Connect with us

iMovies

Serangan Makhluk Aneh Dalam Film “Overlord”

Published

on

iMovie – Film dengan suasana perang kembali dihadirkan Paramount Film di akhir tahun 2018 ini yang berjudul “Overlord”. Peperangan antara Amerika dan Nazi, dimana tentara Amerika bermisi utama yaitu menghancurkan menara radio agar bisa menyerang Nazi secara habis-habisan.

Film dimulai dengan agedan di pesawat ketika akan memulai misi penyerangan, tetapi belum sampai tempat tujuan pesawat mereka sudah tertembak terlebih dahulu, dan hanya menyisakan Boyce (Jovan Adepo), Ford (Wyatt Russell), Tibbet (John Magaro) Chase (Iain De Caestecker) yang selamat dari serangan udara.

Ditengah perjalanan di hutan, mereka bertemu dengan Chloe (Mathilde Ollivier), gadis yang tinggal di perbatasan Perancis yang dikuasai oleh Jerman, yang dipimpin oleh Wafner (Pilou Asbæk).

Dalam misi penghancuran menara, mereka tinggal di tempat Chloe, Chloe tinggal bersama bibinya yang sedang sakit dan adiknya yang bernama Paul. Chloe bersedia untuk membantu misi mereka karena Chloe dendam dengan Jerman yang sudah membunuh orang tuanya.

Misi tersebut terlihat sederhana, hanya melakukan penghancuran menara radio untuk memutus komunikasi pihak Jerman dan pemerintah Amerika akan menghancurkan melalui serangan udara.

Menyaksikan sendiri bagaimana kekejaman dan intimidasi Jerman terhadap masyarakat, bahkan terhadap Chloe, mengangkat sisi manusiawi dari Boyce untuk menolong Chloe. Sikap ini tentu tidak disetujui oleh rekan lainnya dan menimbulkan konflik diantaranya, tetapi kemudian mereka sepakat untuk membantu Chloe.

Ketika akan memulai penyerangan menara radio di pagi hari, Boyce terjebak naik mobil masuk ke dalam markas menara radio. Di ruangan bawah menara pengawas, Boyce menemukan laboratorium rahasia, ternyata itu adalah laboratorium uji coba penelitan Nazi yang merekayasa gentika manusia menjadi sosok setengah zombie, yang dapat hidup dalam keabadian.

Film yang diproduseri oleh J.J Abrams dan Lindsey Weber ini menjanjikan ketegangan dan keseruan yang penuh konflik, juga dibalut dengan unsur humor yang segar.

Akankah prajurit tentara Amerika ini berhasil menghancurkan menara radio, atau mereka akan gugur di tangan zombie dan pasukan Nazi tersebut? kita saksikan ketegangan film “Overload” ini pada 9 November 2018 nanti di bioskop layar lebar kesayangan anda.

(Tito/iMusic)

iMovies

Imajinari pamerkan firstlook film “Tinggal Meninggal”

Published

on

iMusic.id – Imajinari, rumah produksi yang selalu punya tempat spesial untuk ide-ide cemerlang dari sineas muda, kembali siap memanjakan penonton lewat karya terbaru mereka. Kali ini lewat film “Tinggal Meninggal”, Imajinari semakin menegaskan komitmennya dalam mendukung ide-ide segar dan out of the box dari kreator-kreator muda yang berani tampil beda.

Jelang penayangan “Tinggal Meninggal” di bioskop beberapa bulan lagi, Imajinari merilis first look yang menampilkan para pemain film ini. Salah satu still first look-nya memperlihatkan Omara Esteghlal sebagai Gema dengan wajah penuh tanda tanya saat berada di rumah duka. Tak ketinggalan juga Jared Ali yang berperan sebagai Gema kecil yang muncul dengan wajah jahilnya. Lalu, ada juga foto Gema bersama sang ibu, yang diperankan oleh Nirina Zubir.

Sementara foto lainnya dari Imajinari menunjukkan wajah-wajah sejumlah karakter yang tak lain adalah para teman kantor Gema. First look yang absurd dan mengundang tanda tanya ini, diunggah oleh para pemain dan tim produksi “Tinggal Meninggal”, dari @ernestprakasa, @kristo.immanuel, @dipaaa, @omara.esteghlal hingga @jessica_tjiu.

Film “Tinggal Meninggal”sendiri merupakan karya dari Kristo Immanuel, komedian sekaligus kreator konten yang untuk pertama kalinya menjajal kursi sutradara film panjang. Tak hanya menulis cerita, Kristo juga membesut film ini. Kristo Immanuel mengungkapkan rasa syukurnya karena ide jail yang ia miliki akhirnya bisa bertemu dengan publik melalui dukungan Imajinari.

“Sebagai seorang yang awalnya cuma iseng bercanda lewat konten, bersyukur banget Imajinari kasih kepercayaan buat mewujudkan ide absurd ini jadi film beneran. Rasanya luar biasa bisa melihat ide yang tadinya cuma ada di kepala, akhirnya bisa ketemu penonton di bioskop nanti, ” ujar Kristo yang menulis skenario ini selama hampir 1,5 tahun.

Kristo tentu saja tak sendiri dalam menghadirkan karya film panjang perdananya ini, namun dengan dukungan dari dua nama besar di industri, Ernest Prakasa dan Dipa Andika sebagai produser. Ernest Prakasa selaku produser menegaskan bahwa Imajinari berdiri dengan visi kuat untuk menjadi wadah bagi sineas muda dalam menyalurkan kreativitas mereka, salah satunya ide Kristo lewat Tinggal Meninggal.

Ernest Prakasa selaku produser menuturkan, “Dari awal berdiri, Imajinari selalu punya semangat untuk memberikan panggung bagi ide-ide segar dari filmmaker muda. Kristo adalah salah satu talenta yang punya gaya bertutur unik, berani, namun penuh ketulusan. Kami sangat bangga bisa menjadi bagian dari perjalanan kreatifnya lewat film “Tinggal Meninggal”.

“Tinggal Meninggal” bercerita tentang kematian, namun bukan dari sisi yang biasa. Ketika ayahnya meninggal, seorang pemuda kesepian bernama Gema justru menemukan kehangatan yang selama ini ia rindukan, hadir dari rekan-rekan kantornya. Namun, ketika perhatian itu perlahan memudar dan hidupnya kembali sepi seperti semula, sebuah pertanyaan mulai mengganggu pikirannya: siapa yang harus meninggal berikutnya?

Film ini dibintangi oleh jajaran aktor dan aktris ternama seperti Omara Esteghlal sebagai Gema, Nirina Zubir sebagai Mama Gema, Mawar De Jongh sebagai Kerin, Shindy Huang sebagai Adriana, Muhadkly Acho sebagai Pak Cokro, Ardit Erwandha sebagai Ilham, Mario Caesar sebagai Danu, Nada Novia sebagai Naya, Gilbert Pattiruhu sebagai Papa Gema, hingga Jared Ali yang memerankan Gema kecil. Kehadiran mereka siap memberikan warna tersendiri dalam narasi yang absurd, menggelitik, namun tetap relatable.

Jangan lewatkan info update dan kejutan lainnya dengan mengikuti media sosial resmi @imajinari. Karena bisa jadi, cerita ini bukan cuma soal Gema, tapi juga tentang kita semua.

Continue Reading

iMovies

Sibuk sebagai Komisaris Utama PTN, Yessy Gusman tetap main film

Published

on

iMusic.id – Aktor senior Yessy Gusman kini menjabat sebagai Komisaris Utama Perusahaan Film Negara (PFN) dan lebih sibuk ke bidang pendidikan sambil tetap Main Film. Walau sudah tidak muda lagi, pemeran Ratna di film “Gita Cinta Dari SMA” ini kelihatan tetap cantik dan energik.

“Saya bersyukur bisa tetap aktif dan mendapatkan amanah dari pemerintah mengelola PFN. Nggak nyangka banget”, ujar Yessy Gusman saat menghadiri ulang tahun forwan dan jumpa pers “Anugerah Kartini Musik dan film Indonesia” di gedung RRI Stasiun Pusat Jakarta Senin (21/4/2025)

Meski kini memilih kesibukan di dunia pendidikan tapi pasangan abadi Rano Karno ini tetap main film, terakhir ia main Film “Keajaiban Air Mata Wanita” yang tayang tahun 2025.

“Kalau ada waktu luang dan ada yang nawari main film ya, saya ambil. Kalau memang ceritanya sesuai dengan kondisi saya sekarang” ujar Yessy Gusman.

Artis yang beken dengan film “Gita Cinta dari SMA” dan “Puspa Indah Taman Hati ini”, mengaku kaget ketika dikabari oleh panitia Anugerah Kartini Musik dan film kalau dirinya masuk nominasi Kartini Film 50 Tahun Berkarya.

“Kaget juga, ternyata teman-teman wartawan masih mengingat saya. Ini surprise buat saya dan keluarga bisa masuk nominasi Anugerah Kartini Musik dan film Indonesia,” dengan menebar senyum.

Yessy salut dengan para wartawan yang mengapresiasi perempuan berprestasi di industri musik dan film lewat ajang Anugerah Kartini Musik dan film Indonesia 2025 yang digagas Forum wartawan hiburan dan digelar bareng Kementrian Kebudayaan RI, LPP RRI.

Menurut Yessy, karena penghargaannya berbeda wajar banyak mendapat dukungan baik dari lembaga pemerintah seperti Kementerian Kebudayaan, Komisi VIII dan X DPR RI, Pemprov DKI dan perusahaan swasta seperti Kantor Hukum Ir Suparman SH.MH MSi., Yulidar Generation Alexandra, Batam Seafood Partner Senja, De Sanger, Panorama Group, Warung Kharisma Bahari, Proaktif Musik, Chic’s Music, KEMALA, SAE Entertainment, Nina Nugroho, LW Management, Mata Langit, Roy Sentoso , PT Mahakarya Abadi Perkasa Sejahtera , PT Panorama Rasa Sejahtera.

“Kami berharap apresiasi terhadap perempuan hebat di industri film dan musik terus berkelanjutan. Sehingga bisa menginspirasi generasi muda,” ujarnya.

Continue Reading

iMovies

Tayang 30 April, “Mendadak Dangdut” siap mengocok perut penonton

Published

on

iMusic.id – Film “Mendadak Dangdut” nampaknya bakal mendapat sambutan hangat dari para penonton film Indonesia. Hal ini terlihat dari respon hangat para jurnalis yang begitu terpukau saat menyaksikan press screening film ini pada Senin, 22 April 2025 di XXI Epicentrum, Jakarta.

Di produksi oleh Sinemart dan Amadeus Sinemagna, film versi baru dari “Mendadak Dangdut” 2006 ini mampu menyajikan kelucuan – kelucuan yang membuat para jurnalis tertawa lepas sepanjang film ini diputar.

Dihadiri oleh deretan bintang yang membintangi film ini seperti Anya Geraldine, Keanu Angelo, Nurra Datau, Wika Salim, Adi Sudirja, Dwi Sasono, hingga sang sutradara Monty Tiwa, serta produser dan eksekutif produser dari Sinemart dan Amadeus Sinemagna, film “Mendadak Dangdut” versi baru ini mampu memaksimalkan para aktornya masuk kedalam tokoh – tokoh yang mereka perankan.

Film “Mendadak Dangdut” adalah film yang menyajikan cerita tentang perjuangan, mimpi, dan identitas musik dangdut yang sangat lekat dengan budaya Indonesia. Mengusung genre drama komedi, film ini bukan hanya akan mengajak penonton tertawa lewat deretan karakter yang kocak dan kisah yang ringan, tapi juga mengajak mereka menyelami cerita keluarga yang penuh makna. Film ini memperlihatkan bagaimana seseorang bisa terjebak dalam situasi sulit, namun dengan keteguhan hati dan cinta pada keluarga, ia mampu menghadapi segala rintangan.

Film “Mendadak Dangdut” juga menjadi sebuah penghormatan bagi musik dangdut yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas musik Indonesia. Dengan cerita yang mengangkat dangdut sebagai latar, film ini jugamembawa pesan kebanggaan akan budaya lokal dan memperkenalkan dangdut sebagai musik yang bisa dinikmati oleh siapa saja, lintas generasi maupun kelas sosial.

“Lewat film ini kami ingin menunjukkan bahwa dangdut itu bukan hanya tentang musik pinggiran, tapi bagian dari jati diri Indonesia. Harapannya, film ini bisa jadi pionir bagi sinema Indonesia untuk semakin berani mengangkat dangdut sebagai identitas musik bangsa,” ungkap David Setiawan Suwarto selaku Eksekutif Produser.

Film ini juga menjadi ajang pembuktian bagi aktris Anya Geraldine yang dipercaya memerankan karakter Naya, yang hidupnya mendadak jungkir balik ketika terpaksa banting setir menjadi penyanyi dangdut di jalur pantura. Apalagi Anya juga menyanyikan sendiri beberapa lagu yang terdapat di film ini.

Menurut sang sutradara Monty Tiwa, pemilihan Anya bukan semata-mata karena popularitas, melainkan karena kapasitasnya sebagai aktor yang memiliki spektrum emosi luas dan mampu menjangkau kompleksitas cerita.

“Anya adalah aktor dengan jangkauan emosi yang luas. Ia punya kualitas yang dibutuhkan untuk membawakan karakter dalam cerita yang penuh keberagaman,” ujar Monty Tiwa.

Bagi Anya, membawakan lagu-lagu dangdut yang ikonik di film ini juga jadi tantangan tersendiri. Namun, justru dari situ ia menemukan pesan hidup yang begitu dekat dengan realita banyak orang.

“Karena hidup nggak selalu mulus. Roda kehidupan yang terus berputar membuat kita kadang harus berada di kondisi sulit. Tapi, situasi sesulit apapun pasti bisa dihadapi kalau ada kemauan dan keteguhan hari”, ungkap Anya tentang karakter Naya yang ia perankan.

Tak kalah mencuri perhatian, aktor senior Dwi Sasono juga kembali hadir di film ini, memerankan karakter Rizal Maduma yang sempat melegenda di versi film “Mendadak Dangdut” (2006). Monty Tiwa masih menyimpan rapat-rapat kejutan tentang peran Dwi dalam versi terbaru ini.

“Dwi Sasono adalah bagian yang nggak terpisahkan dari “Mendadak Dangdut”, Sosoknya punya ciri khas kuat yang sudah melekat di hati penonton sejak film pertamanya. Di sini penonton akan melihat perkembangan karakternya, yang jelas Dwi akan menghibur dan jadi kejutan bagi penonton,” ujar Monty.

Selain Anya Geraldine sebagai Naya, dan hadirnya Dwi Sasono sebagai Rizal Maduma, film ini juga menghadirkan Keanu Angelo sebagai Wawan, Nurra Datau sebagai Lola, Joshua Pandelaki sebagai Anwar, Wika Salim sebagai Tata, Opie Kumis sebagai Babeh Romli, Fajar Nugra sebagai Wendhoy, Adi Sudirja sebagai Yatno, Putri Patricia sebagai Kompol Rissa, Sadha Triyudha sebagai Thomas, hingga Calvin Jeremy sebagai Zul.

Kehadiran Keanu dan Opie Kumis menjadi kekuatan tersendiri yang membuat film “Mendadak Dangdut” 2025 ini tidak kalah dengan versi tahun 2006 nya dipandang dari sudut komedi. Baik Keanu maupun Opie serta Fajar Nugra mampu membuat film ini sangat menghibur.

Mendadak Dangdut” akan mulai tayang di seluruh jaringan bioskop Indonesia mulai 30 April 2025. Jangan lewatkan juga keseruan rangkaian special screening dan cinema visit di berbagai kota! Pantau terus jadwal dan informasi terbarunya di Instagram resmi @mendadakdangdut.movie dan @sinemart_ph.

Continue Reading