iMusic.id – Penyanyi berbakat Yaning Anasthasia resmi merilis single terbarunya yang berjudul “Bukan Hanya Diam” dua single sebelumnya dirilis tahun 2024 dan Januari 2025. Lagu ini diciptakan oleh Rahadyan Shalat (Kang Oseng) dan merupakan karya sarat makna, menggambarkan perasaan universal yang dirasakan oleh setiap manusia—kesedihan, beban hidup, dan keluh-kesah yang tak selalu bisa diungkapkan dengan kata-kata.
“Bukan Hanya Diam” — sebuah karya musik yang menggambarkan pergulatan batin dan keberanian untuk bersuara di tengah keheningan. Lagu ini hadir sebagai refleksi perasaan yang sering kali tidak terucap, namun begitu kuat terasa.
“Bukan Hanya Diam” diproduksi di Ariftone Studio, dengan aransemen musik yang digarap apik oleh Arif Prasojo. Visual artwork untuk lagu ini dipercayakan kepada Mohammad Rizal Muttaqien, yang berhasil menerjemahkan nuansa emosional lagu ke dalam visual yang kuat dan penuh ekspresi. Seluruh proses kreatif ini berada di bawah naungan Management Room Project, yang terus mendukung karya-karya berkualitas dari talenta lokal Lombok.
Lagu ini bukan hanya menyentuh sisi personal dari setiap pendengar, namun juga mengajak untuk merenungkan bagaimana dalam diam pun, kita semua sebenarnya sedang “bercerita.” Diam bukan berarti tidak merasa—diam justru menjadi ruang paling dalam untuk meresapi dan menjalani proses kehidupan.
Dengan vokal khas dan penghayatan mendalam, Yaning Anasthasia membawa pendengar ke dalam perjalanan emosional yang lembut namun menggugah. Single ini diharapkan bisa menjadi teman bagi siapa pun yang tengah memendam rasa, menjadi pengingat bahwa mereka tidak sendiri.
Ketika kata ataupun perbuatan sudah tidak lagi menjadi jalan terbaik untuk mengungkapkan pikiran serta emosi yang terbendung dalam diri. Sering kali kita sibuk mencari cara untuk mendapatkan validasi atau solusi dalam suatu perkara, tapi tidak ada satupun jalan keluar yang ditemukan untuk menyelesaikannya.
Diam adalah jalan terbaik untuk menyuarakan segalanya, karena diam bukan berarti hanya diam. Ini adalah proses dalam diri manusia untuk menerima dan menyadari bahwa kita tidak harus selalu bersuara untuk dipahami oleh orang lain, tutur Yaning Anasthasia.
Lagu bernuansa pop & klasik yang merupakan rilisan ketiga dari Yaning Anasthasia ini diciptakan sebagai ruang bagi mereka yang mencari ketenangan dalam diri. Berkolaborasi dengan sang adik Elizabeth Nathalia, Yaning mengajak penikmat musiknya sejenak menemukan kedamaian dirinya dalam keheningan Dengan hanya menggunakan piano sebagai instrumen utama, “Bukan Hanya Diam” mengandalkan kesederhanaan nada untuk mengekspresikan kedalaman emosi.
Alunan piano yang lembut namun penuh tenaga menjadi kendaraan utama dalam menyampaikan narasi lagu — sebuah pernyataan bahwa keheningan pun bisa bersuara, bahwa diam tidak selalu berarti menyerah.
“Lagu ini adalah tentang momen ketika kita merasa tidak mampu berbicara, tetapi hati kita berteriak. Piano dipilih karena ia mampu membawa emosi tanpa harus berkata-kata,” ujar [Abeth] tentang proses kreatif di balik lagu ini. (FE)
iMusic.id – Dua solois asal Semarang, Dipaaa dan Leni Ibrahim baru saja merilis single kolaborasi bertajuk “So What If It’s Not Jakarta”. Diluncurkan sejak R7 Juli 2025 di semua platform streaming music, musisi elektronik independen Dipaaa berkolaborasi dengan vokalis Leni Ibrahim dalam single terbaru mereka tersebut.
“So What If It’s Not Jakarta” adalah sebuah track elektro penuh warna yang merekam semangat dan dinamika kota Semarang dari Dipaaa. Dengan beat yang enerjik dan vokal dreamy dari Leni Ibrahim, lagu ini menjadi semacam pernyataan : Jakarta bukan satu-satunya pusat kreativitas.
Single ini terinspirasi oleh aliran electro-pop asal Jakarta, White Chorus, yang dikenal dengan gaya synth-layered dan nuansa nostalgia-nya. Pengaruh itu terasa di produksi lagu, tapi tetap dibalut dengan identitas Semarang yang kuat dan orisinal lewat visi Dipaaa dan Leni Ibrahim.
“Awalnya ini project iseng banget, Cuma nyari kegiatan aja, Tapi lama-lama kok lagunya jadi asik, akhirnya kami seriusin dan rilis aja.” Jelas Dipaaa.
Dengan lirik yang secara halus menantang cara pandang yang terlalu Jakarta-sentris, “So What If It’s Not Jakarta” mengajak pendengar untuk membuka mata bahwa kota-kota lain seperti Semarang juga punya kultur, punya keramaian, dan punya karakter sendiri yang layak dirayakan.
Single ini telah didengarkan di semua platform musik digital mulai tanggal 7 Juli 2025. Nyalakan lagunya. Rasakan kotanya. Semarang juga punya cerita.
iMusic.id – Di usianya yang menginjak 15 tahun ini, Neola J. memberanikan diri melangkahkan kaki di kancah musik Indonesia dengan merilis single “Cukup Hadirmu”
Neola J., penyanyi muda berbakat dari Semarang, secara resmi meluncurkan single perdananya yang berjudul “Cukup Hadirmu”. Single ini menjadi langkah awal Neola J. dalam menapaki kariernya di kancah musik Indonesia kepada khalayak melalui karya orisinalnya di bawah label PAS (Produksi Alit Sinyo).
Lagu Neola J. “Cukup Hadirmu” digarap oleh Alit Sinyo, seorang musisi dan produser yang menangani seluruh proses produksi, mulai dari penulisan lagu, aransemen, hingga mixing dan mastering.
Dengan karakter suara yang sengau dan husky voice yang khas, Neola J. membawakan lagu yang mengisahkan makna kehadiran seseorang yang mampu menjadi cahaya, pendukung, dan sumber kasih sayang di tengah kesepian dan ketidaksempurnaan hidup.
“Ini merupakan ungkapan terima kasih yang teramat dalam tentang kehadiran seseorang yang begitu berarti dalam hidup. Bisa untuk orangtua, anak, sahabat, pasangan, atau siapa pun itu,” ujar gadis remaja yang energik dan ceria ini.
Dalam proses kreatifnya, Neola J. turut terlibat aktif sejak awal. Ia mengungkapkan keinginannya untuk membawakan lagu yang sederhana, jujur, tetapi penuh makna, yaitu tentang sosok yang kehadirannya saja sudah cukup untuk memberi arti dalam hidup. Alit Sinyo kemudian mewujudkan ide tersebut ke dalam komposisi musik yang hangat, dipadukan dengan lirik yang mengalir penuh emosi.
Proses rekaman vokal dalam single ini dibimbing oleh Gendonesia, seorang vocal director berpengalaman, yang membantu Neola J. menemukan warna vokal alaminya sekaligus memperkuat sisi emosionalnya.
Tak hanya fokus pada produksi musik, penggarapan video klip untuk lagu ini juga dilakukan dengan serius. Kenomi berperan sebagai executive producer, memberikan dukungan penuh, baik dari sisi musik maupun video. Sementara itu, Dani Racman yang dipercaya sebagai videographer dan editor untuk video klip, berhasil menangkap momen-momen emosional dan kehangatan yang menjadi esensi lagu ini.
Melalui “Cukup Hadirmu”, remaja yang saat ini duduk di kelas 9 Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini berharap lagu ini dapat menjadi teman bagi mereka yang pernah merasa sendiri, mengingatkan bahwa kehadiran seseorang yang tulus mampu menjadi sumber kekuatan yang sangat berharga.
Ia juga berharap, lagu ini menjadi awal dari perjalanan panjangnya di industri musik, serta menjadi karya yang bisa dinikmati dengan sepenuh hati. “Cukup Hadirmu” kini sudah bisa didengarkan di berbagai platform musik digital (Spotify dan YouTube). Semoga single ini menjadi awal penanda baik eksistensi Neola J. di dunia musik dalam menghasilkan karya-karya yang berkualitas untuk selanjutnya. Mari kita nantikan!
iMusic.id – GIGI resmi merilis single terbaru berjudul “Menari-nari”, sebagai langkah awal menuju peluncuran album penuh mereka yang akan datang, “Forever In The Air”. Single ini menjadi penanda kembalinya GIGI dengan warna musik yang segar namun tetap mengakar pada identitas mereka yang sangat kuat.
Sebagai pelengkap, Menari-nari juga hadir dalam bentuk video lirik bernuansa metropolitan dengan visual yang memberikan interpretasi artistik dari pesan lagu tersebut. Rilisan terbaru GIGI ini lahir dari semangat Armand, Budjana, Hendy, dan Thomas untuk kembali meramaikan industri musik Tanah Air dengan warna yang lebih segar dan relevan.
Lewat single ini, GIGI ingin menghadirkan sesuatu yang baru tanpa meninggalkan ciri khas mereka, sekaligus menjangkau generasi pendengar yang lebih luas, baik para penggemar setia maupun kalangan muda yang mungkin baru mengenal karya-karya GIGI. Harapannya, lagu ini bisa menjadi jembatan antara lintas generasi dan memperkuat eksistensi GIGI di panggung musik Indonesia. Selama ini GIGI dikenal dengan karakter pop-rock yang kuat dan aransemen musik yang kompleks.
Lewat single Menari-nari, mereka menghadirkan pendekatan baru yang lebih sederhana dan segar. Tanpa meninggalkan jati diri musikal mereka, GIGI menyuguhkan warna yang lebih ringan namun tetap penuh makna, sebagai bagian dari evolusi dalam perjalanan musik GIGI.
Dalam proses kreatif pun banyak variasi dan perubahan. Workshop lagu ini pertama kali digarap di Puncak, dengan aransemen yang lebih cepat dan nada yang berbeda. Namun seiring waktu, ritmenya diperlambat, disesuaikan agar lebih seimbang. Part-part baru bermunculan, termasuk keinginan untuk menambahkan solo Hawaiian atau harmonika. Tapi akhirnya, diputuskan: biarlah ini jadi lagu Gigi yang utuh berempat, apa adanya.
Bahkan solo gitar yang tadinya hanya “guide” untuk sementara, dibiarkan tetap hidup hingga proses mixing terakhir. Karena seperti masa lalu, kadang hal yang tak direncanakan justru paling layak untuk dibiarkan tinggal.
Single terbaru Gigi “Menari-nari”, kini bisa didengarkan hari ini di layanan digital streaming platforms seperti Spotify, Apple Music, Deezer, YouTube Music dan lain-lain.