Connect with us

iMusic

“Raindrops Start Falling Again”, Kenangan Yang Kembali Terkenang.

Published

on

iMusic – Ada yang coba Bemandry sampaikan lewat karya terbarunya yang ia beri judul “Raindrops Start Falling Again”. Lagu tersebut merupakan karya kesembilan yang Bemandry rilis pada tahun 2023, setelah sebelumnya ia berhasil merilis, yaitu “Inginnya Egois” (4 Januari 2023), “Gara-gara Drakor” (1 Februari 2023), “Lagu PMS” (1 Maret 2023), “Aku Berharga” (5 April 2023), “Yang Hilang, yang Berarti” (3 Mei 2023), buku “Kamu Berharga Meski Tidak Jadi Apa-apa (25 Juni 2023), lagu “Berdamai Dengannya” (7 Juni 2023), dan “Tetap Sama Di Matanya” (5 Juli 2023).

Dan “Raindrops Start Falling Again” sendiri resmi Bemandry rilis pada hari ini, Rabu (2/8/2023) di banyak digital streaming platform. Lagu ini sendiri mengisahkan tentang seseorang yang belum bisa berdamai dan merelakan orang yang berasal dari masa lalunya. Semua itu kembali terkenang, apalagi ketika hujan datang dan menyadarkan dirinya, bahwa ia kini adalah seorang yang kesepian dan harus melanjutkan perjalanan hidupnya sendirian.

Keindahan yang sempat terjadi itu kembali terngiang. Lekat dalam ingatannya, dan menyayat-nyayat hatinya yang masih terluka karena kehilangan. Dalam lagu ini, para pendengar bisa merasakan, betapa hujan mampu memainkan peran penting dalam menghidupkan kembali kenangan yang pernah seseorang miliki. Melodi yang merdu dan harmoni yang mengalun, menciptakan suasana yang intim dan mengajak pendengar untuk merenung tentang perjalanan hidup dan momen-momen yang telah ia lewati.

“Lagu ini akan menjadi soundtrack sempurna untuk mengiringi malam-malam hujan yang mendalam,” kata Bemandry.

Bemandry mengatakan, dengan dirilisnya “Raindrops Start Falling Again” kepada para pendengar musik, hal ini menjadi kali pertama bagi dirinya untuk merilis sebuah lagu yang diciptakan oleh penulis lagu lain. Sejak pertama kali ia memutuskan untuk berkarir di industri musik Indonesia pada 2018 lalu, ia selalu menyanyikan lagu-lagu yang ia tulis sendiri.

“Ini pertama kalinya saya menyanyikan lagu yang ditulis oleh songwriter lain. Lagu ini ditulis oleh Garzibaldi dan Zahra Annisa Adjie. Di sini saya ingin mencoba bagaimana rasanya menyampaikan perasaan yang dirasakan oleh orang lain. Lumayan agak sulit, karena ini adalah pengalaman pertama saya. Dan yang terpenting adalah, saya sangat jatuh cinta pada lagu ini sejak pertama kali mendengar lagunya dari Gege (Garzibaldi),” ungkap Bemandry.

Garzibaldi melanjutkan, “Raindrops Start Falling Again” ia ciptakan pada akhir tahun 2021 lalu. Ketika itu Bandung, tempat ia menetap sedang sendu diguyur hujan. Ketika ia sedang menaiki motornya di bawah rintik hujan, ia kembali terkenang kisah masa lalunya. Kenangan yang kadang membuat rindu pada masa-masa itu.

“Di situ saya langsung terbayang nada-nada yang ada dalam lagu ini. Dan untuk penulisan liriknya sendiri, saya dibantu oleh Zahra Annisa Adjie. Tadinya lagu ini saya rencanakan akan dibawakan oleh Zahra untuk menjadi single perdananya. Tapi karena ia harus melanjutkan pendidikannya ke luar negeri, rencana itu pun harus tertunda,” pungkas musisi dan penulis lagu yang akrab disapa Gege tersebut.

Namun hal itu mematahkan semangat Gege untuk merilis “Raindrops Start Falling Again”. Hingga pada akhirnya di awal tahun 2023, ia kembali bertemu dengan Bemandry setelah bertahun-tahun tidak berjumpa. Di situ ia langsung menawarkan lagu tersebut untuk dinyanyikan oleh Bemandry.

“Dan di tahun 2023 saya bertemu Bem yg sudah saya kenal lama juga sejak kuliah, akhirnya saya menawarkan lagu tersebut karena sejak awal sudah ada wacana utk kolaborasi dan saya mempunyai ide untuk memberikan lagu tersebut untuk di bawakan oleh Bem, saya berfikir sayang jika lagu ini hanya di simpan dan tidak jadi apa apa,” tambahnya.

Bemandry dan Gege berharap, semoga lagu ini bisa diterima oleh banyak pendengar musik di Indonesia, juga para pendengar di beberapa negeri tetangga. Semoga lagu ini akan menjadi teman setia bagi orang-orang yang sedang ingin mengenang kisah masa lalunya. (SPR)

iMovies

Lama menghilang dari dunia nyanyi, Marshanda tampil maksimal di OST “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…”

Published

on

iMusic.id – MD Pictures merilis Ost dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” Jumat (4/7/2025), perilisan OST yang dibarengi dengan peluncuran official poster film tersebut di gelar di MD Place, Jaksel yang juga merupakan headquarter dari MD Pictures. Acara ini di hadiri oleh Manoj Punjabi selaku Eksekutif Produser dan para cast film tersebut dari Marshanda, Ariel Tatum, Patricia Gouw, Reza Nangin, Elmandsipasi, hingga Asri Welas plus Andi Riyanto sebagai composer dan song writer.

Ost dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” ini adalah sebuah lagu sedih berjudul “Segalanya” yang diciptakan Andi Rianto bersama Ria Leimena dan dinyanyikan oleh Marshanda. Musik dan lirik yang Andi dan Ria hasilkan berhasil menangkap esensi emosional dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” itu sendiri.

“Walaupun Marshanda ini tidak aktif bernyanyi seperti sebelumnya, namun saya tahu bahwa Marshanda pasti akan all out di lagu ini dan saya yakin hasilnya pasti bagus”, terang Andi Riyanto ketika teman – teman media bertanya tentang proses rekaman suara Marshanda di lagu ini.

Sementara Marshanda sendiri mengaku bahagia bisa menjadi pengisi suara di lagu “Segalanya” ini, walaupun dia sudah lama tidak pernah melakukan lagi proses rekaman namun semangatnya tetap terjaga.

“Lagu ini catchy tapi sedih banget. It captured the whole feeling-nya Alina dan cerita filmnya. Aku ngerasa blessed banget bisa nyanyi lagu ini, apalagi setelah lama nggak rekaman,” ungkap Marshanda.

Lagu “Segalanya” ini menggambarkan perasaan mendalam sang tokoh utama, Alina (Marshanda), tentang cinta, pengkhianatan, dan kehancuran. Dengan melodi yang catchy tetapi penuh emosi, lagu ini menjadi cerminan perjalanan batin Alina dalam menghadapi pengorbanan dan kekecewaan.

“Lirik favorit aku adalah, “Hancurnya mimpi hidup, cinta, dan segalanya.” Bait tersebut merangkum kepedihan yang dialami tokoh utama dalam lagu ini”, tambah Marshanda.

Andi Riyanto sendiri mengaku terinspirasi dari saat dia menyaksikan adegan – adegan krusial di film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka” tersebut,

“Lagu ini adalah segalanya, cinta, pengorbanan, dusta, ketidaktulusan, kesetiaan, dan pengingkaran, Semuanya ada di lagu ini,” ujar Andi Riyanto.

Lagu “Segalanya” memang berisikan curahan hati seorang istri yang menghadapi pengkhianatan oleh kekasih hatinya.

“Saya tuh paling susah untuk appreciate lagu, Lagu yang laku di platform dan enak didengar, belum tentu sesuai dengan layar lebar. Itu ada formulanya, dan pertama kali kerja sama untuk proyek besar ini, saya terima kasih Mas Andi Rianto sudah dapat formulany,” ungkap produser Manoj Punjabi.

“Lagu ini bukan hanya komunikatif, tapi juga bisa jadi soundtrack. Lagunya simple, menyentuh, dan dapat dramanya.” Tambah Manoj Punjabi lagi.

Sementara itu, Final poster “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka” menunjukkan kesinambungan dengan poster yang dirilis pada Februari silam. Pada poster pertama sebelumnya, hanya tampak pemandangan di bawah meja yang menampilkan adegan seorang wanita menggoda seorang pria dengan sebelah kakinya. Dalam poster final ini, adegan yang masih kabur dengan sosok-sosok yang masih misterius tadi diperlihatkan secara gamblang.

Sedangkan di final posternya diperlihatkan adegan penuh di meja makan dari poster pertama. Di tengah meja, duduk Alina (Marshanda) yang berjilbab dan mengenakan pakaian serba biru. Sedangkan putrinya, Rere (Rachel Mikhayla), tampak bergelayut di pundaknya. Mata kedua perempuan itu mengarah ke sosok pria yang duduk di sebelah kiri meja, Reza (Deva Mahenra). Namun, alih-alih membalas tatapan penuh harap dan raut wajah bahagia anak-istrinya, Reza justru menatap lekat wanita berjilbab lain yang duduk di seberangnya yaitu Asih (Ariel Tatum).

Wanita itu pun berbalas pandang dengan Reza diiringi senyuman licik sambil mengangkat segelas jus berwarna merah di tangan kanannya, dan menggendong bayi di tangan kirinya. Sementara itu, di bawah meja, sebelah kaki Asih terlihat mengelus kaki Reza yang agak maju ke depan menyambut kaki Asih.

“La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” diadaptasi dari kisah viral oleh Elizasifaa. Ini merupakan cerita kedua Eliza yang difilmkan oleh MD Pictures setelah” Ipar adalah Maut”. Seperti pendahulunya, “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” yang disutradarai Hanung Bramantyo ini menyoroti kehadiran orang ketiga dalam sebuah keluarga harmonis yang relijius. “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” akan mulai tayang di seluruh bioskop tanggal 14 Agustus 2025, sementara itu Lagu “Segalanya” akan tersedia di seluruh platform digital (DSP) serta YouTube mulai 8 Juli 2025.

Continue Reading

iMusic

Unit Emo, Tears Don’t Lie kolaborasi dengan Savira Razak di single “Hancur”

Published

on

iMusic.id – Band modern rock alternative bernuansa emo asal Kota Batik, Tears Don’t Lie, kembali menghadirkan karya emosional yang menyentuh hati. Kali ini, mereka merilis single ketiga bersama dengan musik video berjudul “Hancur” yang secara resmi dirilis pada 30 Juni 2025.

Dalam lagu ini, Tears Don’t Lie menggandeng Savira Razak, mantan vokalis Killing Me Inside, untuk ikut duet mengisi bagian vokal. Kehadiran Savira memberikan warna baru yang kuat, emosional, dan penuh luka, sangat cocok dengan nuansa gelap lagu ini.

“Hancur” bercerita tentang seseorang yang kehilangan cinta sejatinya, bukan karena perpisahan biasa, melainkan karena sang kekasih telah pergi untuk selamanya. Lagu ini membingkai kesedihan mendalam saat seseorang mencoba menerima kenyataan pahit bahwa orang yang dicintai tak akan pernah kembali. Dengan aransemen yang dramatis dan lirik yang menggugah, Tears Don’t Lie berhasil menyampaikan rasa duka dengan cara yang indah namun tetap emosional.

Formasi band Tears Don’t Lie saat ini terdiri dari: Oji (Vocals), Didi (Gitar), Ekky (Gitar + Vokal), Tegar (Bass), Tommy (Gitar), dan Yunan (Drum).

Tak hanya menghadirkan kolaborasi vokal, dalam produksi lagu ini Tears Don’t Lie juga bekerja sama dengan Ian Natha dari PolarityAudio sebagai Co-Producer, yang berhasil menambahkan elemen modern dan kedalaman emosional ke dalam komposisi lagu, menjadikannya salah satu karya paling matang dalam diskografi band ini sejauh ini.

Dengan paduan rock alternatif, sentuhan emo, serta produksi modern, “Hancur” diharapkan bisa menjadi soundtrack bagi mereka yang pernah kehilangan dan masih mencoba untuk bangkit.

“Hancur” is here, a new anthem born from pain, wrapped in distortion and honesty. Only from Tears Don’t Lie. Single dan Music Video “Hancur” sudah tersedia di berbagai platform streaming musik digital, seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube Music, mulai tanggal 30 Juni 2025.

Continue Reading

iMusic

Permintaan Maaf “Assia Keva” Lewat Single “Can We Be Friends Again ?”.

Published

on

iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.

Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.

Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.

Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan  entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.

“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.

Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.

“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”

Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)

Continue Reading