Connect with us

iMusic

“Grand Failure”, Karya Kolaborasi Antara “Settle” dan “Bird Bone” (Rusia).

Published

on

iMusic.id – Setelah sukses merilis lagu “Her Favorite Dress” pada bulan Juni, “Whole” pada bulan Juli, dan “A Single Letter” pada bulan Agustus, Settle, band alternative rock / emo asal Bali, kembali dengan rilisan single keempat mereka, “Grand Failure”.

Kali ini, Settle bekerja sama dengan Seva, vokalis dari band Midwest Emo, Bird Bone, yang berasal dari Rusia. Bersama-sama, mereka menciptakan kolaborasi menarik untuk pertama kalinya.

“Grand Failure” bukan sekadar lagu; ini adalah eksplorasi mendalam tentang pengalaman manusia. Ditulis oleh Yudi Septyan, lagu “Grand Failure” bercerita tentang seseorang yang sedang berjuang dengan perasaan penyesalan dan ketidakpuasan dalam hidupnya.

Orang tersebut masih terus merenungkan kesalahan dan peluang yang terlewatkan di masa lalunya, yang mencegahnya untuk melangkah maju dan menemukan kebahagiaan.

Menurut Yudi, “Lagu “Grand Failure” adalah sebuah himne yang kuat dan memotivasi yang berbicara kepada siapa saja yang pernah merasa terjebak dalam hidup mereka dan merindukan masa depan yang lebih baik. Dengan chorus yang mudah diingat dan lirik yang memprovokasi pikiran, lagu ini mendorong pendengarnya untuk menjadi berani dan membebaskan diri dari belenggu keraguan diri dan ketakutan yang menghambat mereka.

Ini adalah pengingat bahwa tidak ada yang tetap sama, dan satu-satunya cara untuk benar-benar berhasil dalam hidup adalah dengan percaya pada diri sendiri dan memilih jalannya sendiri. Tempo yang cepat dan irama yang kuat dalam lagu ini menciptakan perasaan urgensi dan momentum, menjadikannya musik latar yang sempurna bagi siapa pun yang sedang dalam misi untuk mengatasi keterbatasan mereka dan mencapai tujuan mereka.”

Vokal emosional Seva, menambah dimensi baru dalam lagu ini dan memperkuat emosi yang diungkapkan dalam lirik. Gabungan antara instrumentasi evokatif dari Settle dan suara kuat Seva menciptakan harmoni yang menangkap inti dari kerentanan dan penemuan diri. Kolaborasi menarik ini mewakili babak baru dalam perjalanan musik Settle, menegaskan posisi mereka sebagai band yang tidak takut untuk mengeksplorasi tema-tema mendalam melalui musik mereka.

“Grand Failure” akan menjadi pembuka yang memikat bagi album terbaru Settle, yang dijadwalkan rilis pada akhir bulan Oktober 2023. Saat pendengar memulai perjalanan musik emosional ini, mereka diundang untuk merangkul kerentanan mereka, menemukan kekuatan dalam introspeksi, dan mengambil inspirasi dari pencarian pertumbuhan pribadi.

Tentang Settle:

Settle adalah band alternative rock / emo yang berasal dari pulau Bali yang indah. Sejak terbentuk pada bulan Mei 2016, band ini telah merilis dua mini album, 5 way split album yang dirilis oleh Haum Records, dan tergabung dalam kompilasi Emo Asia, Emotional Too yang dirilis oleh label Sweaty & Cramped Records (Hongkong), Qiii Snacks Records (China), and Sango Records (Japan).

Terdiri dari lima individu kunci dalam membentuk identitas musikal band ini. Indra Purnama (vokal), Yudi Septyan (bass), Agung Pranata dan Bayu Kribz (gitar), serta Gungde Yudistira (drum). Bersama-sama, mereka menciptakan sinergi yang kuat dalam menyampaikan pesan-pesan mereka melalui musik.

Tentang Bird Bone:

Bird Bone adalah band Midwest Emo yang berbasis di Rusia, Digawangi oleh Seva Shaposhnikov sebagai vokalis, Nikita Vinogradov di gitar dan vokal, Alex Korolev di gitar, Vlad Laiming di bass dan vokal, serta Dmitry Morozov di drum, band ini menyajikan musik yang sangat emosional dengan melodi yang mudah diingat, riff twinkly yang kompleks, dan bagian vokal yang emosional.

Selama 4 tahun terakhir, band ini telah tampil di banyak pertunjukan di bar-bar kecil hingga klub-klub besar, menyempurnakan keterampilan mereka dalam pertunjukan live, sehingga sekarang pertunjukan mereka penuh gairah, di mana semua penonton ikut bernyanyi bersama dan merasa sepenuhnya terlibat. (FE)

iMusic

Band Jogja, Shakey rilis single baru “Yang Ada Padamu”

Published

on

iMusic.id – Shakey adalah adalah band asal Yogyakarta yang terbentuk pada 5 Maret tahun 2000. Dalam perjalanan musiknya, Shakey sudah mempunyai dua album kompilasi dimana salah satunya membawa mereka menjadi band yang me-nasional dengan lagu “Miliki Aku” dalam album kompilasi Indie Ten 2 tahun 2002.

Perjalanan panjang itu juga yang membuat mereka mempunyai dua album musik berbentuk kaset dan CD pada tahun 2004 dan 2008. Shakey saat ini adalah format ke 3 dengan beranggotakan empat personil yaitu Dinno (vocal), Opik (Bass), Dionn (keyboard), Andrie (drum).

Genap perjalanan 25 tahun mereka. Shakey meluncurkan single “Yang Ada Padamu” yang menjadi kerinduan tersendiri bagi penggemarnya. Single yang begitu lama ditunggu ini tetap mempertahankan warna dan corak musik Shakey. Rasa otentik timbre vokal Dinno menjadi ciri khas setiap lagu yang dikeluarkan. Nuansa Pop-Rock pada single “Yang Ada Padamu” ini juga tetap memberi sentuhan Shakey tahun 2000-an awal dimana kental dengan distorsi dan ketukan drum yang tight,

Di tahun 2025 ini Shakey, juga merilis album-album terdahulunya di kanal musik digital yang memberikan nafas baru bagi Shakey untuk kembali berkarya. Dinno, vokalis dari Shakey juga adalah penulis lagu dalam single baru shakey dimana ia adalah pencipta lagu-lagu beberapa artist ternama seperti Rossa, Rio Febrian, Nagita Slavina dan memproduseri lagu-lagu seperti Anneth, Armand Maulana, Ruth Sahanaya dan beberapa artist lainnya. Opik, bassis dari band ini juga punya peran bermusik bersama Seventeen, Armada dan banyak musisi lainnya.

“Yang Ada Padamu” jadi lagu pertama yang dirilis Shakey untuk menjadi momentum lahirnya band ini. Di produseri oleh Sasi Kirono, Shakey menunjuk Sasi karena kiprahnya tak main-main dalam memproduseri musisi Jogja seperti Putri Ariani.

“Yang Ada Padamu” bercerita tentang seseorang yang mengagumi seorang lain. Dimana ia belum dapat memilikinya namun dalam hati kecilnya ia akan bisa mendapatkan hati seseorang itu nantinya.

Kali ini, Shakey merilis single ini dengan konsentrasi promo di Radio. Radio adalah platform musik yang membersamai Shakey dalam berkarya sejak dulu. Mereka betul-betul besar di Radio, khususnya di Yogyakarta. Dimana karya pertama mereka di perkenalkan pertama kali oleh Radio di Yogyakarta. Karenanya, bagi Shakey, Radio adalah partner yang sangat berarti bagi perjalanan mereka.

Selamat menikmati “Yang Ada Padamu”

Continue Reading

iMusic

Stand Here Alone kolaborasi dengan Tresno Tipe X di single “Kura – Kura”

Published

on

iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”

Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.

Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.

Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.

Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.

Continue Reading

iMusic

Sundari Gasong luncurkan single “Sedih”

Published

on

iMusic.id – Setelah merilis single perdana berjudul “Ku Rindu” ciptaan Andri Ikola, penyanyi sekaligus penulis lagu Sundari Gasong kini memperkenalkan karya terbarunya bertajuk “Sedih” sebagai single kedua. Berbeda dari karya sebelumnya, lagu ini merupakan ciptaan Sundari sendiri.

“Penggarapan single kedua ini tidak jauh berbeda dengan proses single pertama. Aku tetap mempercayakan Debios Ikola sebagai Music Director dan Sis Akbar untuk proses mixing dan mastering. Aku juga tetap berdiskusi dengan kakak kandungku, Andri Ikola, hingga lagu “Sedih”  siap dirilis,” ujar Sundari Gasong.

Lagu “Sedih” pertama kali ditulis Sundari Gasong pada tahun 2009. Lagu ini mengangkat kisah tentang kesedihan seorang jomblo yang memendam perasaan cinta tanpa keberanian untuk mengungkapkan.

“Lagu ini sebenarnya dibuat untuk adik kelas aku, Mega F. Yohana, alumni SMAN 1 Boedoet Jakarta angkatan 2008. Terinspirasi dari seorang laki-laki yang dulu menjadi pemujanya,” tutur Sundari Gasong.

Dalam single ini, Sundari sengaja menghadirkan konsep musik yang sederhana, agar pendengar dapat lebih merasakan emosi sedih yang menjadi inti cerita lagu tersebut.

Single “Sedih” resmi dirilis pada 12 Desember 2025 di seluruh digital music platform. Sementara video musiknya akan menyusul dan direncanakan tayang di kanal YouTube resmi Sundari Gasong setelah proses produksi rampung.

Sundari juga menyampaikan pesan khusus kepada pendengar:

“Buat para jomblo, cobain deh dengerin lagu ini pas lagi sedih. Insya Allah sedihnya dapet.”

Continue Reading