

iLive
Yovie Widianto tampilkan banyak bintang tamu di konser “Billion Songs Confest”
Published
2 years agoon
By
Frans Ekoimusic.id – New Live Entertainment hari ini resmi mengumumkan akan menghadirkan satu lagi acara konser momentum dan selebrasi yang luar biasa dari musisi ternama Indonesia Yovie Widianto dengan tajuk “Billion Songs Confest” sebuah tajuk konser dari Yovie & His Friends yang akan memukau penggemarnya, dimana kalimat ‘Billion Songs’ yang bermakna ‘lebih dari 1 miliar lagu..’ milik Yovie Widianto atas kiprahnya yang sangat luar biasa di industri musik tanah air.
tidaklah heran jika lagu-lagu hasil karya ciptaan miliknya disukai oleh berbagai generasi sepanjang masa, hampir semua lirik lagu dan makna yang dicurahkan melalui untaian nada Yovie Widianto seakan menjadi peristiwa yang pernah dialami oleh semua insan yang juga pernah merasakannya, seperti halnya saat nyanyian yang dilantunkan oleh salah satu musik group yang digawanginya “Kahitna” selalu menjadi pertunjukan istimewa yang paling ditunggu oleh penggemar setianya untuk sing along sepanjang pertunjukan berlangsung seakan terbawa alunan emosi yang dalam pada setiap lagu, melodi dan harmoni yang dipentaskan dimanapun Kahitna tampil.
Billion Songs Confest tercetus atas prestasi luar biasa Yovie Widianto yang telah dicapai dan sangat memukau pada tahun ini, sebuah prestasi yang gemilang bahwa lagu-lagu Yovie Widianto berhasil memikat lebih dari 1,5 milyar streams / pendengar pada platform musik digital Spotify dan No.1 di iTunes Indonesia untuk lagu Pop & All Genres dan Indonesia Music Video Pop & All Genres.
Untuk merayakan kesuksesan tersebut New Live Entertainment terpikat untuk segera membuat momentum yang luar biasa ini dengan menggelar konser selebrasi atas prestasi yang diraih Yovie Widianto lewat acara konser “Billion Songs Confest – The concert Yovie & His Friends featuring Lyodra, Tiara Andini, Ziva Magnolya, Rossa, Yura Yunita, Yovie & Nuno, Arsy Widianto, Kahitna and more to be announced.

Menanggapi arti kata “Confest” mengandung makna sebenarnya yang berarti “Concert & Festival” namun sebelum menuju ke acara “Festival” yang rencananya akan diselenggarakan juga pada tahun ini pihak New Live Entertainment bersama Yovie Widianto telah sepakat untuk membuat acara Konsernya terlebih dahulu, Billion Songs Confest – The concert Yovie & His Friends rencananya akan diselenggarakan pada hari Rabu, 3 Mei 2023, di Plenary Hall – Jakarta Convention Center.
Dino Hamid selaku Creative Director & Founder New Live Entertainment mengatakan “Kalo sudah berbicara mengenai Yovie Widianto adalah jaminan konser full house, Yovie Widianto sudah seperti sahabat dan keluarga bagi New Live Entertainment, tahun ini menjadi tahun yang luar biasa atas prestasinya, saya berbicara secara fakta yang terjadi dengan beliau seperti yang kita ketahui bersama bahwa Fun Fact mengenai Yovie Widianto telah berhasil membuat gebrakan yang luar biasa menciptakan lagu yang pernah dirilis sebelumnya yang berjudul ‘Menyesal’ dibawakan kembali dengan versi yang berbeda oleh 3 penyanyi cantik LTZ; Lyodra, Tiara Andini dan Ziva Magnolya, lagu tersebut berhasil trending menjadi hits No.1 di iTunes Indonesia dan juga No.1 trending for music di YouTube Yovie Widianto yang telah ditonton lebih dari 7.800.000 kali/views, lebih dari 1,5 milyar streams di Spotify dan beliau pernah meraih penghargaan sebagai The Best Composer 2020 pada ajang Mnet Asian Music Awards 2020.
Semoga dengan selebrasi konser Billion Songs Confest – The concert Yovie & His Friends ini akan menjadi konser yang paling banyak ditunggu oleh semua penggemar fanatik Yovie Widianto di Indonesia. Tiket konser Billion Songs – The concert Yovie & His Friends akan tersedia dalam 6 kelas mulai dari Festival, Silver, Gold, Platinum, Diamond dan Super Diamond, kisaran harga mulai dari Rp. 400.000 hingga Rp. 5.500.000 hanya bisa dibeli secara online di GueHadir.ID untuk informasi lengkap akan kita selalu update melalui www.nle.co.id dan official Instagram @newliveentertainment”
Hal yang sama diungkapkan oleh Yovie Widianto “Terima kasih atas segala apresiasi penghargaan yang telah diberikan kepada saya ternyata lagu yang baru saja di-remake ulang “Menyesal” mendapat sambutan yang luar biasa, untuk menghasilkan musik yang indah adalah musik yang mengalir dari hati dan punya warna serta keindahan yang otentik, bagi saya pribadi lagu yang paling penting adalah melodi dan harmoninya yang pas serta syairnya yang bagus, apa yang telah saya kerjakan baru-baru ini merilis ulang lagu “Menyesal” dengan aransement yang baru dibawakan oleh LTZ; Lyodra, Tiara Andini dan Ziva Magnolya ingin memberikan versi yang berbeda karena lagu tersebut menurut data yang ada sangat disukai di Asia, terima kasih atas sambutannya yang istimewa, begitu juga dengan Dino Hamid dari New Live Entertainment yang langsung menawarkan ide bagus untuk dibuatkan konser Billion Songs Confest, semoga konser ini dapat memberikan hiburan yang istimewa bagi yang menontonnya, karena saya akan membawa serta Lyodra, Tiara Andini, Ziva Magnolya, Rossa, Yura Yunita, Yovie & Nuno, Arsy Widianto, Kahitna and masih banyak lagi yang akan kita announce”.
Berikut Harga Tiket* Konser BILLION SONGS CONFEST 2023 – The concert Yovie & His Friends, Tiket presale dapat dibeli secara online melalui GueHadir.ID mulai 15 Maret 2023.
KATEGORI PRE-SALE REGULER
Super Diamond Rp. 4.400.000.- Rp. 5.500.000.-
Diamond Rp. 2.000.000.- Rp. 3.500.000.-
Platinum Rp. 1.000.000.- Rp. 2.000.000.-
Gold Rp. 750.000.- Rp. 1.500.000.-
Silver Rp. 500.000.- Rp. 750.000.-
Festival RP. 400.000.- RP. 600.000.-
You may like
-
Yuni Shara siap bernostalgia lewat konser “3553”.
-
Adik Tiara Andini, Aurelia Syaharani luncurkan lagu “Mungkin Hanya Kamu”
-
Rilis poster dan trailer, film “Tak Ingin Usai di Sini” di bioskop mulai 5 juni
-
Yovie Widianto dan Tiara Andini berjuang untuk move on di single “Tanpa Cinta”
-
Andi Rianto kembali berkolaborasi dengan Rony Parulian di single “Sampai Disini”
-
Misellia rilis ulang album “Penyendiri (Deluxe)”.
-
Pernah di bawakan Rossa, lagu “Kau Untukmu” karya Iszur Muchtar kini di remake oleh trio “Pagi Nyanyi”
-
Yovie & Nuno aransemen ulang lagu “Bunga Jiwaku”
-
Anggi Marito luncurkan single remake lagu “Aku Bukan Untukmu” milik Rossa
-
Bank Mandiri mempersembahkan Konser Kahitna 2 Tahun Menuju 40
iLive
Gelar konser “The Crown”, Queennara buktikan kemajuan sejak bergabung di UIG College
Published
4 hours agoon
July 4, 2025By
Frans Eko
iMusic.id – Penyanyi, penulis lagu dan content creator cantik, Queennara menggelar resital musik bertajuk “The Crown” di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa 02/07/25. Gedung Kesenian Jakarta menjadi saksi bersinarnya talenta dari Queennara tersebut.

Konser ini merupakan bagian dari DVISVARA Annual Recital Series, platform eksklusif bagi mahasiswa UIC College dalam menampilkan pencapaian artisitik dan akademik mereka. Di balik gemerlap panggung dan kemegahan aransemen live string dan brass section “The Crown” dari Queennara menjadi perwujudan keberanian, elegansi dan transformasi emosional.
Sebagai bagian dari USG Education, ekosistem pendidikan Internasional terpercaya di Indonesia, UIC College merupakan satu-satunya program pathway musik akademis berstandar internasional yang telah dijalani oleh Queennara. Melalui kurikulum BTEC dari Inggris, siswa dapat menempuh studi 1 (satu) hingga 2 (dua) tahun di Indonesia, sebelum melanjutkan studi ke universitas – universitas terkemuka dunia untuk meraih gelar sarjana.
Program Artist Development di UIC College of Music dirancang tidak hanya untuk mengasah keunggulan akademis dan keahlian praktikal, tetapi juga menumbuhkan ide-ide kreatif dan inovatif yang otentik. Ini adalah ruang di mana seniman muda seperti Queennara dipersiapkan untuk memperkaya industri musik, baik di dalam maupun luar negeri.
“Queennara adalah contoh nyata dari filosofi pendidikan kami: membentuk seniman yang tidak hanya mahir secara teknis, tetapi juga kuat dalam menyuarakan identitas dan nilai personalnya,” ujar Niluh Komang Aimee Sukesna atau biasa dikenal sebagai Aimee, Kepala Kampus USG Education BSD.
Dalam konser “The Crown”, Queennara membagikan kisahnya, sebuah perjalanan musikal yang ia racik sendiri selama menempuh studi di UIC College of Music. Bertema Empowerment, Elegance, and Emotional Transformation, konser ini menjadi deklarasi jati diri.
“The Crown” adalah simbol perjalanan saya sebagai perempuan, seniman, dan individu yang sedang belajar untuk berdiri tegak dengan cerita dan suara sendiri. Ini bukan semata soal status, tetapi tentang keberanian menjadi diri sendiri di dunia yang terus berubah. UIC College bukan hanya memoles saya untuk meraih cita-cita di industri musik, tapi juga membantu mewujudkan impian saya untuk mengembangkan pengetahuan hingga ke luar negeri,” ujar Queennara.

Konser ini menjadi puncak pencapaian Queennara selama belajar di UIC College BSD, memperlihatkan dedikasi dan perkembangan artistiknya. Sebelumnya, ia juga memukau publik melalui Junior Recital di ZODIAC Jakarta.
Kini dengan skala yang lebih besar, Queennara menggandeng musisi profesional dari band Asian Beat, serta tampil di hadapan tamu-tamu istimewa seperti produser musik, penyanyi, presenter TV, hingga figur publik dan pelaku industri kreatif lainnya.
Queennara, musisi muda dengan suara kuat, visi jujur, dan pesan berani, membawakan karya-karya musik pilihan yang mencerminkan perjalanan emosional dan kepekaan artistiknya. Dari soft rock ballads, cinematic pop, hingga alternative R&B, seluruh komposisi dikemas dalam aransemen live yang teatrikal dan menyentuh. Gedung Kesenian Jakarta, dengan keanggunan klasik dan akustik superiornya, menjadi panggung yang ideal untuk pertunjukan ini.
“The Crown bukan sekadar konser. Ini adalah cermin potensi besar generasi muda Indonesia di industri kreatif dunia,” ungkap Adhirama G. Tusin, CEO USG Education. “Melalui kurikulum berbasis industri dan pengalaman belajar dunia nyata, UIC College membekali siswa dengan lebih dari sekadar ijazah, kami membentuk karakter dan kesiapan untuk bersaing secara global.”
Program-program UIC College memang berfokus pada real-world learning: mulai dari produksi musik, kolaborasi profesional, penciptaan karya orisinal, hingga manajemen diri sebagai artis independen. Semua ini diajarkan langsung oleh para praktisi dan mentor berpengalaman.
“Yang membuat recital ini spesial bukan hanya kualitas musiknya, tapi juga keberanian artistiknya. Queennara membuktikan bahwa musik bisa menjadi tempat membagi rasa, ia menyampaikan cerita, emosi, dan refleksi dengan cara yang menyentuh,” ujar Irman F. Saputra, Koordinator Akademik UIC College Musik.

Dengan ribuan alumni yang kini berkiprah di berbagai belahan dunia, USG Education terus menjalankan misinya: membuka akses pendidikan internasional yang terjangkau, berkualitas, dan relevan untuk masa depan. Melalui program seperti TBI, UJC, Uniprep, UIC College, dan Unistart, USG Education membangun ekosistem pembelajaran menyeluruh, dari tingkat dasar hingga universitas luar negeri.
“Kami di UIC College percaya bahwa pendidikan seni bukan hanya tentang teknik, tapi juga tentang karakter, refleksi diri, dan keberanian mengekspresikan suara personal. Queennara adalah bukti nyata bagaimana siswa kami berkembang menjadi seniman yang otentik dan relevan,” tutup Aimee.
Melalui konser seperti The Crown, UIC College of Music menegaskan komitmennya untuk terus melahirkan generasi seniman Indonesia yang siap menginspirasi dunia melalui karya dan karakter, Karena di sinilah semua mimpi besar bermula.
iLive
Komunitas Salihara Gelar tari “Sloth Canon” bersama T.H.E dan Company 605
Published
5 days agoon
June 29, 2025By
Frans Eko
iMusic.id – Sebuah kolaborasi kelompok tari antara The Human Expression / T.H.E (Singapura) dan Company 605 (Kanada) mempersembahkan karya terbaru mereka dalam pertunjukan “Sloth Canon” pada 28-29 Juni 2025 mendatang.

“Sloth Canon” merupakan hasil gagasan dan koreografi dari Anthea Seah (T.H.E) dan Josh Martin (Company 605), dua figur penting dalam dunia tari kontemporer Asia dan Amerika Utara. Bersama lima penari dari berbagai latar belakang, Brandon Lee Alley, Haruka Leilani Chan, Chang En, Billy Keohavong, dan Rebecca Margolick, pertunjukan ini menafsirkan ulang pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang kerja kolektif, tubuh, kecepatan, dan ilusi dalam masyarakat
Koreografi di dalam “Sloth Canon” menceritakan dunia paralel penuh absurditas yang dimasuki oleh para penari, di mana gerak tubuh menjadi representasi dari “ambisi” yang mengalami berbagai turbulensi. Ketika gelembung imajinasi mereka mulai mendekati dunia realitas, karya ini mengajak penonton memasuki dunia yang tidak stabil dengan pikiran magis yang kompulsif.
Sebagai kelompok seni asing, Indonesia menjadi negara pertama dalam tur mereka dan menampilkan karya “Sloth Canon”. Sebelumnya pentas ini perdana dilakukan di negara asal masing-masing kelompok yakni Singapura dan Kanada, Indonesia menjadi negara pertama di luar negara asal mereka–sekaligus wadah baru dalam mempertunjukkan karya seni lintas-benua ini.
“Ini adalah pertama kalinya saya mengenal istilah Komunitas Salihara. Kami sering menggambarkan tim “Sloth Canon” sebagai sebuah peradaban mikro, jadi datang ke komunitas Salihara terasa seperti peradaban yang melayang bertemu dengan peradaban lain yang berakar di ruang ini.

Kami benar-benar antusias bisa membawakan “Sloth Canon” di ruang dan budaya seperti ini, dan yang paling kami tunggu adalah kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan komunitas lain yang ada di sini.” ujar Anthea Seah, Koreografer T.H.E dalam merespons pertunjukkan mereka di Teater Salihara.
Hal serupa pun juga dirasakan oleh Josh Martin, Koreografer Company 605 saat ditanya bagaimana reaksi kelompok saat akan membawakan karya ini di Salihara. Menurutnya, pengalaman pertama di Indonesia ini membuat ia ingin bersinergi baik dari segi budaya, lingkungan, hingga ruang pertunjukan dalam mempersembahkan apa yang sudah mereka persiapkan untuk pertunjukan nanti.
“Sloth Canon” akan menemani akhir pekan pengunjung Salihara secara perdana. Untuk bisa menikmati pertunjukan ini, pengunjung bisa melakukan pemesanan tiket di tiket.salihara.org dengan harga Rp110.000 (Umum) dan Rp55.000 (Pelajar).
iLive
Skandal 310 Hadir Untuk Kembali Bangkitkan Kejayaan Musik Ska di Indonesia.
Published
6 days agoon
June 28, 2025By
iMusic
iMusic.id – Skandal 310 sebuah gerakan kolaborasi yang di gagas oleh tiga band Ska yaitu The Authentic , Noin Bullet dan Sindikat Lantai Dansa yang ingin kembali membangkitkan Kejayaan musik Ska di Tanah Air.

Tak hanya itu hadirnya Proyek Skandal 301 ini menjadi perlawanan terhadap stagnasi skena ska, serta upaya serius untuk memperkuat regenerasi di tengah perubahan cepat industri musik tanah air.
Terbentuknya project Skandal 310 menurut personil Sindikat Lantai Dansa saat mereka (Noin Bullet, The Authentic, dan Sindikat Lantai Dansa) waktu itu ketemu di sebuah acara, akhirnya mereka ngobrol -obrol dimana ada pemikiran melakukan pergerakan dalam membangkitkan kembali musik Ska di Indonesia.
“Ya udah kita coba ramukan. Dari nama sih belum kita sebut ya. Tapi yang jelas kita bergerak seperti apa sih. Ceritanya disini kita terdiri dari tiga band dan akhirnya kita putuskan kita punya misi mengerakkan Ska kedepannya tanpa aturan. Dari tiga band ini dengan satu visi dan tanpa aturan namanya apa ya. Ya udah kita namain 310. Nama 310 tapi kurang cocok kalau cuma 310 tanpa nama depan, ok blink aja ada 182, akhirnya depannya kita namain Skandal, Skandal 310,”ujar Iwan Bossman dari Sindikat Lantai Dasar saat jumpa pers di Glamz Antasari, Jakarta, Jumat (27/6/2025).
Dengan mengusung semangat “satu nada, tiga generasi”, Skandal 310 mempertemukan kekuatan lintas usia dan pengalaman. Tiga band dari latar belakang berbeda bersatu untuk memperkenalkan ulang ska kepada publik—terutama generasi muda melalui pendekatan yang autentik, segar, dan eksploratif. Bukan hanya sekedar irama cepat dan tiupan klakson, tapi juga kebebasan berekspresi yang menjadi ciri khas ska.

Kekhawatiran akan stagnasi penikmat dan pelaku ska menjadi alasan utama tindakan proyek ini.
“Regenerasi skena ska berjalan lambat dan membutuhkan dorongan nyata. Maka dari itu, Skandal 310 juga turut membuka jalan bagi band-band muda seperti Orji , serta unit-unit ska baru dari berbagai daerah. Gerakan ini ingin memastikan bahwa ska terus tumbuh dari akar dan tidak sekadar menjadi nostalgia. ‘Kebetulan kan The Authentics aktif lagi jadi ada barengan nih di 310. Ya udah kenapa ga bareng.”kata Personel The Authentic Dawo.
“Kalo dilihat secara karakter 3 band ini berbeda. Setidaknya bisa kasih tahu ke publik, Ska itu banyak loh gak cuma yang sudah ada. Akhirnya ngobrol-ngobrol di WhatsApp ada Skandal 310.” ungkap Hadi Irhamsyah dari Noin Bullet.
Skandal 310 mendapat dukungan dari sejumlah merek lokal seperti D9, Toku dan Alder . Bersama mereka, proyek ini merancang tur keliling kota bertajuk “Jalan Turi” , yang akan menyambangi Karawang, Pekalongan, Yogyakarta, dan kota-kota lainnya. Uniknya, di setiap kota, sistem “subnet” dibuka untuk memberi ruang tampil bagi band lokal, memperluas semangat regenerasi dan membangun jaringan ska yang lebih inklusif.

Langkah besar Skandal 310 tidak berhenti di panggung. Mereka juga tengah menyiapkan album kompilasi nasional yang akan memuat karya-karya dari para pendiri gerakan ini dan musisi ska dari berbagai penjuru Indonesia. Kompilasi ini dirancang sebagai dokumentasi hidup dan bukti bahwa ska Indonesia belum mati justru siap menyala lebih terang di masa depan.
Skandal 310 bukan sekadar proyek musik. Ini adalah gerakan lintas generasi, regeneratif, dan kolektif yang membawa harapan baru bagi masa depan musik ska Indonesia.
Gerakan ini Menginspirasi generasi muda untuk bermain, mencintai, dan melestarikan musik ska sebagai bagian dari identitas budaya dan ekspresi kolektif. Langkah ini bukan sekadar acara, bukan sekadar tur ini adalah gerakan. Sebuah bentuk perlawanan terhadap stagnasi. Sebuah ajakan untuk terus bergerak, agar skena ska Indonesia tetap hidup dan relevan. Tiga band, satu suara. Tidak ada yang lebih tinggi. Tidak ada yang lebih rendah. Semua setara. Semua bersuara. Semua bergerak bersama—karena dalam ska, kita equal. (EH)