Connect with us

iMusic

Melalui lagu terbarunya “ADRENALINE RUSH”, perjalanan “Weda Mauve” makin tak tertebak.

Published

on

iMusic.id – Perjalanan bermusik Weda Mauve makin tak tertebak. Melalui “ADRENALINE RUSH”, lagu terbarunya yang dirilis oleh Semesta Records ke platform-platform musik digital dan dikemas bersama single sebelumnya “DINNER” dalam format maxi-single berjudul 162° F, penyanyi dan pencipta lagu asal Surabaya itu memperlihatkan perkembangannya yang pesat sebagai musisi di usianya yang masih 16 tahun.

“Lagunya sendiri sebenarnya tentang sebuah adiksi akan seseorang atau sesuatu. Seakan-akan kita enggak bisa hidup tanpa hal itu,” kata Weda tentang “ADRENALINE RUSH” yang diciptakannya sendiri dengan bantuan Dawairama sebagai produser.

“Setiap menulis lagu, aku ingin pendengar bikin spekulasi dan skenario mereka sendiri terhadap lagu-lagu yang aku buat. Memang garis besarnya adiksi, cuma sisanya dibebaskan untuk pendengar untuk mengeksplorasi cerita dari lagunya.”

Kalau “ADRENALINE RUSH” dengan corak musiknya yang terpengaruh house music dan EDM terdengar berbeda dari apa yang pernah diusung di lagu-lagu Weda sebelumnya yang lebih ke arah indie pop, itu adalah dampak dari “adiksi” lain yang dialaminya saat ini, yaitu eksplorasi genre.

“Aku memang sejak lama bosan dengan lagu yang begitu-begitu saja, dan mau mencoba formula baru juga,” katanya. “Aku memang mau mengeksplorasi musik modern yang aransemennya lebih digital memakai synth dan pad, bukan instrumen gitar dan sebagainya.”

Eksplorasi ini juga merupakan bagian dari proses Weda dalam mengukuhkan identitasnya sebagai penyanyi, apalagi mengingat ia masih berusia belasan tahun dengan karakter vokal yang sudah berubah seiring dengan pertumbuhannya. Menurut Weda, “Aku juga sedang mencari warna suaraku.

Cocoknya di mana, apa yang paling enak dibawakan di panggung, karakternya ke mana. Jadi aku mau mencoba genre-genre baru, kolaborasi bersama orang-orang baru.”

Dalam menjelajahi hal-hal baru ini, Weda masih didampingi oleh Nurul Damar Ramadhan alias Dawairama, gitaris D’Masiv yang telah berperan sebagai produser Weda sejak awal kiprahnya di industri musik. “Aku tipe orang yang sangat dominan dan bisa dibilang idealis dalam apa yang kuinginkan, jadi kerja bersama orang baru itu bakal butuh waktu adaptasi yang cukup lama,” kata Weda.

“Untuk proyek ini, karena masih bimbang juga, aku masih bekerja dengan Om Rama karena dia paham apa yang aku lakukan, dan dia paham apa yang dia lakukan. Jadi kami saling belajar.”

Hal lain yang sedang dipelajari Weda adalah metode merilis karya yang berbeda dari sebelumnya. Setelah melepas album debut DENIAL di tahun 2022, kini Weda memutuskan akan mengeluarkan lagu-lagunya tanpa terikat oleh konteks sebuah album sehingga lebih bebas untuk merambah teritori musik yang beraneka ragam.

“Aku suka istilah droplet era, di mana seorang musisi mengeksplorasi berbagai genre. ‘DINNER’ adalah lagu pertama aku di era yang baru ini, dan sehabis itu lanjut dengan ‘ADRENALINE RUSH’, ” katanya. “Jadi semakin ke sini, salah satu hal yang aku lakukan adalah mengeksplorasi genre dan mencari rumah yang paling cocok untuk suara dan karakter aku. Harapannya supaya lebih mengerti arahku ke mana.”

Singkat kata, “ADRENALINE RUSH” adalah karya seorang seniman muda bernama Weda Mauve yang sedang ketagihan mencari jalan melalui musik. Mudah-mudahan pendengar pun ketagihan mengikuti perjalanannya. (FE)

iMusic

Band Jogja, Shakey rilis single baru “Yang Ada Padamu”

Published

on

iMusic.id – Shakey adalah adalah band asal Yogyakarta yang terbentuk pada 5 Maret tahun 2000. Dalam perjalanan musiknya, Shakey sudah mempunyai dua album kompilasi dimana salah satunya membawa mereka menjadi band yang me-nasional dengan lagu “Miliki Aku” dalam album kompilasi Indie Ten 2 tahun 2002.

Perjalanan panjang itu juga yang membuat mereka mempunyai dua album musik berbentuk kaset dan CD pada tahun 2004 dan 2008. Shakey saat ini adalah format ke 3 dengan beranggotakan empat personil yaitu Dinno (vocal), Opik (Bass), Dionn (keyboard), Andrie (drum).

Genap perjalanan 25 tahun mereka. Shakey meluncurkan single “Yang Ada Padamu” yang menjadi kerinduan tersendiri bagi penggemarnya. Single yang begitu lama ditunggu ini tetap mempertahankan warna dan corak musik Shakey. Rasa otentik timbre vokal Dinno menjadi ciri khas setiap lagu yang dikeluarkan. Nuansa Pop-Rock pada single “Yang Ada Padamu” ini juga tetap memberi sentuhan Shakey tahun 2000-an awal dimana kental dengan distorsi dan ketukan drum yang tight,

Di tahun 2025 ini Shakey, juga merilis album-album terdahulunya di kanal musik digital yang memberikan nafas baru bagi Shakey untuk kembali berkarya. Dinno, vokalis dari Shakey juga adalah penulis lagu dalam single baru shakey dimana ia adalah pencipta lagu-lagu beberapa artist ternama seperti Rossa, Rio Febrian, Nagita Slavina dan memproduseri lagu-lagu seperti Anneth, Armand Maulana, Ruth Sahanaya dan beberapa artist lainnya. Opik, bassis dari band ini juga punya peran bermusik bersama Seventeen, Armada dan banyak musisi lainnya.

“Yang Ada Padamu” jadi lagu pertama yang dirilis Shakey untuk menjadi momentum lahirnya band ini. Di produseri oleh Sasi Kirono, Shakey menunjuk Sasi karena kiprahnya tak main-main dalam memproduseri musisi Jogja seperti Putri Ariani.

“Yang Ada Padamu” bercerita tentang seseorang yang mengagumi seorang lain. Dimana ia belum dapat memilikinya namun dalam hati kecilnya ia akan bisa mendapatkan hati seseorang itu nantinya.

Kali ini, Shakey merilis single ini dengan konsentrasi promo di Radio. Radio adalah platform musik yang membersamai Shakey dalam berkarya sejak dulu. Mereka betul-betul besar di Radio, khususnya di Yogyakarta. Dimana karya pertama mereka di perkenalkan pertama kali oleh Radio di Yogyakarta. Karenanya, bagi Shakey, Radio adalah partner yang sangat berarti bagi perjalanan mereka.

Selamat menikmati “Yang Ada Padamu”

Continue Reading

iMusic

Stand Here Alone kolaborasi dengan Tresno Tipe X di single “Kura – Kura”

Published

on

iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”

Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.

Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.

Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.

Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.

Continue Reading

iMusic

Sundari Gasong luncurkan single “Sedih”

Published

on

iMusic.id – Setelah merilis single perdana berjudul “Ku Rindu” ciptaan Andri Ikola, penyanyi sekaligus penulis lagu Sundari Gasong kini memperkenalkan karya terbarunya bertajuk “Sedih” sebagai single kedua. Berbeda dari karya sebelumnya, lagu ini merupakan ciptaan Sundari sendiri.

“Penggarapan single kedua ini tidak jauh berbeda dengan proses single pertama. Aku tetap mempercayakan Debios Ikola sebagai Music Director dan Sis Akbar untuk proses mixing dan mastering. Aku juga tetap berdiskusi dengan kakak kandungku, Andri Ikola, hingga lagu “Sedih”  siap dirilis,” ujar Sundari Gasong.

Lagu “Sedih” pertama kali ditulis Sundari Gasong pada tahun 2009. Lagu ini mengangkat kisah tentang kesedihan seorang jomblo yang memendam perasaan cinta tanpa keberanian untuk mengungkapkan.

“Lagu ini sebenarnya dibuat untuk adik kelas aku, Mega F. Yohana, alumni SMAN 1 Boedoet Jakarta angkatan 2008. Terinspirasi dari seorang laki-laki yang dulu menjadi pemujanya,” tutur Sundari Gasong.

Dalam single ini, Sundari sengaja menghadirkan konsep musik yang sederhana, agar pendengar dapat lebih merasakan emosi sedih yang menjadi inti cerita lagu tersebut.

Single “Sedih” resmi dirilis pada 12 Desember 2025 di seluruh digital music platform. Sementara video musiknya akan menyusul dan direncanakan tayang di kanal YouTube resmi Sundari Gasong setelah proses produksi rampung.

Sundari juga menyampaikan pesan khusus kepada pendengar:

“Buat para jomblo, cobain deh dengerin lagu ini pas lagi sedih. Insya Allah sedihnya dapet.”

Continue Reading