iMusic – Dalam relevansinya dengan situasi berat
yang sedang melanda saat ini, INLANDER memutuskan untuk merilis single
yang berjudul ‘The Real Weapon‘.
Single yang berlirik dalam bahasa
Inggris ini mempunyai tema mengenai ilmu pengetahuan yang menjadi senjata
sebenarnya dalam menghadapi pergolakan yang terjadi di dunia. Pergolakan yang
menjadi penjajahan satu pihak terhadap pihak lainnya. Dan hanya ilmu
pengetahuan yang bisa melawannya.
Pembuatan single yang keseluruhan take diambil di Darktones
studio di Cijantung ini dilakukan sejak sekitar awal tahun ini, di
mana recording dilakukan oleh Adria dan final mixing &
mastering oleh Radhit, gitaris INLANDER. Setelah melalui proses editing
dan mixing yang cukup banyak mendapat hambatan, akhirnya single ‘The Real
Weapon’ ini bisa diselesaikan beberapa waktu lalu.
Style bermusik dan sound akhir yang dihasilkan masih
belum banyak berubah dari karya sebelumnya, di mana salah satu karakternya
berupa ketukan drum yang menjadi ciri khas tetap jelas dimainkan. Begitupun
dengan departemen yang berhubungan dengan senar dan efek, masih mencermikan
kekhasan karya yang selama ini sudah dihasilkan. Adapun di departemen vokal,
gaya bernyanyi semi pidato masih dipertahankan.
INLANDER adalah Bani
(vokal & orasi), Firman (drum & vokal latar), Radhit (gitar), Tomio
(gitar bas). sekelompok pemuda yang bersepakat merapatkan barisan pada tahun 2001
karena kesamaan pandangan dan kepentingan dalam bermusik, menciptakan karya
seni suara dengan latar belakang karakter sound yang beragam dan
mengkombinasikannya ke dalam lagu.
Karakter musiknya meliputi
teriakan serak pada vokal, sambaran-sambaran cepat senar gitar, solo gitar yang
melodius, suara bass yang berat, pukulan ritmis dobel pedal pada dram. Semuanya
terangkum dalam suatu harmonisasi suara yang akhirnya menjadi karya dalam
bentuk lagu-lagu.
Nama
“INLANDER” diambil dari bahasa Belanda sebagai julukan untuk
kaum pribumi yang bermukim dan mendiami wilayah jajahan imperialis di Bumi
Nusantara, karena semua anggotanya berasal dari rakyat pribumi jelata.
Kata
yang berkonotasi negatif dan cenderung diskriminatif ini menjadi motivasi
sosial dan politis untuk menyuarakan slogan-slogan kesadaran dari suara-suara
kaum yang tertindas oleh warisan sistem kolonial yang nyatanya masih bercokol
di wilayah Nusantara hingga saat ini dalam bentuk perbudakan mental yang di
belakang layar mengendalikan seluruh aspek kehidupan rakyat jelata di seluruh
pelosok wilayah Nusantara dengan sadar atau dibawah alam sadar. Inilah yang
menjadikannya tema pada penulisan lirik yang
ditulis dalam Bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan juga bahasa Latin.
Panggung-panggung
pertunjukan yang pernah disinggahi tersebar di seantero Indonesia hingga ke
negeri jiran Malaysia, dari tahun 2002 sampai sekarang. Selain itu,
INLANDER meraih beberapa nominasi dan penghargaan dari insan musik Indonesia.
(FE)