iMusic.id – Unit dream pop asal Sidoarjo, Drizzly, merilis sebuah single bertajuk “I Would Never” yang tidak lain merupakan lagu milik band pop asal Bandung, Mocca. Menjadi single pertama yang dilepas Drizzly setelah resmi menjadi roster dari Sun Eater, proyek ini memberikan tantangan bagi Manda (vokal), Moza (bass), Faye (gitar) dan Cilo (drum) untuk membawakan lagu tersebut dengan versi mereka sendiri.
“Kami rasa ini adalah salah satu proyek seru bagi Drizzly. Personally, band kami juga ada kiblat musik ke Mocca dan waktu ditawarkan proyek ini, kami bener-bener excited banget. Sebetulnya ada 2 lagu yang jadi pilihan untuk kami aransemen yaitu “I Think I’m in Love” dan “I Would Never”. Akhirnya kami jatuhkan pilihan ke opsi kedua karena merasa lagu ini cocok ke karakter musik kami,” ungkap band yang telah memiliki 1 EP dan 1 split EP tersebut. Lagu ini juga dipilih sebagai penghormatan (homage) kepada Mocca, sekaligus merayakan anniversary dari album “Friends” yang menginjak usia 20 tahun di 2024.
Berbeda dengan versi originalnya yang didominasi petikan gitar akustik, “I Would Never” versi Drizzly kental dengan nuansa dream pop lengkap dengan melodi gitar elektrik dan basuhan reverb tebal yang bergelayut di sepanjang lagu. Tidak ada kesulitan bagi warna vokal Manda yang manis untuk melebur di lagu yang sudah berusia 2 dekade ini. Sebagai kejutan, Arina Ephipania dari Mocca juga berkolaborasi dengan menyumbang vokalnya dalam proyek ini. Band yang debut di tahun 2022 ini mengaku ada rasa kekhawatiran dalam menggubah lagu milik Mocca. Namun semua ketakutan itu sirna ketika mereka memperdengarkan demo “I Would Never” versi dream pop kepada para personil Mocca dan mendapatkan persetujuan langsung.
“Sebetulnya kita deg-degan takut ada revisi mayor, tapi rupanya teh Arina & kak Riko langsung suka. Mereka ngiranya Drizzly tuh band Bandung pas pertama denger, dan meskipun berbeda domisili, rekaman berlangsung lancar dengan part kami direkam di Trek House Sidoarjo dan Teh Arina merekam partnya sendiri di Bintaro,” ungkap Drizzly. Diproduseri oleh Drizzly & Dennis Ferdinand, lagu ini juga dibawakan perdana secara live pada showcase roster Sun Eater yakni “Here Comes The Sun” yang diadakan di Bali tanggal 7 Juli 2024 silam.
Single perdana di bawah naungan Sun Eater ini menjadi lembaran baru dalam karir bermusik Drizzly yang sebelumnya tidak tergabung dalam label manapun.
“Semua ini berawal dari perkenalan kami dengan Mas Dennis yang gak lain adalah A&R Sun Eater yang waktu itu lagi dinas ke Sidoarjo. Kami seneng banget dia noticeband ini dan tertarik untuk ngajak gabung ke Sun Eater. Sejak itu kami banyak ngobrol dan meeting dengan Mas Dennis dan Mas Kukuh tentang seluk beluk industri musik,” lanjut Drizzly.
Kesamaan visi keduanya siap membawa karir Drizzly untuk berkembang lebih jauh.
“Kami ingin memulai perjalanan karir musik kami lebih serius dan tertata. Kami berharap langkah kami ini bisa jadi gerbang untuk membuka banyak kesempatan lain dan #StartNewJourney,” tutup mereka.
Ke depannya, kuartet dream pop ini masih menyimpan beberapa rencana untuk menyemarakkan rilisan ini. Sementara itu, “I Would Never” sudah bisa dinikmati di berbagai layanan streaming digital per tanggal 18 Juli 2024!
iMusic.id – Dua solois asal Semarang, Dipaaa dan Leni Ibrahim baru saja merilis single kolaborasi bertajuk “So What If It’s Not Jakarta”. Diluncurkan sejak R7 Juli 2025 di semua platform streaming music, musisi elektronik independen Dipaaa berkolaborasi dengan vokalis Leni Ibrahim dalam single terbaru mereka tersebut.
“So What If It’s Not Jakarta” adalah sebuah track elektro penuh warna yang merekam semangat dan dinamika kota Semarang dari Dipaaa. Dengan beat yang enerjik dan vokal dreamy dari Leni Ibrahim, lagu ini menjadi semacam pernyataan : Jakarta bukan satu-satunya pusat kreativitas.
Single ini terinspirasi oleh aliran electro-pop asal Jakarta, White Chorus, yang dikenal dengan gaya synth-layered dan nuansa nostalgia-nya. Pengaruh itu terasa di produksi lagu, tapi tetap dibalut dengan identitas Semarang yang kuat dan orisinal lewat visi Dipaaa dan Leni Ibrahim.
“Awalnya ini project iseng banget, Cuma nyari kegiatan aja, Tapi lama-lama kok lagunya jadi asik, akhirnya kami seriusin dan rilis aja.” Jelas Dipaaa.
Dengan lirik yang secara halus menantang cara pandang yang terlalu Jakarta-sentris, “So What If It’s Not Jakarta” mengajak pendengar untuk membuka mata bahwa kota-kota lain seperti Semarang juga punya kultur, punya keramaian, dan punya karakter sendiri yang layak dirayakan.
Single ini telah didengarkan di semua platform musik digital mulai tanggal 7 Juli 2025. Nyalakan lagunya. Rasakan kotanya. Semarang juga punya cerita.
iMusic.id – Di usianya yang menginjak 15 tahun ini, Neola J. memberanikan diri melangkahkan kaki di kancah musik Indonesia dengan merilis single “Cukup Hadirmu”
Neola J., penyanyi muda berbakat dari Semarang, secara resmi meluncurkan single perdananya yang berjudul “Cukup Hadirmu”. Single ini menjadi langkah awal Neola J. dalam menapaki kariernya di kancah musik Indonesia kepada khalayak melalui karya orisinalnya di bawah label PAS (Produksi Alit Sinyo).
Lagu Neola J. “Cukup Hadirmu” digarap oleh Alit Sinyo, seorang musisi dan produser yang menangani seluruh proses produksi, mulai dari penulisan lagu, aransemen, hingga mixing dan mastering.
Dengan karakter suara yang sengau dan husky voice yang khas, Neola J. membawakan lagu yang mengisahkan makna kehadiran seseorang yang mampu menjadi cahaya, pendukung, dan sumber kasih sayang di tengah kesepian dan ketidaksempurnaan hidup.
“Ini merupakan ungkapan terima kasih yang teramat dalam tentang kehadiran seseorang yang begitu berarti dalam hidup. Bisa untuk orangtua, anak, sahabat, pasangan, atau siapa pun itu,” ujar gadis remaja yang energik dan ceria ini.
Dalam proses kreatifnya, Neola J. turut terlibat aktif sejak awal. Ia mengungkapkan keinginannya untuk membawakan lagu yang sederhana, jujur, tetapi penuh makna, yaitu tentang sosok yang kehadirannya saja sudah cukup untuk memberi arti dalam hidup. Alit Sinyo kemudian mewujudkan ide tersebut ke dalam komposisi musik yang hangat, dipadukan dengan lirik yang mengalir penuh emosi.
Proses rekaman vokal dalam single ini dibimbing oleh Gendonesia, seorang vocal director berpengalaman, yang membantu Neola J. menemukan warna vokal alaminya sekaligus memperkuat sisi emosionalnya.
Tak hanya fokus pada produksi musik, penggarapan video klip untuk lagu ini juga dilakukan dengan serius. Kenomi berperan sebagai executive producer, memberikan dukungan penuh, baik dari sisi musik maupun video. Sementara itu, Dani Racman yang dipercaya sebagai videographer dan editor untuk video klip, berhasil menangkap momen-momen emosional dan kehangatan yang menjadi esensi lagu ini.
Melalui “Cukup Hadirmu”, remaja yang saat ini duduk di kelas 9 Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini berharap lagu ini dapat menjadi teman bagi mereka yang pernah merasa sendiri, mengingatkan bahwa kehadiran seseorang yang tulus mampu menjadi sumber kekuatan yang sangat berharga.
Ia juga berharap, lagu ini menjadi awal dari perjalanan panjangnya di industri musik, serta menjadi karya yang bisa dinikmati dengan sepenuh hati. “Cukup Hadirmu” kini sudah bisa didengarkan di berbagai platform musik digital (Spotify dan YouTube). Semoga single ini menjadi awal penanda baik eksistensi Neola J. di dunia musik dalam menghasilkan karya-karya yang berkualitas untuk selanjutnya. Mari kita nantikan!
iMusic.id – GIGI resmi merilis single terbaru berjudul “Menari-nari”, sebagai langkah awal menuju peluncuran album penuh mereka yang akan datang, “Forever In The Air”. Single ini menjadi penanda kembalinya GIGI dengan warna musik yang segar namun tetap mengakar pada identitas mereka yang sangat kuat.
Sebagai pelengkap, Menari-nari juga hadir dalam bentuk video lirik bernuansa metropolitan dengan visual yang memberikan interpretasi artistik dari pesan lagu tersebut. Rilisan terbaru GIGI ini lahir dari semangat Armand, Budjana, Hendy, dan Thomas untuk kembali meramaikan industri musik Tanah Air dengan warna yang lebih segar dan relevan.
Lewat single ini, GIGI ingin menghadirkan sesuatu yang baru tanpa meninggalkan ciri khas mereka, sekaligus menjangkau generasi pendengar yang lebih luas, baik para penggemar setia maupun kalangan muda yang mungkin baru mengenal karya-karya GIGI. Harapannya, lagu ini bisa menjadi jembatan antara lintas generasi dan memperkuat eksistensi GIGI di panggung musik Indonesia. Selama ini GIGI dikenal dengan karakter pop-rock yang kuat dan aransemen musik yang kompleks.
Lewat single Menari-nari, mereka menghadirkan pendekatan baru yang lebih sederhana dan segar. Tanpa meninggalkan jati diri musikal mereka, GIGI menyuguhkan warna yang lebih ringan namun tetap penuh makna, sebagai bagian dari evolusi dalam perjalanan musik GIGI.
Dalam proses kreatif pun banyak variasi dan perubahan. Workshop lagu ini pertama kali digarap di Puncak, dengan aransemen yang lebih cepat dan nada yang berbeda. Namun seiring waktu, ritmenya diperlambat, disesuaikan agar lebih seimbang. Part-part baru bermunculan, termasuk keinginan untuk menambahkan solo Hawaiian atau harmonika. Tapi akhirnya, diputuskan: biarlah ini jadi lagu Gigi yang utuh berempat, apa adanya.
Bahkan solo gitar yang tadinya hanya “guide” untuk sementara, dibiarkan tetap hidup hingga proses mixing terakhir. Karena seperti masa lalu, kadang hal yang tak direncanakan justru paling layak untuk dibiarkan tinggal.
Single terbaru Gigi “Menari-nari”, kini bisa didengarkan hari ini di layanan digital streaming platforms seperti Spotify, Apple Music, Deezer, YouTube Music dan lain-lain.