Connect with us
Denisa Denisa

iMusic

Semakin mantap bermusik, “Denisa” rilis album perdana bertajuk “Bloodbuzz”.

Published

on

iMusic – Solois muda asal Jakarta, denisa, semakin memantapkan pilihannya untuk berkiprah di dunia musik. Setelah sempat merilis sebuah mini album dan beberapa singel dengan gaya musik indie-rock yang relatif gelap, kini ia hadir dengan paket baru yang lebih segar, seiring dengan dirilisnya album penuh perdana bertitel bloodbuzz. Album yang menampilkan sembilan trek beraliran pop ini akan hadir di pasaran pada tanggal 15 Oktober 2021 dalam format compact disc (CD) dan juga digital melalui demajors, sebuah label rekaman asal ibu kota.

bloodbuzz merupakan artefak dari sebuah musim baru dalam kehidupan seorang denisa. Ekspresinya berporos pada proses paska kandasnya sebuah hubungan, masa transisional, yang secara kebetulan juga berbarengan dengan usaha adaptasi terhadap realita pandemi.

“bloodbuzz pada dasarnya tentang perjalanan kehidupan cinta seseorang. Melalui yang buruk dan yang baik, dan bagaimana dia memandang orang-orang yang datang dan pergi,” ujar denisa menjelaskan.

“Urutan lagu-lagu yang ada di album menunjukkan bagaimana wujud kesedihan seseorang dapat bervariasi sesuai dengan fase emosi dari proses yang dilalui. Ekspresinya cukup lugas, hingga menjadi sekumpulan rekaman yang berisikan rasa takut serta usaha pelepasan dengan cara yang paling berhasil,” tambahnya lagi.

Menjadi hal yang menarik ketika pengalaman yang kurang berkenan justru membawa perubahan paket musik denisa dari indie-rock yang muram ke pop masa kini yang lebih segar. Dimulai dari singel pertama album, “You Are Not My Savior”, yang dirilis di bulan Desember silam, yang mampu menjaring penggemar baru.

“Musik utamanya dikerjakan bareng dengan Rayhan Noor, seorang teman lama. Entah kenapa setelah melalui workshop selama kurang lebih dua bulan, musik yang keluar terasa begitu pop. Kami mendengarkan Bleachers, Phoebe Bridgers, Taylor Swift, dan juga mendapatkan inspirasi lirik dari Bombay Bicycle Club,” kata denisa menjelaskan.

“Awalnya tentu nggak serius, iseng aja. Rayhan kebetulan menjadi orang pertama yang gue curhatin setelah gue putus hubungan. Ternyata dia sedang dalam proses yang mirip juga,” cerita denisa menjelaskan titik awal proses kreasi album.

Sesi workshop yang mereka jalankan setiap minggunya selama dua bulan dipenuhi dengan momen kreatif yang seluruhnya dikerjakan on the spot.

“Di sesi kedua workshop gue dateng dengan stok lirik yang udah gue bikin sebelumnya, ternyata nggak dapet-dapet. Akhirnya diputuskan bikin lirik baru di tempat. Saling merespon dengan Rayhan, menemukan nada, kemudian cari referensi musik yang pas, lalu kosakata yang berikutnya jadi lirik lagu,” jelas denisa.

“Jadinya setiap lagu pada dasarnya dikerjakan berdua, pola kreatif yang cukup tradisional,” tambahnya.

Proses penulisan lirik pun ditulis sepenuhnya oleh denisa dengan berbagai penyesuaian.

“Lirik-lirik yang dihasilkan saat workshop pada awalnya tidak sefrontal dan sejujur hasil akhir seperti yang tampil di album. Sampai datang momen yang memberi kesadaran, kapan lagi? Hajar aja deh, bikin heartbreak pop…” ujar denisa menyeringai.

Dalam penggarapan utama album ini, denisa dan Rayhan Noor juga dibantu oleh Johanes Abiyoso, sahabat sekolah mereka. Bertambah seru dengan hadirnya beberapa teman yang turut berkontribusi dalam produksi, sebut saja Baskara Putra (.feast, Hindia) dan juga Kevin Valeryan dari Emicetic Studio. Sementara untuk artwork album hadir kontribusi dari Dhiwangkara Seta, seorang seniman muda berbakat.

Perilisan album bloodbuzz juga dibarengi dengan perkenalan lagu “J-Street” kepada publik. Lagu ini dipilih menjadi focus track pertama dalam album bloodbuzz. “J Street” mewakili fase awal dari sebuah proses penyembuhan. Lagu ini menceritakan sebuah momen perkenalan dengan orang baru yang diharapkan lebih baik dari sebelumnya, namun justru malah mempertemukannya dengan orang-orang absurd. Membuatnya semakin terjebak dalam ingatan pada orang sebelumnya.

Album bloodbuzz, serta singel terbaru berjudul “J Street”, sudah bisa didapatkan dalam format compact disc melalui www.demajors.com dan seluruh jaringan edar demajors, serta bisa dinikmati di berbagai platform digital.

Denisa Dhaniswara lahir di Jakarta (ID), namun menghabiskan sebagian besar masa kecil dan awal masa remajanya di luar negeri, antara Kuala Lumpur (MY) dan Bangkok (TH). Ketika denisa kembali ke Jakarta di pertengahan masa SMA, minatnya pada musik dan sound mengarahkannya untuk belajar Producing & Sound Engineering dan berkuliah di SAE Institute.

Langkah awal profesionalnya di industri musik adalah sebagai Sound Engineer dan bekerja dengan beberapa nama yang mungkin tidak asing di telinga masyarakat Indonesia, seperti Tashoora, Glaskaca, dan Pamungkas.

Pada kuartal terakhir tahun 2018, denisa memutuskan untuk membuat musiknya sendiri. Setahun kemudian, Ia merilis debut musiknya lewat sebuah mini album beraliran eksperimental-elektronik-rock.

Di tahun 2020 ini, denisa fokus mendongeng, dan membuat perubahan dalam hidupnya dengan menulis. denisa juga mulai menggarap musik bersama Rayhan Noor, dengan transisi yang lengkap antara genre, lirik yang bergulat dengan emosi, serta musik yang melebur menjadi satu, sehingga memperkuat rasa dalam sebuah karya.

Singel pertama “You Are Not My Savior” mendapat sambutan positif dan mampu menjaring penggemar baru bagi denisa. Seiring berjalannya waktu, album penuh perdananya yang berjudul bloodbuzz akan dirilis pada bulan Oktober 2021. (FE)

iMusic

“narinkovilda” Merilis Single Baru yang Mengharukan “G MAJOR”.

Published

on

iMusic.id – Dalam lanskap musik modern, di mana cerita tentang patah hati sering kali menyalahkan satu pihak, narinkovilda muncul dengan single terbarunya, “G MAJOR,” untuk menceritakan kompleksitas cinta dari perspektif yang segar dan seimbang.

Lagu ini, sebuah karya unggulan dari album debutnya “NOSTAGILA,” menavigasi pemahaman yang halus bahwa dalam tarian cinta, kedua pasangan memimpin dan mengikuti, berbagi dalam kesalahan dan keanggunan. “G MAJOR” bukan hanya sebuah lagu; ini adalah perjalanan introspektif ke dalam hati sebuah hubungan di mana kesalahan adalah harta bersama, mengundang pendengar untuk menjelajahi kedalaman koneksi mereka sendiri dengan kejujuran dan empati.

“G MAJOR” memiliki tempat unik dalam album “NOSTAGILA” sebagai salah satu dari tujuh lagu, masing-masing dengan cermat dirancang untuk menceritakan bab yang berbeda dari kisah cinta yang gagal dari masa lalu narinkovilda. Melalui melodi yang lembut dan lirik yang menyentuh, narinkovilda merajut narasi yang melampaui lagu cinta biasa, menawarkan cermin untuk jiwa sebuah hubungan di mana kedua individu mengenali peran mereka dalam drama cinta yang hilang.

Ini adalah seruan untuk melihat ke dalam diri, untuk menemukan pengampunan dan pemahaman tidak hanya untuk yang lain, tetapi untuk diri sendiri, dalam pengakuan bahwa kegagalan cinta jarang merupakan buatan satu tangan saja.

Esensi “G MAJOR” dalam Bentuk Visual

Video musik untuk “G MAJOR” menangkap esensi lagu tersebut secara ringkas, menggambarkan momen-momen penting dari sebuah hubungan dari awal yang penuh harapan hingga akhir yang lembut. Ini memvisualisasikan perjalanan cinta, kegembiraan, kehilangan, dan perpisahan akhir dengan serangkaian adegan yang menyentuh yang beresonansi dengan emosi mentah dari trek tersebut. Narasi visual ini melengkapi pesan lagu, menawarkan pandangan yang kuat pada perjalanan cinta bersama dan penerimaan bersama atas akhirnya.

“Dalam ‘G MAJOR,’ saya telah menuangkan esensi pemahaman bersama dan keindahan tanggung jawab bersama dalam cinta. Lagu ini, dan video pendampingnya, mencerminkan realitas pahit manis bahwa terkadang, cinta berarti melepaskan dengan anggun. Ini adalah sepotong hati saya, ditawarkan dengan harapan menyembuhkan orang lain.

Dan dalam pembuatan MV-nya sendiri, saya meletakan sebuah sofa sebagai interpretasi ‘saksi bisu’ dari perjalanan cinta kedua sejoli ini. Tiap-tiap clip tidak menggambarkan cerita sesungguhnya dalam percintaan saya, hanya saya buat untuk tujuan dramatis, namun saya rasa penonton MV G Major akan dapat menginterpretasikan masing-masing tentang MV tersebut.” (FE)

Continue Reading

iMusic

Label Dua Suara Media perkenalkan artis – artisnya lewat single “Lebaran”

Published

on

iMusic.id Dua Suara Media sebuah label rekaman yang baru berdiri dua tahun ini tepatnya tahun 2023 ini berkomitmen memajukan dunia musik tanah air. Komitmen Dua Suara Media dibuktikan dengan mencetak artis – artis mumpuni yang ada di dalam naungan Label ini.

“Terimakasih atas kehadirannya di acara buka puasa bersama. Dua Suara Media adalah sebuah Label musik yang masih muda, kita mulainya dari tahun kemaren, tahun kemaren kita juga sempat buat buka puasa untuk pertama kalinya dengan media-media. Label dua suara media sebenarnya diinisiasi oleh temen baik saya almarhum Mujahid Abdul Wahab dan juga teman baik saya pak Sandy Monteiro.” ujar Director Dua Suara Media William Tan di The Breeze, BSD City, Tangerang, Rabu, (20/3/2024).

“Tujuan mereka membuat label ini sebenarnya adalah mau membawa lebih banyak artis -artis ke dunia musik dan juga memperkenalkan lagu-lagu ke semua orang,” tapi ini baru awal . Perjalanan kita masih jauh. Saya nyakin artis -artis yang sudah bergabung karena kita sedang kerja keras untuk menjadikan sesuatu yang baik. Dan kita bisa kontinu bisa berbuka puasa seperti ini.”tambah William Tan.

Selain mengelar buka puasa bersama para artis dan awak media, Dua Suara Media juga merilis single religi bertajuk “Lebaran”. Lagu ini dinyanyikan oleh All Artist yang bernaung di bawah label rekaman tersebut. Para artis dan penyanyi Dua Suara Media adalah Dimansyah Laitupa, Shara Clara, Yurisana Septeasa, Salma Putri, Reyhan, Fahri Ahmad, Raffa Affar, Latoya de Larasa, Dina Rubby dan Qhutbus Sakha.

“Melalui lagu Lebaran ini, kami Dua Suara Media berharap khalayak bisa mengenal karya kami dan artis-artis kami dan Lagu Lebaran dibuat sekaligus untuk menyemarakkan bulan suci Ramadan,” jelas William.

Selain dirilis di bulan Ramadan, single “Lebaran” yang dinyanyikan All Artist Dua Suara Media ini semakin spesial karena diciptakan langsung oleh Pepep ST12. Pepep mengaku senang karya musiknya dibawakan oleh artis-artis Dua Suara Media.

“Senang banget, karena memang musiknya karakternya dibuat seperti kekuatan vokal para penyanyinya. Lagunya jadi terasa lebih enak didengar,” kata Pepep

Para artis yang terlibat di lagu ini juga merasa senang bisa bekerjasama dengan Pepep selain sebagai pencipta lagu juga di direct saat rekaman.

“Bisa satu project dengan mas Pepep itu sangat luar biasa bagi saya, dan penghargaan project juga buat saya. Jujur kalau di direct sama kang Pepep sih Menyenangkan gak galak sih sebenernya tapi agak tertekan sedikit tapi orangnya menyenangkan dan akhirnya berjalan dengan lancar gitu sih,” ungkap Yuri Sana Dan Salma Putri.

“Sebenarnya di project ini kita kerjanya tuh Fun waktu di studio gitu dan pertama kali di direct langsung sama mas Pepep kita dengerin materinya kebetulan ini mau menjelang puasa terus kayak materinya seru dan aku sebagai penyanyi yang terlibat di lagu ini merasa cukup Deket karena aku udah dengerin semua karya – karya dari lama ST12 dari dulu. Jadi pas proses pengerjaannya itu kita fun dan mas Pepep itu sangat membantu kami,” tutup Dimansyah Laitupa.

Continue Reading

iMusic

“Rindu yang Mengganggu” Menjadi Single Ke-2 Dari “Tonewaves”.

Published

on

iMusic.id – 5 wajah yang tak asing berkumpul membentuk suatu band, “Tonewaves”. POP menjadi pilihan aliran musik yang mereka usung. 5 orang personil yang tak asing ini, antara lain ; Jan (Lead Vocal), Jimmy (Guitar), Chandra (Bass), Aziz (Keyboard) dan Giant (Drum).

Chemistry antar personil, terbentuk di panggung-panggung reguler hingga menjadi band yang solid. Rasa yang begitu kuat dan visi yang berbanding lurus, membuat hati semuanya tergerak untuk melangkah ke tahap selanjutnya. Dan di penghujung tahun 2023, mereka menentukan menambah 1 personil yaitu Rayi yang mengisi di bagian synthesizer dan sequencer yang membuat musik Tonewaves menjadi semakin berwarna.

Rindu yang Mengganggu” menjadi single ke-2 Tonewaves yang diluncurkan pada waktu lalu. Rindu yang Mengganggu menceritakan tentang seseorang yang sudah menjadi dekat dengan orang lain, namun harus berpisah karena pilihan kehidupan lalu berubah jadi perasaan rindu yang sudah sangat tidak bisa tertahan, yang sudah sangat membuat hari-hari  menjadi hanya ingat orang itu saja.

Single ke-2 RIndu yang Mengganggu ini akan tersedia di seluruh platform digital musik dan radio Kota Bandung bahkan Indonesia. Selain format audio dari lagu Rindu yang Mengganggu, Tonewaves akan meluncurkan Video Lirik dan Video Clip dari lagu tersebut di kanal resmi youtube nya ( youtube.com/@tonewavesmusic ) setelah peluncuran audio nya. (FE)

Continue Reading