Connect with us

iMusic

UNGU Rilis Single Baru Tentang Harapan dan Jatuh Cinta,

Published

on

“Mengharapkanmu”.

iMusic – Setelah merilis “Bismillah Cinta” (lebih dari 52,2 juta viewers di YouTube) dan “Setelah Kau Pergi” (lebih dari 4,6 juta viewers), UNGU kembali merilis lagu baru. Single ke-3 band yang beranggotakan Pasha (vokal), Enda (gitar), Oncy (gitar), Makki (bass), dan Rowman (drum) ini berjudul “Mengharapkanmu”.

“Mengharapkanmu” ini ditulis oleh Oncy bersama Vais Randi. Kerjasama ini terjadi dua tahun lalu dan merupakan hasil jamming di studio rumah yang mencoba mengambil mood musik pop rock era One OK Rock, sebuah band rock asal Jepang.

“Lagu “Mengharapkanmu” adalah nostalgia saat merasakan cinta. Kebetulan tandemku, Vais Randi, termasuk ABG, maka jadilah lirik-lirik di lagu “Mengharapkanmu”. Liriknya mengisahkan tentang sosok pria yang jatuh hati dan mengharapkan perasaannya terbalas.

Bareng Vais Randi, aku mencoba menulis lirik yang simpel untuk dipahami, namun dengan nada yang catchy agar lagunya maksimal. Harapannya, tentunya sesuai dengan niat kita semua bahwa lagu ini bisa dinikmati oleh semua kalangan, membawa suasana dan penyegaran baru baik bagi UNGU maupun pendengar setia UNGU,” jelas Oncy.

Proses penulisan lagu memakan waktu kurang lebih 2-3 hari dan sempat beberapa kali melakukan perubahan aransemen. Proses rekamannya sendiri memakan waktu dua hari, cukup cepat, dan nyaris tanpa kendala. Alasannya, bagan dari lagu “Mengharapkanmu” sudah rapi dan terkonsep. Jadi, tinggal menyesuaikan chord musik yang cocok untuk dibawakan oleh Pasha.

“Secara pribadi, “Mengharapkanmu” ini adalah lagu yang paling aku suka di album baru UNGU karena aransemennya yang baru. Menurutku, lagunya easy listening, easy rock, baik dari modulasi lagu dan perpindahan. Ini lagu rock yang mudah untuk dicerna, dihafalkan, dan dinyanyikan. Liriknya sederhana dan dalam.

Ini harapan Cliquers (fans UNGU), agar kami bisa terus eksis apapun kondisinya. Ini pembuktian kami terhadap pendengar UNGU, khususnya Cliquers, dan pecinta musik Indonesia bahwa dengan berkaryanya UNGU, ini memberi pesan tegas bahwa industri musik Indonesia tidak boleh padam. Setidaknya, tiga single UNGU dalam tiga bulan terakhir ini menjadi pemantik bagi teman-teman musisi untuk terus berkarya. Semoga ini menjadi motivasi dan inspirasi,” kata Pasha. (FE)

iMusic

The Speakers kolaborasi dengan Denny Frust di single “Doa Itu Arah”

Published

on

iMusic.id – The Speakers luncurkan single kedua yang berjudul “Doa Itu Arah”. Lagu yang diproduksi sejak 2024 lalu ini merupakan kelanjutan setelah sebelumnya mereka terlibat di proyek kompilasi “Ska Revolution: The Journey Continues”.

Sebenarnya lagu “Doa Itu Arah” ditulis oleh Donny, gitaris The Speakers sejak saat pandemi melanda empat tahun silam. Dalam lagu ini terkandung makna, agar kita selalu berpikiran positif dalam menghadapi kondisi apapun dan lekas bangkit! karena masih ada hari esok.

Lebih jauh lagi The Speakers menganggap doa bisa di ibaratkan sebuah petunjuk, untuk kita menentukan arah atau langkah. Besar harapan kami, setiap untaian baitnya bisa menjadi penyemangat, dan membuat kita senantiasa terikat pada nilai-nilai spiritual.

Dalam video klipnya, The Speakers berkolaborasi dengan beberapa kolaborator seperti Denny Frust, Dome aka Mr Rumput dari D’Jenks dan Romi vokalis dari Romi and The Jahats, yang ikut menambah seru lagu “Doa Itu Arah” dari The Speakers.

Saat ini The Speakers beranggotakan Ole (vokal), Hendro (Vokal), Donny (Gitar), Rully (Gitar), Bapakay (Bass), Kari (Drum), Dina (Trumpet), Rendy (Trumpet), Sony (Trombone) dengan additional player : Ibow (Drum), Ate (Gitar), Ismar (Keyboard), Taufiq (Trumpet).

Continue Reading

iMusic

Siapkan album baru, Rocker Kasarunk akan sajikan konsep Pop Rock Wave.

Published

on

iMusic.id – Rocker Kasarunk (RK) band yang terbentuk sejak 2010 oleh salah satu dedengkot grup Element, Ferdy Tahier, kini tengah menyiapkan album baru. Album penuh ini direncanakan akan berisi 10 lagu yang sudah termasuk dua single mereka sebelumnya “I Want To” dan “Forever Now And Then” yang sudah beredar pada akhir 2024 dan awal 2025.

“Ada 4 lagu bahasa Inggris di album ini nantinya, salah satu lagunya kita beri judul “Lost Without You”. Untuk judul album ini rencananya kami beri judul “Pop Rock Wave”, karena memang konsep sebagian besar lagunya sendiri adalah pop rock,” kata frontman Rocker Kasarunk, Ferdy Tahier saat ditemui di 58 Concert Room studio di bilangan Pejaten.

Uniknya, untuk album terbaru Rocker Kasarunk ini tidak ada lagu andalan atau fokus track seperti umumnya album dari band dan solois jaman sekarang saat merilis album. Kok bisa?

“Nggak ada, karena kami anggap semuanya adalah lagu andalan, bahkan rencananya setelah kelar semuanya akan dibuat musik video (MV) atau video lirik,” tandas Ferdy yang punya angan – angan mau bikin lagu disco bernuansa new wave 1980 an seperti A-ha, Baltimora (Tarzan Boy) atau Duran Duran untuk konsep musik Rocker Kasarunk kedepan.

Dari bocoran materi lagu yang sempat di perdengarkan Ferdy, nampaknya album terbaru Rocker Kasarunk ini akan menyajikan vibe musik era 80an dengan mengkolaborasikan sound pop ala band – band eropa dan hentakan rock band amerika seperti Toto dengan beat yang bisa berubah – rubah pada pattern lagunya, dan ini jarang dilakukan oleh band – band lain.

Selain ada lagu berbahasa Inggris, dalam album Rocker Kasarunk juga melibatkan beberapa musisi lain seperti Robby Funky Kopral dan Bram Panca Prialagi atau akrab dipanggil Panca saja. Kalau Robby sudah dikenal masyarakat umum sebagai drummer Funky Kopral, Panca adalah jebolan peserta acara reality show “Penghuni Terakhir season 6” di ANTV yang bertahan sampai dengan 10 besar. Selain itu Panca pernah menjadi anggota Kuetart band bersama dengan Tommy (gitar / Garux), Ibank (bass / Element) dan Oddy (drum / Modulus).

Menurut pengakuan Ferdy dan teman – teman, album baru Rocker Kasarunk ini direncanakan segera selesai sebelum pertengahan tahun 2025.

“Bulan Mei sudah mixing dan mastering, ini ada juga lagu yang masih kosong liriknya, baru jadi lagunya saja. Kira-kira sampai sekarang sudah sekitar 70 persen materinya sudah selesai,” jelas  aditia Sahid a.k.a Acoy gitaris RK.

Keinginan kuat Rocker Kasarunk membuat album ini selain jadi cara untuk mengekspresikan diri juga untuk memperbanyak materi lagu panggung.

“RK sering dapat tawaran manggung sekitar satu jam, masih terasa lagu-lagu kita sendiri kurang banyak. Biasanya disiasati dengan lagu cover. Ke depannya kami nggak mau seperti itu,” jelas Ferdy.

Selain bakal dirilis secara full album dengan format digital, Rocker Kasarunk yang masih mempercayakan perilisannya pada AFE Records punya beberapa rencana lain,

“Ada juga sih keinginan album terbaru ini dibikinkan rilisan fisik berupa vinyl atau piringan hitam. Ayo aja, asal mood lagi bagus,kita mengalir saja, nggak mau terlalu muluk – muluk”, kata Ferdy.

Rocker Kasarunk mengalami perkembangan semakin jauh sejak mereka terbentuk pada 2010, salah satunya dengan menambah pemain kibor, seluruh personil RK mengakui ada perbedaan dari karya sebelumnya.

“Album RK Kali ini terasa lebih melodius, beda dengan album sebelumnya yang kental dengan komposisi musik rock n roll”, tambah Christian dan Ricky selaku Bas dan dramer RK.

Sedikit bocoran grup yang kini beranggotakan Ferdy Tahier (vokal), Ricky Rahmadi (bas), Aditia Sahid / Acoy (gitar), Robby Hasibuan (kibor) dan Christian Wibisono (dram) tengah menyiapkan lagu baru yang mengisahkan tentang fans mereka. Baik,kita tunggu saja ya!

Continue Reading

iMusic

Musisi indie, Rickyeck perkenalkan single “Futile (Dont Come Closer)”

Published

on

iMusic.id – Musisi independen asal Indonesia, Rickyeck, merilis single terbarunya berjudul “Futile (Don’t Come Closer)” pada tanggal 12 April 2025. Karya ini akan tersedia di seluruh platform streaming digital seperti Spotify, Apple Music, YouTube Music, dan lainnya.

Dengan latar musik indie folk yang kental, lagu ini menjadi refleksi emosional Rickyeck tentang kebutuhan untuk menjaga jarak dalam hubungan, meskipun masih ada cinta yang tertinggal. Juga sebuah kekecewaan besar akan kesia-siaan didalam sebuah pengharapan. Setelah melalui effort yg luar biasa. Sehingga, menimbulkan penolakan ketika ada yang ingin mencoba mengetuk hati lagi.

Futile (Don’t Come Closer), menyuarakan dilema antara perasaan yang belum padam dan keputusan rasional untuk tidak terjebak lebih dalam. Sebuah Balada Keheningan Emosional Mengandalkan gitar akustik yang hangat dan atmosfer minimalis yang kontemplatif, Rickyeck menghadirkan ruang dengar yang intim.

Vokal Rickyeck disampaikan dengan penuh nuansa personal, menyentuh sisi emosional terdalam dari setiap pendengar. Lagu ini tidak hanya sekadar musik, tetapi juga pengalaman batin seperti membaca sepucuk surat yang tak pernah terkirim.

“Don’t come closer… I’m feeling tired…” kutipan lirik dari single Futile (Don’t Come Closer) Langkah Menuju Pendengar Global Dalam karyanya kali ini, Rickyeck memilih untuk menulis lirik berbahasa Inggris sebagai bentuk keterbukaan terhadap audiens global.

“Gue pengen musik ini bisa dinikmati lebih luas. Bahasa Inggris jadi jembatan untuk menembus batas, supaya pesan emosinya bisa sampai ke siapa pun, di mana pun mereka berada,” ungkap Rickyeck.

Keputusan ini juga merupakan bagian dari visinya di tahun 2025 untuk memperkenalkan karya musik nya ke dunia internasional melalui pendekatan yang personal namun universal.

Diproduksi Secara Independen di Jakarta Futile (Don’t Come Closer) diproduksi secara mandiri oleh Rickyeck di studio pribadinya, Rickyeck Music Workspace (RMW), Jakarta. Ia mengerjakan seluruh proses mulai dari penulisan, aransemen, rekaman, mixing hingga mastering secara independen. Hal ini memperkuat identitasnya sebagai musisi DIY (Do It Yourself) yang tidak hanya fokus pada musikalitas, tetapi juga pada esensi artistik dan kejujuran produksi.

Desain visual dan artwork single ini juga digarap sendiri oleh Rickyeck, menampilkan estetika yang selaras dengan tema lagu, sepi, penuh ruang, dan melankolis.

Rickyeck adalah musisi, produser, penulis lagu, dan sound engineer independen asal Jakarta. Aktif di dunia musik sejak lebih dari satu dekade, ia dikenal sebagai sosok serba bisa yang mengeksplorasi beragam genre mulai dari rock, folk, elektronik, hingga instrumental. Selain aktif merilis karya solo, Rickyeck juga menjadi session player guitaris pada beberapa band-band Indie lainnya, serta mengelola Rickyeck Music Workspace (RMW), sebuah ruang produksi kreatif yang menangani proyek musik, desain, dan konten digital.

Continue Reading