Connect with us
Perjumpaan Kita Perjumpaan Kita

iMusic

“Perjumpaan Kita” lagu terbaru dari “Candra Darusman” di rekam secara duet Bersama “Dian Sastrowardoyo”.

Published

on

iMusic – Single “Perjumpaan Kita”  melanjutkan single “Waktuku Hampa” yang dirilis Signature Music Indonesia di awal 2021 dan merupakan kolaborasi dengan penyanyi Ardhito Pramono, maka kini “Perjumpaan Kita” dinyanyikan secara duet oleh Candra Darusman dan Dian Sastrowardoyo, salah seorang aktris film ternama di Indonesia. Lagu “Perjumpaan Kita” adalah salah satu karya terbaru dari Candra Darusman, pemerhati pentingnya hak cipta musik Indonesia sekaligus musisi Indonesia yang  masih terus berkarya hingga kini di sela kegiatan organisasi hak cipta dan hak profesi musisi.

Dibalut irama samba Brazil yang riang hasil aransemen pianis Irsa Destiwi, lagu ini menampilkan duet unik yang belum pernah terjadi sebelumnya: Candra dan Dian. Secara lirik, lagu ini menceritakan kegembiraan dari situasi sebuah perjumpaan antara dua orang. Namun secara semangat, lagu ini juga menyiratkan sebuah pertemuan dua dunia kreatif yang berbeda, yakni perjumpaan dan sinergi karya antara Candra Darusman yang seorang musisi dengan Dian Sastrowardoyo yang seorang aktris film.

Keduanya menyatukan kreativitas mereka dan berkarya dalam keceriaan lagu ini sekaligus membawa misi memasyarakatkan semangat penciptaan karya musik, dan juga PP 56/ 2021 tentang Pengumpulan Royalti. Dalam sesi dan proses kolaborasi ini, Dian Sastrowardoyo juga mengajak Candra Darusman untuk turut memperhatikan hak cipta dunia perfilman di mana ajakan ini langsung disanggupi oleh Candra yang selama ini memfokuskan perhatiannya ke hak cipta musik dan buku.

Sebagai ekspresi dukungan semangat penciptaan karya musik, Candra Darusman dan Dian Sastrowardoyo juga bersepakat untuk mendonasikan sebagian royalti lagu Perjumpaan Kita bagi upaya peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kepatuhan hak cipta seni musik dan film, termasuk jenis seni lainnya melalui Pundi Fesmi (Federasi Serikat Musik Indonesia) yang juga diketuai Candra Darusman.

Candra Darusman mengungkapkan tantangan yang dihadapi seniman dalam hal ini musisi dan masyarakat musik Indonesia terutama di masa pandemi ini, sehingga dibutuhkan banyak usaha dan pemikiran untuk dapat terus memompa semangat berkarya dan berkesenian. “Perjumpaan Kita adalah perwujudan semangat memajukan negeri melalui kampanye hak cipta, melalui kesenian.

Singkatnya, melalui hak cipta “S.E.N.I.” kita bersama “Selamatkan Negeri Ini. Karena salah satu esensi seni adalah membentuk karakter yang diperlukan agar bangsa Indonesia dapat hidup dalam harmoni yang salah satu sikapnya adalah dengan menghormati karya orang lain”, ungkap Candra Darusman. “Sebagai musisi, saya juga sangat menghargai dukungan dan kontribusi dari Dian Sastrowardoyo dari dunia perfilman Indonesia yang bersedia mendonasikan sebagian royaltinya dari lagu ini dan mendukung musik Indonesia dan kesadaran serta kepatuhan hak cipta” demikian disampaikan oleh Candra Darusman.

Tentang keikutsertaannya di Perjumpaan Kita, Dian Sastrowardoyo berharap partisipasinya bisa menjadi salah satu perwujudan semangat yang Candra Darusman ungkap sebelumnya: “Adalah sebuah kehormatan buat saya saat Oom Candra Darusman – yang merupakan salah seorang living legend musik Indonesia – mengajak untuk berkolaborasi lewat lagu Perjumpaan Kita ini.

Awalnya, saya sempat ragu untuk menerima tawaran tersebut, karena walaupun saya hobi bernyanyi, tapi saya bukanlah penyanyi profesional dan tidak ada niat beralih profesi menjadi penyanyi. Akhirnya saya menerima ajakan tersebut karena melalui kolaborasi ini, ada satu good cause yang dilakukan, yakni memasyarakatkan semangat penciptaan karya musik dan juga tentang Pengumpulan Royalti.

Semoga semangat berkarya dari Candra Darusman – termasuk kolaborasinya dengan saya dari bidang seni yang berbeda – bisa menjadi penyemangat para seniman dan pencipta lainnya”. Dian Sastrowardoyo juga mengungkapkan betapa menyenangkan lagu Perjumpaan Kita ini baginya: “Saya jawab tantangan Mas Candra berduet juga karena lagunya enak banget, berirama brazilian yang riang dan sangat cocok untuk menghibur serta memberi semangat teman-teman yang sedang berada di masa-masa penuh tantangan ini.”

Irama Samba Brasil dipilih membalut Perjumpaan Kita dikarenakan penciptaan lagu yang memang beranjak dari struktur akord dan melodi yang ditulis Candra Darusman berangkat dari musik samba dan brazilian yang merupakan salah satu genre musik favorit Candra, di mana Candra kita kenal tak hanya sebagai juga sebagai pianis jazz senior Indonesia, tapi juga memainkan beragam sub-genre musik jazz dan pop.

Dalam mewujudkan aransemennya, Irsa Destiwi yang didapuk sebagi aranjer memilih menampilkan musisi Indonesia lintas generasi: Oele Pattiselano (gitar), Iwan Wiradz & Revie Pongoh (perkusi), Donny Koeswinarno (flute), Odi Purba (bass), Ivan Alidyan (keyboards), Ranya Badudu (Backing vocals) Nikita Dompas (gitar) dan Irsa Destiwi sendiri pada piano. “Perjumpaan Kita adalah sebuah lagu baru dimana liriknya puitis tapi ringan dan melodinya sangat catchy dan menarik ini akan menjadi pilihan lagu yang sangat segar ditengah trend yang ada sekarang” Irsa Destiwi membagi pandangannya mengenai lagu ini.

Perjumpaan Kita akan menjadi bagian dari album rekaman berjudul “Detik Waktu #2 – Perjalanan Karya Cipta Candra Darusman yang diproduksi oleh Signature Music Indonesia. Album ini merupakan sebuah album berisi lagu-lagu karya cipta dari Candra Darusman dan merupakan sebuah “sequel” (kelanjutan) dari album yang dirilis sebelumnya di tahun 2018, yakni “Detik Waktu”, yang meraih dua AMI Award, penghargaan tertinggi dalam dunia musik Indonesia pada tahun 2018 sebagai “Album Terbaik Terbaik” dan “Album Pop Terbaik”.

Album “Detik Waktu #2 – Perjalanan Karya Cipta Candra Darusman” ini akan berisi beberapa lagu ciptaan Candra Darusman yang akan direkam oleh beberapa penyanyi dan musisi Indonesia dan direncanakan akan dirilis oleh Signature Music Indonesia dan didistribusikan oleh demajors pada semester kedua 2021. (FE)

iMusic

Band Jogja, Shakey rilis single baru “Yang Ada Padamu”

Published

on

iMusic.id – Shakey adalah adalah band asal Yogyakarta yang terbentuk pada 5 Maret tahun 2000. Dalam perjalanan musiknya, Shakey sudah mempunyai dua album kompilasi dimana salah satunya membawa mereka menjadi band yang me-nasional dengan lagu “Miliki Aku” dalam album kompilasi Indie Ten 2 tahun 2002.

Perjalanan panjang itu juga yang membuat mereka mempunyai dua album musik berbentuk kaset dan CD pada tahun 2004 dan 2008. Shakey saat ini adalah format ke 3 dengan beranggotakan empat personil yaitu Dinno (vocal), Opik (Bass), Dionn (keyboard), Andrie (drum).

Genap perjalanan 25 tahun mereka. Shakey meluncurkan single “Yang Ada Padamu” yang menjadi kerinduan tersendiri bagi penggemarnya. Single yang begitu lama ditunggu ini tetap mempertahankan warna dan corak musik Shakey. Rasa otentik timbre vokal Dinno menjadi ciri khas setiap lagu yang dikeluarkan. Nuansa Pop-Rock pada single “Yang Ada Padamu” ini juga tetap memberi sentuhan Shakey tahun 2000-an awal dimana kental dengan distorsi dan ketukan drum yang tight,

Di tahun 2025 ini Shakey, juga merilis album-album terdahulunya di kanal musik digital yang memberikan nafas baru bagi Shakey untuk kembali berkarya. Dinno, vokalis dari Shakey juga adalah penulis lagu dalam single baru shakey dimana ia adalah pencipta lagu-lagu beberapa artist ternama seperti Rossa, Rio Febrian, Nagita Slavina dan memproduseri lagu-lagu seperti Anneth, Armand Maulana, Ruth Sahanaya dan beberapa artist lainnya. Opik, bassis dari band ini juga punya peran bermusik bersama Seventeen, Armada dan banyak musisi lainnya.

“Yang Ada Padamu” jadi lagu pertama yang dirilis Shakey untuk menjadi momentum lahirnya band ini. Di produseri oleh Sasi Kirono, Shakey menunjuk Sasi karena kiprahnya tak main-main dalam memproduseri musisi Jogja seperti Putri Ariani.

“Yang Ada Padamu” bercerita tentang seseorang yang mengagumi seorang lain. Dimana ia belum dapat memilikinya namun dalam hati kecilnya ia akan bisa mendapatkan hati seseorang itu nantinya.

Kali ini, Shakey merilis single ini dengan konsentrasi promo di Radio. Radio adalah platform musik yang membersamai Shakey dalam berkarya sejak dulu. Mereka betul-betul besar di Radio, khususnya di Yogyakarta. Dimana karya pertama mereka di perkenalkan pertama kali oleh Radio di Yogyakarta. Karenanya, bagi Shakey, Radio adalah partner yang sangat berarti bagi perjalanan mereka.

Selamat menikmati “Yang Ada Padamu”

Continue Reading

iMusic

Stand Here Alone kolaborasi dengan Tresno Tipe X di single “Kura – Kura”

Published

on

iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”

Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.

Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.

Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.

Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.

Continue Reading

iMusic

Sundari Gasong luncurkan single “Sedih”

Published

on

iMusic.id – Setelah merilis single perdana berjudul “Ku Rindu” ciptaan Andri Ikola, penyanyi sekaligus penulis lagu Sundari Gasong kini memperkenalkan karya terbarunya bertajuk “Sedih” sebagai single kedua. Berbeda dari karya sebelumnya, lagu ini merupakan ciptaan Sundari sendiri.

“Penggarapan single kedua ini tidak jauh berbeda dengan proses single pertama. Aku tetap mempercayakan Debios Ikola sebagai Music Director dan Sis Akbar untuk proses mixing dan mastering. Aku juga tetap berdiskusi dengan kakak kandungku, Andri Ikola, hingga lagu “Sedih”  siap dirilis,” ujar Sundari Gasong.

Lagu “Sedih” pertama kali ditulis Sundari Gasong pada tahun 2009. Lagu ini mengangkat kisah tentang kesedihan seorang jomblo yang memendam perasaan cinta tanpa keberanian untuk mengungkapkan.

“Lagu ini sebenarnya dibuat untuk adik kelas aku, Mega F. Yohana, alumni SMAN 1 Boedoet Jakarta angkatan 2008. Terinspirasi dari seorang laki-laki yang dulu menjadi pemujanya,” tutur Sundari Gasong.

Dalam single ini, Sundari sengaja menghadirkan konsep musik yang sederhana, agar pendengar dapat lebih merasakan emosi sedih yang menjadi inti cerita lagu tersebut.

Single “Sedih” resmi dirilis pada 12 Desember 2025 di seluruh digital music platform. Sementara video musiknya akan menyusul dan direncanakan tayang di kanal YouTube resmi Sundari Gasong setelah proses produksi rampung.

Sundari juga menyampaikan pesan khusus kepada pendengar:

“Buat para jomblo, cobain deh dengerin lagu ini pas lagi sedih. Insya Allah sedihnya dapet.”

Continue Reading