iMusic.id – Rock Legends Festival 2024 tinggal menghitung hari. Jakarta akan jadi titik pertama terselenggaranya festival dengan line up musisi rock legendaris lokal yang hangat di telinga sejak tahun 1980-an. Sebelum berpesta di hari Sabtu (31/08) nanti, Rabu (28/08) kemarin diselenggarakan Press Conference Rock Legends Festival 2024 yang bertempat di Anjungan Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat.
Dipandu oleh Ferdy ‘Element’, bincang-bincang seputar event tersebut diisi juga oleh Uyung Rommy atau yang akrab disapa Papih Uyung selaku Project Manager dari event Rock Legends Festival 2024 , juga ada Erika Selviana dari pihak TMII, dan Eet Sjahranie ‘Edane’ sebagai perwakilan dari legends yang akan tampil.
Sebagai Project Manager, Uyung mengatakan kalau event ini sengaja dibuat sebagai sarana nostalgia pada musik-musik rock ‘jadul’ yang biasa menemani telinga sejak tahun 1980-an. Ia juga mengatakan kalau penulisan lirik, aransemen musik, dan hal-hal lain dari musik lama begitu longlast dan masih hangat didengarkan sampai kapanpun.
“Coba nanti para Gen Z nonton dan bandingkan sendiri perasaan mendengarkan musik jadul. Pasti ada kesan tersendiri dibanding dengerin musik zaman sekarang, musik zaman dulu tuh lebih berkesan dan nempel di ingatan meski udah didengerin berkali-kali.” Ujar Uyung.
Ketika disinggung mengenai alasannya membuat sebuah festival dengan format roadshow ke lima kota, Uyung menjelaskan kalau dirinya ingin mengajak banyak orang bernostalgia dan tidak terpusat di satu kota saja.
“Kalau masalah profit, saya pastikan sekarang, setelah lima kota ini pasti tidak akan profit. Tapi gak apa-apa, yang penting semuanya senang. Kapan lagi kita bisa menyaksikan para legend main di satu panggung yang sama sekarang.” Tambahnya.
Di tengah obrolan, muncul juga Ian Antono ‘Godbless’ yang ikut bercerita tentang kesannya tampil di Rock Legend Festival 2024. Ian dan Eet sebagai perwakilan dari legenda musik rock Indonesia menyambut baik digelarnya Rock Legends Festival.
Selain hadirnya nama-nama besar lain seperti Grassrock, Ikang Fawzi atau Powerslaves , Rock Legends Festival juga menjanjikan kenyamanan saat menonton musik rock yang dikenal memiliki fans yang cukup militan dan ‘garang’.
“Kapan lagi lo nonton musik rock, menyaksikan idola lo sambil nyantai di bean bag. Cuma ada di sini!” Uyung menjelaskan tentang kenyamanan yang dimaksud.”
Usai berbincang-bincang, acara pun ditutup dengan penampilan dari Edane, Chitra Raspati, dan John Angelz yang membius penonton yang hadir di Anjungan Sarinah untuk bernostalgia menyanyikan lagu-lagu yang menemani mereka di dekade-dekade lalu.
Sebagai event yang menyatukan generasi lama dan generasi baru, Rock Legends juga menyediakan tenants Records Store yang menjual rilisan-rilisan fisik dari musisi-musisi legendaris yang sayang untuk dilewatkan.
Tiket masih dijual mulai dari harga Rp. 145 ribu untuk kategori Single (1 ticket), Rp. 235 ribu untuk kategori Couple (2 Tickets), Rp. 465 ribu untuk kategori Family (4 tickets), dan Rp. 995 ribu untuk kategori Community (10 tickets). Tapi kalau kalian pengen rasain akses spesial biar bisa nikmatin konser lebih intim, kalian bisa pilih kategori VIP Ticket yang dijual dengan harga Rp. 195 ribu aja!
Informasi lebih lanjut tentang titik-titik selanjutnya bisa didapatkan di Instagram @rocklegends_fest dan @richmusiconline. Sampai jumpa hari Sabtu nanti di Plaza Barat, Taman Mini Indonesia Indah!
iMusic.id – Galeri Indonesia Kaya gelar pementasan musikal cerita rakyat “Lutung Kasarung” yang dimainkan oleh EKI Dance Company dengancukup sukses pada Sabtu, 14 September 2024 kemarin.
Gelaran ini merupakan rangkaian kegiatan rutin Galeri Indonesia Kaya dalam menghadirkan beragam musikal cerita rakyat Indonesia ke hadapan para penikmat seni di Auditorium Galeri Indonesia Kaya.
Pada akhir pekan kali ini di Galeri Indonesia Kaya, penikmat seni dihibur dengan sebuah cerita rakyat dari Jawa Barat dengan konsep percampuran antara tradisi dan modern dalam pertunjukan Musikal: Lutung Kasarung.
“Lutung Kasarung merupakan salah satu cerita rakyat yang kami hadirkan bersama EKI Dance Company dalam format video, melalui program #MusikalDiRumahAja, web series yang senantiasa menghadirkan kisah rakyat dari berbagai wilayah di Indonesia dan melibatkan beragam sutradara teater, sutradara film, sinematografer, penata musik, serta aktor, aktris dan penari Indonesia di kanal YouTube IndonesiaKaya sejak tahun 2020 yang lalu “, terang Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya.
“Berangkat dari antusiasme para penikmat seni di YouTube yang tertarik untuk menyaksikan cerita rakyat Lutung Kasarung secara langsung di atas panggung seni pertunjukan akhirnya di tahun ini kami menghadirkan beragam cerita rakyat dalam web series #MusikalDiRumahAja ke atas panggung di Galeri Indonesia Kaya. Semoga pertunjukan ini dapat menghibur dan juga memenuhi keinginan para penikmat seni yang ingin menyaksikannya secara langsung,” tambah Renitasari Adrian.
Selama kurang lebih 60 menit, penikmat seni dihibur dengan salah satu cerita Indonesia yang populer di semua kalangan, Drama Musikal Lutung Kasarung, yang ditampilkan dengan sangat menawan oleh EKI Dance Company, dengan sutradara Ara Ajisiwi dan musik oleh Oni Krisnerwinto.
Pentas ini dikemas dengan balutan komedi dan aksi teater, tari dan lagu yang atraktif dipadu multimedia yang juga menyatu dalam menggambarkan suasana. Lutung Kasarung merupakan sebuah legenda dari Tanah Sunda yang bercerita tentang Sanghyang Guruminda yang turun ke bumi dengan sosok lutung yang buruk rupa, yang kemudian turut membantu seorang putri bernama Purbasari.
Purbasari dikutuk oleh saudaranya yang jahat, Purbararang, sehingga ia memiliki sakit kulit dimana kulitnya melepuh, bernanah, dan menyebarkan bau tidak enak. Ia akhirnya diasingkan ke tengah hutan dan bertemu dengan Lutung Kasarung. Lutung Kasarung membantu Purbasari untuk kembali ke istana dan mengambil haknya yang telah dirampas oleh Purbararang. Pementasan ini juga semakin meriah dengan hadirnya dua bintang tamu yaitu Gerry Gerardo dan juga Uli Herdi.
Nala Amrytha selaku Produser dan juga pemeran Purbasari dalam Musikal: Lutung Kasarungmengungkapkan, “Kisah Lutung Kasarung merupakan sebuah cerita rakyat yang memiliki banyak nilai moral dan budaya, seperti saling memaafkan, tidak merendahkan orang lain, dan menghindari bersikap kasar, sombong, kejam, iri hati pada siapapun. Semoga persembahan ini dapat bermanfaat dan menghibur para penikmat seni sehingga akhir pekan para penikmat seni semakin berwarna.”
EKI Dance Company adalah perusahaan seni profesional di Indonesia dengan penari dan tim produksi yang bekerja penuh waktu dan tinggal dalam asrama. Selama lebih dari 25 tahun, EKI Dance Company telah menghasilkan ratusan karya tari, musikal, dan beragam jenis pertunjukan lainnya, serta memiliki tim produksi pertunjukan, show management, event organizer yang kerap dipercaya untuk berbagai event nasional dan internasional.
iMusic.id – Komunitas Salihara mendapatkan “ThePraemium Imperiale Grant for Young Artists” dari The Japan Art Association atas upaya dalam merawat kebebasan berpikir dan berekspresi melalui penyediaan ruang kepada seniman-seniman muda di Indonesia.
Penghargaan kepada Komunitas Salihara ini diberikan langsung oleh Hisashi Hieda(Direktur the Japan Art Association) pada10 September, pukul 18:00 waktu setempat di Hotel Okura, Tokyo.
Nirwan Dewanto (Direktur Utama) dan Ening Nurjanah (Direktur Program) bertindak mewakili Komunitas Salihara dalam konferensi pers dan serah terima tersebut. Acara penyerahan penghargaan ini dihadiri dan diliput oleh 60 media massa Jepang dan internasional.
Penghargaan “The Praemium Imperiale Grant for Young Artists” yang diberikan pada Komunitas Salihara ini didirikan pada 1997 dengan tujuan mendukung dan mendorong kegiatan para seniman muda yang sejalan dengan visi dan misi Japan Art Association.
Penganugerahan ini diberikan setiap tahun kepada seniman maupun organisasi yang secara aktif berkontribusi pada pengembangan bakat artistik para generasi muda. Untuk bisa mendapatkannya, calon penerima harus melalui beberapa kriteria tertentu salah satunya merupakan seniman / lembaga seni profesional atau sedang dalam pelatihan menjadi profesional.
Direktur Utama Komunitas Salihara, Nirwan Dewanto menanggapi penganugerahan ini dengan bangga lewat keterangan tertulisnya,
“Anugerah yang kami terima hari ini merupakan hal yang penting bagi kami, Komunitas Salihara dan juga komunitas seni di Indonesia, terutama dalam tiga hal. Pertama, hal ini mengingatkan kami agar selalu berada di garda depan dalam mendorong perkembangan talenta baru baik di panggung nasional dan internasional.
Kedua, pengakuan internasional seperti ini dapat membuat lembaga kami semakin ‘nyata’ di mata audiens Indonesia, serta mendorong kami untuk memperluas jaringan dengan seniman dan pemangku kepentingan seni di tingkat global.
Dan yang ketiga, ini adalah pengingat bagi semua orang di Indonesia bahwa ekosistem kita, yang begitu kaya akan warisan seni yang beragam, masih perlu membangun strategi yang lebih baik dalam mengembangkan bakat-bakat baru, mungkin melalui hibah seni, penghargaan yang adil, dan lain sebagainya bagi seniman serta penyelenggara seni.”
Komunitas Salihara Arts Center merupakan institusi kesenian dan kebudayaan yang selalu menampilkan kesenian terkini dari Indonesia dan dunia, baik yang bersifat pertunjukan maupun edukasi, dalam lingkungan kreatif dan sejuk di tengah keramaian selatan Jakarta. Dalam mewujudkan seni yang berkelanjutan dan merawat kebebasan berpikir dan berekspresi, Komunitas Salihara hadir dengan berbagai program-program unggulan seperti:
Kelas Publik: Kelas Menulis Kreatif, Kelas Menulis Lakon, Kelas Akting, dan Kelas Filsafat
Undangan terbuka yang ditujukan untuk seniman/organisasi baru (emerging): Helatari (Tari), Helateater (teater), dan Salihara Jazz Buzz (musik)
Festival skala internasional: Festival Sastra dan Gagasan (Literature and Ideas Festival – LIFEs) dan Festival Seni Pertunjukan Internasional (Salihara International Performing Arts Festival – SIPFest)
Pameran (kontemporer, kesejarahan, hingga pameran lintas-disiplin)
Dalam pidato penerimaan, Nirwan Dewanto menyatakan, bahwa upaya Salihara dalam mendukung para seniman muda adalah bagian dari misi yang lebih luas untuk merawat kemerdekaan, demokrasi dan perdamaian di lingkungan masyarakat dunia.
Pada acara tersebut diumumkan juga para pemenang the Praemium Imperiale Award 2024, yaitu Ang Lee (sutradara film, Taiwan), Doris Salcedo (pematung, Kolombia), Sophie Calle (fotografer, Prancis), Maria Joao Pires (pianis, Portugal) dan Shigeru Ban (arsitek, Jepang).
iMusic.id – PT. Dewa Sembilan Belas All Stars Promotor bersama PT. Mega Bintang Investama dengan bangga mempersembahkan konser skala Stadium Show spektakuler bertajuk “DEWA 19 Featuring All Stars 2.0” yang akan digelar pada Sabtu, 18 Januari 2025 di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. Konser ini akan menjadi salah satu pergelaran musik terbesar di Indonesia yang menampilkan kolaborasi epik musik legendaris tanah air dan dunia.
Konser spektakuler “DEWA 19 Featuring All Stars 2.0” merupakan sebuah perwujudan dari ide kreatif dan ambisi besar yang telah lama dicita-citakan oleh Ahmad Dhani, sang maestro musik dan pendiri DEWA 19. Setelah sukses besar tahun lalu dengan tur “DEWA 19 featuring ALL STARS – STADIUM TOUR 2023” yang telah berhasil mengguncang kota besar seperti Solo, Jakarta, dan Bandung. Saat ini Ahmad Dhani kembali dengan konsep konser yang lebih besar dan spektakuler.
DEWA 19 akan tampil bersama sejumlah musisi rock internasional yang telah melegenda. Nama-nama besar seperti John Waite dari Bad English, Gary Cherone & Nuno Bettencourt dari Extreme, Eric Martin dan Billy Sheehan dari Mr. Big, Ron Thal alias Bumblefoot, Dino Jelusick, dan Derek Sherinian akan turut ambil bagian dalam konser “DEWA 19 Featuring All Stars 2.0” ini.
Keberhasilan tur stadion DEWA 19 di tahun 2023 telah membuktikan bahwa perpaduan antara musisi-musisi papan atas Indonesia dan musisi internasional dapat menciptakan sebuah atmosfer konser yang dahsyat dan menggugah. Dengan konsep “All Stars”, para penonton disuguhi dengan kolaborasi yang menakjubkan antara DEWA 19 dengan musisi-musisi dunia yang menciptakan sebuah pertunjukan yang tidak hanya memanjakan telinga, tetapi juga memberikan pengalaman visual yang spektakuler.
Ahmad Dhani, dengan segala kreativitas dan visinya, terus berupaya untuk membawa standar pertunjukan musik di Indonesia ke level yang lebih tinggi. Melalui konser ini, ia ingin menghadirkan sebuah perayaan musik yang tidak hanya menjadi ajang nostalgia bagi para penggemar DEWA 19, tetapi juga menjadi ajang pertemuan budaya musik antara Timur dan Barat dalam satu panggung konser.
“Konser ini bukan hanya sekadar perayaan musik, tetapi juga momen bersejarah di mana DEWA 19 bersama para bintang rock dunia menyatukan kekuatan untuk menciptakan pengalaman yang luar biasa bagi para penggemar kami Bala Dewa & Bala Dewi. Kami sebagai penyelenggara acara dari PT. Dewa Sembilan Belas All Stars Promotor bekerjasama dengan PT. Mega Bintang Investama berkomitmen untuk menghadirkan pertunjukan terbaik yang pernah ada di Indonesia,” ungkap Ahmad Dhani, selaku Chairman dari PT. Dewa Sembilan Belas All Stars Promotor.
DEWA 19 Featuring All Stars 2.0 diharapkan dapat menjadi puncak dari perjalanan musik DEWA 19 dan menjadi salah satu konser terbesar yang pernah diadakan di Indonesia. Dengan deretan musisi kelas dunia yang akan tampil, konser ini diprediksi akan menjadi salah satu konser paling spektakuler dan bersejarah dalam industri musik Tanah Air.
Untuk informasi lebih lanjut tentang acara dan proyek mendatang, kunjungi situs web resmi kami di dewatiket.id