Connect with us

iMusic

“Keisya Levronka” dan “Andi Rianto” terbitkan “Mengejar Matahari” yang fresh.

Published

on

iMusic – Komposer dan pencipta lagu andal Tanah Air, Andi Rianto, kembali memberikan gebrakannya dengan merilis single lawas berjudul ‘Mengejar Matahari’ yang dibawakan oleh penyanyi berbakat, Keisya Levronka.

Lagu yang kini dirilis di bawah label rekaman Universal Music Indonesia ini disajikan dengan sangat apik, fresh, dan menjadi sangat berbeda dengan sebelumnya, terutama dari aransemen suaranya.

Sekadar informasi, lagu ‘Mengejar Matahari’ merupakan single lama ciptaan Andi Rianto dan Ari Lasso yang dirilis pada 2004 lalu, yang menjadi soundtrack untuk film dengan judul yang sama, dan dinyanyikan sendiri oleh Ari Lasso.

Bagi Keisya Levronka, lagu ini menjadi tantangan tersendiri yang awalnya memang ada ketakutan untuk menyanyikannya, mengingat lagu ini memang sangat indah dan melekat pada diri Ari Lasso, sehingga untuk menaklukkannya adalah hal yang sepertinya mustahil dilakukan.

“Waktu aku pertama kali hearing, aku tuh sudah jatuh cinta dengan lagunya, tapi terlalu takut, terlalu bingung gimana caranya lagu seindah ini jadi lagu yang fresh dan menjadi versi aku seperti lagu baru. Bisa dibilang aku hampir tolak awalnya, tetapi aku diyakinkan kembali dan hasilnya aku suka banget,” ujar Keisya menceritakan tentang awal keterlibatannya menyanyikan single ‘Mengejar Matahari’.

Lagu ini sendiri memiliki cerita dan pesan yang sangat apik. Tentang sebuah persahabatan, perjuangan, pengorbanan, dan mimpi. Bahkan, Keisya sendiri mengatakan lagu ini sangat relate dengan perjalanan hidupnya yang memiliki sahabat untuk berbagi rasa.

“Di filmnya ada empat sekawan kan, nah aku tuh juga punya empat sekawan gitu dari SMA sampai sekarang. Jadi kalau pulang ke Malang pasti menyempatkan untuk saling ketemu. Waktu recording kemarin, aku sambil liat foto kita berempat sampai nangis. Jadi aku membawakan lagu ini benar-benar dari hati banget, karena memang sangat nyambung ke kehidupanku,” tegasnya.

Dari depertemen suara, keterlibatan Budapest Scoring Orchestra membuat aransemen lagunya mejadi lebih megah, lebih luas, dan menjadi materi yang sangat segar, walaupun basic pattern-nya tetap jelas terdengar.

Karakter vokal Keisya Levronka yang mumpuni membuat pengemasan lagunya menjadi lebih emosional, dengan penekanan rasa yang kuat. Lagu ini akan membawa tingkatan emosi siapa pun yang mendengarnya menuju puncaknya. Brilian!

Single ‘Mengejar Matahari’ versi Keisya Levronka ini sudah bisa di dengar di semua platform layanan musik digital favorit kalian. Tidak hanya itu, kalian juga bisa menyaksikan musik videonya di kanal YouTube resmi Keisya Levronka.

Musik video dari ‘Mengejar Matahari’ ini diproduksi oleh kausa.xyz dengan Isdam Atrahadena yang bertindak sebagai sutradara, dan Irsyad Izzeddin B. sebagai produser. Sementara, untuk video lirik ‘Mengejar Matahari’ versi Keisya Levronka ini baru akan dirilis pada 27 Januari mendatang di akun YouTube yang sama milik Keisya Levronka.

Lewat single ini, Keisya Levronka berharap untuk dapat mewakili perasaan siapa pun yang mendengar ‘Mengejar Matahari’, dapat menyuarakan isi hati, dan juga bisa membuat menangis dengan mendengarnya, mengingat lagu ini memiliki penegasan emosi yang cukup kuat.

“Aku tahu memang versi om Ari (Lasso) sangat lekat di hati masyarakat. Tapi aku berharap semoga single ‘Mengejar Matahari’ versi aku bersama mas Andi (Rianto) bisa teman-teman terima juga sehangat kalian menerima ‘Mengejar Matahari’ versi om Ari (Lasso). Pesannya, syukuri hal kecil yang kalian punya sekarang, contohnya adalah waktu. Karena, nanti ketika sudah jauh sama orang yang kita sayang, kita baru akan sadar betapa berharganya hal-hal kecil yang dulunya menjadi rutinitas,” pungkas Keisya.

Jadi, tunggu apalagi! Daripada kalian penasaran, langsung saja dengarkan singlenya di semua digital platform, tonton musik videonya, dan jangan lupa untuk jadikan playlist harian! (FE)

iMusic

Band Jogja, Shakey rilis single baru “Yang Ada Padamu”

Published

on

iMusic.id – Shakey adalah adalah band asal Yogyakarta yang terbentuk pada 5 Maret tahun 2000. Dalam perjalanan musiknya, Shakey sudah mempunyai dua album kompilasi dimana salah satunya membawa mereka menjadi band yang me-nasional dengan lagu “Miliki Aku” dalam album kompilasi Indie Ten 2 tahun 2002.

Perjalanan panjang itu juga yang membuat mereka mempunyai dua album musik berbentuk kaset dan CD pada tahun 2004 dan 2008. Shakey saat ini adalah format ke 3 dengan beranggotakan empat personil yaitu Dinno (vocal), Opik (Bass), Dionn (keyboard), Andrie (drum).

Genap perjalanan 25 tahun mereka. Shakey meluncurkan single “Yang Ada Padamu” yang menjadi kerinduan tersendiri bagi penggemarnya. Single yang begitu lama ditunggu ini tetap mempertahankan warna dan corak musik Shakey. Rasa otentik timbre vokal Dinno menjadi ciri khas setiap lagu yang dikeluarkan. Nuansa Pop-Rock pada single “Yang Ada Padamu” ini juga tetap memberi sentuhan Shakey tahun 2000-an awal dimana kental dengan distorsi dan ketukan drum yang tight,

Di tahun 2025 ini Shakey, juga merilis album-album terdahulunya di kanal musik digital yang memberikan nafas baru bagi Shakey untuk kembali berkarya. Dinno, vokalis dari Shakey juga adalah penulis lagu dalam single baru shakey dimana ia adalah pencipta lagu-lagu beberapa artist ternama seperti Rossa, Rio Febrian, Nagita Slavina dan memproduseri lagu-lagu seperti Anneth, Armand Maulana, Ruth Sahanaya dan beberapa artist lainnya. Opik, bassis dari band ini juga punya peran bermusik bersama Seventeen, Armada dan banyak musisi lainnya.

“Yang Ada Padamu” jadi lagu pertama yang dirilis Shakey untuk menjadi momentum lahirnya band ini. Di produseri oleh Sasi Kirono, Shakey menunjuk Sasi karena kiprahnya tak main-main dalam memproduseri musisi Jogja seperti Putri Ariani.

“Yang Ada Padamu” bercerita tentang seseorang yang mengagumi seorang lain. Dimana ia belum dapat memilikinya namun dalam hati kecilnya ia akan bisa mendapatkan hati seseorang itu nantinya.

Kali ini, Shakey merilis single ini dengan konsentrasi promo di Radio. Radio adalah platform musik yang membersamai Shakey dalam berkarya sejak dulu. Mereka betul-betul besar di Radio, khususnya di Yogyakarta. Dimana karya pertama mereka di perkenalkan pertama kali oleh Radio di Yogyakarta. Karenanya, bagi Shakey, Radio adalah partner yang sangat berarti bagi perjalanan mereka.

Selamat menikmati “Yang Ada Padamu”

Continue Reading

iMusic

Stand Here Alone kolaborasi dengan Tresno Tipe X di single “Kura – Kura”

Published

on

iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”

Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.

Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.

Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.

Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.

Continue Reading

iMusic

Sundari Gasong luncurkan single “Sedih”

Published

on

iMusic.id – Setelah merilis single perdana berjudul “Ku Rindu” ciptaan Andri Ikola, penyanyi sekaligus penulis lagu Sundari Gasong kini memperkenalkan karya terbarunya bertajuk “Sedih” sebagai single kedua. Berbeda dari karya sebelumnya, lagu ini merupakan ciptaan Sundari sendiri.

“Penggarapan single kedua ini tidak jauh berbeda dengan proses single pertama. Aku tetap mempercayakan Debios Ikola sebagai Music Director dan Sis Akbar untuk proses mixing dan mastering. Aku juga tetap berdiskusi dengan kakak kandungku, Andri Ikola, hingga lagu “Sedih”  siap dirilis,” ujar Sundari Gasong.

Lagu “Sedih” pertama kali ditulis Sundari Gasong pada tahun 2009. Lagu ini mengangkat kisah tentang kesedihan seorang jomblo yang memendam perasaan cinta tanpa keberanian untuk mengungkapkan.

“Lagu ini sebenarnya dibuat untuk adik kelas aku, Mega F. Yohana, alumni SMAN 1 Boedoet Jakarta angkatan 2008. Terinspirasi dari seorang laki-laki yang dulu menjadi pemujanya,” tutur Sundari Gasong.

Dalam single ini, Sundari sengaja menghadirkan konsep musik yang sederhana, agar pendengar dapat lebih merasakan emosi sedih yang menjadi inti cerita lagu tersebut.

Single “Sedih” resmi dirilis pada 12 Desember 2025 di seluruh digital music platform. Sementara video musiknya akan menyusul dan direncanakan tayang di kanal YouTube resmi Sundari Gasong setelah proses produksi rampung.

Sundari juga menyampaikan pesan khusus kepada pendengar:

“Buat para jomblo, cobain deh dengerin lagu ini pas lagi sedih. Insya Allah sedihnya dapet.”

Continue Reading