iMusic.id -Usai enam tahun lalu merilis lagu ‘Film Favorit‘, kini Sheila on 7 kembali mengeluarkan karya terbaru untuk menutup tahun 2024. Eross Candra, AkhdiyatDuta Modjo, dan Adam Muhammad Subarkah meluncurkan single anyar Sheila on 7 bertajuk ‘MemoriBaik‘, yang dijadwalkan mengudara di gerai-gerai musik digital pada November 2024. Untuk format video liriknya juga tersedia pada waktu yang sama di kanal YouTube Sheila on 7 Tv. Kemudian untuk video klipnya akan menyusul secepatnya.
Secara umum, ‘Memori Baik’ cukup berbeda dengan lagu-lagu Sheila on 7 lainnya. Jika sebelumnya tema lagu-lagu Sheila on 7 lebih didominasi tentang asmara, lagu ‘Memori Baik’ terasa lebih emosional karena menceritakan tentang rasa perhatian dan kasih sayang orang tua pada anaknya.
“Kalau yang didengar sekarang memang itu spesifik ya. Bahwa orang tua pada saatnya nanti harus merelakan anaknya menjadi dewasa dan mempunyai jalan hidup sendiri. Intinya seperti itu,” ujar Eross mengawali.
Ditambahkan oleh Duta, lirik ‘Memori Baik’ bisa ditafsirkan bahwa setiap orang, cepat atau lambat, harus mempersiapkan diri untuk legawa ketika suatu saat nanti orang-orang terdekat, apakah itu keluarga, sahabat, atau pun teman masa kecil, harus menjalani kehidupan ini dengan cerita dan cara mereka sendiri.
“Kebetulan yang diceritakan di ‘Memori Baik’ adalah bagaimana orang tua berusaha untuk ikhlas menghadapi kenyataan bahwa anaknya telah tumbuh dan mulai merangkai perjuangan dan kisah hidupnya sendiri. Karena semuanya bisa saja berubah pada waktunya, dan pada akhirnya akan selalu bisa jadi memori, kan?” papar Duta.
Diceritakan oleh Eross, ‘Memori Baik’ dibuatnya sekitar empat tahun lalu, tepatnya saat pandemi melanda. Pada awal pembuatannya, liriknya justru bukan bercerita tentang memori orang tua pada anaknya, melainkan bercerita tentang hal lainnya.
Kala itu, Eross yang kalut dengan situasi yang terjadi, secara pribadi juga mengkhawatirkan orang-orang terdekatnya, baik keluarganya sendiri maupun Sheila on 7.
“Jadi memang sempat kepikiran, ‘Kalau band ini sudah nggak bisa lanjut lagi gimana?’. Memang kita sempat ada di fase itu. Besok nggak tahu kita akan seperti apa. Bukan cuma band ya, tapi semua lini. Nggak tahu, apakah masih ada hari esok atau nggak,” ujar Eross.
“Jadi kepikirannya waktu itu adalah, apa pun yang terjadi Sheila on 7 akan tetap menjadi memori baik buat saya pribadi. Tentunya juga buat teman-teman yang lain,” tambah Eross.
Namun belum sempat disempurnakan, materi lagu itu nyatanya tersimpan begitu saja sampai saat yang tepat tiba.
Momentum Sheila on 7 dengan format baru seperti sekarang menjadi pemicu Eross untuk menawarkan ide lagu ‘Memori Baik’ kepada Duta dan Adam. Eross pun mulai mengubah liriknya dan menyempurnakannya bersama kedua temannya itu.
“Saya berpikir, lagu ini mungkin akan relevan dengan kondisi sekarang kalau liriknya diubah. Akhirnya liriknya disesuaikan dengan kondisi kami saat ini, bahwa semua yang sudah kita lewati bisa jadi memori baik,” kata Eross.
Lagu ‘Memori Baik’ ini juga terasa spesial karena Sheila on 7 mengajak Aishameglio Duta Chiara, puteri sulung dari Duta. Sosok Aisha tentu tak asing, karena sejak awal tahun, ia hampir selalu ikut tampil bersama Sheila on 7 di panggung musik sebagai backing vocal (penyanyi latar).
“Keikutsertaan Aisha itu jugalah yang membuat Eross ingat kalau dia punya materi lagu baru yang memang dipersiapkan untuk format featuring. Lagu itu tak lain dan tak bukan adalah ‘Memori Baik’,” ujar Adam menambahkan.
Diakui Eross, sebenarnya ‘Memori Baik’ sejak awal memang ia siapkan untuk format featuring. Eross membayangkan, apa pun temanya, apa pun yang dibicarakan di situ, lagu itu nantinya tak dipresentasikan oleh satu orang saja.
“Dan kenapa lagu ini sampai muncul ke permukaan dan diperdengarkan ke teman-teman lain, karena Aisha sudah ikut manggung bantuin Sheila on 7 jadi backing vocal. Dari situ saya mikir, ‘Oh iya, aku punya lagu yang konsepnya memang featuring, gitu’. Lalu, terjadilah apa yang kita dengarkan sekarang. Selamat menikmati. Semoga ‘Memori Baik’ bisa membuat hari-harimu menjadi lebih baik. Amin,” tutup Eross.
Terhitung sejak pertengahan tahun 2022, ada yang berbeda pada setiap penampilan panggung Sheila on 7. Wajah-wajah dan energi muda lebih mendominasi ketika Eross, Duta, dan Adam melakukan pertunjukan musik.
Kini Sheila on 7 selalu dikawal Elang Nuraga (gitar akustik dan elektrik), Vicki Unggul (kibor), Bounty Ramdhan (drum), dan terakhir adalah Aishameglio Duta Chiara (penyanyi latar).
Keempat musisi yang berstatus sebagai additional player tersebut bahkan turut andil menyukseskan konser besar Sheila on 7 ‘TUNGGU AKU DI’ yang berlokasi di enam kota besar Indonesia.
Sejak selesainya rangkaian konser ‘TUNGGU AKU DI’, Sheila on 7 kemudian melanjutkan kegiatannya ke Jepang. Lawatan mereka ke Negeri Sakura itu untuk melakukan proses mixing-mastering lagu ‘Memori Baik’.
Menurut Adam, pengalaman perdana mereka melakukan produksi karya di luar negeri adalah karena ide spontan dari Eross yang mengajak teman-temannya untuk rekaman dengan format yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya.
Kebetulan Eropa adalah salah satu tujuan awal mereka. Konsep yang ditawarkan Eross pun adalah rekaman live di Swiss atau Swedia, bukan rekaman multitrack seperti yang sudah-sudah.
Eross ingin Sheila on 7 mencoba mengerjakan sesuatu yang di luar kebiasaan mereka. “Eross pernah nyeletuk, ‘Yuk, rekaman yuk. Tapi rekaman yang besok ganti suasana lah’. Adam juga sempat usul, ‘Gimana kalau rekamannya tetap di Indonesia aja, tapi nyewa villa di mana gitu’,” papar Duta.
Namun ternyata opsi untuk rekaman di Eropa urung mereka realisasikan. Setelah melalui beberapa pertimbangan, akhirnya mereka mantap memilih Jepang untuk destinasi finishing produksi karya-karya baru mereka.
“Akhirnya kami memilih Sony Music Studios Japan. Pertimbangannya jelas karena biaya, jarak, dan effort lainnya. Dan untuk Eropa, saat itu kami rasa belum memungkinkan untuk Sheila on 7,” ujar Adam.
“Awalnya idenya memang kami rekaman single baru di Jepang. Cuma di tengah jalan, Duta justru memberi ide untuk melakukan proses mixing-mastering saja, rekamannya tetap dilakukan di Jogja,” kata Adam.
Alasan untuk merekam semua instrumen dan vocal di Jogja adalah untuk mempersingkat waktu produksi agar lebih efisien. Akhirnya proses mixing dikerjakan oleh Yuta Yoneyama dan mastering oleh Hidekazu Sakai di Sony Music Studios, Akasaka, Minato City, Tokyo.
“Yang membedakan secara signifikan menurut kami adalah mixing mastering-nya, karena itu kan berkaitan dengan taste si engineer. Makanya kami ingin coba pengalaman baru di sana,” tambah Adam.
Selain melakukan proses mixing-mastering, Sheila on 7 juga sekaligus melakukan rekaman live performance video dari beberapa lagu mereka di studio yang sama. Pengalaman itu diakui mereka sangat berkesan.
“Berasa beda aja, karena kalau take live kan emosinya sudah pasti lebih greget, sedangkan kalau tracking multitrack biasanya kan penuh kehati-hatian. Tracking live itu istilahnya ada sedikit cerobohnya, dan terkadang justru itu yang bikin suasananya jadi lebih hidup,” papar Adam.
“Satu hal lagi, suasana di Jepang yang menyenangkan adalah soal equipment-nya. Alat-alat di sana kan bener-bener jadi impian, dalam arti musisi kan selalu ingin melihat alat-alat studio di negara yang lebih maju. Nah, itu yang aku rasakan. Alat-alatnya sangat memungkinkan sekali buat kita melakukan tracking live yang nyaman dengan kualitas yang sudah pasti terjamin,” ujar Eross.
Duta juga menegaskan bahwa rilisnya ‘Memori Baik’ ini secara tidak langsung juga menjawab adanya sedikit anggapan, bahwa Sheila on 7 cukup nyaman mengandalkan karya-karya yang lama saja.
“Kenyataannya, selama ini terutama pada masa-masa di rumah kemarin itu, kita tetap menabung karya baru kok, dan proses kreatif kami akan selalu berjalan selama band ini masih ada. Semoga ‘Memori Baik’ ini akan jadi awal cerah bagi karya-karya baru Sheila on 7 lainnya di masa mendatang,” imbuh Duta menutup obrolan. (FE)
iMusic.id – Sempat setahun hiatus, solois gitar ‘Patrick Lesmana’ kembali memperkenalkan karya musik keduanya yang berjudul “Yabai”. Dalam bahasa Jepang, “Yabai” mengandung arti tentang sesuatu yang ‘berbahaya, gila’ dan bahkan ‘keren’ tergantung konteksnya, gitaris muda asal Malang, Jawa Timur tersebut mengungkapkan keunikan kata ‘Yabai’ tersebut sebagai konsep dari komposisi musik yang dia tulis.
“Yabai” merepresentasikan sisi spontan, eksperimental dan energi tak terduga dalam musik yang saya tulis. Saya memilih konsep Jepang karena saya sangat terinspirasi oleh kultur dan estetika mereka dari anime, seni visual, sampai cara musisi fusion Jepang seperti Casiopea, T-Square, dan Dezolve membentuk sound yang khas tapi tetap “tightt” dan teknikal”, terang Patrick Lesmana tentang single keduanya tersebut.
Tumbuh dewasa dengan mendengarkan dan terpengaruh oleh musik Progessive-Rock/Jazz-Rock medio 60-80an seperti King Crimson, Frank Zappa, Yes, Genesis, Weed, Kansas, I.O.U (Allan holdsworth) dan lainnya, Patrick Lesmana tertarik untuk menggabungkan musik – musik prog-rock diatas dengan elemen musik Jazz-Fusion dan musik – musik game Jepang ke single “Yabai” tersebut.
“Yabai” adalah judul EP saya yang sudah rilis di tahun 2023 lalu dan di dalam mini album saya tersebut juga ada lagu yang berjudul “Yabai” yang saya perkenalkan sebagai single ke 2 setelah “Paradise Of Inner Fire”. Kalau disimak secara keseluruhan, EP saya itu tidak berusaha menampilkan gitar sebagai instrumen utamanya melainkan semua instrumen bermain dengan porsi yang sama. Dalam hal ini, komposisi adalah yang saya coba tonjolkan dalam lagu – lagu di dalam EP tersebut termasuk “Yabai”,tandas Patrick Lesmana.
“Secara komposisi, “Yabai” menggabungkan elemen progressive rock, jazz fusion, dan nuansa Japanese contemporary fusion. Ada banyak permainan time signature, harmoni kompleks, dan improvisasi yang tetap punya alur emosional”, jelas Patrick lagi.
Dalam proses produksi single “Yabai”, gitaris yang sangat menggemari gitaris – gitaris dunia seperti Allan Holdsworth, Al di meola, Eric johnson, Ritchie blackmore dan lain – lain ini mengaku tidak menemui kendala yang berarti. Proses rekaman yang dilakukan di studio pribadinya “Suara Wibu Production” ini terbilang lancar.
“Tantangan terbesarnya justru menjaga keseimbangan antara teknikalitas dan feel, karena di genre seperti progressive fusion, mudah sekali terjebak dalam permainan rumit tapi kehilangan rasa”, terang Patrick.
Sementara itu, Fransiscus Eko dari Cadaazz Pustaka Musik yang berperan sebagai co-producer mengaku cukup lega bisa merilis lagu “Yabai” ini sebagai single kedua Patrick Lesmana.
“Patrick ini sibuk banget, proyek musiknya banyak dan dia juga ikut bergabung dengan beberapa band berbeda genre di Malang. Bisa merilis single kedua ini sudah membuat saya cukup lega. Yang masih nge-ganjel adalah video musik nya belum sempat di buat karena Patrick sendiri masih belum punya waktu luang ke Jakarta”, terang Fransiscus Eko.
Setelah merilis single “Yabai” ini, Patrick Lesmana berencana menampilkan komposisi musik dengan genre yang berbeda pada karya EP berikutnya,
“Saya tidak ingin terpatok satu genre saja, saya ingin menjadikan karya – karya solo saya sebagai sebuah kolase untuk menunjukan banyaknya repetoar yang saya dengarkan sehari – hari dan tidak berhenti di satu genre saja”, ujar Patrick.
Single dan EP “Yabai” karya Patrick Lesmana sudan bisa di simak diseluruh Digital Store Platform serta seluruh media sosial seperti Instagram feed dan story, Tiktok, Facebook dan lain – lain, sementara itu video visualizer nya bisa di tonton di Cadaazz Pustaka Musik Official Youtube Channel.
Credit Title
Single : Yabai
Artis : Patrick Lesmana
Song : Patrick Lesmana
Production by Cadaazz Pustaka Musik & Patrick Lesmana
Executive Producer : Patrick Lesmana
Producer : Patrick Lesmana
Co Producer : Fransiscus Eko & Christian Wibisono
Music Recorded at Suara Wibu Production Studio by Patrick Lesmana
Guitar. Bass, Keys, Drums played & recorded by Patrick Lesmana
Mixing by Bayu Randu at Musicblast / Greenland Studio
Mastering by Bayu Randu at Musicblast / Greenland Studio
Patrick Lesmana Artist Management & Contact Person : Fransiscus Eko (081277666468)
iMusic.id – Shakey adalah adalah band asal Yogyakarta yang terbentuk pada 5 Maret tahun 2000. Dalam perjalanan musiknya, Shakey sudah mempunyai dua album kompilasi dimana salah satunya membawa mereka menjadi band yang me-nasional dengan lagu “Miliki Aku” dalam album kompilasi Indie Ten 2 tahun 2002.
Perjalanan panjang itu juga yang membuat mereka mempunyai dua album musik berbentuk kaset dan CD pada tahun 2004 dan 2008. Shakey saat ini adalah format ke 3 dengan beranggotakan empat personil yaitu Dinno (vocal), Opik (Bass), Dionn (keyboard), Andrie (drum).
Genap perjalanan 25 tahun mereka. Shakey meluncurkan single “Yang Ada Padamu” yang menjadi kerinduan tersendiri bagi penggemarnya. Single yang begitu lama ditunggu ini tetap mempertahankan warna dan corak musik Shakey. Rasa otentik timbre vokal Dinno menjadi ciri khas setiap lagu yang dikeluarkan. Nuansa Pop-Rock pada single “Yang Ada Padamu” ini juga tetap memberi sentuhan Shakey tahun 2000-an awal dimana kental dengan distorsi dan ketukan drum yang tight,
Di tahun 2025 ini Shakey, juga merilis album-album terdahulunya di kanal musik digital yang memberikan nafas baru bagi Shakey untuk kembali berkarya. Dinno, vokalis dari Shakey juga adalah penulis lagu dalam single baru shakey dimana ia adalah pencipta lagu-lagu beberapa artist ternama seperti Rossa, Rio Febrian, Nagita Slavina dan memproduseri lagu-lagu seperti Anneth, Armand Maulana, Ruth Sahanaya dan beberapa artist lainnya. Opik, bassis dari band ini juga punya peran bermusik bersama Seventeen, Armada dan banyak musisi lainnya.
“Yang Ada Padamu” jadi lagu pertama yang dirilis Shakey untuk menjadi momentum lahirnya band ini. Di produseri oleh Sasi Kirono, Shakey menunjuk Sasi karena kiprahnya tak main-main dalam memproduseri musisi Jogja seperti Putri Ariani.
“Yang Ada Padamu” bercerita tentang seseorang yang mengagumi seorang lain. Dimana ia belum dapat memilikinya namun dalam hati kecilnya ia akan bisa mendapatkan hati seseorang itu nantinya.
Kali ini, Shakey merilis single ini dengan konsentrasi promo di Radio. Radio adalah platform musik yang membersamai Shakey dalam berkarya sejak dulu. Mereka betul-betul besar di Radio, khususnya di Yogyakarta. Dimana karya pertama mereka di perkenalkan pertama kali oleh Radio di Yogyakarta. Karenanya, bagi Shakey, Radio adalah partner yang sangat berarti bagi perjalanan mereka.
iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”
Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.
Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.
Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.
Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.