iMusic
– Melanjutkan kesuksesan lagu “C.H.R.I.S.Y.E” yang juga lahir dari program
Studio Pop Show, kini Diskoria kembali merilis sebuah karya
kolaborasi dari program Studio Pop Show Season 2, yang berjudul “Suara Disko”.
Lagu ini merupakan hasil kolaborasi Diskoria dengan grup musik FLEUR!
dan Tara Basro.
Studio
Pop Show merupakan proyek eksperimental yang digagas oleh kolektif Suara Disko
dalam membuat sebuah ekosistem bagi para produser, musisi, seniman dan juga
pelaku industri untuk berkolaborasi dalam sebuah karya seni melalui situs www.studiopop.id.
Seperti
pada musim perdananya, Studio Pop Show Season 2 ini menggambarkan proses
Diskoria yang kembali ditantang untuk melahirkan karya kolaborasi dalam waktu
kurang dari 24 jam kerja, dan kali ini mereka bekerja sama dengan FLEUR! dan
Tara Basro.
Kolaborasi
ini bukan merupakan yang pertama bagi Diskoria dan FLEUR!. Di penghujung tahun
lalu Diskoria bersama Yuyi dan Tanya dari FLEUR! sempat menggarap
sebuah lagu yang dibawakan oleh Diskoria, Fathia Izzati dan Joe
Taslim yang berjudul “Simfoni Rindu”. Sementara dengan Tara, karya ini terasa
seperti kolaborasi yang tertunda, setelah tahun 2017 lalu, Diskoria ingin
mengajak Tara terlibat pada salah satu pesta yang dihelat tim Suara Disko.
Hingga 4 tahun berselang, barulah kesempatan itu ada.
Menariknya,
lagu “Suara Disko” ini merupakan titik temu dari para kolaborator yang
mengusung genre musik berbeda. Diskoria dengan nuansa pop-diskonya, FLEUR!
dengan 60’s Rock ‘n Roll-nya, sementara Tara mempunyai gaya vokal dan
ketertarikan dengan musik soul dan R’nB. Harapannya, “Suara Disko” bisa menjadi
anthem pesta setelah masa pandemi berakhir nanti.
Lagu
yang diselesaikan dalam waktu kurang lebih 22 jam kerja ini juga melibatkan
beberapa musisi yang melengkapi pos-pos kosong dalam proyek ini, seperti Achi
Hardjakusumah pada sesi strings, kemudian Jordy Waelauruw pada sesi brass
dan Rizky pada keyboards. Lagu ini direkam oleh Pandji Dharma di
Syaelendra Studio; di-mixing oleh Viki Vikranta, drummer dari grup musik
‘Kelompok Penerbang Roket‘ di Djeroek Poeroet Studio; dan di-mastering
oleh Dimas Pradipta di Sum It! Studio.
Setelah
lagu “Suara Disko” berhasil dirampungkan, Diskoria mengajak Michael Killian
untuk menjadi sutradara video clip yang digarap satu minggu sejak lagu
ini selesai dibuat. Michael adalah sosok yang tak perlu diragukan di ranah
visual, ia banyak terlibat di berbagai proyek sebagai pengarah kreatif, akan
tetapi proyek ini merupakan debut Michael sebagai sutradara video clip. Pada
proses eksekusinya, Michael dibantu oleh tim Qun Films.
Kini, karya terbaru Diskoria, FLEUR! dan Tara Basro yang berjudul “Suara Disko” ini sudah dapat dinikmati melalui seluruh platform musik digital mulai tanggal 1 Juli 2021, bersamaan dengan rilisnya video clip garapan Michael Killian. Seperti judulnya, semoga lagu ini bisa membawa keceriaan dan menjadi energi yang memberikan semangat bagi para pendengarnya di tengah segala kondisi yang ada. Selamat menikmati. (FE)
iMusic.id – Tutus Thomson kembali merilis single terbaru berjudul “Radiance”, sebuah lagu yang membawa pesan inspiratif tentang berpikir positif dan berdoa untuk kebaikan di masa depan. Dengan nuansa musik yang mengajak kita serasa menjelajahi ruang angkasa dan lirik yang powerful, “Radiance” hadir sebagai pengingat bahwa setiap tantangan dalam hidup dapat dilewati dengan harapan, keyakinan dan usaha.
Tutus Thomson melalui “Radiance” menggambarkan perjalanan seseorang yang memilih untuk tetap optimis di tengah berbagai rintangan di dalam hidupnya. Melalui lirik yang menggugah dan dentuman Bass yang membara, lagu ini mengajak pendengarnya untuk selalu menatap ke depan dengan penuh cahaya dan harapan.
Tutus Thomson, musisi sekaligus aktor yang mulai dikenal setelah memerankan tokoh Yayan dalam film layar lebat “Yowis Ben” nya Bayu Skak ini mengungkapkan bahwa lagu “Radiance” ini terinspirasi dari pengalaman pribadinya yang terus berusaha menghadapi masa depan dengan sikap positif.
“Saya ingin lagu ini menjadi sumber kekuatan bagi siapa saja yang mendengarnya. Kadang kita lupa bahwa doa, pikiran positif dan berusaha menjadi lebih baik bisa menjadi energi besar dalam menghadapi hidup,” ujar Tutus Thomson.
Dengan aransemen musik yang menyatukan elemen Hyper-Pop dengan sentuhan Trance dan percampuran nada Pop-Punk, “Radiance” memberikan pengalaman mendengar lagu yang sangat unik, Tutus sendiri menyebut lagu ini adalah lagu genre Space Punk pertamanya. Lagu ini pun menampilkan produksi musik yang matang, menonjolkan vokal emosional dari Tutus Thomson yang semakin memperkuat pesan lagu.
Single “Radiance” kini telah tersedia di berbagai platform streaming digital, bisa didengarkan di Spotify, Apple Music, dan YouTube. Lagu ini diharapkan dapat menjadi pengingat bahwa setiap orang memiliki cahaya dalam dirinya untuk terus melangkah menuju masa depan yang lebih baik.
iMusic.id – ‘IGMO’, Group band rock alternative asal Kediri, Jawa Timur merilis single pembuka dari album kedua mereka yang diberi judul “Curriculum”. Single inibisa disimak pada album kedua IGMO yang bertajuk “Absurd, Artificial, Potential”.
Single “Curriculum” dirilis oleh IGMO dibawah naungan Soundjana Creative pada pertengahan April 2025 ini. Single yang menampilkan sound – sound distorsi kasar ini juga tersedia secara ekslusif di EP mereka yang berjudul “Spyhole” bersama dua trek lain yaitu “Rolling Toward the Gate” dan “Spyhole” yang bisa disimak di platform musik Bandcamp.
“Curriculum” adalah sebuah lagu yang mewakili konsep musik IGMO di album “Absurd, Artificial, Potential”. Di album ini, kami ingin menantang diri kami sendiri. Seberapa jauh kami bisa mengembangkan musik yang kami ciptakan,” kata Pradio Manggara Putra, frontman IGMO, sekaligus songwriter-produser lagu ini.
Musik IGMO di single “Curriculum” merupakan alunan rock dengan nuansa progresif di sana-sini. Ada beragam twist, mulai dari heavy metal, kocokan reggae, sampai sekelibat pelog Jawa di dalamnya. Namun begitu lagu “Curriculum” adalah tembang yang tetap relatif ramah dengar.
Secara lirik, Dio mengatakan narasi album “Absurd, Artificial, Potential” bisa diringkas dalam satu kata yaitu permainan.
“Ini bisa dimaknai macam-macam, bisa permainan antar manusia hingga sesuatu yang lebih kompleks seperti struktur dan sistem. Lagu “Curriculum” ini juga punya tema serupa”, tutur pemuda asli Kediri itu.
Seluruh artwork album “Absurd, Artificial, Potential” termasuk single “Curriculum” ini dibikin oleh gitaris mereka sendiri, Iga Dahana. Sementara itu fotonya dijepret oleh Aditya Ferdian.
Seperti yang sudah disampaikan, lagu ini masuk dalam Extended Play (EP) Spyhole yang dirilis secara eksklusif di gerai unduh bayar Bandcamp.
“EP tersebut kami buat untuk para pendengar album pertama kami, “Take It Over”, sekaligus jembatan untuk menuju album “Absurd, Artificial, Potential”,” pungkas Anggra, bassist IGMO.
Saat ini IGMO diperkuat oleh Pradio (vokal, gitar), Iga (guitar), Bintang (dram) dan Anggra (bass). IGMO mengklaim bahwa musik mereka adalah sebuah perkawinan dari musik hard rock 70an dengan musik rock modern era sekarang ditambah riff kearifan lokal yang sering mereka masukan dalam aransemen lagu mereka.
iMusic.id – Penyanyi cantik asal Jawa Timur, Awdella kembali meluncurkan lagu pop-ballad terbaru berjudul “Sia-Sia”. Berbeda dari lagu – lagu Awdella sebelumnya yang menunjukan vokal yang powerful, penuh tangis dan rasa sakit, “Sia-Sia” justru menawarkan nuansa baru, kesedihan yang tenang, dewasa, dan penuh penerimaan.
“Kali ini aku coba menyampaikan rasa sedih yang nggak meledak-ledak, tapi lebih ke ikhlas dan menerima. Bagaimana cara menyanyi yang lebih simple tapi tetap sampai ke hati,” ujar Awdella dalam siaran pers tertulis.
Single “Sia-Sia” nya Awdella diciptakan oleh Dimas Wibisana dari duo BiancaDimas. Sebelum resmi dirilis di hari ini, potongan audio 30 detik sudah lebih dulu dirilis melalui platform Tiktok.
Penyanyi yang hits dengan lagu “Tertawan Hati” ini menceritakan makna dibalik lagu terbarunya. “Sia-Sia”, kata Awdella, adalah cerita yang dekat dengan banyak orang, tentang seseorang yang telah menunggu begitu lama, memberikan segalanya, namun pada akhirnya harus merelakan karena cintanya tak pernah benar-benar dibalas.
“Lagu ini tentang perasaan yang mungkin banyak dari kita pernah alami : mencintai dengan tulus, tapi malah disia-siakan. Kita sudah effort habis-habisan tapi semuanya sia-sia. Karena dia tidak merasakan hal yang sama,” jelas Awdella.
“Sia-Sia” hadir sebagai teman bagi mereka dengan aransemen yang dibuat se-easy listening mungkin yang membuat lagu ini cocok didengarkan kapan saja dan oleh siapa saja, baik yang pernah di ghosting, menjalani hubungan lama yang tak ke mana-mana, ataupun yang sedang belajar melepaskan.
“Semoga lagu ini bisa mewakili perasaan teman-teman yang relate, atau bisa jadi lagu yang nemenin kalian di hari-hari biasa. Semoga bisa diterima dan disukai banyak orang. Aamiin,” tutup Awdella.
Dengarkan ‘Sia-Sia’ di seluruh digital streaming platforms di Indonesia. Official Visualizer juga sudah tayang di kanal youtube Awdella.