Connect with us

iMusic

“Tono Supartono” Berencana Rilis Single Yang Bertajuk “Sang Bidadari”, yang Juga Merupakan Judul Dari Mini Album solo-nya.

Published

on

iMusic – Tono Supartono yang merupakan pengusaha sekaligus musisi yang pernah menulis lagu Keagungan Tuhan, yang mana sempat menjadi hits di Lomba Cipta Lagu Remaja Prambors pada tahun 1978, yang dinyanyikan oleh Eddy Silitonga, dan sekaligus pendiri Magenta Orchestra yang didirikan pada tahun 2004, bersama Indra U Bakrie dan Andi Rianto. Setelah vakum dari musik karena kegiatan berbisnis, Tono kembali berencana merilis sebuah single yang bertajuk Sang Bidadari, yang mana Sang Bidadari sendiri menjadi judul dari mini album solo milik Tono Supartono.

Dalam proses pengerjaan single ini, Tono Supartono dibantu langsung oleh sahabatnya yang juga merupakan salah satu pendiri Magenta Orchestra yaitu Andi Rianto, yang saat ini juga dikenal sebagai salah satu komposer & music director senior tanah air.

Lagu Sang Bidadari sendiri pada awalnya merupakan sebuah ide spontan yang muncul di tengah kejenuhan Tono Supartono akan vakumnya berbagai kegiatan di masa awal pandemi covid-19. Tono Supartono yang memang telah terbiasa mengisi waktu luangnya dengan bermusik dan menulis lagu, telah menghasilkan beberapa album yang menjadi hits, di antaranya album Tono & Trust Band, album Moving On (Magenta Singers), dan  album Kumpulan Melodi Terbaik Tono Supartono.  Dalam pengerjaan album Kumpulan Melodi Terbaik Tono Supartono, Tono bekerja sama dengan berbagai penyanyi antara lain, Nania Yusuf, Sammy Simorangkir, Be 3, Wisha Sofia Dewi (Magenta Singer), dan Alm. Dendy Mikes.

Menurut keterangan Tono, lagu Sang Bidadari tercipta hanya dalam hitungan jam. Kemudian Tono pun berkomunikasi dengan Andi Rianto via telpon, untuk dibuatkan aransemen musik bernuansa orkestra. Tercetuslah dialog antara Andi dan Tono “kita memiliki Magenta Orchestra, tapi kita tidak bisa menggunakan Magenta Orchestra kita sendiri (karena pandemic)”, akhirnya muncul ide Andi untuk coba menghubungi Budapest Scoring Orchestra dan disetujui oleh mereka. Andi meminta waktu selama tiga hari untuk menulis partitur Sang Bidadari, akhirnya Tono pun mengangguk sebagai tanda setuju.

Kondisi pandemi membuat Tono Supartono dan Andi Rianto tidak dapat mengawasi proses rekaman secara langsung. Proses pengawasan rekaman tersebut harus dilakukan secara jarak jauh dengan mekanisme pengiriman data lewat email, dimana secara berkala Andi Rianto mengirimkan partitur secara digital ke Hungaria untuk dijadikan acuan dalam proses rekaman. Hal ini lah yang menjadi salah satu tantangan di dalam proses pembuatan Sang Bidadari, namun segala proses yang rumit ini bagi Tono Supartono dan Andi Rianto sebanding dengan kepuasan akan hasil rekaman Sang Bidadari. Perlu diketahui bahwa album ini proses mixingnya digarap oleh Tommy P. Utomo dan Masteringnya oleh Don Bartley (Sidney Australia).

Single Sang Bidadari rencananya akan dirilis pada akhir bulan Mei 2021 ini, perilisan single ini juga akan disertai dengan video musik yang disutradarai oleh Wahyu Taufani Prialangga, yang sebelumnya juga sempat menyutradarai video musik milik Raisa. Single Sang Bidadari sendiri dapat mulai dinikmati di berbagai platform musik digital pada 20 Mei 2021, yang juga akan diikuti dengan perilisan mini albumnya.

Untuk musik videonya dapat ditonton langsung di kanal youtube Overclock Studios. Dengan perilisan single dan video musik Sang Bidadari, Tono Supartono dapat menjadi inspirasi bahwa tidak ada batasan usia dalam berkarya, karena pada akhirnya kemauan dan keyakinan diri itu sendiri lah yang dapat mendobrak semua batasan. (FE)

iMovies

Bunga Citra Lestari rilis single soundtrack film “Jumbo”.

Published

on

iMusic.id – Bunga Citra Lestari (BCL), penyanyi yang telah sukses dengan 7 Piala AMI Awards, resmi merilis single terbaru berjudul “Selalu Ada di Nadimu”. Lagu ini menjadi bagian dari Original Motion Picture Soundtrack film animasi “JUMBO”, yang menghadirkan nuansa hangat dan emosional dengan aransemen yang terdengar intim namun megah.

Mengangkat tema cinta dan harapan seorang ibu untuk anaknya, lagu ini siap menyentuh hati para pendengarnya. Pesan dalam lagu ini selaras dengan kisah yang diangkat dalam film animasi “JUMBO”, dimana BCL juga berperan sebagai pengisi suara karakter Ibu Don, seorang ibu yang berprofesi sebagai penulis cerita dongeng dan lagu.

Dalam film tersebut, BCL sebagai Ibu Don menciptakan sebuah lagu sebagai warisan untuk Don yang terus menjadi sumber kekuatan dan kenangan meskipun sang ibu telah tiada.

“Lagu “Selalu Ada di Nadimu” adalah ungkapan perasaan terdalam seorang ibu untuk anaknya. Lagu ini menggambarkan doa dan harapan seorang ibu yang selalu menyertai anaknya, bahkan ketika ia sudah tidak lagi berada di dunia ini,” ungkap BCL.

“Aku sebagai seorang ibu, melihat bahwa anak kita juga memiliki perjalanan hidupnya sendiri. Namun, apa yang orangtuanya ajarkan, serta kasih sayang seorang ibu, akan selalu ada di dalam diri sang anak,” tambah BCL.

Lagu ini diproduseri dan ditulis oleh Laleilmanino, dengan lirik yang menggambarkan doa, harapan, dan kehangatan orangtua terhadap anaknya. Nino Kayam mengungkapkan bahwa saat menulis lirik lagu ini, ia juga terinspirasi dari pengalaman pribadinya.

“Kebetulan saya baru saja kehilangan ayah saat mengerjakan lagu ini. Namun, inspirasi saya tidak hanya datang dari hubungan orangtua dan anak, tetapi juga dari esensi pertemanan dan dukungan yang kita berikan kepada orang-orang terdekat,” cerita Nino tentang penulisan lagu “Selalu di Nadimu”.

“Bahwa dunia memang tak selalu ramah. But it’s okay to not be okay. Sedih itu ada agar kita menghargai bahagia. Dan percayalah, langkah kita akan selalu dilindungi oleh doa-doa semua orang yang menyayangi kita,” tambah Nino.

Proses pembuatan lagu “Selalu ada di Nadimu” dilakukan dengan pendekatan yang mengikuti dinamika adegan di dalam film animasi “JUMBO”. Laleilmanino mencoba menerjemahkan suasana intim lewat aransemen yang bernuansa orkestra, dibalut dengan vokal BCL. Ilman mengungkapkan, dalam proses pembuatan OST film animasi “JUMBO” juga cukup sedikit berbeda.

Biasanya dalam membuat sebuah lagu, Laleilmanino akan membuat notasi dan progresi chord terlebih dulu, setelah itu lirik.

“OST “JUMBO” ini spesial karena kami buat dari lirik yang kami nada kan. Kami berangkat dari lirik dulu. Dari sebuah lirik yang sudah terangkai, lirik tersebut kalau ditarik ke bawah menjadi sebuah anagram. Ketika liriknya sudah jadi, kami berdiskusi dengan Nino. Usai menggarap lirik, gue dan Lale merangkai notasi dan chord. Setelah bikin demo, barulah kami rekam,” tambah Ilman.

Setelah akhirnya mendengarkan lagunya dan melihatnya di film “JUMBO”, Laleilmannino pun terhanyut dengan kehangatannya bersama tepukan para penonton yang hadir di Gala Premiere. Bagi mereka lagu ini cukup emosional.

“Satu, karena kami ikut menggawangi perjalanan film ini dari cukup awal. Dua, karena ini merupakan kali pertama kami dapat kesempatan menulis lagu tema untuk sebuah film. Tiga, karena di film ini lagu kami tak hanya sekedar jadi bumbu penghibur, tapi punya peran yang sangat penting dalam cerita. Membuat kita merasa punya bagian lebih dari sekedar pengisi soundtrack. Terima kasih teman-teman Visinema atas kesempatannya.,” ungkap Nino.

Bagi BCL, Ini bukan pertama kalinya ia bekerja sama dengan Visinema. Sebelumnya, ia juga terlibat dalam OST “Keluarga Cemara”, sebuah lagu yang berhasil meraih Piala Maya untuk Lagu Tema Terpilih. Kini, melalui kolaborasi dengan Visinema Studios, BCL menghadirkan OST untuk film animasi “JUMBO”, yang akan menghangatkan hati para penontonnya.

Continue Reading

iMusic

Sambut lebaran, Basejam luncurkan single “Lebaran Ceria”

Published

on

iMusic.id – Lebaran tinggal beberapa hari lagi, namun tidak membuat group pop legendaris Basejam melewati Ramadhan tanpa kreatifitas. Bertepatan dengan usia Basejam yang memasuki 31 tahun, Sigit, Alvin, Sita, Oni dan Alsa menjalani bulan Ramadhan di tahun 2025 ini dengan meluncurkan single baru.

Lagu baru berjudul “Lebaran Ceria” yang ditulis oleh frontman Basejam, Sigit Wardana, hari ini resmi dirilis oleh band pelantun ‘Bukan Pujangga” tersebut. Single bertema lebaran ini juga masuk didalam rangkaian target 31 single yang akan dirilis Basejam sepanjang tahun 2025 sesuai dengan perayaan 31 tahun Basejam berkarya.

Lagu “Lebaran Ceria” memiliki warna yang unik sebagai lagu bertema Lebaran. Sigit wardana yang menulis lagu ini mencoba menggambarkan berbagai moment bahagia saat umat muslim merayakan lebaran bersama orang – orang yang disayangi

“Lagu tema Lebaran Basejam kali ini tidak seperti biasanya, karena kali ini saya ingin mengambil sudut pandang kebahagiaan momen Lebaran, momen seru ketika kita orang Indonesia sedang melakukan kebiasaan rutin berkaitan sama Lebaran, kayak nunggu THR, melengkapi koleksi toples kue dan tentunya beli baju baru untuk Lebaran. Jadi pengennya memang nuansanya ceria dan bisa bikin orang goyang semangat menyambut hari kemenangan”, tutur Sigit.

“Dalam rangka kejar target merilis 31 rilisan, di agenda kami memang ada lagu lagu baru yang ingin kami rilis, salah satunya tema Lebaran dan kami semua sepakat kayaknya kali ini kita cari tema yang lebih ‘ringan’ dan lagu yang lebih ceria. Dari ide awal itu ternyata lagunya Sigit ini lumayan kena, ringan dan mudah dicerna. Dari awal versi gitar akustik saja, dengan sumbang ide semua personil lain, jadilah hasil akhir yang buat saya memuaskan banget”, ujar Sita.

Lagu yang awalnya diperkenalkan oleh Sigit ke semua personil Basejam dengan demo sederhana hanya pakai gitar akustik tapi dengan lirik yang sudah cukup lengkap dan tematik ini menangkap perhatian para personil lainnya, terutama Alsa.

“Mas Sigit share audionya di grup, terus saya nangkepnya bahwa ini bisa banget jadi lagu yang seru-seruan gitu dari sisi beat maupun nuansa isian berbagai instrumen atau bunyi-bunyi lainnya. Liriknya juga ringan, kayak ngobrol sehari hari, jadi bikin makin klop aja dengan bayangan musiknya di kepala saya. Setelah itu pun mas Sigit kasih referensi lagu, dan ternyata memang satu frekuensi dengan ide di kepala saya. Hasil akhirnya musiknya merupakan hasil kolaborasi semua personil yang buat saya pribadi asik banget!”, terang Alsa.

Alvin pun tak kalah semangat ingin segera memulai proses finalisasi aransemen dan rekaman.

“Iya, saya selalu bilang, yuk teman-teman kita gass langsung rekaman setelah demo kedua yang udah agak penuh musiknya di share di grup WA. Lagunya asik!”, sambut Alvin.

Proses rekamannya cukup singkat dan dilakukan dengan kebiasaan rutin Basejam, yaitu rekaman antar kota karena Oni sang gitaris tinggal di Surabaya.

“Saya rasa proses rekaman kayak gini sudah jadi biasa untuk kami, terutama untuk proyek materi yang waktunya mepet. Kami mempelajari materi demo, berkreasi sendiri, kemudian rekam di rumah masing-masing, share ke semua untuk input dan jadilah versi final yang lengkap”, terang Oni mengenai proses rekaman lagu “Lebaran Ceria”.

Beberapa moment unik sempat mewarnai proses produksi lagu “Lebaran Ceria” tersebut, seperti adanya keterlibatan keluarga masing – masing personil Basejam diproses rekaman lagu ini sehingga dalam beberapa bagian lagu akan terdengar partisipasi anggota keluarga para personil Basejam tersebut.

Kembali ke lirik lagunya, Sigit memang ingin menekankan cerita kebiasaan warga – warga Indonesia ketika menyambut Lebaran. Lagu yang bertema hari besar agama, tapi dari sisi musik dan tema liriknya cukup ringan untuk disimak dengan menggambarkan moment – moment gambaran keseharian.

Kehadiran single ini diharapkan bisa memberikan keceriaan, mengingatkan indahnya berbagi, menjaga tradisi dan merayakan kemenangan dihari Lebaran. Dan yang terpenting adalah moment bahagia berkumpul dengan keluarga, tidak hanya dimomen Lebaran, tapi setiap saat.

Basejam berharap teman-teman pun tak sabar mendengarkan single terbaru bertema Lebaran dengan nuansa musik yang ceria bersama semua anggota keluarga.

Single baru Basejam – “Lebaran Ceria”, sudah dapat digunakan sebagai backsound video Tiktok mulai tanggal 21 Maret 2025 dan versi lengkapnya dapat dinikmati di semua Digital Music Platform tanggal 28 Maret 2025. Selamat Lebaran!!

Continue Reading

iMusic

Musisi dan produser, Aanslam luncurkan single perdana

Published

on

iMusic.id – Aanslam, musisi sekaligus produser berbakat dari Jakarta, merilis single terbarunya yang berjudul “Is It Too Late to See U” di bulan Maret 2025 ini. Single ini sekaligus sebagai penanda debut perdananya di kancah musik Indonesia sebagai seorang solois, setelah sebelumnya terlibat dalam format band, seperti Aithris, Goodboy Jimmy, I-postrock, Eternity dan lainnya.

Bercerita tentang single perdananya, ternyata awalnya lagu ini diciptakan Aanslam yang sejak 2011 bermukim di kota Malang dan akhirnya hijrah ke Jakarta untuk proyek lain.

“Single “Is It Too Late to See U” awalnya dibuat untuk proyek lain. Namun, seiring waktu dan masukan dari berbagai pihak di lingkungan bermusik, akhirnya saya memutuskan untuk menjadikannya sebagai proyek solo,” ujar Aanslam yang piawai memainkan berbagai alat musik ini.

Untuk memberikan sentuhan yang lebih personal, Aanslam mengubah arransemen lagu ini secara besar-besaran, menghasilkan mood lagu yang terasa lebih dark dan emosional. Secara musikal, lagu ini menampilkan perpaduan antara lo-fi, dead drums, piano, gitar dengan efek reverb dan delay.

Selain itu, sentuhan beberapa lapisan bow string, menciptakan suasana yang khas dan atmosferik pada lagu yang diciptakan pada pertengahan tahun 2023 silam ini.

Tidak hanya mengeksplorasi dari segi instrumen musik, Aanslam juga meramu vokal yang terinspirasi dari berbagai musisi dunia, seperti Billie Eilish, Madison Beer, Nessa Barrett, Me and That Man, Clairo, hingga Lana Del Rey dan Lorde. Pengaruh dari genre dark-pop dan neo soul juga turut membentuk warna khas dari single ini.

Dalam proses kreatifnya, Aanslam tidak bekerja sendiri. Ia bertindak sebagai songwriter sekaligus producer, didukung oleh Rizky Dzulkifli Rizaldi a.k.a Millie dari Paruparo sebagai co-producer. Editing dan mixing dilakukan oleh Aanslam dan Wendi Arintyo, sementara mastering dipercayakan kepada Dimas Pradipta di Sum It! Studio.

Aanslam juga berperan dalam memainkan sebagian besar instrumen musik dalam lagu ini, termasuk piano, bass, synthesizer, serta drum dan string programming. Sementara itu, bagian gitar dipercayakan kepada Kusby Fathoni, seorang session guitarist yang telah bekerja dengan berbagai musisi ternama. 

Untuk artwork single, Aanslam berkolaborasi dengan Naufaldy Ghaly Alana, yang menghadirkan visualisasi estetika yang mendukung nuansa lagu.

Melalui single ini, Aanslam ingin menyampaikan bahwa setiap orang dapat berkarya dengan isi dan pesan apa pun. Harapannya, lagu ini dapat meramaikan industri musik Indonesia, memberikan dampak positif kepada pendengarnya, serta menjadi langkah awal menuju rilisan-rilisan berikutnya, baik itu dalam bentuk single, EP, maupun album.

Simak single “Single “Is It Too Late to See U” di platform-platform musik favorit Anda dan nantikan karya-karya Aanslam selanjutnya di Instagram @aanslam.

Continue Reading