Connect with us

iMusic

THE FLY Rilis “Let the Music”: Ajak Hadapi Masalah dengan Musik.

Published

on

iMusic – Keyakinan mengatasi masalah,  hal yang disuarakan The Fly, lewat lagu rilisan tunggal (single) terbarunya yang bertajuk “Let the Music”. Di sini, vokalis/gitaris Kin Aulia dan bassis Levi Santoso – dua personel yang bertekad meneruskan guliran karir The Fly – ingin mengajak berdamai dengan masalah.

Salah satunya dengan mendengarkan musik sebagai peredam sekaligus penenang. Karena menurut mereka, musik memiliki semacam ‘kekuatan magis’ untuk mengubah mood seseorang seketika. Di saat merasa terpuruk, maka mendengarkan musik adalah ‘siraman rohani’ yang tepat untuk dilakukan.

“Lagu itu harus ada bobot atau pesan yang ingin disampaikan. Dan pesan lagu ini cukup simpel. Pada saat lo down, sedih, merasa hopeless, terkadang dengan mendengarkan lagu itu bisa mengobati. Itu juga berhubungan dengan kehidupan gue secara pribadi. Pada saat merasa ada masalah, dengan mendengarkan lagu bisa bikin happy lagi. Gue jadi inget momen pertama kali lagu itu gue denger… kayak time machine.

Nah lagu ini sangat mewakili itu. Mendengar lagu itu relaksasi, terkadang lo akan mendapatkan sesuatu setelah mendengarkan lagu. Dan gue berharap orang-orang yang mendengarkannya merasa relate dengan apa yang mereka rasakan,” tutur Levi mengurai misi di balik lahirnya lagu “Let the Music”.

Ada yang istimewa di gebrakan The Fly kali ini. Sejak 2019 hingga hari ini, Kin dan Levi semakin yakin untuk terus berkarya dengan memaksimalkan potensi berdua. Karena menurut mereka, justru kondisi itu membuka peluang bagi keduanya untuk bereksplorasi secara bebas. Yang mana, memang sudah menjadi karakter The Fly sejak pertama kali terbentuk pada 1994 silam. Atau tepatnya sejak mereka melepas album pertama tiga tahun kemudian. Selalu ada keinginan untuk melawan arus tren dan menciptakan karya yang fresh.

Tekad itu semakin menguat, apalagi setelah mengalami beberapa kali pergantian vokalis. Mulai dari era Muhammad ‘B’Jah’ Hamzah, lalu ke Firman Siagian (2007) hingga Teddy Suryaman (2011). Proses adaptasi diakui Kin dan Levi melelahkan, butuh proses yang tidak mudah untuk menemukan ‘jodoh’ yang tepat. Nah bereksplorasi – di antaranya dengan cara membuka kolaborasi – adalah salah satu solusi yang paling masuk akal bagi The Fly saat ini. Dan mereka sudah memulainya pada 15 Mei 2015 lalu, ketika melibatkan aktor Rio Dewanto untuk merilis lagu “Indah Pada Waktunya”, serta saat mendaur ulang lagu “Terbang” yang menghadirkan vokal Nagita Slavina.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Lewat “Let the Music”, The Fly kali ini memilih berkolaborasi dengan Widyo ‘Iyas’ Prastowo, kibordis grup Ecoutez!. Kebetulan, “Let the Music” memang merupakan lagu ciptaan Iyas yang tidak dimaksudkan terpakai untuk Ecoutez! lantaran tidak sesuai dengan karakter band tersebut. Sebaliknya bagi Kin dan Levi, lagu itu justru terbilang sangat fresh untuk menjadi penyemangat baru di The Fly.

“Emang kami sedang proses bikin single baru memakai lagu-lagu (ciptaan) gue. Lagu itu emang bukan buat Ecoutez!, sementara lagu gue sendiri kalah kuat sama lagu ini. Ini pertama kali kami bener-bener pakai lagu fresh karya teman kami sendiri. Lagu ini belum pernah dipublikasikan, dan gue ikut ngerjain di lirik. Jadi kami bertiga aja yang mengeksekusi musiknya. Itu sudah cukup,” seru Kin, semangat.

Sementara di vokal, Kin sekali lagi kembali ‘dipaksa’ untuk berdiri di posisi tersebut. Sebuah tanggung jawab yang sebenarnya sudah diembannya sejak The Fly melepas lagu “Pelangi Semu” pada 1997 silam, walau sebenarnya ia merasa lebih nyaman di lini gitar dan sebagai vokalis latar.

“Karena gue sebenarnya lebih senang dengan konsep sebagai gitaris dan backing vocal, seperti format (pasangan) Bono dan The Edge (U2), atau Steven Tyler dan Joe Perry (Aerosmith), Mick Jagger dan Keith Richards (The Rolling Stones). Tapi dari awal, memang gue juga yang selalu mengarahkan vokal di the Fly, jadi gue semakin paham dengan kebutuhan The Fly sendiri,” cetus Kin.

“Lagi pula untuk mendapatkan vokalis baru tidak gampang,” Levi menimpali. “Melelahkan proses adaptasinya. Butuh pengorbanan, mental, waktu, finansial, kami juga masih strugling… Gue nggak yakin ada vokalis yang bersedia menjalani itu jika bergabung di The Fly. Jadi jika ingin vokalis luar, ya featuring aja. Win win solution!”

“Let the Music” sendiri bagi The Fly, adalah wujud tanggungjawab mereka sebagai musisi. Musisi harus punya karya. Kin dan Levi ingin menghasilkan lagu dan ingin orang-orang mendengarkan dan menikmatinya. Bermusik adalah passion, bukan sekadar untuk menjaga eksistensi. Dan kebetulan, entah bagaimana asal-muasalnya, lagu “Terbang” yang pernah melejitkan nama The Fly kembali ramai didengarkan orang belakangan ini, yang membuat Kin dan Levi kembali bersemangat untuk berkarya.

“Menjelang mau akhir pandemi banyak yang tag lagu ‘Terbang’, lumayan viral menurut versi gue dan Levi. Jadi semangat lagi. Jadi ini momentum bagus untuk merilis lagu baru agar audiens yang lebih muda jadi tahu The Fly. Kami bentuk single baru ini lebih ke arah yang mainstream, bisa didengarkan segala umur, sekaligus menjadi jembatan menuju 2023 untuk lebih produktif lagi.”

Lagu “Let the Music” kini sudah bisa didengarkan di berbagai platform digital seperti Spotify, Apple Music, TikTok, Joox, Resso dan Deezer. (FE)

iMusic

Slank luncurkan album kompilasi “Slank – The Greatest Hits Live”

Published

on

iMusic.id – Group band legendaris ‘Slank’ meluncurkan album kompilasi yang manampilkan 15 lagu hits mereka yang diambil dari dokumentasi rekaman audio konser mereka di berbagai kota dan berbagai acara konser sepanjang karir mereka di industri musik nasional.

Bekerjasama dengan ‘Jagonya Musik & Sport indonesia’ serta KFC indonesia untuk proses pendistribusiannya, 5 punggawa ‘Slank’ yaitu Kaka, Bimbim, Ivanka, Ridho dan Abdee menamakan album kompilasi ini dengan tajuk “Slank – The Greatest Hits Live”.

“Materi lagu di album ini kita ambil dari berbagai acara konser ‘Slank’ yang pernah kita jalani. Gak semua rekaman audio kita itu hasilnya bagus, makanya kalo ada lagu yang Slankers suka tapi gak masuk di album ini ya karena itu tadi, audionya tidak layak”, terang Bimbim pada peluncuran albumnya di KFC Kemang Timur 17/09/2025.

Dirilisnya album kompilasi “Slank – The Greatest Hits Live” ini sebenarnya adalah cara ‘Slank’ memanfaatkan waktu sembari menunggu perampungan produksi album anyarnya.

“Saat ini ‘Slank’ sedang mempersiapkan album terbaru yang merupakan album studio ke 26. Karena prosesnya blom selesai, untuk memanfaatkan waktu maka kita rilis dulu album kompilasi ini”, ujar Kaka.

Kembali ke album kompilasi “Slank – The Greatest Hits Live”, kali ini, ‘Slank’ mengedarkan albumnya dalam bentuk CD (Compact Disc) dan juga CDigital dengan kartu berisikan kode voucher yang dapat dipindai untuk menikmati album music CDigital tersebut.

Album yang resmi diluncurkan tanggal 17 September 2025 ini, bisa didapatkan oleh para Slankers & pelanggan KFC melalui aplikasi KFC CDigital Jagonya Musik atau dengan melakukan pembelian langsung bundling paket ayam berbonus CD album yang telah disediakan KFC.

“Dalam album ini, terdapat 15 lagu hits yang direkam langsung di atas panggung ‘Slank’ sejak tahun 2002 hingga 2025. Mulai dari tur konser “Virus Roadshow 2002, Satu Satu Live Tour 2003, Reborn Republic 2005, Slankers Day 2008, Beautiful Smile Tour 2022, Pestapora 2024”, hingga “Pasar Malam Empat Satoe” yang merupakan konser perayaan HUT ke-41 Slank.

Beberapa nama terlibat sebagai kolaborator di album ini, Mezzaiuna, Lula dan Chaska Adalah para kolaborator yang merupakan anak-anak dari personil ‘Slank’ sendiri, penampilan mereka diambil saat ikut tampil di konser “Pasar Malam Empat Satoe” awal tahun 2025.

Demi menghadirkan atmosfer konser dan penyampaian energi puluhan ribu penonton yang telah diabadikan dalam rekaman audio, lantunan lagu “Intro Indonesia” live dari Jember 2002 dipilih sebagal pembuka di album ini. Berikutnya, album live terbaru ‘Slank’ ini diisi sederet lagu / track list yang sudah akrab di telinga para penikmat musik Tanah Air.

Berikut daftar lagu yang terdapat di album “Slank – The Greatest Hits Live” : “Intro Indonesia, Miss You But I Hate You, Terserah, Mawar Merah, Ku Tak Bisa, Virus, Poppies Lane Memory, Maafkan Feat Mezzaluna,  Seperti Para Koruptor Feat Lula, Malam Minggu Lagi Feat Chaska, Jadi Masalah, Mars Siankers, Orkes Sakit Hati, Balikin, Kamu Harus Pulang”.

Secara keseluruhan, album yang art covernya, menampilkan kolase / Kumpulan foto kelima personil ‘Slank’ di sampul depan ini sangat terasa vibe Live Concertnya karena background audio dari suara penonton yang menyaksikan konser di setiap lagu pilihan ‘Slank’ ini ditampilkan secara natural membuat para pendengarnya seolah ikut berada di barisan penonton live konser ‘Slank’ yang selalu diramaikan puluhan ribu penonton dengan kualitas audio terbaik dan lebih hidup, apalagi ‘Slank’ terkenal selalu tampil apa adanya tanpa bantuan backing track, sequencer atau lipsync.

Dapatkan segera CD dan CDigital album “Slank – The Greatest Hits Live” di store KFC se-Indonesia dan selamat menikmati sajian musik spesial dari Slank dan hidangan istimewa khas Kentucky Fried Chicken, jagonya ayam.

Continue Reading

iMusic

Thito Tangguh semakin tangguh di EP “Tetap Tangguh”

Published

on

iMusic.id – Setelah dua single nya yaitu “Mungkin Satu Kebetulan” dan “Hingga Akhir Nafasku” mendapat sambutan hangat dari para penggemarnya, Thito Tangguh akhirnya merilis mini album / EP bertajuk “Tetap Tangguh”.

Masih di bawah payung AFE Records selaku label yang menaungi, Thito Tangguh yang mempunyai nama lengkap Tito Hitler Tetap Tangguh Hutasoit ini merepresentasikan perjalanan musikal dan sisi emosionalnya melalui mini album ini.

Di mini album “Tetap Tangguh” ini, Thito Tangguh mempersembahkan 5 lagu pilihan yaitu “Mungkin Satu Kebetulan, Hingga Akhir Nafasku, Cinta Sampai Abadi, Tetap Salah” dan “Tiba Waktuku” yang apabila kita simak keseluruhan lagunya memperlihatkan kedewasaan bermusik Thito sekaligus menyampaikan pesan bahwa dalam setiap perjalanan hidup, selalu ada kekuatan untuk bertahan, meski penuh rintangan.

Setiap lagu di album Thito Tangguh ini dikemas dengan warna musik pop yang emosional dan lirik yang mudah dimengerti serta menyentuh hati pendengar. Beberapa song writer terlibat menyumbangkan lagunya untuk dinyanyikan oleh Thito, mereka Adalah Ferdy Tahier dan Mario Kacang, sementara itu Aditia Sahid a.k.a Acoy dan Johnwill Dama ikut membantu mengaransemen lagu – lagunya.

Mini album “Tetap Tangguh” resmi dirilis pada 12 September 2025 dan tersedia di seluruh platform musik digital. Dengan kualitas vokal yang khas dan penulisan lirik yang jujur, Thito yakin mampu menjangkau hati pendengar lebih luas. Salam Musik Indonesia!

Continue Reading

iMusic

Vikri And The Magic Friend ajak merenung di album “Renung”

Published

on

iMusic.id – Seniman serba bisa asal Bogor Vikri Rahmat baru saja meluncurkan album musik solo keduanya bersama Vikri and My Magic Friend bertajuk “Renung“. Menawarkan sebelas lagu, proyek album tersebut dikerjakan selama Vikri dan tim mengasingkan diri di tengah hutan konservasi kawasan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Dalam album terbarunya yang bertajuk “Renung” ini, Vikri Rahmat Bersama Vikri And My Magic Friend mengajak pendengarnya untuk sejenak merenungkan tentang sebuah perjalanan hidup dari setiap Individu.

Sebelas lagu antara lain “Intro, Malaikat Kecil, Tak Sama, Bukan Benda Mati, Bumi Menua, Pengen Ini Itu, Tanah dan Janji, Bu…, 411, Nasihat Bapak” dan “Jagain Ibu” disajikan Vikri And My Magic Friend untuk menemani hari-hari pendengarnya.

Perjalanan karier yang bisa dibilang cukup Panjang di industri seni Indonesia sebuah pencapaian luar biasa bagi seorang musisi. Sebelumnya Vikri Rahmat Bersama dengan Vikri And My Magic Friend menciptakan lagu-lagu berkualitas yang menghiasi industri musik Indonesia hingga menemani telinga para pendengar setianya. Namun, pencapaian tersebut bukan berarti dapat membuat Vikri Rahmat berhenti.

Sempat tak terdengar kabarnya, ternyata Vikri Rahmat mempersiapkan karya-karya terbaru dalam bentuk album terbaru. Album “Renung” ini mencoba mengangkat perjalanan perenungannya sejauh ini. Lika-liku perjalanannya menjadi salah satu musisi eksis Indonesia akan dapat kita nikmati melalui album ini.

“Renung itu adalah sebuah perjalanan panjang. Perjalanan tersebut yang mencerminkan sebuah ‘proses’ menjadi individu yang lebih baik dari sebelumnya. Segala macam proses tersebut ada pada tiap trek di dalam album “Renung”, jelas musisi kelahiran 13 Januari ini.

Album ini sendiri terasa sangat personal bagi dirinya. Banyak sekali kisah-kisah yang menginspirasi terbentuknya album “Renung” ini. Bahagia hingga perasaan gelisah, semua terangkum di album ini. Dalam pembuatan album ini, Vikri Rahmat dibantu oleh beberapa rekannya. Mulai dari Ahmad Saharie dan Aditia Sahid alias Acoy yang sudah menjadi salah satu bagian dari tim produksi Vikri And My Magic Friend.

Vikri mengaku bahwa album ini diproduksi dalam waktu yang tidak lama. Walaupun begitu, ia mengaku bahwa album ini butuh dorongan kuat untuk segera dirilis.

“Proses produksi bisa dibilang tidak begitu lama. Menentukan untuk merilisnya itu yang bisa dibilang memakan waktu yang lumayan panjang, sekitar 2 tahun. Karena album ini kan menceritakan tentang sebuah proses perenungan setiap orang untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Nah, yang menjadi pertentangan adalah: ‘apakah setelah proses tersebut kita semua siap untuk memjadi Pribadi yang baru?”, cerita sang musisi.

Album “Renung” menampilkan 11 karya, dua diantaranya sudah ia rilis terlebih dahulu sejak 2023 silam dengan judul “Nasihat Bapak” dan “Pengen Ini Itu”. Sedangkan untuk trek fokus di dalam album ini adalah “411”. Melalui lagu-lagu ini, pendengar akan diberikan pengalaman spiritual yang bisa di bilang cukup dalam dan pesan bahwa serahin semua masalah kita kepada Allah, karena hanya Cuma Dia yang bisa kita harapkan.

“411 itu kalo kita liat secara detail ya, seperti tulisan Arab Allah” jelas Vikri Rahmat.

Continue Reading