iMusic – Dalam rangka merayakan usianya ke-25, Miles
meluncurkan serangkaian kampanye melalui akun IG @milesfilms. Diawali
dengan unggahan angka 25th dengan latar warna iridescent pada 19
Oktober 2020 diikuti dengan 18 foto yang disertai narasi napak tilas perjalanan
karya Miles.
Kemarin, Miles meluncurkan logo baru yang merupakan
rekonstruksi dari logo sebelumnya dengan sentuhan warna iridescent – fenomena
optik yang menampilkan warna-warna pelangi bercahaya yang jika dilihat dari
sudut yang berbeda, akan terlihat warna yang berbeda pula. Logo baru ini adalah
gambaran kegairahan dan semangat Miles dalam mengeskplorasi keragaman bentuk
dan gaya film yang juga menyajikan berbagai sudut pandang baru.
Hari ini, masih dalam rangka perayaan usianya yang ke-25,
Miles memberikan sebuah pengumuman spesial yang akhir-akhir ini menjadi
pembicaraan dan spekulasi netizen di dunia maya. Miles Films secara
resmi mengumumkan akan diproduksinya film Petualangan Sherina 2.
Sekuel dari film keluarga legendaris yang telah lama
dinantikan ini, akan kembali disutradarai oleh Riri Riza dan diproduseri
oleh Mira Lesmana. Sherina Munaf dan Derby Romero akan
kembali memerankan tokoh Sherina dan Sadam. Petualangan Sherina 2 akan hadir
dengan petualangan penuh aksi dan dengan lagu-lagu yang asyik, lucu, dan juga
seru.
Hampir semua kru inti dari sekuel ini adalah orang-orang yang
juga menggarap film Petualangan Sherina yang pertama. Yang menjadikan
Petualangan Sherina 2 berbeda sekaligus spesial adalah hadirnya dua anak muda
yang akan turut serta dalam jajaran kru film ini.
Yang pertama adalah Sherina Munaf sendiri, di mana ia ikut
terlibat dalam pengembangan cerita dan juga akan menjadi composer serta penata
musik, menggantikan posisi almarhum gurunya, ElfaSecioria. Yang
kedua adalah ViraniaMunaf, kakak kandung Sherina, yang turut
mengembangkan cerita dan menjadi co-writer untuk skenario film ini bersama Jujur
Prananto, Mira Lesmana, dan Riri Riza.
“Saya mengenal Sherina dan Vira sejak mereka kecil, keduanya
anak yang berbakat luar biasa. Sekarang bisa sama-sama berada dalam jajaran kru
film kami, tentunya menjadi kebahagiaan tersendiri bagi saya dan Riri,” ungkap
Mira Lesmana terharu. Bersama Mira Lesmana dan Sherina Munaf, Vira juga akan
turut membantu menulis lirik lagu-lagu dalam film Petualangan Sherina 2.
Kejutan bagi penggemar Petualangan Sherina tidak berhenti di
sekuel ini. Miles juga mengumumkan diproduksinya filmAnimasi
Petualangan Sherina.
Film animasi ini akan mengisahkan kembali perkenalan pertama
Sherina dan Sadam ke penonton anak-anak hari ini dalam bentuk animasi yang
menggemaskan. Persiapan film panjang animasi ini telah mulai digarap sejak
bulan Mei 2020 dan sedang memasuki tahap akhir pengembangan desain animasi
karakter-karakter yang ada dalam cerita Petualangan Sherina. Untuk
pembuatannya, Miles Films menggaet studioLangit Animasi di Jakarta
sebagai project leader yang berkolaborasi dengan HompimpaAnimation
dari Surabaya dan Afterlab dari Bandung. Film panjang
Animasi Petualangan Sherina menjadi proyek animasi pertama Miles.
Baik film Petualangan Sherina 2 maupun Animasi Petualangan
Sherina diharapkan akan bisa dinikmati di bioskop menjelang akhir 2021.
Sementara, bagi yang sudah tidak sabar dan rindu cerita
Sherina dan Sadam, akan hadir pula pertunjukan Musikal Petualangan Sherina yang
kembali diadakan oleh Jakarta Movement of Inspiration pada bulan Maret
2021 di Jakarta. Dibintangi oleh nama-nama besar yang sudah tidak asing lagi di
dunia hiburan Indonesia, yaitu YuraYunita yang akan
berperan sebagai Ibu, VidiAldiano yang akan berperan sebagai
Ayah, dan RezaChandika sebagai Kertarajasa.
Di usia ke-25 ini, Miles berkomitmen untuk terus berinovasi
dan mengembangkan divisi-divisinya seperti MilesMusic yang
membuat album soundtrack, seperti 3 Hari Untuk Selamanya dan Laskar
Pelangi, yang diproduksi bersama dengan Trinity Optima Production, Miles
Productions yang focus pada pertunjukan panggung musikal yang telah memproduksi
Musikal Laskar Pelangi bersama Link Entertainment. Dan kini, divisi
Miles Animation yang sedang mengembangkan Animasi Petualangan Sherina.
Ikuti perkembangan pembuatan film Petualangan Sherina 2 dan
film Animasi Petualangan Sherina melalui akun-akun sosial media Miles Films. (FE)
iMusic.id – Film drama keluarga terbaru yang dinanti-nantikan, “Dalam Sujudku”, secara resmi diperkenalkan melalui penayangan khusus yang diadakan oleh Project 69 di Queens Head Kemang, Jakarta, pada Jumat (12/12/2025).
Meskipun baru akan tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia pada tahun 2026, antusiasme sudah terasa, terutama karena film “Dalam Sujudku” ini menjanjikan narasi yang sangat kuat dan dekat dengan realitas kehidupan sehari-hari, berpusat pada badai yang menguji fondasi sebuah rumah tangga.
Kisah “Dalam Sujudku” ini dengan lugas menyoroti bagaimana goncangan terbesar dalam hubungan suami istri dapat merusak kebahagiaan yang telah dibangun, memaksa pasangan tersebut untuk bergumul dengan keputusan sulit demi mempertahankan ikatan keluarga.
Inti dari cerita “Dalam Sujudku” ini berfokus pada dinamika kehidupan rumah tangga Farid, yang diperankan oleh Marcell Darwin, dan Aisyah, yang dibintangi oleh Vinessa Inez, sepasangan suami istri yang awalnya hidup harmonis bersama dua buah hati mereka. Titik balik dramatis terjadi ketika karir Farid menanjak pesat dan mengharuskannya pindah ke Jakarta, sebuah momentum yang seharusnya menjadi pencapaian namun justru menjadi pemicu keretakan. Di kantor barunya, Farid bertemu dengan rekan kerja, Rina (Naura Hakim), yang lambat laun memikat hatinya setelah sering terlibat dalam proyek kerja bersama, menciptakan sebuah chemistry terlarang yang mulai mengikis kesetiaan dalam pernikahannya.
Walaupun tak selalu mendampingi suaminya di Jakarta, Aisyah di rumah merasakan firasat kuat bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan Farid, mengisyaratkan bahwa ikatan batin mereka masih terhubung meski jarak memisahkan. Sayangnya, kecurigaan Aisyah berujung pada kenyataan pahit, ketika Farid memilih untuk menikahi Rina, meninggalkan Aisyah dalam keadaan luka batin yang mendalam.
Vinessa Inez, yang memerankan Aisyah, menggambarkan peran ini sebagai tantangan emosional yang besar. Mengenai karakternya, ia menyampaikan, “Aisyah berusaha tegar meskipun hatinya diguncang situasi yang rumit. Aku ingin penonton bisa merasakan pergolakan itu, terutama saat ia harus berdamai dengan dirinya sendiri.”
Rico Michael selaku sutradara tertarik menjadikan alur yang rumit ini sebagai film drama yang kuat karena juga ingin menampilkan karakter Rina, orang ketiga, dengan latar belakang trauma psikologis yang mendalam, sehingga “penonton nggak sekedar ‘terima jadi’ karakternya sebagai perebut suami orang,” namun dapat memahami dimensi kemanusiaannya.
Rico Michael menegaskan bahwa film ini lahir dari keinginan untuk mengangkat cerita yang aktual dan relate dengan kehidupan masyarakat, sebuah komitmen yang akan ia lanjutkan pada proyek film berikutnya yang akan mengangkat isu teror video asusila di media sosial. Hal ini menunjukkan ambisi Project 69 untuk menyajikan karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memicu refleksi sosial.
Keunikan lain dari “Dalam Sujudku” adalah lokasinya yang beragam, meliputi Cimahi, Jakarta, dan Garut, yang turut memperkaya visualisasi dan nuansa cerita, menjauhkan kesan studio semata.
Meskipun judul dan posternya mungkin menyiratkan cerita drama religi, Rico Michael secara spesifik menjelaskan bahwa film ini tidak bermaksud menonjolkan aspek religius, melainkan lebih menekankan pada “usaha mempertahankan keluarga” dalam kondisi yang sangat sulit. Penekanan ini mengarahkan fokus cerita pada nilai-nilai universal tentang komitmen, pengorbanan, dan proses pemulihan. Salah satu adegan yang berhasil membalikkan emosi penonton adalah saat Farid merasakan frustrasi mendalam atas kehancuran keluarganya, momen yang sukses mengubah rasa gemas dan sebal penonton terhadap karakter tersebut menjadi rasa iba.
Sementara itu, Mamu Black Sweet sebagai pengarah musik memberi sentuhan emosional mendalam di film ini. Kontribusi Mamu Black Sweet dalam menggarap musik menjadi elemen krusial yang menyempurnakan atmosfer dramatis film ini.
Film “Dalam Sujudku” diperkuat juga oleh jajaran aktor ternama seperti Riyuka Bunga, Dominique Sandra, Chika Waode, Momo Mariska, hingga Dennis Adhiswara.
iMusic.id – Disutradarai Hadrah Daeng Ratu, film “Musuh Dalam Selimut” menghadirkan cerita tentang pengkhianatan yang muncul dari lingkar paling dekat, mengangkat fenomena yang kerap terjadi di kalangan anak muda dan pasangan pengantin baru masa kini, ketika sosok “teman” justru menjadi ancaman dalam rumah tangga.
Trailer “Musuh Dalam Selimut” memperlihatkan Gadis (Yasmin Napper) dan Andika (Arbani Yasiz) yang sedang membangun rumah tangga dengan rasa percaya yang tampak kokoh di awal. Namun kedekatan pertemanan yang masuk ke wilayah personal perlahan menggeser batas, terutama ketika Suzy (Megan Domani) semakin sering berada di pusat kehidupan mereka.
Hadrah Daeng Ratu menegaskan bahwa “Musuh Dalam Selimut” tidak berdiri sebagai kisah cinta segitiga konvensional. Menurutnya, penguatan latar karakter dan storytelling tiap tokoh menjadi kunci agar penonton memahami alasan di balik keputusan yang diambil setiap karakter.
“Background karakter yang kuat di “Musuh Dalam Selimut” menjadi penting agar penonton tahu alasan yang dilakukan oleh mereka. Kisah perselingkuhan bukan hanya sekadar cinta segitiga biasa, tapi menceritakan trauma-trauma yang dihadapi karakter dalam menjalani hidupnya setelah melewati banyak luka,” ujar Hadrah.
Ia menjelaskan, konflik inti film ini dibangun secara bertahap melalui kedekatan pertemanan yang terasa wajar terlebih dahulu. Dari sana, hubungan itu perlahan masuk ke dalam circle kehidupan tokoh utama, menanamkan berbagai informasi yang memantik kecurigaan hingga mendorong pencarian bukti tentang pengkhianatan yang terjadi.
“Dimulai dari membangun hubungan yang akrab dulu dari sebuah pertemanan, pelan-pelan sahabat itu masuk ke dalam circle kehidupan tokoh utama, membangun banyak planting informasi kecurigaan yang mengarah pada pencarian bukti kebenaran,” katanya.
Hadrah menambahkan, pada akhirnya penonton akan dibawa pada kejelasan posisi konflik, termasuk siapa yang protagonis dan siapa yang antagonis di penghujung cerita.
Poster resmi yang dirilis bersamaan dengan trailer mempertegas nuansa intim sekaligus mencekam, mengisyaratkan bahwa ancaman terbesar tidak selalu datang dari luar, melainkan bisa bersembunyi di balik kehangatan relasi yang selama ini dipercaya.
Dengan tensi psikologis dan emosi yang dibangun perlahan, Musuh Dalam Selimut menawarkan pengalaman menonton yang lebih berlapis tentang cinta, loyalitas, luka, dan batas pertemanan yang bisa berubah menjadi bencana.
Film “Musuh Dalam Selimut” ini akan tayang di bioskop mulai 8 Januari 2026.
iMusic.id – Antusiasme penonton terhadap “Danyang Wingit Jumat Kliwon” memuncak. Hanya beberapa jam setelah konferensi pers, lebih dari 3.000 tiket untuk Gala Premiere resmi ludes. Momentum ini menjadi sinyal kuat bahwa gelombang horor berbasis kultur Nusantara terus menemukan penontonnya.
Diproduksi oleh Khanza Film Entertainment, dan film ini disutradarai sekaligus diproduseri oleh Agus Riyanto dengan naskah karya Dirmawan Hatta. “Danyang Wingit Jumat Kliwon” menautkan atmosfer ritual, pusaka, dan mitos danyang dengan drama psikologis tentang harga sebuah ambisi mengarahkan teror bukan semata pada sosok gaib, tetapi pada keputusan-keputusan manusia yang rapuh.
Pesan moralnya tegas: hasrat akan kekuasaan dan keabadian dapat mengikis akal sehat pada titik itu, “hasrat manusia” tampil lebih menakutkan daripada perwujudan iblis itu sendiri. Celine Evangelista memerankan Citra, keponakan Mbok Ning asisten setia Ki Mangun. Citra direkrut sebagai sinden baru di sebuah padepokan, namun di balik panggilan seni itu, ia diam-diam ditetapkan sebagai tumbal terakhir dalam ritual keabadian.
Untuk memperdalam peran, Celine menjalani riset langsung ke pertunjukan wayang, mempelajari dunia nembang, dan berlatih intensif bersama acting coach.
“Saya menonton pertunjukan wayang secara langsung dan riset dari banyak aspek, karena nembang itu tidak mudah. Proses belajarnya cukup menantang, tapi justru itu yang membuat saya tertarik mengambil film ini. Saya juga ingin membuat orang-orang lebih peduli terhadap kesenian tradisional,” ujar Celine.
Di balik itu, Agus Riyanto menegaskan arah nilai yang ingin diantar pulang oleh penonton ialah. “Kita ingin mengangkat bahwa nilai budaya harus di atas nilai mistis yang tertinggal di dalamnya. Pada akhirnya penonton setelah keluar dari ruangan bioskop, membawa pesan, wayang adalah budaya Indonesia yang indah yang harus diperkenalkan ke setiap generasi, Bukan hal hal mistis yang dapat disalahgunakan untuk hal buruk.” kata Agus.
Dengan pijakan itu, “Danyang Wingit Jumat Kliwon” bukan hanya menghidupkan figur-figur penjaga tak kasat mata dalam khazanah lokal, tetapi juga mengangkat konflik keluarga dan konsekuensi ritual sebagai inti emosi cerita membuat teror terasa personal, berlapis, dan relevan. Ludesnya 3.000+ tiket Gala Premiere menjadi validasi awal bahwa perpaduan horor tradisi dan drama psikologis ini memiliki daya pikat kuat untuk peredaran nasional.