Connect with us

iMusic

Tak Bisa Move On ‘Oneding’ Perkenalkan Single “Membeku”

Published

on

iMusic – Oneding membuktikan komitmennya untuk berkarya secara produktif dengan menelurkan lagu teranyarnya berjudul “Membeku”. Nomor ketiga yang keluar di tahun 2019 ini dirilis sebagai bentuk pemenuhan janji sang penyanyi/penulis lagu kepada para pendengar yang telah menyanggupi tantangan yang ia berikan.

Beberapa hari sebelum lagu ini dapat dinikmati di berbagai kanal digital, Oneding menantang para pendengarnya untuk men-subsribe akun resmi Youtube-nya hingga angka tertentu. Ia berjanji akan melepas lagu baru jika telah meraup 150 subscriber. Dalam waktu cukup singkat, ternyata subscriber di akun tersebut melebihi angka 150, yang tentu saja disambut dengan penuh rasa syukur oleh Oneding.

“Challenge itu muncul secara organik (red: subscribe Youtube Oneding). Tiba-tiba aku sok ide, lalu dilakukan. Gitu aja, natural,” ujarnya santai.

Ia juga berandai-andai semoga suatu saat nanti akun Youtube-nya meledak dan memberinya penghasilan tambahan. Lebih lanjut mengenai lagu yang dirilis di bawah bendera Yallfears ini, Oneding menampilkan musik yang ringan dengan lirik melankolis dan menyentuh.

Formulasi instrumen yang konsisten dengan rilisan sebelumnya kembali diperdengarkan lewat lagu “Membeku” yang diciptakan dan dimainkan oleh Oneding. Lagu ini juga mendapat polesan gitar elektrik dari Bambang Iswanto dari The Morning After.

Mengulik liriknya lebih dalam, tembang ini berisikan ketidakmampuan seseorang untuk lepas dari bayang-bayang orang yang disayanginya. Kurang lebih mirip dengan kelakuan anggota DPR RI yang tidak bisa move on dari budaya korupsi.

“Aku buat lagu ini waktu nggak bisa move on sama satu orang. Meskipun berusaha keras untuk lupa, tetap nyantol lagi sama orang itu. Walaupun toh, jodohnya bukan dia tapi pada saat itu tetap terasa perih,” curhat Oneding.

Musisi yang juga peduli pada isu politik yang tengah memanas di dalam negeri ini mendedikasikan lagu “Membeku” untuk mereka yang sedang berjuang. Berjuang untuk melupakan mantan, berjuang menegakkan keadilan, dan berjuang menuntut kesetaraan. Ia juga berpesan, “Jangan terlalu larut dalam kesedihan. Sedih beberapa saat tidak apa, tapi harus bangkit lagi.”

Ia pun melanjutkan bahwa di balik tiap tragedi, selalu ada hikmah yang bisa diambil dan dijadikan inspirasi dalam berkarya. Nikmati “Membeku” di berbagai layanan streamin digital dan nantikan karya terbaru Oneding lewat Youtube dan Instagram. Nikmati “Membeku” di: Spotify : https://spoti.fi/2lHBmJp, Apple Music : https://apple.co/2nftJub. Youtube : http://bit.ly/2l65rC3

PROFILE ONEDING :

Oneding yang memiliki nama lengkap Albertus Prima Karuniargo Oneding (dibaca: o-né-ding) merupakan sulung dari empat bersaudara yang tidak asing dengan dunia musik sejak ia kecil. Neding, begitu ia akrab disapa, aktif berperan sebagai keyboardist dari band pop-punk asal Malang yakni Snickers and The Chicken Fighter (SATCF).

Telah aktif menjejaki karir sebagai solois folk sejak beberapa tahun lalu, Oneding baru berkesempatan untuk merilis singlenya secara digital tahun ini di bawah naungan Yallfears. Karya-karyanya seringkali diunggah lewat akun Soundcloud pribadinya dan dimainkan secara live di beberapa kesempatan. (FE)

iMusic

GIGI luncurkan single “Menari – nari”

Published

on

iMusic.id – GIGI resmi merilis single terbaru berjudul “Menari-nari”, sebagai langkah awal menuju peluncuran album penuh mereka yang akan datang, “Forever In The Air”. Single ini menjadi penanda kembalinya GIGI dengan warna musik yang segar namun tetap mengakar pada identitas mereka yang sangat kuat.

Sebagai pelengkap, Menari-nari juga hadir dalam bentuk video lirik bernuansa metropolitan dengan visual yang memberikan interpretasi artistik dari pesan lagu tersebut. Rilisan terbaru GIGI ini lahir dari semangat Armand, Budjana, Hendy, dan Thomas untuk kembali meramaikan industri musik Tanah Air dengan warna yang lebih segar dan relevan.

Lewat single ini, GIGI ingin menghadirkan sesuatu yang baru tanpa meninggalkan ciri khas mereka, sekaligus menjangkau generasi pendengar yang lebih luas, baik para penggemar setia maupun kalangan muda yang mungkin baru mengenal karya-karya GIGI. Harapannya, lagu ini bisa menjadi jembatan antara lintas generasi dan memperkuat eksistensi GIGI di panggung musik Indonesia. Selama ini GIGI dikenal dengan karakter pop-rock yang kuat dan aransemen musik yang kompleks.

Lewat single Menari-nari, mereka menghadirkan pendekatan baru yang lebih sederhana dan segar. Tanpa meninggalkan jati diri musikal mereka, GIGI menyuguhkan warna yang lebih ringan namun tetap penuh makna, sebagai bagian dari evolusi dalam perjalanan musik GIGI.

Dalam proses kreatif pun banyak variasi dan perubahan. Workshop lagu ini pertama kali digarap di Puncak, dengan aransemen yang lebih cepat dan nada yang berbeda. Namun seiring waktu, ritmenya diperlambat, disesuaikan agar lebih seimbang. Part-part baru bermunculan, termasuk keinginan untuk menambahkan solo Hawaiian atau harmonika. Tapi akhirnya, diputuskan: biarlah ini jadi lagu Gigi yang utuh berempat, apa adanya.

Bahkan solo gitar yang tadinya hanya “guide” untuk sementara, dibiarkan tetap hidup hingga proses mixing terakhir. Karena seperti masa lalu, kadang hal yang tak direncanakan justru paling layak untuk dibiarkan tinggal.

Single terbaru Gigi “Menari-nari”, kini bisa didengarkan hari ini di layanan digital streaming platforms seperti Spotify, Apple Music, Deezer, YouTube Music dan lain-lain.

Continue Reading

iMusic

Perjuangan seorang laki – laki di single Zaen bertajuk “Tuhan Bantu Aku”

Published

on

By

iMusic.id – Musisi pendatang baru, Zaen, kembali menyentuh hati para pendengar musik Indonesia dengan peluncuran single terbarunya yang ke-4 berjudul “Tuhan Bantu Aku“. Lagu ini sudah rilis pada tanggal 05 Juli 2025 dan sudah dapat di dengarkan di berbagai DSP seperti (spotify, youtube musik, apple music, Meta (IG, FB, Wa), tiktok, dan Youtube).

Lagu “Tuhan Bantu Aku” dari Zaen menceritakan kisah pilu seorang laki-laki yang tengah berjuang dalam sebuah hubungan cinta jarak jauh (LDR). Inti dari lagu ini adalah curahan hati dan harapan sang pencinta agar rasa cintanya yang besar dapat terbalaskan sepenuhnya oleh sang kekasihnya.

“Tuhan Bantu Aku” dari Zaen mencerminkan beberapa kisah yang kerap dialami banyak orang, perjuangan seseorang yang mengharapkan balasan cinta dari yang ia puja. Namun, harapannya seringkali bertepuk sebelah tangan. Yang di cintainya tidak sepenuhnya membalas perasaannya, bahkan cenderung mengabaikan setiap pesan singkat dan panggilan telepon oleh sang pencinta.

Dalam keputusasaan dan harapannya, ia memohon pertolongan (dengan berdoa kepada Tuhan) untuk bisa membantunya melewati situasi pelik ini. Sikap acuh tak acuh ini meninggalkan sang Pencinta dalam kehampaan dan kerinduan yang mendalam. Banyak dari kita mungkin pernah merasakan bagaimana rasanya diabaikan oleh orang yang kita sayang”, terang Zaen.

Lewat ‘Tuhan Bantu Aku’, saya ingin menyampaikan bahwa dalam situasi seperti itu, kita tidak sendirian dan selalu ada tempat untuk berdoa dan berharap serta memohon pertolongan agar perasaannya dapat tersampaikan dan diterima, atau setidaknya diberi kekuatan untuk menghadapi situasi sulit ini. tambah Zaen mengenai single barunya.

Zaen mengungkapkan tentang bagaimana rasanya mencintai seseorang secara mendalam, memberikan segalanya, namun merasa seperti tidak dianggap atau tidak sepenuhnya diterima. Ada perjuangan batin yang luar biasa ketika Pesan-pesan dan teleponnya hanya berujung pada keheningan atau balasan singkat tanpa makna. Ini adalah ungkapan hati bagi mereka yang berjuang dalam diam, berharap cintanya diperhatikan.

Sebelum “Tuhan Bantu Aku”, Zaentelah dikenal melalui beberapa single yang telah dirilisnya, menunjukkan konsistensinya dalam berkarya. Karya-karya sebelumnya antara lain “Indahnya Ramadhan” yang bernuansa religi, serta lagu cinta melankolis seperti “Kapan Kau Kembali” dan “Jangan Pernah Tinggalkan Aku“. Kehadiran single baru ini semakin memperkaya diskografi Zaen dan membuktikan kematangannya dalam bermusik.

Lagu “Tuhan Bantu Aku” sudah dapat didengarkan melalui media platform musik digital favorit Anda seperti Spotify, Apple Music, Joox, dan lainnya. Video lirik resmi juga tersedia di kanal YouTube Zaen.

Continue Reading

iMusic

Unit Metalcore asal Banjarmasin, ‘Finalmorph’ ganas di EP “mental Health”

Published

on

iMusic.id – Setelah memperkenalkan diri melalui single perdananya, “Civil War” pada tahun lalu, akhirnya Finalmorph berhasil merilis EP (mini album) yang ber tajuk “Mental Health” pada 1 Juli 2025. EP ini telah tersedia format digitalnya di berbagai DSP.

Single utama dari EP tersebut yang berjudul “Lust” juga telah dirilis MV (Music Video)-nya di kanal YouTube resmi band metalcore asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini. “Lust” menjadi karya Finalmorph yang sangat gelap, mengisahkan tentang gelora hawa nafsu yang akan membawa kepada kepedihan, didukung dengan MV nya yang bernuansa teatrikal menghidupkan visualisasi gelap “Lust”.

Home Studio Recording Proses rekaman EP “Mental Health” dilakukan di studio pribadi dalam rumah gitaris sekaligus komposer Finalmorph, Ahmad Hidayat yang akrab disapa Jims. Bersama dua rekan bandnya, dramer M. Adwa Ulhaq dan vokalis Fernando Sastra Cendana alias Vero, Jims mengerjakan EP ini memakan waktu sekitar enam bulan namun karena adanya kesibukan mereka masing-masing, prosesnya menjadi agak molor.

“Tak disangka effort yang kami kerahkan untuk proses pengerjaan EP ini, mengingat kami semua memiliki kesibukan pekerjaan masing-masing. Tetapi justru dari sinilah chemistry kami sebagai Finalmorph terbentuk dan teruji. Sungguh pengalaman yang luar biasa dan kami sangat bersyukur pada Juli 2025 ini semua bisa rampung dan kami sangat puas dengan hasil kerja keras kami dalam EP ini,” ungkap Jims.

Proses pengerjaan EP ini juga turut melibatkan Karis, gitaris Deadsquad. Mixing dan mastering EP berisi 5 lagu tersebut dikerjakan oleh Karis.

“Awal mulai kenal Karis karena saya nge-DM bang Karis setelah melihat IG Story-nya beliau yang menawarkan jasa mixing dan mastering. Setelah ngobrol, akhirnya saya coba kirim materi kami ke Karis, ternyata hasilnya menurut kami oke. Selain mendapatkan hasil suara yang bagus, kami juga mendapat ilmu dari bang Karis terutama ilmu tentang teknis rekaman karena nggak semudah mengirim materi saja sih ke bang Karis. Beliau sangat kritis dan detail dalam mendengarkan materi mentah saat take rekaman. Jadi kalau ada yang missed dalam take gitar atau vokal pasti disuruh revisi, hehe,” ungkap Jims.

“Nah dari situ kami dikasih tahu ilmu tentang bagaimana rekaman yang benar walau hanya di studio rumahan. Bahkan yang bang Karis ajarkan ke kami ya itulah cara Deadsquard rekaman sehingga kami ikuti instruksi beliau karena itu ilmu yang sangat bermanfaat buat kami,” imbuhnya.

Tema lirik dan musik EP “Mental Health” terinspirasi oleh permasalahan kaum muda dalam pergaulan kehidupan zaman sekarang dengan segala problematikanya yang kompleks. Hal itu melahirkan inspirasi besar sebagai materi utama Finalmorph dalam menciptakan karyanya sepanjang satu tahun terakhir ini.

Rhino” dengan musiknya yang agresif menjadi track pembuka EP, dilanjutkan track ke-2, “Voiceless” yang epik dengan irama yang enerjik membuat warna baru dalam musikalitas Finalmorph. “Civil War” menempati urutan track ke-3 yang pastinya sudah familiar sejak 2024 lalu, dan “Fallacy” yang berada di track ke-4 menjadi daya tarik tersendiri dari EP ini, sementara itu “Lust” menjadi track penutup di EP ini.

Secara aransemen “Lust” cukup tricky dengan riff-riff yang catchy, ketukan dram yang groovy serta vokal yang keras dan berat. Semuanya berpadupadan antara nuansa gelap dan tetap manis yang menjadi ciri khas Finalmorph yang unik.

Pengaruh Musikal Setelah single “Civil War” didengarkan oleh banyak orang, tidak sedikit orang yang menilai bahwa musik Finalmorph kental dengan pengaruh band metalcore Inggris, Architects. Tak terkecuali lagu-lagu dalam EP “Mental Health”.

“Tiap personel memiliki selera musik yang berbeda-beda dan sangat kompleks. Cukup banyak vokalis terkenal yang menjadi inspirasi kami seperti Corey Taylor dari Slipknot, alm. Chester Bennington dari Linkin Park, M. Shadow dari Avenged Sevenfold, termasuk Sam Carter dari Architects. Untuk riff gitar sendiri sih mungkin ada terinspirasi dari Architects, namun saya juga mengambil inspirasinya nggak cuma metal, bisa dari musik progressive rock pun bisa. Mungkin bisa dengar lagu “Voiceless”, riff-nya sih menurut kami jarang sekali digunakan di metal, agak unik gitu, menurut kami jadi warna baru,” pungkas Jims menegaskan.

Finalmorph mengakui melalui EP “Mental Health” mereka menjadi semakin dewasa dalam menciptakan karya musik mereka, memacu mereka untuk terus berkarya lebih baik lagi.

Continue Reading