Connect with us

iMusic

“Tricotado” Merilis ‘’Tembang Hujan’’ Ke Platform Digital.

Published

on

iMusic Tricotado merilis Tembang Hujan di semua platform digital. Setelah melalui proses panjang, akhirnya Tembang Hujan menemukan jalan untuk menyapa lebih banyak pendengar. Karena itu, Tricotado ingin mengabarkan berita bahagia ini pada kalian semua.

Tembang Hujan adalah single yang masuk dalam album perdana Tricotado, Cakrawala (2019). Namun proses penciptaan lagu ini sudah dimulai sejak 2015. Ketika itu band asal Yogyakarta ini sedang mempersiapkan penampilan debut mereka di Festival Ngayogjazz 2015. Memutuskan untuk tampil dengan lagu sendiri, enam personel pun memulai proses kreatifnya. Mencari inspirasi, mengulik nada, menulis lirik, menyamakan visi, memulai workshop, hingga kemudian Tembang Hujan lahir.

Single ini diciptakan oleh Yabes Yuniawan (bass). Dia menuangkan pengalaman spiritualnya ketika menikmati hujan turun. ’’Sesederhana itu, sih. Apa yang dirasakan ketika air hujan turun rintik-rintik. Lagu ini dibuat dengan maksud agar pendengar merasakan kehangatan ketika hujan,’’ jelas Yabes. Setelah kali pertama ditampilkan di panggung Ngayogjazz 2015, Tembang Hujan lalu memulai perjalanannya menemui pendengarnya. Dari panggung ke panggung. Sampai akhirnya direkam pada periode 2017-2018 dan menjadi bagian dari album Cakrawala.

Single tersebut dipilih untuk dirilis dalam platform digital agar semakin banyak penikmat musik yang mendengarnya. Selama ini, Tembang Hujan lebih sering dibawakan versi panggungnya di festival-festival musik jazz Yogyakarta dan sekitarnya. ‘’Sudah saatnya lagu ini untuk menjangkau pendengar yang lebih luas,’’ ucap Yabes.

Tricotado adalah band dengan personel Cresensia Naibaho (vokal), Paulus Neo (piano/keyboard), Yohanes Sapta Nugraha (gitar), Yabes Yuniawan (bass), Yosafat Windrawanto (drum), dan Diandra Megi Hikmawan (kendang Sunda). Terbentuk pada 2015 lalu di Yogyakarta. Tricotado lahir dari komunitas Jazz Mben Senen. Komunitas tersebut yang mempertemukan para personelnya. Di komunitas itulah mereka mematangkan kemampuan bermusik, khsususnya di genre jazz.

Tricotado berasal dari bahasa Portugis dan Spanyol yang artinya ‘‘rajutan’’. Para personel memaknai nama tersebut sebagai proses jalinan untuk menciptakan karya musik yang menarik, ramah didengarkan, mudah dipahami, dan enerjik. Musik Tricotado merupakan kolaborasi jazz, pop, blues, dan irama ketukan ritmis tradisional Indonesia. 

Rajutan dalam arti kata tricotado juga menggambarkan masing-masing personel yang berangkat dari latar belakang genre musik berbeda. Ada pop, rock, klasik, gospel, RnB, blues, dan karawitan Sunda. Semua genre tersebut dipadukan dengan aliran musik jazz yang didalami para personel sebagai benang merah.

Semangat atau spirit jazz yang diusung menciptakan komunikasi dalam menghasilkan komposisi nada tradisional, modern, konservatif, dan progresif. Lebih dari itu karya musik Tricotado merupakan proses berbagi rasa para personelnya. Mereka menghasilkan chord-chord yang tidak terduga melalui improvisasi dan inovasi.

Memasukkan irama kendang Sunda adalah salah satu inovasi yang mereka ciptakan. Menggambarkan bahwa kreativitas mereka sangat luas dan tak berbatas. Memang tak mudah menyatukan musik modern dan tradisonal. Namun enam musisi muda ini berhasil melakukannya. Bahkan, membuatnya menjadi identitas musik Tricotado.(FE)  

iMusic

Permintaan Maaf “Assia Keva” Lewat Single “Can We Be Friends Again ?”.

Published

on

iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.

Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.

Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.

Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan  entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.

“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.

Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.

“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”

Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)

Continue Reading

iMusic

“Weird Genius” Gaet “PB GLAS” Di Single Terbarunya ”Witch Hunt”.

Published

on

iMusic.id –  Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.

Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.

‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.

Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)

Continue Reading

iMusic

“Emma Elliott” Kembali Dengan Single Terbarunya, “Bingkai”.

Published

on

iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.

Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.

“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.

“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.

Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.

Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.

“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”

Tentang Emma Elliott

Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.

Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.

Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)

Continue Reading