Connect with us

iMusic

“Fabio Asher” Feat “Aina Abdul” Di Original Soundtrack “Cinta Tak Pernah Tepat Waktu”.

Published

on

iMusic.idMelly Goeslaw menciptakan sebuah karya indah berjudul Cinta Tak Pernah Tepat Waktu yang merupakan Original Soundtrack dari film berjudul sama, “Cinta Tak Pernah Tepat Waktu”. Single yang diproduseri oleh Azlin hilda dan Andi Rianto ini, akan dibawakan oleh penyanyi Fabio Asher yang akan berkolaborasi dengan salah satu penyanyi asal Malaysia, Aina Abdul.

Single yang dikeluarkan oleh label musik Seven Skies ini rupanya menjadi project Original Soundtrack kedua bagi Fabio. Sebelumnya ia pernah bekerja sama dengan Andi Rianto dan Prinsa Mandagie dalam membawakan lagu lama di-remake ulang. Fabio pun mengaku merasa bangga karena dilibatkan dalam karya terbaru Melly Goeslaw ini.

“Pertama kali dengar lagu ini, saya sudah merasa lagunya sangat indah, baik dari segi lirik dan aransemen musiknya. Apalagi lagu ini karya teh Melly Goeslaw yang memang dari dulu aku sudah ngefans banget sama semua karya beliau,” ujar Fabio Asher.

Kesempatan untuk berduet dengan Aina Abdul yang namanya cukup populer di Malaysia juga menjadi kebanggan tersendiri. Fabio menemukan kecocokan dengan Aina setiap ngobrol. Keduanya bahkan bisa menciptakan chemistry yang kuat dalam membawakan lagu ini.

“Jujur tidak terlalu susah, karena memang aku juga sudah kenal Aina sebelumnya, dan teh Melly juga memberikan arahan dan penjelasan langsung ke aku dan Aina mengenai makna dari lagunya. Jadi, semua berjalan cukup lancar ketika proses rekaman,” ungkapnya.

Senada dengan Fabio, Aina juga merasa beruntung karena bisa terlibat dalam pembuatan Original Soundtrack Cinta Tak Pernah Tepat Waktu. Aina merasa single ini menjadi salah satu mimpinya yang terwujud karena membawakan lagu karya Melly Goeslaw, apalagi film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu juga disutradarai oleh Hanung Bramantyo, salah satu sosok sutradara favoritnya.

“Ini suatu peluang emas, ya, karena film ini mempunyai jalan cerita cinta yang unik dan sangat relateable. Duet sama Fabio juga adalah dream come true, karena Aina sangat suka tone suara Fabio, mahal dan gemersik,” kata Aina dalam kesempatan yang sama.

Aina pun bersyukur semua proses rekaman berjalan dengan lancar. Aina juga mampu bekerja sama dengan baik dalam kolaborasi bersama Fabio.

“Surprisingly it’s easy dan smooth sekali perjalanannya. Latar belakang Fabio juga almost the same as mine. We grow up singing with band di kelab, dan lounge jadi cara bekerja kami seakan sama,” ujarnya.

Sementara itu, Melly Goeslaw mengaku sejak pertama langsung menyetujui pemilihan Fabio dan Aina sebagai penyanyi yang akan membawakan lagu Cinta Tak Pernah Tepat Waktu ini. Lagu yang terinspirasi dari cerita di filmnya ini diharapkan juga dapat mewakili kisah di dalamnya.

Lagu Cinta Tak Pernah Tepat Waktu ini siap dirilis pada 12 Juli 2024 dan dapat didengarkan di seluruh platform musik digital.

Tentang Cinta Tak Pernah Tepat Waktu

Film yang diadaptasi dari novel karya Puthut EA ini mengisahkan tentang Daku, pria yang ragu untuk menikah. Padahal ia berpacaran cukup lama tapi kekasihnya tidak diberi kejelasan, dan akhirnya Daku ditinggal nikah. Daku pun bertemu dengan perempuan lain dan saat hubungan keduanya berjalan belum lama, perempuan tersebut minta dinikahi dan ditolak Daku.

Daku akhirnya bertemu dengan sosok seorang dokter yang menjadi teman ibunya. Keduanya memang tidak pacaran, tapi Daku merasa bisa membangun rumah tangga dengan si dokter. Sayang, saat Daku siap melamar, takdir Tuhan belum berpihak padanya. Itulah kenapa “Cinta Tak Pernah Tepat Waktu”. (FE)

iMusic

Unit Emo, Tears Don’t Lie kolaborasi dengan Savira Razak di single “Hancur”

Published

on

iMusic.id – Band modern rock alternative bernuansa emo asal Kota Batik, Tears Don’t Lie, kembali menghadirkan karya emosional yang menyentuh hati. Kali ini, mereka merilis single ketiga bersama dengan musik video berjudul “Hancur” yang secara resmi dirilis pada 30 Juni 2025.

Dalam lagu ini, Tears Don’t Lie menggandeng Savira Razak, mantan vokalis Killing Me Inside, untuk ikut duet mengisi bagian vokal. Kehadiran Savira memberikan warna baru yang kuat, emosional, dan penuh luka, sangat cocok dengan nuansa gelap lagu ini.

“Hancur” bercerita tentang seseorang yang kehilangan cinta sejatinya, bukan karena perpisahan biasa, melainkan karena sang kekasih telah pergi untuk selamanya. Lagu ini membingkai kesedihan mendalam saat seseorang mencoba menerima kenyataan pahit bahwa orang yang dicintai tak akan pernah kembali. Dengan aransemen yang dramatis dan lirik yang menggugah, Tears Don’t Lie berhasil menyampaikan rasa duka dengan cara yang indah namun tetap emosional.

Formasi band Tears Don’t Lie saat ini terdiri dari: Oji (Vocals), Didi (Gitar), Ekky (Gitar + Vokal), Tegar (Bass), Tommy (Gitar), dan Yunan (Drum).

Tak hanya menghadirkan kolaborasi vokal, dalam produksi lagu ini Tears Don’t Lie juga bekerja sama dengan Ian Natha dari PolarityAudio sebagai Co-Producer, yang berhasil menambahkan elemen modern dan kedalaman emosional ke dalam komposisi lagu, menjadikannya salah satu karya paling matang dalam diskografi band ini sejauh ini.

Dengan paduan rock alternatif, sentuhan emo, serta produksi modern, “Hancur” diharapkan bisa menjadi soundtrack bagi mereka yang pernah kehilangan dan masih mencoba untuk bangkit.

“Hancur” is here, a new anthem born from pain, wrapped in distortion and honesty. Only from Tears Don’t Lie. Single dan Music Video “Hancur” sudah tersedia di berbagai platform streaming musik digital, seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube Music, mulai tanggal 30 Juni 2025.

Continue Reading

iMusic

Permintaan Maaf “Assia Keva” Lewat Single “Can We Be Friends Again ?”.

Published

on

iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.

Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.

Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.

Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan  entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.

“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.

Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.

“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”

Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)

Continue Reading

iMusic

“Weird Genius” Gaet “PB GLAS” Di Single Terbarunya ”Witch Hunt”.

Published

on

iMusic.id –  Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.

Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.

‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.

Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)

Continue Reading