iMusic – Satu buah karya yang menakjubkan kembali disajikan oleh Lyodra yang kali ini berkolaborasi dengan musisi andal, Andi Rianto. Kolaborasi keduanya menghasilkan karya terbaru dari hasil remake lagu lawas berjudul ‘SangDewi’.
Untuk kamu ketahui, lagu ‘Sang Dewi’ merupakan original song dari ciptaan Andi Rianto bersama dengan Titi DJ, yang sekaligus penyanyi untuk lagu yang dirilis pada 2001 silam lalu.
“Lagu ini tuh menceritakan tentang seorang perempuan yang menemukan cinta sejatinya, walaupun si pria ini bukan dewa tapi dia sudah membuat perempuan ini merasa menjadi sang dewi,” ujar Andi Rianto menceritakan tentang kisah dari lagu tersebut.
Tentunya, di single remake ini Andi Rianto selaku produser sekaligus arranger ingin memberikan warna baru dalam nuansa aransemennya, dengan mempertimbangkan karakter vokal dari Lyodra.
Dan benar saja, ‘Sang Dewi’ versi terbaru ini untuk departemen suaranya diaransemen dengan begitu apik dengan melibatkan Budapest Scoring Orchestra dalam memberikan nuansa musik yang super megah.
Musik pop yang apik, dipadukan dengan suara berbagai instrumen sebuah orkestra menjadikan kesatuan yang luar biasa dari sebuah karya. Extraordinary vibes!
Melakukan remake lagu yang sebelumnya memang sudah memiliki kualitas baik memang tidak mudah. Baik Lyodra maupun Andi Rianto mengakui bahwa ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam proses produksinya, walau akhirnya hal itu dapat diatasi dengan sangat apik oleh keduanya.
Bagi Andi, mencocokkan karakter vokal Lyodra dengan lagu menjadi salah satu yang paling utama. “Mencocokkan karakter lagu dengan karakter vokal Lyodra adalah salah satu tantangannya, namun saya yakin Lyodra punya kemampuan teknis yang tinggi, dengan kemerduan suaranya saya yakin dia bisa menaklukkan aransemennya. Yang penting buat saya, walaupun dengan aransemen berbeda, esensi lagunya harus utuh seperti sebelumnya,” tegas Andi menjelaskan.
Sementara, Lyodra mengaku sejak awal ia sudah menemukan tantangan berat untuk merepresentasikan lagu ini yang sudah melekat dengan karakter vokal Titi DJ. Namun begitu, Lyodra merasa tantangan itu yang membuatnya terpacu untuk menyajikan yang terbaik di lagunya.
“Ini lagu sulit banget, karena notasinya susah, kedengerannya aja mungkin gampang, tapi saat dinyanyikan susah banget. Improve dan vibes-nya kan harus baru, terus range vokalnya juga luas, nadanya juga tinggi. Menariknya, karena susah untuk dinyanyikan, tapi setelah selesai puas banget, dan keren banget, aransemennya juga megah banget, super grande,” tegas Lyodra.
Ditarik ke belakang sedikit, awal cerita dari kolaborasi ini dikarenakan beberapa kali kerja sama antara keduanya dalam berbagai event, menjadikan baik Andi Rianto dan Lyodra memiliki chemistry yang kuat untuk menghadirkan suatu karya bersama.
Dari situlah, spontanitas terjadi untuk melakukan remake lagu ‘Sang Dewi’ yang telah melegenda tersebut. Setelahnya, berlanjut ke workshop hingga proses rekaman yang tidak banyak memakan waktu.
“Sebenarnya spontan aja sih, ketemu beberapa kali di beberapa event, terus ngobrol-ngobrol kayaknya seru ya kalau bisa kolaborasi, akhirnya yaudah jadi deh,” cerita Lyodra.
“Dari awal saya punya ide remake lagu ini, hanya ada satu nama di benak saya yaitu Lyodra. Saya udah pernah kerja sama dengan dia, dan saya merasa cocok lagu ini dibawakan sama dia dengan caranya sendiri,” kata Andi menambahkan.
Tidak hanya dirilis dalam bentuk audio saja, single “Sang Dewi” ini juga dikeluarkan dalam bentuk musik video, baik itu video lirik maupun video klip. Upie Guava ditunjuk sebagai sutradara di musik video ini.
Lyodra mengatakan bahwa ini merupakan musik video yang paling terkonsep sejauh ia terlibat dalam pembuatan musik video. Semua set pengambilan gambar dilakukan full indoor di studio dengan menggunakan teknologi yang keren banget.
“Ceritanya kayak aku di sini tinggal di duniaku, dan aku ajak cowok itu untuk tinggal di duniaku, untuk menyembuhkan rasa luka aku. Tapi ini keren banget pokoknya hasilnya,” tutur Lyodra.
Rasa kagum akan pembuatan musik video juga dirasakan oleh Andi Rianto. Ia mengaku terpukau dengan set pengambilan gambar, yang menurutnya sangat visioner.
“Teknologinya keren banget, saya merasa terpukau dan amaze dengan setnya, pengambilan gambarnya. Upie Guava dan tim sangat visioner, saya sangat puas,” ujarnya.
Dengan dirilisnya versi terbaru dari “Sang Dewi”, baik Lyodra maupun Andi Rianto berharap lagu ini dapat memberikan warna baru dan menjangkau lebih luas lagi para penikmat musik terutama generasi muda.
“Ini suatu kerhormatan untuk nyanyi lagu “Sang Dewi” yang dibawakan oleh salah satu penyanyi terbaik Indonesia, Titi DJ. Semoga banyak yang suka dan mendengarkan, juga bisa memberikan warna baru untuk lagunya,” tutup Lyodra.
Jadi, tunggu apalagi. Langsung saja dengarkan lagu “Sang Dewi” versi terbaru ini di semua platform layanan musik digital kesukaan kalian. Tonton juga musik videonya di akun resmi YouTube Lyodra dan Universal Music Indonesia. Jangan lupa like, comnent, and share! Enjoy! (FE)
iMusic.id – The Speakers luncurkan single kedua yang berjudul “Doa Itu Arah”. Lagu yang diproduksi sejak 2024 lalu ini merupakan kelanjutan setelah sebelumnya mereka terlibat di proyek kompilasi “Ska Revolution: The Journey Continues”.
Sebenarnya lagu “Doa Itu Arah” ditulis oleh Donny, gitaris The Speakers sejak saat pandemi melanda empat tahun silam. Dalam lagu ini terkandung makna, agar kita selalu berpikiran positif dalam menghadapi kondisi apapun dan lekas bangkit! karena masih ada hari esok.
Lebih jauh lagi The Speakers menganggap doa bisa di ibaratkan sebuah petunjuk, untuk kita menentukan arah atau langkah. Besar harapan kami, setiap untaian baitnya bisa menjadi penyemangat, dan membuat kita senantiasa terikat pada nilai-nilai spiritual.
Dalam video klipnya, The Speakers berkolaborasi dengan beberapa kolaborator seperti Denny Frust, Dome aka Mr Rumput dari D’Jenks dan Romi vokalis dari Romi and The Jahats, yang ikut menambah seru lagu “Doa Itu Arah” dari The Speakers.
Saat ini The Speakers beranggotakan Ole (vokal), Hendro (Vokal), Donny (Gitar), Rully (Gitar), Bapakay (Bass), Kari (Drum), Dina (Trumpet), Rendy (Trumpet), Sony (Trombone) dengan additional player : Ibow (Drum), Ate (Gitar), Ismar (Keyboard), Taufiq (Trumpet).
iMusic.id – Rocker Kasarunk (RK) band yang terbentuk sejak 2010 oleh salah satu dedengkot grup Element, Ferdy Tahier, kini tengah menyiapkan album baru. Album penuh ini direncanakan akan berisi 10 lagu yang sudah termasuk dua single mereka sebelumnya “I Want To” dan “Forever Now And Then” yang sudah beredar pada akhir 2024 dan awal 2025.
“Ada 4 lagu bahasa Inggris di album ini nantinya, salah satu lagunya kita beri judul “Lost Without You”. Untuk judul album ini rencananya kami beri judul “Pop Rock Wave”, karena memang konsep sebagian besar lagunya sendiri adalah pop rock,” kata frontman Rocker Kasarunk, Ferdy Tahier saat ditemui di 58 Concert Room studio di bilangan Pejaten.
Uniknya, untuk album terbaru Rocker Kasarunk ini tidak ada lagu andalan atau fokus track seperti umumnya album dari band dan solois jaman sekarang saat merilis album. Kok bisa?
“Nggak ada, karena kami anggap semuanya adalah lagu andalan, bahkan rencananya setelah kelar semuanya akan dibuat musik video (MV) atau video lirik,” tandas Ferdy yang punya angan – angan mau bikin lagu disco bernuansa new wave 1980 an seperti A-ha, Baltimora (Tarzan Boy) atau Duran Duran untuk konsep musik Rocker Kasarunk kedepan.
Dari bocoran materi lagu yang sempat di perdengarkan Ferdy, nampaknya album terbaru Rocker Kasarunk ini akan menyajikan vibe musik era 80an dengan mengkolaborasikan sound pop ala band – band eropa dan hentakan rock band amerika seperti Toto dengan beat yang bisa berubah – rubah pada pattern lagunya, dan ini jarang dilakukan oleh band – band lain.
Selain ada lagu berbahasa Inggris, dalam album Rocker Kasarunk juga melibatkan beberapa musisi lain seperti Robby Funky Kopral dan Bram Panca Prialagi atau akrab dipanggil Panca saja. Kalau Robby sudah dikenal masyarakat umum sebagai drummer Funky Kopral, Panca adalah jebolan peserta acara reality show “Penghuni Terakhir season 6” di ANTV yang bertahan sampai dengan 10 besar. Selain itu Panca pernah menjadi anggota Kuetart band bersama dengan Tommy (gitar / Garux), Ibank (bass / Element) dan Oddy (drum / Modulus).
Menurut pengakuan Ferdy dan teman – teman, album baru Rocker Kasarunk ini direncanakan segera selesai sebelum pertengahan tahun 2025.
“Bulan Mei sudah mixing dan mastering, ini ada juga lagu yang masih kosong liriknya, baru jadi lagunya saja. Kira-kira sampai sekarang sudah sekitar 70 persen materinya sudah selesai,” jelas aditia Sahid a.k.a Acoy gitaris RK.
Keinginan kuat Rocker Kasarunk membuat album ini selain jadi cara untuk mengekspresikan diri juga untuk memperbanyak materi lagu panggung.
“RK sering dapat tawaran manggung sekitar satu jam, masih terasa lagu-lagu kita sendiri kurang banyak. Biasanya disiasati dengan lagu cover. Ke depannya kami nggak mau seperti itu,” jelas Ferdy.
Selain bakal dirilis secara full album dengan format digital, Rocker Kasarunk yang masih mempercayakan perilisannya pada AFE Records punya beberapa rencana lain,
“Ada juga sih keinginan album terbaru ini dibikinkan rilisan fisik berupa vinyl atau piringan hitam. Ayo aja, asal mood lagi bagus,kita mengalir saja, nggak mau terlalu muluk – muluk”, kata Ferdy.
Rocker Kasarunk mengalami perkembangan semakin jauh sejak mereka terbentuk pada 2010, salah satunya dengan menambah pemain kibor, seluruh personil RK mengakui ada perbedaan dari karya sebelumnya.
“Album RK Kali ini terasa lebih melodius, beda dengan album sebelumnya yang kental dengan komposisi musik rock n roll”, tambah Christian dan Ricky selaku Bas dan dramer RK.
Sedikit bocoran grup yang kini beranggotakan Ferdy Tahier (vokal), Ricky Rahmadi (bas), Aditia Sahid / Acoy (gitar), Robby Hasibuan (kibor) dan Christian Wibisono (dram) tengah menyiapkan lagu baru yang mengisahkan tentang fans mereka. Baik,kita tunggu saja ya!
iMusic.id – Musisi independen asal Indonesia, Rickyeck, merilis single terbarunya berjudul “Futile (Don’t Come Closer)” pada tanggal 12 April 2025. Karya ini akan tersedia di seluruh platform streaming digital seperti Spotify, Apple Music, YouTube Music, dan lainnya.
Dengan latar musik indie folk yang kental, lagu ini menjadi refleksi emosional Rickyeck tentang kebutuhan untuk menjaga jarak dalam hubungan, meskipun masih ada cinta yang tertinggal. Juga sebuah kekecewaan besar akan kesia-siaan didalam sebuah pengharapan. Setelah melalui effort yg luar biasa. Sehingga, menimbulkan penolakan ketika ada yang ingin mencoba mengetuk hati lagi.
Futile (Don’t Come Closer), menyuarakan dilema antara perasaan yang belum padam dan keputusan rasional untuk tidak terjebak lebih dalam. Sebuah Balada Keheningan Emosional Mengandalkan gitar akustik yang hangat dan atmosfer minimalis yang kontemplatif, Rickyeck menghadirkan ruang dengar yang intim.
Vokal Rickyeck disampaikan dengan penuh nuansa personal, menyentuh sisi emosional terdalam dari setiap pendengar. Lagu ini tidak hanya sekadar musik, tetapi juga pengalaman batin seperti membaca sepucuk surat yang tak pernah terkirim.
“Don’t come closer… I’m feeling tired…” kutipan lirik dari single Futile (Don’t Come Closer) Langkah Menuju Pendengar Global Dalam karyanya kali ini, Rickyeck memilih untuk menulis lirik berbahasa Inggris sebagai bentuk keterbukaan terhadap audiens global.
“Gue pengen musik ini bisa dinikmati lebih luas. Bahasa Inggris jadi jembatan untuk menembus batas, supaya pesan emosinya bisa sampai ke siapa pun, di mana pun mereka berada,” ungkap Rickyeck.
Keputusan ini juga merupakan bagian dari visinya di tahun 2025 untuk memperkenalkan karya musik nya ke dunia internasional melalui pendekatan yang personal namun universal.
Diproduksi Secara Independen di Jakarta Futile (Don’t Come Closer) diproduksi secara mandiri oleh Rickyeck di studio pribadinya, Rickyeck Music Workspace (RMW), Jakarta. Ia mengerjakan seluruh proses mulai dari penulisan, aransemen, rekaman, mixing hingga mastering secara independen. Hal ini memperkuat identitasnya sebagai musisi DIY (Do It Yourself) yang tidak hanya fokus pada musikalitas, tetapi juga pada esensi artistik dan kejujuran produksi.
Desain visual dan artwork single ini juga digarap sendiri oleh Rickyeck, menampilkan estetika yang selaras dengan tema lagu, sepi, penuh ruang, dan melankolis.
Rickyeck adalah musisi, produser, penulis lagu, dan sound engineer independen asal Jakarta. Aktif di dunia musik sejak lebih dari satu dekade, ia dikenal sebagai sosok serba bisa yang mengeksplorasi beragam genre mulai dari rock, folk, elektronik, hingga instrumental. Selain aktif merilis karya solo, Rickyeck juga menjadi session player guitaris pada beberapa band-band Indie lainnya, serta mengelola Rickyeck Music Workspace (RMW), sebuah ruang produksi kreatif yang menangani proyek musik, desain, dan konten digital.