iMusic.id – Band Om Om langsung tancap gas meluncurkan single kedua setelah pada september 2023 lalu sukses merilis single perdana yang berjudul “Kisah Kasih Om Om”. Berbeda dengan single pertama yang merupakan lagu baru, single kedua group band yang beranggotakan Ferdy Tahier, Eza Yayang, Reynold Affandi, Ricky Basuki dan Aditia Sahid alias Acoy ini merupakan remake lagu lama era 90an yang pernah di populerkan band D.O.T berjudul “Jangan – Jangan”.
Berbeda dengan aransemen versi D.O.T yang rock n roll pada era 90an, Band Om Om mencoba meramu lagu “Jangan – Jangan” kembali ke musik klasik disko era tahun 80an,
“Kita coba bawa lagu ini kembali ke tahun 80an dengan sentuhan disko, bahkan cara kami merekam lagu ini pun seperti balik ke era itu dengan melakukan rekaman live’, cerita Ferdy Tahier, vokalis & keyboard Band OM OM, saat peluncuran single ‘Jangan-Jangan’ di Rendezvoo Cipete, Jakarta Selatan.
Mengenai alasan dipilihnya lagu “Jangan – Jangan” sebagai single kedua, Eza Yayang sang vokalis dan drummer Band Om Om mengaku tidak mempunyai alasan khusus,
“Saya juga bingung kenapa lagu “Jangan – Jangan” kita pilih sebagai single kedua, yang jelas tiba – tiba aja saya kepikiran gimana lagu itu kalau kita aransemen ulang, dan kebetulan teman – teman di Band Om Om setuju”, jelas Eza Yayang.
Menghadapi pertanyaan awak media tentang alasan Band Om Om tidak langsung meluncurkan full albumnya, Hendy Ahmad selaku produser dari AFE Records menjelaskan,
“Sebenarnya Band Om Om ini sudah punya stock sekitar 6 lagu, bahkan yang 4 lagu sudah ada di Spotify, namun karena saya rencananya akan menggarap sebuah film untuk Band Om Om yang mana para personil band ini akan ikut bermain sebagai aktor di film tersebut, maka saya berencana memperkenalkan stock lagu – lagu Band Om Om ini lewat film itu. Jadi saat menonton film tersebut, para penonton juga dapat sekalian menyimak lagu – lagu lain dari Band Om Om”, terang Hendy Ahmad.
Selain lewat film, Band Om Om juga akan menjalani promosi kunjungan ke berbagai radio nasional, kepada awak media Ferdy Tahier menjelaskan bahwa Band Om Om dan AFE Records sepakat tetap menjalankan promosi ke berbagai jaringan media seperti Radio dan Media Online.
Untuk proses kreatif pembuatan video musik single “Jangan – Jangan”, pihak AFE Records mencoba menampilkan keceriaan dan kelucuan dari tingkah laku kocak anggota Band Om Om disela – sela soundcheck saat mereka akan tampil pada sebuah acara konser musik dan hasilnya sangatlah natural.
“Saya salut sama team kreatif dari AFE Records yang berhasil membuat video dokumentasi kita lagi checksound menjadi sebuah vido klip yang bagus”, Ujar Ferdy tahier.
Selain meluncurkan single baru, rencananya Band Om Om juga akan segera merilis Merch perdana mereka yang berkolaborasi bersama Seleb Merch dengan koleksi yang terbatas.
iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.
Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.
Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.
Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.
“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.
Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.
“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”
Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)
iMusic.id – Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.
Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.
‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.
Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)
iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.
Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.
“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.
“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.
Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.
Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.
“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”
Tentang Emma Elliott
Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.
Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.
Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)