iMusic
– Tune-Yards mengumumkan detil album studio kelima mereka, sketchy.
Album ini berisikan 11 lagu, termasuk single mereka tahun lalu ‘nowhereman’, dan akan rilis 26 Maret 2021
mendatang. Merrill Garbus dan Nate Brenner membagikan lagu lain
dari album sketchy, ‘hold yourself’ bersamaan dengan video animasi
yang disutradarai oleh Basa Studio.
Lagu ‘hold yourself’ memanjakan pendengar dengan suara yang
berlapis dan lirik paling eksplisit yang pernah ditulis oleh Garbus; sebuah
momen jujur tentang kepedihan dan amarah yang ditunjukkan lewat intro lagu ini
yang kalem hingga kulminasi yang meledak. “Lagu ini adalah tentang perasaan
dikhianati, oleh generasi orang tua kita, dan pada saat yang sama, melihat
bagaimana kita juga mengkhianati masa depan,” ungkap Garbus.
Album Tune-Yards sebelum ini, I can feel you creep into my
private life, adalah sebuah pertanyaan refleksi diri yang menandai akhir dekade
dari musik indie yang terbuka dan polifonik.
Sepanjang tahun 2009 hingga 2018, Tune-Yards (Merrill
dan partner serta kolaboratornya Nate Brenner) meluncurkan empat buah album
yang mendapat banyak pengakuan kritikus, berkeliling ke penjuru dunia untuk
tampil live, dan membuat lagu psychedelic untuk masterpiece surealis
karya Boots Riley, Sorry To Bother You.
“Kami benar-benar tidak berhenti hustling,” ujar Merrill
seraya merefleksikan sepuluh tahunnya. “Dan saat kami bekerja keras, kami ikut
ke dalam sistem-sistem yang sebetulnya tidak kami percayai.”
Terus mempertanyakan perannya di dalam sistem tersebut
membuat Merrill lelah dan merasa hilang arah. Terinspirasi oleh Beastie Boys
Book dan Creative Quest oleh Questlove, duo ini tetap bertahan dan mulai
menuangkan keseharian mereka dalam sesi jamming berjam-jam di studio rumahan
mereka “seperti layaknya atlet”. Mereka menelantarkan layar komputer dan
memilih instrument live (Merrill bermain drum, Nate bermain bass) dan tidak
lama lagu-lagu mereka mulai bermunculan.
Tidak seperti lirik penuh introspeksi diri di album I can
feel you…, di album sketchy. Merrill menyeimbangkan introspeksi dan refleksi
diri dengan keluh kesah yang menggebu-gebu, mengingatkan pendengar pada nada-nada
penuh amarah di awal karir Tune-Yards. “Aku mulai mengingat bahwa orang
mendengarkan lagu kita untuk merasa terhibur, untuk bergerak, untuk merasa
bahagia. Dan bersama, aku pikir, kita bisa bangkit.”
sketchy. akan dirilis di berbagai platform digital, CD, yellow opaque, translucentblue, dan standardblackvinyl pada 26 Maret mendatang. (FE)
iMusic.id – Solois asal Bandung, Chitraspati, kembali dengan single terbaru “Manusia Paling Indah”, melanjutkan kesuksesan debutnya, “Pilu” (2023). Berbalut nuansa pop manis, lagu ini menggambarkan indahnya jatuh cinta dan mengagumi.
Dalam proses produksinya, Chitraspati mengeksplorasi pendekatan vokal yang lebih lembut untuk menyampaikan maksud dari single ini secara maksimal. Meskipun terdengar ringan, lagu ini dinyanyikan dengan teknik vokal yang cukup kompleks untuk memperkuat emosi dalam setiap baitnya. Selain itu, lagu ini juga menampilkan sisi lain dari Chitraspati yang dikenal sedikit tomboy dan kini mencoba tampil lebih manis.
Lahir di keluarga musisi, Chitraspati memulai kariernya sebagai vokalis Raspati Band sebelum terjun sebagai solois. Perbedaan dinamika ini tentu memberikan warna baru dalam perjalanan musiknya, terutama dalam menggali dan menampilkan kemampuannya sebagai musisi.
Jika “Pilu” menggambarkan perasaan kehilangan dan kesedihan, “Manusia Paling Indah” justru membawa suasana yang lebih ceria. Kedua lagu ini menunjukkan proses eksplorasi musikal Chitraspati yang semakin matang. Ke depannya, Chitraspati berencana untuk terus merilis lebih banyak karya dan bercita-cita menciptakan karya yang suatu hari nanti dapat diwujudkan dalam bentuk film.
Single “Manusia Paling Indah” dirilis bersama label musik asal Bandung, 9IANT Music & Publishing. Lagu ini telah tersedia di berbagai platform musik digital dan siap menemani para pendengar yang ingin merasakan manisnya jatuh cinta.
iMusic.ic – Mocca kembali dengan single baru yang maanis menyambut Hari Valentine. “Be My Bee” adalah lagu yang menyenangkan, menangkap esensi cinta dan kasih sayang, dibalut dalam metafora alam yang menawan.
Lagu ini merupakan hasil kolaborasi perdana antara gitaris Riko Prayitno, Lafa Pratomo, dan Arina Ephipania yang menulis liriknya. “Kami mengerahkan sisi terbaik dalam menciptakan lagu ini, dan ini pertama kalinya saya dan Arina melibatkan Lafa Pratomo dalam proses komposisi,” ungkap Riko. Arina menambahkan, “Di lagu ini saya mencoba menuangkan kualitas-kualitas sebuah hubungan romantis ke dalam liriknya. Kita semua pasti pernah merasakan indahnya jatuh cinta.”
“Be My Bee” menggambarkan sekuntum bunga yang dengan sabar menunggu seekor lebah untuk mengunjunginya, melambangkan keindahan kebersamaan dan kegembiraan yang dibawa oleh cinta. “Waktu menyusun lirik ‘Be My Bee’, aku tuh mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi di masa itu dan ternyata sangat mudah menghadirkan memori romantisme dengan pasangan kita. Mungkin itu adalah magic dari cinta ya,” tambah Arina. “Aku percaya kalian semua melihat, merasakan dan menjalani fase jatuh cinta, yang bisa kita hadirkan memori romantis itu kapan saja.”
Reff yang mudah diingat, “Be my bee,” menekankan kerinduan akan kedekatan dan koneksi, menjadikannya lagu wajib bagi para pasangan di mana pun. Liriknya dengan indah menangkap kesederhanaan dan kemudahan dalam mencintai seseorang yang spesial. Lagu ini berbicara tentang menemukan kenyamanan dan ketenangan dalam kehadiran mereka, “If I’m the petals of a flower, you could settle here for hours,” bahkan ketika hidup terasa sibuk, “You always seem to be busy, but loving you is very easy.” Pengabdian yang tak tergoyahkan ini semakin ditegaskan di bagian bridge, dengan janji dukungan yang teguh: “Everywhere you go, I want you to know that I’ll be here just waiting for you.”
Mocca dikenal dengan lagu-lagu yang bercerita. Musik mereka sering menjelajahi tema cinta, persahabatan, dan momen-momen ajaib yang mendefinisikan koneksi manusia. “Be My Bee” tidak terkecuali, menawarkan eksplorasi yang unik dan tulus tentang kesenangan sederhana dari cinta.
“Be My Bee” tersedia di semua platform streaming musik utama via My Diary Records. Ini adalah single kedua yang dirilis sebagai bagian dari perayaan 25 tahun Mocca berkarya, setelah perilisan “Menua Bersama” pada November 2024.
iMusic.id – Produktifitas dari Kolektif AMPSKP berlanjut dengan menghadirkan single baru berjudul “Buku Kubaca” yang sudah bisa diperdengarkan di semua gerai musik digital terhitung sejak Kamis (6/2/2025) lalu. Meski baru dirilis secara digital, single tersebut sudah diperkenalkan melalui konser virtual ‘Meretas Batas‘ di penghujung 2021 dan sempat beberapa kali dibawakan di beberapa kesempatan.
Kolektif AMPSKP adalah Kumpulan para kreatif kelompok membaca, kelompok pembawa karya teatrikal dan pembacaan puisi yang juga memainkan perkusi dan akhirnya berkarya lewat karya musik dan lagu juga. Kolektif AMPSKP memulai aktivitas manggungnya terhitung sejak 2011 yang saat itu belum memiliki nama dengan kerap menjadi pengisi pada kegiatan komunitas teater di Purwokerto.
Karya lagu Kolektif AMPSKP yaitu “Buku Kubaca” lahir dan terinspirasi dari besarnya gairah dan semangat mereka dalam membagi-bagikan pengetahuan. Beberapa dari pelaku kreatif disini serius mengelola perpustakaan, mendirikan kelompok membaca melalui sanggar untuk menjamin kontinuitas proses saling belajar yang aman dan dapat diakses oleh siapa saja.
Selain itu, banyak diantara para kreatif di Kolektif AMPSKP yang sangat konsisten menulis, baik diterbitkan menjadi buku maupun zine. Apa yang mereka lakukan ini benar-benar mengagumkan. Hal yang belum tentu semua orang bisa lakukan dengan konsisten.
“Buku Kubaca” adalah ajakan untuk kita semua yang selalu merasa tidak mengetahui, dan sebab itu terus menyempatkan waktu untuk belajar dan berbagi pengetahuannya bersama-sama. Single ini akan dapat kita nikmati bersama dalam waktu dekat, dan dapat disebar seluas-luasnya,” kata mereka dalam keterangan rilis tertulisnya.
Untuk proses produksinya sendiri, “Buku Kubaca” ditulis oleh Sufi Ma’sum dengan aransemen melibatkan semua personil. Recording, mixing, dan mastering dipercayakan oleh Dixs Audio Entertainment yang dioperatori oleh Didi Permadi, sedangkan artworknya dikerjakan oleh Tutus Adi Pambudi.
Kolektif AMPSKPLahir ditengah-tengah masyarakat yang mengalami kesialan karena proses pembangunan, pada tahun-tahun setelahnya yakni sekitar 2013 Kolektif AMPSKP mulai membawakan lagu-lagu mereka dengan orang sekitar menyebutnya bercorak musik folk yang bertema sosial, politik dan lingkungan sebagai bentuk dukungan atas perjuangan rakyat untuk mendapatkan hak hidupnya.
Beberapa lagu yang terkumpul dan kerap dibawakan tersebut akhirnya dipublikasikan Kolektif AMPSKP dalam sebuah debut album ‘DERU’ dengan berisi 10 lagu karya sendiri dan 1 lagu cover yang dirilis 2019 silam secara fisik dan digital.