iMusic – Deraan pandemi
Covid-19 yang telah meluluh-lantakkan perekonomian banyak negara
menjadi salah satu inspirasi bagi COKELAT untuk kembali bergerak. Tapi
tentunya bukan untuk ikut meratapi nasib, melainkan sebaliknya, untuk
menggaris-bawahi dan menyadarkan kita semua, bahwa Indonesia benar-benar
selalu menjadi bangsa yang kuat bertahan dan pantang menyerah.
Terhitung mulai 12
Agustus 2020, formasi terbaik COKELAT yang kini diperkuat EDWIN MARSHAL
SJARIF (gitar), RONNY REBRY NUGROHO (bass), ERNEST
FARDIYAN SYARIF (gitar), AXEL ANDAVIAR (drum) bersama vokalis AIU
RATNA merilis single “ANAK GARUDA” versi baru secara independen
(tanpa label), yang sudah bisa didengarkan di berbagai platform jasa
dengar musik secara digital (streaming).
Bagi COKELAT, “ANAK
GARUDA” adalah anthem, yang dirilis sebagai ungkapan rasa salut terhadap
semangat orang-orang Indonesia yang pantang menyerah di kala pandemi.
Lihat saja berbagai
contoh sederhana di sekeliling kita. Kejadian sehari-hari. Ketika penyebaran
covid-19 terus berlangsung, banyak pihak saling menyemangati dan mencari jalan
keluar. Di saat harga masker kesehatan meninggi, orang-orang Indonesia
berinisiatif memproduksi sendiri, meramu hand sanitizer sendiri, dan
bahkan tidak sedikit yang tergerak membagi-bagikannya secara gratis.
Sementara di sisi
lain, di saat banyak perusahaan ritel raksasa yang goyah, justru banyak juga usaha
kecil dan menengah (UKM) yang tetap berjalan. Kehadiran mereka
sangat membantu menyokong perekonomian negara kita.
“Terlihat bahwa orang
Indonesia itu pantang menyerah, dalam keadaan apa pun bisa tetap kuat, bisa
survive. Di era pandemi ini terlihat sekali orang-orang Indonesia punya
kekuatan untuk menjadi pemenang. Orang Indonesia selalu punya cara untuk mengatasi masalahnya. Akhirnya
kami berinisiatif merilis anthem ‘Anak Garuda’ ini. ‘Anak Garuda’ adalah simbol
spirit seluruh manusia Indonesia, adalah jati diri kita yang benar-benar
pantang menyerah. Seperti yang ada di liriknya, ‘… kami bukan pecundang, Merah
Putih tetap di dada kita .…” Itu menunjukkan bahwa lagu ini sangat mewakili
orang Indonesia yang bisa survive di era pandemi seperti sekarang,” tutur Ronny
Febry Nugroho, semangat.
Aiu Ratna sendiri
mengaku pengalaman pertamanya rekaman bersama COKELAT ini sebagai pengalaman
yang seru. Karakter lagunya yang sangat memicu semangat membuat dirinya terbawa
dan bisa mengeksekusi lini vokalnya secara maksimal. Walaupun ia mengakui,
selama ini belum pernah menyanyikan lagu yang berkarakter enerjik seperti itu.
“Yang aku rasakan
saat rekaman lagu ‘Anak Garuda’, selama ini aku belum pernah menyanyikan lagu
yang butuh semangat menggebu-gebu. Biasanya kan kebanyakan yang sedih atau yang
‘marah’. Waktu menyanyikannya aku juga harus menyemangati diri sendiri,
mengeluarkan suara yang lantang, dan sebenarnya itu bukan hal mudah buat aku.
Sebenarnya, aku tuh
tadinya kesulitan menyanyikan lagu yang bersemangat karena aku merasa
(karakter) suaraku nggak lantang, mungkin karena selama ini belum pernah
menyanyikan lagu-lagu seperti itu. Jadi waktu menyanyikannya aku berusaha
lantang. Untungnya, aransemen yang dibuat COKELAT sangat memudahkan aku untuk
menyanyikannya. Aku juga suka banget lagu ‘Anak Garuda’ ini karena selain
liriknya bagus, nada dan musiknya juga enak dan ‘menggemparkan’… ya ini
pengalaman yang seru!”
Lagu “ANAK GARUDA”
sendiri diciptakan oleh Julianto Eka Putra, pendiri Yayasan
Selamat Pagi Indonesia (YSPI) yang berlokasi di Kota Batu, Jawa
Timur. Pada akhir 2019 lalu sempat direkam oleh COKELAT untuk kebutuhan theme
song film layar lebar berjudul sama, “Anak Garuda”, produksi Butterfly
Pictures. Nah di versi terbaru ini, terdapat penyesuaian aransemen serta
sound yang lebih menonjolkan karakter COKELAT yang sesungguhnya.
“Lagu ini berkarakter rock alternatif, menyajikan aransemen yang
variatif, memperdengarkan berbagai bentuk bagan per bagan lagu khas ala
COKELAT. Sebuah lagu energik bertema nasionalisme. Khusus untuk gitar,
sound, fills dan riff sangat mewarnai lagu ini. Bagian solo gitar diisi dengan
hal yang berbeda. Kesatuan musik dan vokal lagu ini bertujuan untuk membuatnya
menjadi dinamis, agar pendengar bisa tumbuh rasa semangat dan bangga terhadap
Indonesia,” papar Edwin Marshal Sjarif menegaskan.
Keterlibatan Aiu Ratna sendiri di lagu “ANAK GARUDA” ini bisa dikatakan
sebagai teaser, sebuah jembatan menuju karya-karya lagu terbaru COKELAT
yang saat ini sudah mulai digodok. Rencananya, tahun ini juga para Bintang
Cokelat – sebutan untuk para penggemar COKELAT – bakal mendengarkan lagu
terbaru yang melibatkan kolaborasi maksimal COKELAT dengan AIU RATNA.
Dua dekade bukan waktu yang sebentar, dan bukan pula perjalanan waktu
yang gampang untuk mempertahankan eksistensi, terutama untuk ukuran sebuah grup
band. Tapi COKELAT, adalah satu dari sedikit band dari era pertengahan ‘90an
yang sampai saat ini masih bisa berdiri tegak. Bergeming kokoh walau diterpa
badai kegalauan industri musik Tanah Air, perpecahan formasi dalam tubuh
band hingga riuhnya kelahiran band-band generasi berikutnya yang sewaktu-waktu
mengancam eksistensi mereka.
Sejak terbentuk di Bandung, pada 25 Juni 1996 silam, COKELAT telah melahirkan 8 album studio, dan berhasil melejitkan sejumlah hits seperti “Karma”, “Segitiga”, “Pergi”, “Jauh”, “Luka Lama”, “Saat Jarak Memisahkan” dan “Bendera”. (FE)