Connect with us

iMusic

#THISISINDONESIA: Lagu Baru Atta Halilintar Bersama Musisi Internasional Keturunan Indonesia, DJ BEAUZ.

Published

on

iMusic – Menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia, musisi dan YouTuber, Atta Halilintar, meluncurkan lagu bertemakan kebangsaan yang berjudul #THISISINDONESIA. Lagu ini merupakan hasil kolaborasi yang sangat unik dengan DJ BEAUZ, international disc jockey yang merupakan keturunan asli Indonesia. Momentum kolaborasi spesial ini menghasilkan sebuah lagu bergenre Hip Hop Etnic, yang juga melibatkan istri tercintanya, Aurelie Hermansyah, Diva Indonesia, Krisdayanti, dan ibunda Lenggogeni Faruk Halilintar. Komposisi yang ada pada lagu ini merupakan perpaduan musik modern dan musik etnik khas Indonesia yang akan memikat telinga para penikmat musik Tanah Air.

Lagu dengan tema Indonesia ini berisikan pesan-pesan tentang persatuan Indonesia, mengenal dan mempelajari kembali bagaimana bangsa Indonesia memiliki budaya yang luhur. Lagu ini juga menyampaikan semangat positif bagi masyarakat, bahwasanya Indonesia memiliki ketangguhan dan tetap tumbuh bersama ditengah situasi pandemi global yang masih bergulir. “Situasi pandemi ini membuat Indonesia sedang mengalami kesulitan, maka dari itu kami hadirkan karya ini untuk membangkitkan semangat untuk kita bangkit dan tumbuh bersama. So, #THISISINDONESIA, Indonesia bisa!!” ujar Atta Halilintar.

Untuk menghasilkan karya yang spektakuler, Atta Halilintar mengajak DJ BEAUZ untuk berkolaborasi. Atta bertemu dengan DJ BEAUZ di suatu acara dan langsung mengundang untuk berkolaborasi karena Atta merasa lagu ini butuh sentuhan musik internasional yang bisa diterima di industri musik global tanpa meninggalkan ciri khas Indonesia. Duo DJ asal Tiongkok ini merupakan musisi keturunan Indonesia yang sudah beberapa kali mencicipi panggung internasional, di antaranya di Los Angeles, Las Vegas, dan San Fransisco. BEAUZ terdiri dari dua kakak beradik, Bernie dan Johan, telah menghasilkan lagu-lagu hits seperti Count the Hours, Treasure U, Feel the Light, dan Crazy. Pada tahun 2019, BEAUZ meluncurkan lagu ‘Count the Hours’ yang viral di aplikasi Tiongkok, Douyin, dan menjadi pembuka jalan untuk tur internasional mereka ke Amerika Utara dan Asia. BEAUZ juga kemudian berkolaborasi dengan Spinnin Records meluncurkan lagu ‘Feel the Light’ dan mencatatkan mereka sebagai rekaman pertama dari Spinnin’ Asia. Kolaborasi ini juga mempoposikan mereka sebagai godfather of psypop.

“Kami sangat bangga dapat bergabung pada proyek ini. Bagaimanapun juga kami tetap orang Indonesia sehingga ingin memberikan persembahan terbaik bagi Indonesia. Apalagi kami juga terkesan ketika mendengar lagunya dan membaca liriknya. Liriknya sangat indah dan puitis. Kami memberikan yang terbaik dalam menggarap lagu ini. Kami harap lagu ini dapat diterima di semua kalangan di Indonesia maupun dunia” jelas BEAUZ. Dua kakak beradik ini juga sebelumnya terlibat dalam acara televisi Tiongkok yang terkenal, ‘Youth with You’ dan menjadi electronic music DJ duo pertama yang terlibat di acara ini. Penampilan mereka mendapat sambutan meriah dari para penonton dan penggemar.

Selain keterlibatan musisi internasional, Atta Halilintar juga menghadirkan Aurel Hermansyah, Krisdayanti, dan Lenggogeni Faruk Halilintar pada karya istimewanya yang merepresentasikan persembahan untuk Ibu Pertiwi. “Terima kasih banyak semuanya atas supportnya. Seperti yang Bang Atta sampaikan, lagu ini untuk Indonesia. Kita, Indonesia. Jadi kita semua harus tetap semangat untuk tumbuh bersama, di momentum Hari Kemerdekaan dan seterusnya,” ucap Aurel.

Krisdayanti yang merupakan Diva Indonesia juga menyampaikan apresiasinya atas karya anak bangsa yang sangat kreatif meskipun dalam keterbatasan situasi pandemi. “Ketika saya mendengar lagunya dari Atta, ini memacu kekuatan dan spirit nasionalisme. Kita harus dukung prestasi anak muda Indonesia. Saya senang menjadi bagian dari sebuah karya untuk menyongsong 76 tahun Indonesia Merdeka. Jadi ini sebuah karya yang harus didukung, semoga bisa memberikan manfaat yang baik untuk menggerakkan semua generasi muda di Nusantara, agar bangga dengan Indonesia,” ucap Krisdayanti. Selain Krisdayanti, ibunda Atta Halilintar, Lenggogeni Faruk Halilintar juga ikut bernyanyi dalam lagu ini.

Video Klip dengan Kecanggihan Teknologi CGI

Bersama dengan Rizal Mantovani, Atta menyutradarai video klipnya dengan menggunakan teknologi computer-generated imagery (CGI) yang menampilkan keindahan alam dan ciri khas Indonesia, seperti baju, kesenian, budaya, dan ikon-ikon Indonesia. Video klip ini mengangkat konsep futuristik tanpa menghilangkan sisi Indonesia yang megah dan elegan. Di video klip ini, Atta juga mengajak serta Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia. Menurut Sandiaga Uno, musik tidak hanya sekedar memainkan instrumental tapi bisa juga menjadi ekspresi dari membangkitkan semangat nasionalisme dan patriotisme.

“Musik menjadi simbol kemandirian dan kreativitas anak-anak muda Indonesia. Apalagi saat ini musik telah berkembang menjadi salah satu sektor ekonomi kreatif yang diwadahi pengembangannya oleh Kemenparekraf. Untuk itu saya sangat senang dan bangga sekali terlibat dalam proyek ini. Konsep lagu dan video klip yang mengangkat keindahan Indonesia diharapkan dapat juga menjadi sarana promosi pariwisata Indonesia serta akselerasi pemulihan sektor pariwisata ekonomi kreatif dapat tercapai. Saya juga berharap, semoga perayaan HUT Kemerdekaan Indonesia yang ke-76 ini dapat menjadi momentum kebangkitan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia, khususnya dalam bidang musik di tengah pandemi Covid-19. Dengan spirit nasionalisme dan patriotisme yang diinspirasi dari proklamator Indonesia, Bung Karno dan Bung Hatta, diharapkan tumbuh insan-insan muda kreatif dalam menyemarakkan industri musik di tanah air,” ujar Sandiaga Uno.

Di kesempatan yang sama, Krisdayanti dan Atta Halilintar mengungkapkan harapan mereka terhadap lagu ini. Krisdayanti berharap lagu ini dapat menjadi anthem nasional dan diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia, dari Sabang hingga Merauke. Atta Halilintar juga mengungkapkan harapannya untuk lagu ini dapat menjadi pemancing bangkitnya rasa nasionalisme bagi anak muda Indonesia. “Semoga lagu ini ke depannya dapat dinyanyikan di acara kompetisi olahraga untuk membangkitkan nasionalisme anak-anak muda. Semoga anak-anak muda dapat tergerak untuk punya jiwa nasionalisme yang tinggi maka Indonesia bisa maju,” tutup Atta Halilintar. (FE)

iMusic

Jenaka Mahila luncurkan single “Teman Sejati?”

Published

on

iMusic.id – Penyanyi muda Jenaka Mahila kembali merilis karya terbaru berjudul “Teman Sejati?”, sebuah lagu yang mengangkat sisi kelam dari hubungan persahabatan yang selama ini dianggap tulus. Lagu ini terasa istimewa karena lirik dan notasinya diciptakan sendiri oleh Jenaka. Dengan lirik yang mewakili isi hati dan penuh kejujuran, lagu ini menggambarkan kekecewaan mendalam saat seseorang yang dianggap teman sejati ternyata berkhianat dan menusuk dari belakang.

Lewat “Teman Sejati?”, Jenaka Mahila mengajak penikmat musik untuk merenungi arti sebenarnya dari sebuah persahabatan. Lagu ini menyuarakan perasaan terluka yang sulit diungkapkan, terutama saat peran “teman” justru berubah menjadi sosok yang menyakitkan. Vokal dari Jenaka yang jujur dan musik yang easy listening menjadikan lagu ini sebagai ekspresi yang kuat tentang kehilangan kepercayaan kepada seseorang tetapi mudah untuk dipahami.

Video musik “Teman Sejati?”, yang disutradarai oleh Prialangga, menyuguhkan cerita visual tentang Jenaka Mahila dan dua sahabatnya yang tampak selalu bersenang-senang bersama. Mereka tertawa, berbagi cerita, dan menciptakan momen-momen hangat. Namun, perlahan, Jenaka mulai merasakan ketimpangan dan menyadari bahwa tidak semua hubungan seindah yang terlihat. Ia mulai mempertanyakan: apa arti teman sejati yang sesungguhnya?

Lagu ini tidak hanya menjadi ungkapan pribadi Jenaka Mahila, tetapi juga cerminan banyak pengalaman orang lain dalam menghadapi hubungan pertemanan yang ternyata tidaklah tulus.

Jenaka Mahila adalah nama anak bungsu dari pasangan aktor dan aktris ternama Tora Sudiro dan Mieke Amalia. Ia mulai merintis karier sebagai penyanyi dibawah naungan MyMusic Records dengan dukungan penuh dari orang tuanya. Jenaka menunjukkan bakat alami dalam bermusik serta keberanian mengekspresikan emosi dan pemikiran melalui lagu-lagunya.

Sukses merilis single pertamanya “Peace Peace Peace” dan disusul dengan EP perdana yang berjudul “Jenaka Mahila” pada tahun 2023, EP ini menampilkan beragam tema yang membangkitkan semangat dalam setiap lagunya, seperti “Hari Senin, Ibu Pintu Surgaku, Peace Peace Peace, Hati-Hati, Ayo Kita Menabung” dan “Jangan Lupa Berdoa”.

Melalui “Teman Sejati?”, Jenaka membuktikan dengan kedewasaan musikal dan kedalaman emosional yang semakin berkembang di setiap langkah kariernya.

“Teman Sejati?” tersedia di seluruh platform musik digital sejak tanggal 20 Juni 2025 dan music videonya bisa disaksikan di channel youtube MyMusic Records.

Continue Reading

iMusic

‘Hunian’ libarkan Bounty Ramdhan di single “Suara – Suara”

Published

on

iMusic.id – Unit pop asal Jogjakarta, trio ‘Hunian’ merilis single baru berjudul “Suara–Suara”. Berbeda dengan single-single sebelumnya yang lebih menyoroti tentang kehidupan pribadi dan lingkungan terdekat mereka, single yang dirilis kali ini terdengar lebih ‘berisik’.

Ghozi Daffa, selaku frontman ‘Hunian’ menjelaskan bahwa ia merekam fenomena yang kerap terjadi dalam sebuah sistem. ‘Suara-Suara’ berbicara tentang kritik sosial di dalam berbagai macam sistem, seperti keluarga, pekerjaan, bahkan negara.

“Ketika suatu sistem membuatmu tidak nyaman, beranilah bersuara, lantang. Sehingga hak-hakmu tidak direnggut. Suatu sistem yang baik adalah sistem yang mendengarkan kritik para anggotanya, kami juga ingin menyadarkan pendengar, jika takut, rangkul mereka yang sesama. Badai lahir dari rentetan setetes air di udara”, jelas Ghozi ‘Hunian’.

Sedikit bercerita tentang single ‘Hunian’ yang berjudul “Suara-Suara” tersebut, awalnya Ghozi ingin menulis lirik dengan lebih eksplisit dan lebih tajam. Tetapi Anshar Aziz dan Elang Nuraga ingin lebih landai agar single ini bisa didengar kalangan lebih umum.

“Awalnya Ghozi datang dengan lirik yang lebih tajam, tetapi setelah kami brainstorming, lirik itu kami ubah sedikit lebih halus agar pesan yang kami bawa bisa didengarkan secara inklusif”, Ancal alias Anshar Aziz menambahi.

Processed with VSCO with 1 preset

Pukulan drum di single ini berbeda dengan karya-karya yang telah mereka rilis sebelumnya. Dengan lingkup pertemanan yang cukup luas, mereka mengajak additional drummer Sheila On 7, Bounty Ramdhan untuk mengisi posisi belakang.

“Awal prosesnya simple, Elang ngajak ngisi (drum) dan aku pengen support. Aku pengen terlibat dalam suatu movement yang dibangun oleh ‘Hunian’’, kata Bounty.

Single “Suara-Suara” ini juga menjadi momen pertama ‘Hunian’ berkolaborasi dengan berbagai seniman. Seniman satu lagi adalah Anaking Ramdhan, saudara kandung Bounty. Dalam proyek ini Anaking, mengonsep artwork “Suara-Suara”.

“Artwork dalam single ‘Suara-Suara’ ini menjelaskan bagaimana kritik-kritik sosial yang tidak bisa bersuara lantang karena desakan dari penguasa,” Anaking menjelaskan.

Pertama kali dengerin, lagu ini menghadirkan nuansa yang segar dan memikat. Progresi chord yang apik terasa begitu alami, membalut keseluruhan aransemen tanpa membuat telinga lelah, justru sebaliknya, membawa pendengar dalam alur yang mengalir dan terus memancing rasa ingin tahu. Susunan lagu yang terstruktur dengan cermat berhasil menjaga perhatian dan emosi tetap terjaga dari awal hingga akhir.

Namun, momen yang paling membekas adalah bagian interlude, sebuah ledakan energi yang menggugah, seolah memacu adrenalin dan meninggalkan kesan mendalam sejak detik pertama terdengar. Single ini telah dirilis pada hari Jumat, 20 Juni 2025.

Continue Reading

iMusic

The Radiostar luncurkan Euforia Ego

Published

on

iMusic.id – Membawa semangat baru dari kota kreatif Bandung, band britpop The Radiostar resmi merilis single terbarunya berjudul “Euforia Ego”, sebuah lagu yang menggambarkan pencarian jati diri di tengah dunia yang penuh ilusi dan kebisingan modern.

Terbentuk dari enam musisi yang solid, Mame (vokal), Davi Duff, Pandu, dan Uyung Manson (gitar), Andre (bass), serta Rifan (drum), The Radiostar menghadirkan nuansa britpop yang kuat, namun tetap relevan dengan realita dan keresahan generasi masa kini.

“Lagu ini tentang bagaimana manusia sering larut dalam euforia, ego, dan mimpi semu, Kita seperti melayang tanpa arah di dunia malam, mencari kebebasan tapi malah terjebak dalam bayangan diri sendiri.” ujar Mame, vokalis The Radiostar.

Dengan balutan gitar yang penuh lapisan atmosfer, lirik yang puitis, dan aransemen yang kuat, Euforia Ego dari The Radiostar menjadi refleksi tentang kegelisahan batin dan keinginan untuk melepaskan diri dari tekanan hidup. 

“Kami ingin menghidupkan kembali semangat britpop, tapi dengan cerita dan keresahan yang lebih dekat dengan realitas kita hari ini,” tambah Davi Duff, gitaris sekaligus produser lagu ini.

“The Radiostar bukan sekadar nostalgia britpop, mereka menyuntikkan napas baru dengan lirik yang tajam dan produksi yang emosional”, komentar Arnest The Summer

“‘Euforia Ego’ adalah suara generasi yang sedang mencari arah. Padat, puitis, dan penuh atmosfer.” ujar Chandra Raspati

The Radiostar saat ini sedang aktif tampil di berbagai panggung komunitas dan bersiap untuk tur promo di beberapa kota besar. Mereka juga tengah menyiapkan karya berikutnya yang dijanjikan akan semakin dalam dan personal.

Continue Reading