iMusic.id – Vira Talisa resmi sedang dalam masa kampanye album keduanya, ditandai saat ia mengumumkan bahwa album studio keduanya, “Bloomingtale“, yang akan dirilis pada tanggal 22 September 2023. Tidak lama setelah pengumuman album tersebut, single terakhir dari kampanye ini, “Like It Was Meant To Be“, telah dirilis.
Vira dengan nyaman kembali ke dirinya yang lebih jazz – dibandingkan dengan dua rilisan sebelumnya “Mejikuhibiniu” dan “Samba Di Kota” – saat ia memulai lagu dengan romantis, diiringi dengan melodi piano dan gitar jazz yang menenangkan.
Lagu terus berlanjut dengan suasana dan narasi seolah-olah kita akhirnya dapat bertemu dengan orang yang kita cintai setelah hari yang panjang dan melelahkan. Ini adalah tipikal lagu yang secara tidak sadar masuk ke alam bawah sadar kita saat kita lengah di sebuah jazz lounge, sementara kita menatap kosong ke meja bar, mengingat bahwa hidup tidaklah seburuk itu, terutama saat kita bersama orang yang kita cintai.
Vokal Vira yang lembut terdengar familiar, seolah-olah ia kembali ke dirinya dulu saat perilisan EP pertamanya, mengekspresikan cinta bukan melalui narasi yang rumit, melainkan dengan menciptakan sebuah ruang untuk kita tempati, untuk membuat kita merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta dalam dunianya sendiri.
Processed with VSCO with al3 preset Processed with VSCO with v6 preset Processed with VSCO with a4 preset Processed with VSCO with 6 preset
Like It Was Meant To Be adalah sebuah lagu tentang cinta yang telah lama dinanti-nantikan yang akhirnya tiba. Kita semua pernah mengalami perjalanan yang tidak mulus dalam hubungan asmara, dan melalui lagu ini, Vira ingin menunjukkan bagaimana rasanya mendapatkan kepastian dari orang yang dicintai. Perasaan bahagia, nyaman, dan puas karena memiliki seseorang yang kita kenal akan selalu menemani kita.
Vira Talisa adalah penyanyi/penulis lagu berusia 29 tahun dari Jakarta. Memulai karir musiknya di Rennes selama studinya di bidang seni rupa, tahun 2015 adalah awal dari aktivitas pertunjukannya; sampai akhirnya dia kemudian merekam EP self-titled pada tahun 2016 dengan bantuan produser musik Prancis, Romain Baousson.
Pada 1 Maret 2019, ia merilis album debutnya yang berjudul Primavera, sebagai rangkaian eksplorasi musiknya selama bertahun-tahun, menggabungkan unsur-unsur yang ada dari karya-karya sebelumnya dan pengaruh baru: dari Indonesiana hingga literasi Yé-yé, Samba Brasil hingga Funk 70-an.
Primavera berarti “musim semi” dalam bahasa Italia, terinspirasi dari liburan paling menyenangkan yang pernah dia lakukan pada tahun 2016 di sebuah kota bernama Menton; perbatasan antara Prancis dan Italia di mana dia menghabiskan musim seminya. Album ini menjadi wadah baginya untuk mengungkapkan cintanya terhadap keindahan alam, rasa terima kasihnya kepada orang-orang berpengaruh dalam hidupnya, pentingnya harapan dan kegembiraan hidup.
Kemudian di tahun 2019, Fur, band indie ternama dari Inggris, mengejutkan dunia musik Indonesia dengan mengcover single Vira Talisa “Walking Back Home” di The Close Encounter Club, sebuah sesi live performance online. (FE)
iMusic.id – Shakey adalah adalah band asal Yogyakarta yang terbentuk pada 5 Maret tahun 2000. Dalam perjalanan musiknya, Shakey sudah mempunyai dua album kompilasi dimana salah satunya membawa mereka menjadi band yang me-nasional dengan lagu “Miliki Aku” dalam album kompilasi Indie Ten 2 tahun 2002.
Perjalanan panjang itu juga yang membuat mereka mempunyai dua album musik berbentuk kaset dan CD pada tahun 2004 dan 2008. Shakey saat ini adalah format ke 3 dengan beranggotakan empat personil yaitu Dinno (vocal), Opik (Bass), Dionn (keyboard), Andrie (drum).
Genap perjalanan 25 tahun mereka. Shakey meluncurkan single “Yang Ada Padamu” yang menjadi kerinduan tersendiri bagi penggemarnya. Single yang begitu lama ditunggu ini tetap mempertahankan warna dan corak musik Shakey. Rasa otentik timbre vokal Dinno menjadi ciri khas setiap lagu yang dikeluarkan. Nuansa Pop-Rock pada single “Yang Ada Padamu” ini juga tetap memberi sentuhan Shakey tahun 2000-an awal dimana kental dengan distorsi dan ketukan drum yang tight,
Di tahun 2025 ini Shakey, juga merilis album-album terdahulunya di kanal musik digital yang memberikan nafas baru bagi Shakey untuk kembali berkarya. Dinno, vokalis dari Shakey juga adalah penulis lagu dalam single baru shakey dimana ia adalah pencipta lagu-lagu beberapa artist ternama seperti Rossa, Rio Febrian, Nagita Slavina dan memproduseri lagu-lagu seperti Anneth, Armand Maulana, Ruth Sahanaya dan beberapa artist lainnya. Opik, bassis dari band ini juga punya peran bermusik bersama Seventeen, Armada dan banyak musisi lainnya.
“Yang Ada Padamu” jadi lagu pertama yang dirilis Shakey untuk menjadi momentum lahirnya band ini. Di produseri oleh Sasi Kirono, Shakey menunjuk Sasi karena kiprahnya tak main-main dalam memproduseri musisi Jogja seperti Putri Ariani.
“Yang Ada Padamu” bercerita tentang seseorang yang mengagumi seorang lain. Dimana ia belum dapat memilikinya namun dalam hati kecilnya ia akan bisa mendapatkan hati seseorang itu nantinya.
Kali ini, Shakey merilis single ini dengan konsentrasi promo di Radio. Radio adalah platform musik yang membersamai Shakey dalam berkarya sejak dulu. Mereka betul-betul besar di Radio, khususnya di Yogyakarta. Dimana karya pertama mereka di perkenalkan pertama kali oleh Radio di Yogyakarta. Karenanya, bagi Shakey, Radio adalah partner yang sangat berarti bagi perjalanan mereka.
iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”
Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.
Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.
Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.
Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.
iMusic.id – Setelah merilis single perdana berjudul “Ku Rindu” ciptaan Andri Ikola, penyanyi sekaligus penulis lagu Sundari Gasong kini memperkenalkan karya terbarunya bertajuk “Sedih” sebagai single kedua. Berbeda dari karya sebelumnya, lagu ini merupakan ciptaan Sundari sendiri.
“Penggarapan single kedua ini tidak jauh berbeda dengan proses single pertama. Aku tetap mempercayakan Debios Ikola sebagai Music Director dan Sis Akbar untuk proses mixing dan mastering. Aku juga tetap berdiskusi dengan kakak kandungku, Andri Ikola, hingga lagu “Sedih” siap dirilis,” ujar Sundari Gasong.
Lagu “Sedih” pertama kali ditulis Sundari Gasong pada tahun 2009. Lagu ini mengangkat kisah tentang kesedihan seorang jomblo yang memendam perasaan cinta tanpa keberanian untuk mengungkapkan.
“Lagu ini sebenarnya dibuat untuk adik kelas aku, Mega F. Yohana, alumni SMAN 1 Boedoet Jakarta angkatan 2008. Terinspirasi dari seorang laki-laki yang dulu menjadi pemujanya,” tutur Sundari Gasong.
Dalam single ini, Sundari sengaja menghadirkan konsep musik yang sederhana, agar pendengar dapat lebih merasakan emosi sedih yang menjadi inti cerita lagu tersebut.
Single “Sedih” resmi dirilis pada 12 Desember 2025 di seluruh digital music platform. Sementara video musiknya akan menyusul dan direncanakan tayang di kanal YouTube resmi Sundari Gasong setelah proses produksi rampung.
Sundari juga menyampaikan pesan khusus kepada pendengar:
“Buat para jomblo, cobain deh dengerin lagu ini pas lagi sedih. Insya Allah sedihnya dapet.”