendiri.

“Penggarapan single kedua ini tidak jauh berbeda dengan proses single pertama. Aku tetap mempercayakan Debios Ikola sebagai Music Director dan Sis Akbar untuk proses mixing dan mastering. Aku juga tetap berdiskusi dengan kakak kandungku, Andri Ikola, hingga lagu “Sedih”  siap dirilis,” ujar Sundari Gasong.

Lagu “Sedih” pertama kali ditulis Sundari Gasong pada tahun 2009. Lagu ini mengangkat kisah tentang kesedihan seorang jomblo yang memendam perasaan cinta tanpa keberanian untuk mengungkapkan.

“Lagu ini sebenarnya dibuat untuk adik kelas aku, Mega F. Yohana, alumni SMAN 1 Boedoet Jakarta angkatan 2008. Terinspirasi dari seorang laki-laki yang dulu menjadi pemujanya,” tutur Sundari Gasong.

Dalam single ini, Sundari sengaja menghadirkan konsep musik yang sederhana, agar pendengar dapat lebih merasakan emosi sedih yang menjadi inti cerita lagu tersebut.

Single “Sedih” resmi dirilis pada 12 Desember 2025 di seluruh digital music platform. Sementara video musiknya akan menyusul dan direncanakan tayang di kanal YouTube resmi Sundari Gasong setelah proses produksi rampung.

Sundari juga menyampaikan pesan khusus kepada pendengar:

“Buat para jomblo, cobain deh dengerin lagu ini pas lagi sedih. Insya Allah sedihnya dapet.”

Continue Reading

iMusic

The Rain sambut ulang tahun ke 24 lewat single baru “Cerita Yang Tersimpan”

Published

on

iMusic.id – Setelah lebih 2 dekade bersama, 7 album studio dan sederet single lepasan, The Rain masih bertahan dengan formasi awal sejak berdiri pada tahun 2001. Indra Prasta (vokal, gitar), Iwan Tanda (gitar, vokal), Ipul Bahri (bass, vokal) dan Aang Anggoro (drum, vokal).

Akhir November 2025, beberapa minggu menjelang ulang tahun The Rain ke- 24, grup asal Yogyakarta ini merilis sebuah single baru berjudul “Cerita yang Tersimpan”.

“Salah satu cara kami bersyukur masih diberi umur dan tetap bersama selama ini adalah dengan berkumpul dan melahirkan karya baru, ini juga wujud terima kasih kami pada teman-teman yang menggemari lagu-lagu The Rain selama ini, pada para The Rainkeepers”, ujar Indra.

Dari balutan aransemennya, lagu anyar The Rain ini terdengar seperti mesin waktu yang membawa pendengar ke akhir dekade 80-an.  “Kami mencoba beberapa aransemen untuk lagu ini dan ternyata rasanya paling cocok dibawa ke era 80-an,” ujar Iwan.

Di studio, mereka bernostalgia mendengarkan lagu-lagu dari Richard Marx dan Def Leppard sebagai referensi saat mengerjakan aransemen lagu ini.

“Dulu saat remaja, kami memang tumbuh dengan lagu-lagu di era tersebut, jadi tak sulit untuk menghadirkan kembali nuansanya lewat lagu ini,” tambah Ipul.

“Dari sisi lirik, lagu ini bercerita tentang sebuah kesalahan, sebuah hubungan yang tak diakui terjadi. “Pelik deh.. hahaaa,” sahut Aang yang juga dipercaya untuk mengerjakan artwork single ini.

Cerita yang Tersimpan menjadi single lepasan ke-7 yang The Rain rilis setelah album “Mereka Bilang Kita Terjebak Bersama” dirilis pada 2022. Akankah di tahun 2026 nanti album ke-8 The Rain akan dirilis?

“Masih dikerjakan. Semoga segera,” tutup Indra.

Continue Reading