iMusic – Terdiri dari 10 lagu termasuk “Vaselina”, “Look
At Me Now” dan juga “The Emo Song”, album ini menampilkan banyak
kolaborator mancanegara. Deretan nama yang ada pada album ini antara
lain rapper berdarah Latin-Amerika,
euro yang tampil pada “Vaselina”, rapper Amerika-KoreaTedPark di “Look At Me Now”, Sihk di “The Emo Song”, penyanyi Amerika
SerikatInayah dalam lagu “Go Get Dat B”, dan penyanyi asal ThailandPyra di lagu “Foreign”.
Album ini juga diproduseri oleh deretan produser ternama
seperti Roark Bailey (Summer Walker, Saweetie, Playboi Carti, Post
Malone), Omega (Iggy Azalea, Chloe x Halle, Big Freedia), Swede of
808 Mafia (Lil Wayne, DJ Khaled, Meek Mill, Gucci Mane), Cassius Jay
(Cardi B, Migos, Future, Justin Bieber), Max Ant (Warhol SS), SIHK (Rich
Brian, NIKI), Joff Wood (88Glam’s Derek Wise) juga Gerald (Weird
Genius) dan Mardial.
Bukan hanya dari segi musikalitas, 10 lagu dalam album “Can’t
Speak English” ini juga menunjukkan kepribadian Ramengvrl yang belum pernah
diperdengarkan dalam rilisan dia sebelumnya. Dua single yang Ramengvrl rilis
sebelumnya juga membuka percakapan di media sosial seperti “Look At Me Now”
yang sempat menuai kontroversi karena adegan Ramengvrl membakar ijazah kuliah
di video klipnya kemudian “The Emo Song” menyinggung isu kesehatan mental yang
datang dari perasaan gelisah dan depresi. Selain dari single yang memiliki
kolaborator, Ramengvrl juga memiliki beberapa lagu solo seperti “Let Em
Be”,”Shine”, ”Tsundere”, ”Blue Skies” dan lagu terakhir dari album ini “Can’t
Speak English”.
Kontras dengan judul albumnya sendiri, judul “Can’t Speak
English” bukan diartikan harfiah karena Ramengvrl jelas bisa berbahasa Inggris.
Namun makna dari judul album ini ingin menunjukkan bahwa setiap orang bisa
melakukan atau menjadi sesuatu yang diinginkan walaupun ada keterbatasan dan
juga halangan itu bukan berarti sebuah mimpi tidak bisa dicapai.
“Kita semua mungkin
tidak berbicara dalam bahasa Inggris awalnya, tapi itu bukan penghalang untuk
kita tetap berkarya. Kalian bisa menjadi siapapun yang kalian mau, jangan
sampai tekanan sosial ataupun keraguanmu sendiri menghalangi kalian mencapai
mimpi yang kalian cita-citakan,” tambah Ramengvrl.
Dirilis di bawah
naungan JUNI Records dan label asal Amerika Serikat, EMPIRE, album ini
merupakan karya Ramengvrl paling kohesif dan siap untuk membawa fenomena lintas
budaya ke seluruh penjuru dunia. Bercerita tentang pengalaman
pribadinya dan perjalanannya sebagai artis yang sedang memetakan industri
global dan tengah meraih mimpi. Bukan hanya mengukir jalan untuk rapper
Indonesia tapi Ramengvrl juga mencoba mengukir jalan untuk keseluruhan
rapper/musisi Asia.
“Saya senang akhirnya bisa mempersembahkan album ini ke
semuanya. Kisah perjalanan saya ada semua di dalam album ini dari apa yang telah
saya lewati, momen dimana saya senang dan juga momen dimana saya merasa sedih
terhadap hidup. Ini adalah sebuah album dimana orang akan mengenal saya lebih
dalam. Tapi di sisi yang lain saya sangat berharap album ini juga bisa menjadi
sebuah pegangan bagi yang mendengarkan. Saya yakin semua orang bisa relate
dengan kisah yang saya ceritakan lewat lagu-lagu pada album ini. Konsep dari
“Can’t Speak English” adalah kalian bebas untuk menjadi siapapun yang kalian
mau, dan kalian bisa membuat itu jadi kenyataan-embrace your identity and don’t
worry about making mistakes. Kita tentunya punya momen dimana kita ragu tapi
jangan sampai itu menghalangi kita dalam menggapai mimpi kita,” jelas Ramengvrl
mengenai album perdananya.
“Ramengvrl adalah aset global. Dia bermusik bukan hanya untuk
negaranya. Dia berbicara dari hati dan jiwanya mengenai pengalaman hidupnya,
dan setiap orang di belahan dunia maupun pasti pernah mengalami hal yang sama.
Dia adalah seorang wanita yang cerdas dan berbakat. Ketika dia datang ke Amerika
Serikat, dia langsung terjun ke studio! Setiap musisi dan produser yang bertemu
dengan dia bisa seketika jatuh cinta dengan ide dan lirik rap yang dia tulis.
Kami sangat bangga bisa bekerja sama dengannya dan kami sangat tidak sabar
untuk karya-karyanya selanjutnya,” bilang Tina Davis, Vice President
A&R Empire.
Dikenal dengan gayanya yang unik, straight-to-the-point, di
tahun 2018 Ramengvrl merilis “CA$HMERE” melalui Juni Records yang membawanya ke
level yang baru sebagai seorang rapper sampai memenangkan piala Anugerah Musik
Indonesia (AMI) untuk kategori karya produksi hip-hop/rap terbaik tahun 2019.
Sebelumnya di tahun 2016, Ramengvrl merilis “I’m Da Man” dengan Underground
Bizniz Club.
Di awal tahun 2019,
Ramengvrl merilis sebuah mixtape berjudul “No Bethany” yang memiliki lagu
seperti “what’s ur problem” dan juga “bad minah” yang menampilkan rapper muda
asal Malaysia, Hullera. Mixtape tersebut sekaligus rilisan Ramengvrl sebelumnya
memiliki niat untuk bisa mendorong semua orang untuk menjadi dirinya
sendiri-sebuah tema yang sederhana namun sesuatu yang Ramengvrl suarakan dengan
konsisten.
Pada September 2020 lalu, Ramengvrl mengumumkan dirinya tergabung di satu keluarga baru yaitu EMPIRE, sebuah label rekaman sekaligus distributor musik yang merilis beberapa nama besar antara lain Iggy Azalea, Tyga, Busta Rhymes, Snoop Dogg, XXXTENTACION, Anderson. Paak, Adam Lambert, sampai album perdananya Rich Brian “AMEN”. Kerjasama dan kesepakatan global antara EMPIRE, Juni Records, dan Ramengvrl, menjadikan hubungan ini ibarat satu keluarga besar yang siap menginvasi dunia. (FE)
iMusic.id – 9 tahun bukan umur yang singkat untuk sebuah grup musik elektronik yang beranggotakan Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard ini. Proses pendewasaan terjadi sepanjang perjalanan Weird Genius, mulai dari perubahan personil hingga genre musik yang dianut WG.
Setelah masuknya Roy Leonard di tahun 2023 akhir, Weird Genius merilis Catalyst, sebuah proyek idealis yang akhirnya mengantarkan AMI Award di tahun 2024 lalu untuk WG, melengkapi Lathi yang juga pernah dianugerahi AMI Award di tahun 2020.
Vakum tanpa rilisan original selama 1 tahun (2024)bukan terjadi tanpa perencanaan, Weird Genius memutuskan untuk menempa, mengasah, dan kembali memantapkan jati diri sebagai grup elektronik Indonesia lewat ratusan panggung, puluhan sesi workshop, dan komunikasi intens dengan fans. 2025 menjadi awal baru untuk Weird Genius, warna baru yang kini semakin dewasa. Rilisan pertama tahun ini adalah sebuah single yang berjudul Desire, tanggal 14 Februari 2025.
Hasil kontemplasi selama 1 tahun ini membuat warna musik Weird Genius sedikit bergeser namun tetap mempertahankan elemen pop dalam penulisan lagunya, karena pada dasarnya sejak awal Weird Genius terbentuk tidak pernah memisahkan antara hype dancefloor dan pop easy-listening vibe dalam lagu mereka.
Liriknya bercerita tentang obsesi mendalam seseorang merupakan kisah nyata dari salah satu personil Weird Genius, seperti lagu-lagu WG sebelumnya, interpretasi dibebaskan ke pendengar. Tempo cepat, sentuhan tipis hyper techno dan speed house four on the floor, vocal stutter, dan lead drop mengawang mengajak pendengar untuk tenggelam dalam atmosfer halusinasi, sambil memejamkan mata dan tersenyum.
Bukan aransemen yang kompleks, tapi Weird Genius meyakini itu yang terjadi dalam setiap grup musik yang sudah mengalami pendewasaan, semakin bertambahnya tahun, kesederhanaan menjadi elemen penting dalam lagu mereka.
Lagu “Desire” ini menjadi awal coretan Weird Genius untuk industri musik di tahun 2025 dan akan menyusul beberapa single berikutnya yang kemudian akan menuju sebuah EP yang juga sedang dipersiapkan. Weird Genius meyakini industri musik elektronik Indonesia membutuhkan warna baru, maka lewat lagu ini juga mereka meng- encourage seniman musik elektronik lain untuk tidak takut menentukan arah bermusik mereka, yang mungkin saja berbeda dengan trend yang saat ini sedang berlangsung.
Desire sudah bisa didengarkan di seluruh Digital Streaming Platform, maupun Social Media Platform.
Weird Genius berterima kasih kepada seluruh media dan radio yang berkenan memasukan rilisan Desire ini ke dalam radarnya. Silakan tag sosial media WG dan ketiga member agar bisa direpost. (FE)
iMusic.id – Ndarboy Genk kembali menghadirkan karya terbarunya melalui single berjudul “Blong” yang telah dirilis di seluruh platform streaming musik. Video musik “Blong” juga telah tayang di channel YouTube resmi Ndarboy Genk. Lagu ini menandai momen nostalgia bagi Ndarboy Genk dengan kolaborasi spesial bersama Hendra Kumbara, yang pernah menjadi gitaris Ndarboy Genk sebelum memulai solo kariernya.
“Blong” adalah lagu yang menceritakan ekspektasi berlebihan terhadap seseorang, namun akhirnya realita tidak sesuai dengan harapan. Kata “Blong” diambil dari istilah sehari-hari yang berarti tertipu atau berharap sesuatu yang tak tercapai. Daru Jaya, pencipta lagu sekaligus sosok di balik Ndarboy Genk, menjelaskan bahwa lagu ini terinspirasi dari pengalaman pribadinya saat berharap lebih dari seseorang yang ternyata hanya nyaman sebagai teman.
“Lagu ini juga saya ibaratkan seperti fenomena judi online, di mana banyak orang berharap menang besar tapi malah tertipu. Pesannya sederhana: jangan terlalu muluk-muluk dalam berharap,” ujar Daru.
Kolaborasi dengan Hendra Kumbara dalam “Blong” terasa spesial karena menggabungkan dua vokal utama dalam satu lagu. Selain itu, “Blong” juga menampilkan aransemen musik reggae, sebuah genre yang menjadi bagian dari perjalanan awal Daru ketika ia tergabung di band reggae Pingkel Standing di Semarang. Nuansa reggae dalam “Blong” membawa warna baru bagi musik Ndarboy Genk, yang selama ini dikenal dengan sentuhan dangdut khasnya.
Proses kreatif di balik lagu dan video musik
Lirik lagu “Blong” pertama kali dibuat dari bagian reff, sementara bridge-nya terinspirasi dari tren media sosial “ubur-ubur pecel lele”. Ndarboy Genk berharap, selain menjadi lagu hits, “Blong” juga dapat turut mempopulerkan pecel lele Lamongan di seluruh Indonesia dan mendukung para pedagang pecel lele agar semakin berkembang.
Video musik “Blong” disutradarai langsung oleh Daru Jaya dan dibintangi oleh King Abdi, sahabat lama Daru yang kini dikenal sebagai food vlogger, pengusaha kuliner, dan jebolan MasterChef Indonesia Season 10. Syuting video musik ini penuh dengan cerita unik. Salah satu insiden terjadi ketika kameramen utama mengalami ambeien mendadak, sehingga proses syuting sempat tertunda selama empat jam untuk mencari pengganti.
Selain itu, hidangan buatan King Abdi yang awalnya dianggap hanya untuk keperluan akting ternyata benar-benar lezat hingga membuat kru berebut mencicipinya.
“Kolaborasi di lagu ‘Blong’ ini menjadi momen nostalgia yang menyenangkan. Saya bisa bekerja sama kembali dengan teman-teman lama seperti Hendra Kumbara dan King Abdi. Semoga lagu ini membawa energi baru dan terus memberikan karya yang fresh untuk para Koboy, sebutan untuk Konco Ndarboy,” tutup Daru. (FE)
iMusic.id – Lagu “Elegi Esok Pagi” versi terbaru yang dibawakan oleh Ebiet G. Ade bersama putra-putranya, Adera dan Segara, sukses mencuri perhatian para pendengar.
Hanya dalam waktu singkat 3 hari setelah perilisannya, lagu ini berhasil menempati posisi #4 di trending music YouTube, membuktikan bahwa karya legendaris Ebiet G. Ade masih sangat dicintai lintas generasi.
Lagu ini bukan sekadar remake dari versi Ebiet G. Ade sebelumnya, tetapi sebuah persembahan istimewa yang mengusung makna mendalam tentang keluarga dan kerinduan.
Dengan aransemen yang lebih segar namun tetap mempertahankan nuansa emosionalnya, “Elegi Esok Pagi” versi 2025 menghadirkan kolaborasi harmonis antara Ebiet G. Ade, Adera, dan Segara “tiga generasi dalam satu alunan nada”.
Video musiknya juga memperkuat pesan lagu dengan kisah menyentuh tentang sebuah keluarga yang harus berpisah sementara karena tuntutan pekerjaan, tetapi akhirnya bisa kembali bersama. Visual yang hangat dan penuh emosi ini semakin mempererat ikatan para pendengar dengan lagu tersebut.
Terima kasih atas dukungan luar biasa dari para penggemar! Jangan lupa untuk menonton, menikmati, dan membagikan Elegi Esok Pagi kepada keluarga serta teman-teman yang juga merindukan karya-karya Ebiet G. Ade.