iMusic.id – Dalam rangkaian program inovatifnya, UIC College gelar panggung megah musik recital bertajuk “DVISVARA” pada Senin, 7 Oktober 2024 di Balai Resital Kartanegara,Jakarta Selatan.
“DVISVARA” yang berarti “dua suara dewi” dalam bahasa Sansekerta, menampilkan dua mahasiswa berbakat UIC Music, Neishya Laurencia dan Richelle Magdalene. Masing-masing mempersembahkan karya-karya unik dan terbaik sebagai puncak perjalanan akademis di UIC Music.
Richelle Magdalene: “Lesson Learn”
Richelle Magdalene, seorang penyanyi dan penulis lagu dengan gaya swaggy dan edgy, berkomitmen untuk membawa isu kesehatan mental ke dalam kancah industri musik Indonesia.
Dengan bertemakan Lesson learn pada konser recital “DVISVARA”, Richelle ingin membuka diskusi tentang isu-isu kesehatan mental yang sering terabaikan, terutama di kalangan Generasi saat ini. Ia percaya bahwa setiap orang memiliki peran dalam membantu satu sama lain menghadapi tantangan ini. Dengan setiap lagunya, Richelle berusaha menginspirasi audiens untuk lebih peduli terhadap kondisi mental mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka.
“Bagi saya, recital ini bukan hanya tentang menunjukkan kemampuan teknis, tetapi juga tentang perkembangan artistik saya. Setiap nada dan komposisi yang saya mainkan adalah bagian dari cerita saya. Musik adalah cara saya mengekspresikan hal-hal yang sulit diungkapkan dengan kata-kata dan saya berharap penonton dapat merasakan pesan tersebut melalui penampilan saya. UIC College telah memberikan saya kesempatan untuk mengejar passion saya dan membuktikan bahwa impian dapat menjadi kenyataan dengan kerja keras dan keyakinan,” ujarnya.
Neishya Laurencia: “Different Stages of Love”
Neishya Laurencia, yang dikenal dengan nama panggung Neilaw, adalah seorang penyanyi dan penulis lagu yang mengajak penonton untuk menjelajahi perjalanan emosional melalui konser “DVISVARA” dengan tema Different Stages of Love.
Dengan konsep yang unik, Neilaw membawakan empat fase cinta yang universal: limerence, capture, denial, dan acceptance. Melalui lirik mendalam dan melodi yang memikat, Neilaw tidak hanya bernyanyi tetapi juga berbagi cerita di balik setiap lagunya, menciptakan koneksi mendalam dengan audiens.
Neilaw menyatakan, “Recital ini adalah puncak dari semua yang telah saya pelajari. Melalui musik, saya ingin membawa penonton merasakan perjalanan batin yang saya alami selama di UIC. Ini adalah kesempatan untuk benar-benar menunjukkan siapa saya sebagai musisi dan pribadi. UIC College tidak hanya memperkenalkan saya pada industri, tetapi juga membimbing saya secara akademik untuk siap melanjutkan tahun terakhir saya di Inggris.”
Dukungan dan Arahan dari Para Ahli
Di balik kesuksesan kedua musisi muda ini adalah arahan dari Kang Irfas, salah satu dosen musik terbaik di UIC Music BSD Campus. “Neilaw dan Richelle adalah dua mahasiswa yang sangat berdedikasi terhadap musik. Selama bimbingan, saya melihat perkembangan mereka baik dalam keterampilan teknis maupun dalam eksplorasi ekspresi artistik,” ujarnya.
Aimee Sukesna, USG Education Head of BSD Campus, mengungkapkan kebanggaannya akan bakat alami Neilaw dan Richelle yang telah berkembang pesat melalui kurikulum internasional UIC College.
“Mereka tidak hanya menguasai aspek teknis musik tetapi juga mampu menyampaikan pesan mendalam melalui karya-karya mereka. Neilaw dan Richelle adalah contoh nyata bagaimana pendidikan yang terintegrasi dengan kreativitas dapat mendorong lahirnya generasi penerus yang siap bersaing di kancah global,” tambah Aimee Sukesna.
Adhirama G Tusin, Presiden Direktur USG Education, menjelaskan, “Dvisvara bukan sekadar panggung musik, melainkan cerminan dari potensi besar yang dimiliki generasi muda Indonesia dalam industri kreatif. Sejalan dengan visi Generasi Emas 2045, UIC College berperan penting dalam membentuk talenta-talenta kreatif yang akan memperkaya industri seni dan budaya Indonesia, sekaligus menjadikan kita pemain utama dalam ekonomi kreatif dunia.”
Mia Ismi, seorang penyanyi dan penulis lagu profesional, yang berperan sebagai mentor kedua murid UIC College ini menambahkan, “Neilaw dan Richelle memiliki sikap yang sangat baik sebagai musisi muda. Mereka mampu mengikuti arahan dengan baik dan sangat bertanggung jawab, yang merupakan modal penting untuk memasuki industri musik saat ini.”
Masa Depan Cerah bagi Industri Musik
Dengan digelarnya Dvisvara, UIC College menegaskan komitmennya dalam mengembangkan talenta muda berbakat Indonesia di bidang musik. Recital ini bukan hanya panggung bagi mahasiswa untuk menampilkan karya terbaik mereka, tetapi juga perwujudan nyata pentingnya pendidikan kreatif dalam mewujudkan visi Generasi Emas 2045. Di bawah bimbingan para mentor yang ahli, generasi penerus ini tidak hanya mempersiapkan diri untuk berkiprah di kancah nasional, tetapi juga siap bersaing di industri kreatif global.
Recital ini merupakan kesempatan emas bagi para penikmat musik untuk menyaksikan bagaimana para musisi muda berbakat menginterpretasikan tema cinta dan isu sosial melalui musik. UIC College, dengan program-program inovatifnya, terus membuktikan diri sebagai pelopor dalam pendidikan musik yang tidak hanya berfokus pada teori tetapi juga aplikasi praktis dan kreatif di era digital ini.
UIC College, program unggulan dari USG Education, memimpin sebagai pelopor dengan menghadirkan satu-satunya kurikulum musik akademis di Indonesia yang terintegrasi. Melalui program persiapan dan transisi yang inovatif, siswa memiliki kesempatan meraih gelar sarjana internasional.
Melalui program pathway ini, mahasiswa dapat memulai studi di Indonesia selama dua tahun pertama, sebelum melanjutkan pendidikan mereka di luar negeri untuk meraih gelar sarjana di universitas pilihan.
Tidak hanya bertujuan mempersiapkan musisi masa depan, UIC College juga berkomitmen melestarikan serta memperkaya kekayaan budaya Indonesia. Ini menjadi langkah penting dalam menciptakan masa depan cerah bagi industri musik dan seni di Indonesia.
iMusic.id – Maestro biola asal Jerman keturunan Indonesia ‘Iskandar Widjaja’ membius sekitar 300 penonton saat menggelar konser intim bertajuk “An Intimated Evening with Iskandar Widjaja – The Art Of Strings” di D’Concert Room, Deheng House, Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (12/9/2025) lalu.
Iskandar Widjaja yang lahir di Jerman 6 juni 1986 ini tampil mempesona penonton yang malam itu hadir memadati lokasi acara hanya untuk menyaksikan kepiawaiannya dalam menggesek biola dan membuat komposisi musik yang ciamik.
Sebelum Iskandar Widjaja tampil, konser inti mini di buka oleh penampilan apik ‘Fermata String Quartet’ lewat nomor – nomor instrumental klasik seperti “Classical Kids Solomon: Arrival Of The Queen Of Sheba”. Membawakan sekitar tiga komposisi lagu lainnya yaitu “Eine kleine Nachtmusik, Besame Mucho” dan “Ancient Airs & Dances”, ‘Fermata String Quartet’ mampu membuat penonton nyaman menikmati suguhan musik mereka.
Sempat mengalami delay beberapa saat akibat kondisi hujan dan kemacetan yang melanda Jakarta malam itu, Iskandar Widjaja yang ternyata adalah cucu musisi Indonesia Udin Widjaja yangterkenal pada era Presiden Soekarno karena lagu-lagu gubahannya, memulai aksinya di panggung dengan dua lagi nasional yaitu “Bagimu Negeri” dan “Tanah Air Ku” yang kemudian dilanjut dengan nomor – nomor indah seperti – “Variations on a Theme by Corelli (Kreisler), Merry Go Round of Life (Joe Hisaishi) dan “A Million Dreams (The Greatest Showman)”, Iskandar Widjaja kemudian kembali membawakan dua lagu tanah air yaitu “Melati dari Jayagiri” dan “Sepasang Mata Bola (Ismail Marzuki)”.
Dalam konser intim yang di hadiri oleh banyak musisi tanah air seperti “Daniel Mananta, Ita Purnamasari beserta sang suami Dwiki Dharmawan, Bagus NTRL, Candra Darusman, Syaharani, Cendy Luntungan, Riani Sovana dan lain – lain tersebut, Iskandar Widjaya tampil keren dengan diiringi oleh lima musisi pengiring. Perlu diketahui, Iskandar Widjaja ini sering melakukan konser di berbagai belahan dunia mulai dari Eropa, Amerika dan Asia dan Iskandar memiliki musisi pengiring di tiap negara untuk memudahkan dia melakukan konser.
Para penonton kemudian di suguhkan lagu – lagu yang semakin malam semakin seru karena Iskandar Widjaja juga semakin liar dalam memainkan biolanya. Nomor lagu seperti “Kiss The Rain (Yiruma), Perfect (Ed Sheeran), Love Yourself (J. Bieber/Ed Sheeran), Ode to Joy (Beethoven/Widjaja), He’s A Pirate (Pirates of The Caribbean) dimainkan Iskandar bersama para musisi pengiringnya dengan seru, apalagi ketika Iskandar memainkan satu lagu orisinilnya yang berjudul “Lacrimae” diambil dari bahasa Latin yang artinya “Air Mata”.
Lagu yang diciptakan sendiri oleh Iskandar Widjaja ini sangat istimewa karena bukan merupakan lagu instrumental melainkan ada lirik yang merupakan gabungan dari 5 bahasa dan dinyanyikan sendiri oleh Iskandar dengan oleh vokalnya yang juga luar biasa.
“Lagu ini memakai 5 bahasa yaitu Latin, Perancis, Jerman, Inggris dan Indonesia. Lagu ini merupakan lagu yang isi liriknya memotivasi orang untuk tetap semangat dalam hidup dan tetap mengandalkan Tuhan”, terang Iskandar Widjaja.
Iskandar Widjaja bukan hanya sekedar musisi yang mempunyai keturunan Indonesia dari kedua orang tuanya, Iskandar Widjaja berusaha membagi ilmu musiknya dengan musisi – musisi muda tanah air dengan cara membuka sekolah musik di Jakarta. Selain itu Iskandar juga terus memperkenalkan Indonesia keluar negeri dengan cara membawakan lagu – lagu nasional dan daerah di setiap konsernya di berbagai belahan dunia. Iskandar Widjaja sangat bangga dengan tanah airnya sehingga dia termasuk musisi yang selalu membuat harum nama Indonesia di mancanegara.
Usai menutup konser intimnya, Iskandar Widjaja sontak mendapatkan standing applause dari seluruh penonton yang hadir. Konser yang berjalan di tengah cuaca dingin Jakarta malam itu telah meninggalkan kesan yang indah dikalangan penonton malam itu. Luar Biasa Iskandar Widjaja!!
iMusic.id – INDOHITS GIGS #2 bakal digelar pada Senin 8 September 2025 mendatang di Lithium Rooftop Bar Jl Radio Dalam Raya No. 17 Gandaria, Kebayoran Baru, Jakarta selatan yang akan dimulai pukul 20.00 wib.
Gelaran musik INDOHITS GIGS #2 yang digelar atas Kerjasama Cadaazz Pustaka Musik X Uthie Project kali ini mengusung tema “Rock Legacy”.
“Ya, ke depannya INDOHITS GIGS akan memilih penampil berdasarkan tema yang akan kita pilih dan kebetulan di Serie ke 2 ini kita memilih band yang memainkan musik rock, karena semangat kita para team panitia juga lagi ke musik rock. Bulan depan mungkin akan ada tema lain kok,” kata Fransiscus Eko sang inisiator event musik ini, Kamis (4/9/2025).
INDOHITS GIGS #2 ini akan menampilkan 6 band Rock dari berbagai warna, ada 2 rocker legend yang akan tampil yaitu Trison di Lawang Pitu dan Maully Gagola di Pureseven.
“Beliau beliau itu udah pasti nge rock banget lah. Selain itu ada Prison Of Blues, band punk psychobilly asal Temanggung yang sudah malang melintang di Eropa. Selain itu tentu ada band band yang unik lagi seperti Trodon, yang akan menampilkan lagu lagu progresif mereka, ada Partikel Penyusun Atom dan I Hate Band yang memainkan Brit pop rock. Pokoknya keren dan harus nonton langsung deh.”tutup Fransiscus Eko.
iMusic.id – Para penikmat musik di area Jakarta Selatan kini semakin dimanjakan dengan diluncurkannya De’Concert Room – Deheng House di areal Taman Kemang, Jakarta Selatan. Venue baru ini dijamin bakal membuat nyaman para penikmat musik Jakarta dalam menikmati sebuah konser atau pertunjukan musik.
Tidak hanya menyediakan satu ruang konser dengan kapasitas yang besar di lantai 4, Deheng House juga menyediakan café dengan kapasitas lebih intim di lantai 2 dan sebuah ruang khusus untuk musisi dan pecinta musik jazz yang diberinama Jazz Lounge.
De’Concert Room di Deheng House hadir sebagai jawaban atas kebutuhan ruang konser yang nyaman dan layak yang di Jakarta sangat jarang di temui. De’Concert Room berkapasitas 300 – 400 orang dengan di lengkapi fasilitas yang sangat lengkap dari mulai panggung yang memadai, tata lampu profesional, videotron, serta sound system yang mumpuni. Tempat ini tidak hanya mengisi kekosongan ruang pertunjukan di Jakarta, tetapi juga memberikan ruang kreatif yang nyaman dan modern bagi para musisi dan penikmat seni.
Dengan kapasitas 300 – 400 orang, De’Concert Room – Deheng House mampu menciptakan suasana intim namun tetap megah, memberikan pengalaman konser yang berbeda dari venue konvensional di Jakarta.
Lokasi De’Concert Room – Deheng House di Taman Kemang yang strategis juga memudahkan akses bagi penonton dan pelaku seni. Dengan adanya Deheng House, para event organizer dan musisi mendapatkan ruang yang layak untuk menggelar pertunjukan berkualitas tanpa harus mencari venue di luar Jakarta.
De’Concert Room Deheng House membuka peluang lebih besar bagi pertumbuhan industri musik dan seni pertunjukan di Jakarta. Memberikan ruang bagi musisi independen dan komunitas seni untuk tampil dan berekspresi dengan fasilitas yang mendukung. Mendorong peningkatan kualitas acara dan pengalaman penonton melalui teknologi panggung dan audio visual yang canggih.
Potensi menjadi pusat kegiatan seni yang dapat menarik perhatian publik dan meningkatkan geliat ekonomi kreatif di kawasan Kemang. Secara keseluruhan, keberadaan Deheng House sangat penting untuk mengatasi kekurangan concert hall di Jakarta dan menjadi pionir dalam menyediakan ruang pertunjukan yang modern dan profesional.