iMusic – “Bagiku, Tutur Batin mengartikan suara hati
terdalam dan dengan penuh keyakinan bahwa aku
tidak akan lagi mengkompromikan nilai-nilai yang kupunya sebagai perempuan. Banyak dari kita yang pernah dianggap tidak cukup,
dianggap tidak sempurna, ditutup langkah & kesempatannya. Namun semakin
jalan kita ditutup, semakin kita sebagai perempuan akan berdiri lebih tegak dan
bisa membuat jalan kita sendiri. Dari
banyaknya tantangan yang kulalui aku belajar bahwa mengejar kesempurnaan ngga
akan ada habisnya, hingga kita bisa menerima diri kita apa adanya.- Yura Yunita
Tumbuh di
keluarga yang mayoritas beranggotakan perempuan, semenjak dini, Yura Yunita
ditanamkan untuk menjadi perempuan yang mandiri, dan berani untuk mengambil
keputusan yang terbaik, termasuk memilih untuk berjalan di musik. Perjalanan
musik Yura Yunita, tentu bukan sesuatu yang dengan mudah ia raih. Tantangan,
kendala, tuntutan pernah ditemui dalam perjalanannya yang ia jadikan pemantik
untuk menulis dan berkarya lebih jujur lagi di album ketiganya ini.
Berusaha
memenuhi tolak ukur kesempurnaan fisik yang umum di industri adalah sedikit
dari banyaknya tuntutan yang Yura Yunita rasakan dan menyebabkan kegundahan di
hati yang ia pendam. Kegundahan hati ini, memicu Yura Yunita untuk membuka
obrolan dengan kerabat perempuannya. Apa yang Yura pikir hanya terjadi pada
dirinya, ternyata juga terjadi di perempuan-perempuan lain yang ada di sekitar
Yura, dengan bentuk permasalahan yang berbeda-beda. Keraguan, ketakutan untuk
mengungkapkan tutur batin menjadi permasalahan yang ia temui di obrolan-obrolan
sesama perempuan.
“Lewat album
ini aku ingin menyampaikan ungkapan hati terdalamku yang sejujur-jujurnya. Tutur batin dalam fase perjalananku sebagai
manusia yang melewati pertemuan, kehilangan, penyangkalan, amarah, berandai,
depresi, hingga proses healing, menerima semua yang terjadi dan merayakan semua
proses kehidupan. Sampul album, wajah tanpa riasan, jerawat, inilah aku apa
adanya, yang mungkin jarang banyak orang lihat.”- Yura Yunita
‘Tutur
Batin’ album penuh ketiga Yura Yunita yang berisikan 11 lagu yang mewakili
kejujurannya sebagai perempuan. Dalam album ini, ‘Hoolala’, ‘Duhai Sayang’,
‘Tenang’ dan ‘Mulai Langkahmu’ sudah dirilis terlebih dahulu sebagai rilisan
lepasan. Walaupun lagu-lagu yang ada di dalam album ini ditulis dari sudut
pandang seorang perempuan, rasa ataupun momen yang diwujudkan dalam lagu-lagu
ini, tetap terasa relevan untuk semua orang. Bagaimana rasa seseorang yang
menemukan cinta di lagu ‘Dunia Tipu-Tipu, lalu ‘Hobi – Ghosting’ tentang
harapan kosong, merasakan kekecewaan di lagu ‘Sudut Memori’ dan ‘Mau Kemana’
dan ‘Andai saja’ sebagai lagu yang mewakili momen pencarian jawaban.
Diibaratkan
5 fase memproses kesedihan, lagu ‘Tutur Batin’ mewakili momen saat diri kita
sudah bisa menerima, mengakui kondisi yang terjadi, dan kembali dengan versi
diri yang lebih kuat dari sebelumnya. Lagu ini dirasa menjadi lagu yang paling
tepat untuk mewakili keseluruhan album dan dijadikan sebagai focus track dalam
album ini. Tidak lengkap album Yura Yunita, tanpa lagu yang kental akan nuansa
musik Jawa Barat, asal tanah kelahirannya, kali ini, para pendengar Yura Yunita
bisa menemukan rasa tersebut di lagu ‘Bandung’.
“Secara
keseluruhan, proses penggarapan album ‘Tutur Batin’ menggambarkan proses
pendewasaan Yura baik secara konsep, tema, musik dan lirik. Ketika album kedua
terdengar personal, maka album ketiga ini makin terasa personal. Tema yang
diangkat sangat relate bagi kebanyakan orang dan berani mengungkap hal-hal yang
sebelumnya tidak banyak dibicarakan. Secara musikal juga banyak bereksperimen
dan mencoba hal baru, mulai dari kolaborasi dengan beberapa produser lain
sehingga menambah kaya musikalitas album ini. Yura juga selalu menjunjung
tinggi akar dari mana ia berasal, sehingga kembali membuat lagu dalam bahasa
Sunda yang berjudul ‘Bandung’. Harapan saya, semoga karya Yura ini bisa
menyentuh hati para pendengarnya.” – Ari Renaldi
Banyak nama
baru maupun yang sudah lekat dengan Yura Yunita mendukung album ‘Tutur Batin’
ini. Ari Renaldi, Iwan Popo adalah 2 produser musik yang sudah sering berada di
daftar produksi karya-karya musik Yura Yunita sebelumnya. Baru-baru ini,
kolaborasi kuat antara Yura Yunita dan Ari Renaldi di lagu ‘Duhai Sayang’ masuk
dalam 2 nominasi di AMI AWARDS 2021. Tidak berpuas diri dengan hal tersebut,
Yura Yunita bereksplorasi dengan nama-nama produser musik lainnya seperti Marthin
Siahaan, Adhe Ario, Dipha Barus dan JUKÉ Music Works di dalam proses produksi
album ini.
Di dalam
album ini, Yura Yunita juga bekerjasama dengan orkestra kelas dunia, Budapest
Scoring Orchestra, untuk menyempurnakan lagu ‘Mau Kemana’ dan ‘Tutur Batin’.
Aransemen string orkestra yang dibuat oleh Ari Renaldi di kedua lagu tersebut,
menambahkan unsur kemegahan dalam album ini. Untuk penciptaan lirik, Yura
Yunita bersama dengan Donne Maula menulis untuk 7 nomor lagu, sedangkan lagu
‘Duhai Sayang’ ia tulis dengan Muhammad Tulus, ‘Hoolala’ dengan Dipha Baru dan
Matter Mos, serta lagu ‘Bandung’ ditulis bersama dengan Fariz Alwan, Ari
Renaldi dan Ibunda Yura tercinta Mama Yani.
“Yura jauh
berkembang dari album sebelumnya, ‘Merakit’. Sudut pandang Yura lebih lebar,
pemilihan kata dan nada betul-betul dipikirkan secara detail. Kata-kata yang
kita tulis bersama dengan hati bukan hanya pesan yang ingin kita ungkapkan,
tapi seberapa besar karya ini bisa masuk dan mempengaruhi pendengar musik Yura”
– Donne Maula.
Selebrasi
‘Tutur Batin’ dimulai lebih awal, saat Yura Yunita terpilih menjadi perempuan
Indonesia yang muncul di videotron New York Time Square untuk kampanye EQUAL
dari Spotify sebagai bentuk dukungan selebrasi perempuan berdaya pada 20 Oktober 2021. Apresiasi besar ini, adalah bentuk validasi bahwa
Yura Yunita adalah figur musisi yang mewakili banyak suara dan menginspirasi
para perempuan melalui karya musiknya.
22 Oktober
2021, menjadi momen puncak dan titik awal dari rangkaian selebrasi rilisan album
ketiga Yura Yunita ‘Tutur Batin’. Di tanggal tersebut ‘Tutur Batin’ akan bisa
didengar secara digital melalui semua layanan musik streaming. Yang akan
disusul dengan penayangan ‘Pertunjukan Tutur Batin’ di tanggal 29 Oktober 2021
secara virtual di kanal YouTube Yura Yunita. Dalam pertunjukan virtual ini,
Yura Yunita akan menampilkan keseluruhan lagu dari album ‘Tutur Batin’ untuk
pertama kalinya.
Dengan penuh
doa dan harapan baik, semoga album ‘Tutur Batin’ ini dapat mewakili banyak
suara dan diterima oleh para pecinta musik Indonesia.
“Aku tak sempurna, namun memang tak perlu sempurna. Akan kurayakan apa adanya bersama album ketiga ku. Mari mulai. Ini ceritaku. Tutur Batinku”- Yura Yunita. (FE)
iMusic.id – Dalam lanskap musik modern, di mana cerita tentang patah hati sering kali menyalahkan satu pihak, narinkovilda muncul dengan single terbarunya, “G MAJOR,” untuk menceritakan kompleksitas cinta dari perspektif yang segar dan seimbang.
Lagu ini, sebuah karya unggulan dari album debutnya “NOSTAGILA,” menavigasi pemahaman yang halus bahwa dalam tarian cinta, kedua pasangan memimpin dan mengikuti, berbagi dalam kesalahan dan keanggunan. “G MAJOR” bukan hanya sebuah lagu; ini adalah perjalanan introspektif ke dalam hati sebuah hubungan di mana kesalahan adalah harta bersama, mengundang pendengar untuk menjelajahi kedalaman koneksi mereka sendiri dengan kejujuran dan empati.
“G MAJOR” memiliki tempat unik dalam album “NOSTAGILA” sebagai salah satu dari tujuh lagu, masing-masing dengan cermat dirancang untuk menceritakan bab yang berbeda dari kisah cinta yang gagal dari masa lalu narinkovilda. Melalui melodi yang lembut dan lirik yang menyentuh, narinkovilda merajut narasi yang melampaui lagu cinta biasa, menawarkan cermin untuk jiwa sebuah hubungan di mana kedua individu mengenali peran mereka dalam drama cinta yang hilang.
Ini adalah seruan untuk melihat ke dalam diri, untuk menemukan pengampunan dan pemahaman tidak hanya untuk yang lain, tetapi untuk diri sendiri, dalam pengakuan bahwa kegagalan cinta jarang merupakan buatan satu tangan saja.
Esensi “G MAJOR” dalam Bentuk Visual
Video musik untuk “G MAJOR” menangkap esensi lagu tersebut secara ringkas, menggambarkan momen-momen penting dari sebuah hubungan dari awal yang penuh harapan hingga akhir yang lembut. Ini memvisualisasikan perjalanan cinta, kegembiraan, kehilangan, dan perpisahan akhir dengan serangkaian adegan yang menyentuh yang beresonansi dengan emosi mentah dari trek tersebut. Narasi visual ini melengkapi pesan lagu, menawarkan pandangan yang kuat pada perjalanan cinta bersama dan penerimaan bersama atas akhirnya.
“Dalam ‘G MAJOR,’ saya telah menuangkan esensi pemahaman bersama dan keindahan tanggung jawab bersama dalam cinta. Lagu ini, dan video pendampingnya, mencerminkan realitas pahit manis bahwa terkadang, cinta berarti melepaskan dengan anggun. Ini adalah sepotong hati saya, ditawarkan dengan harapan menyembuhkan orang lain.
Dan dalam pembuatan MV-nya sendiri, saya meletakan sebuah sofa sebagai interpretasi ‘saksi bisu’ dari perjalanan cinta kedua sejoli ini. Tiap-tiap clip tidak menggambarkan cerita sesungguhnya dalam percintaan saya, hanya saya buat untuk tujuan dramatis, namun saya rasa penonton MV G Major akan dapat menginterpretasikan masing-masing tentang MV tersebut.” (FE)
iMusic.id – Dua Suara Media sebuah label rekaman yang baru berdiri dua tahun ini tepatnya tahun 2023 ini berkomitmen memajukan dunia musik tanah air. Komitmen Dua Suara Media dibuktikan dengan mencetak artis – artis mumpuni yang ada di dalam naungan Label ini.
“Terimakasih atas kehadirannya di acara buka puasa bersama. Dua Suara Media adalah sebuah Label musik yang masih muda, kita mulainya dari tahun kemaren, tahun kemaren kita juga sempat buat buka puasa untuk pertama kalinya dengan media-media. Label dua suara media sebenarnya diinisiasi oleh temen baik saya almarhum Mujahid Abdul Wahab dan juga teman baik saya pak Sandy Monteiro.” ujar Director Dua Suara Media William Tan di The Breeze, BSD City, Tangerang, Rabu, (20/3/2024).
“Tujuan mereka membuat label ini sebenarnya adalah mau membawa lebih banyak artis -artis ke dunia musik dan juga memperkenalkan lagu-lagu ke semua orang,” tapi ini baru awal . Perjalanan kita masih jauh. Saya nyakin artis -artis yang sudah bergabung karena kita sedang kerja keras untuk menjadikan sesuatu yang baik. Dan kita bisa kontinu bisa berbuka puasa seperti ini.”tambah William Tan.
Selain mengelar buka puasa bersama para artis dan awak media, Dua Suara Media juga merilis single religi bertajuk “Lebaran”. Lagu ini dinyanyikan oleh All Artist yang bernaung di bawah label rekaman tersebut. Para artis dan penyanyi Dua Suara Media adalah Dimansyah Laitupa, Shara Clara, Yurisana Septeasa, Salma Putri, Reyhan, Fahri Ahmad, Raffa Affar, Latoya de Larasa, Dina Rubby dan Qhutbus Sakha.
“Melalui lagu Lebaran ini, kami Dua Suara Media berharap khalayak bisa mengenal karya kami dan artis-artis kami dan Lagu Lebaran dibuat sekaligus untuk menyemarakkan bulan suci Ramadan,” jelas William.
Selain dirilis di bulan Ramadan, single “Lebaran” yang dinyanyikan All Artist Dua Suara Media ini semakin spesial karena diciptakan langsung oleh Pepep ST12. Pepep mengaku senang karya musiknya dibawakan oleh artis-artis Dua Suara Media.
“Senang banget, karena memang musiknya karakternya dibuat seperti kekuatan vokal para penyanyinya. Lagunya jadi terasa lebih enak didengar,” kata Pepep
Para artis yang terlibat di lagu ini juga merasa senang bisa bekerjasama dengan Pepep selain sebagai pencipta lagu juga di direct saat rekaman.
“Bisa satu project dengan mas Pepep itu sangat luar biasa bagi saya, dan penghargaan project juga buat saya. Jujur kalau di direct sama kang Pepep sih Menyenangkan gak galak sih sebenernya tapi agak tertekan sedikit tapi orangnya menyenangkan dan akhirnya berjalan dengan lancar gitu sih,” ungkap Yuri Sana Dan Salma Putri.
“Sebenarnya di project ini kita kerjanya tuh Fun waktu di studio gitu dan pertama kali di direct langsung sama mas Pepep kita dengerin materinya kebetulan ini mau menjelang puasa terus kayak materinya seru dan aku sebagai penyanyi yang terlibat di lagu ini merasa cukup Deket karena aku udah dengerin semua karya – karya dari lama ST12 dari dulu. Jadi pas proses pengerjaannya itu kita fun dan mas Pepep itu sangat membantu kami,” tutup Dimansyah Laitupa.
iMusic.id – 5 wajah yang tak asing berkumpul membentuk suatu band, “Tonewaves”. POP menjadi pilihan aliran musik yang mereka usung. 5 orang personil yang tak asing ini, antara lain ; Jan (Lead Vocal), Jimmy (Guitar), Chandra (Bass), Aziz (Keyboard) dan Giant (Drum).
Chemistry antar personil, terbentuk di panggung-panggung reguler hingga menjadi band yang solid. Rasa yang begitu kuat dan visi yang berbanding lurus, membuat hati semuanya tergerak untuk melangkah ke tahap selanjutnya. Dan di penghujung tahun 2023, mereka menentukan menambah 1 personil yaitu Rayi yang mengisi di bagian synthesizer dan sequencer yang membuat musik Tonewaves menjadi semakin berwarna.
“Rindu yang Mengganggu” menjadi single ke-2 Tonewaves yang diluncurkan pada waktu lalu. Rindu yang Mengganggu menceritakan tentang seseorang yang sudah menjadi dekat dengan orang lain, namun harus berpisah karena pilihan kehidupan lalu berubah jadi perasaan rindu yang sudah sangat tidak bisa tertahan, yang sudah sangat membuat hari-hari menjadi hanya ingat orang itu saja.
Single ke-2 RIndu yang Mengganggu ini akan tersedia di seluruh platform digital musik dan radio Kota Bandung bahkan Indonesia. Selain format audio dari lagu Rindu yang Mengganggu, Tonewaves akan meluncurkan Video Lirik dan Video Clip dari lagu tersebut di kanal resmi youtube nya ( youtube.com/@tonewavesmusic ) setelah peluncuran audio nya. (FE)