iMusic.id – Pada 3 Juli 2024, KLa Project resmi merilis double album vinyl album live mereka, “KLakustik”, di bawah naungan Pro Sound–pelopor label musik yang membawa genre pop kreatif di Indonesia. Album yang rilis perdana pada tahun 1996 tersebut berisikan 16 lagu terbaik band yang beranggotakan Katon Bagaskara (vokal, gitar), Lilo (vokal, gitar), dan Adi Adrian (piano) tersebut.
Album ini merupakan double album yang secara total berisikan 16 buah lagu dari album terdahulu yang diaransemen menjadi format akustik. Tidak hanya membawakan Kembali lagu-lagu lama KLa Project juga merekam lagu baru yaitu “Gerimis” (KLakustik #1) dan “Salamku Sahabat” (KLakustik #2).
Pada masanya, tidak banyak musisi Indonesia yang berani melakukan live record karena zaman dahulu masih berupa analog–presisinya harus sempurna sebab tidak bisa dilakukan berulang kali. Salah satu yang bisa adalah KLA dengan merekam secara live di Gedung Kesenian Jakarta pada 11 Maret 1996, di mana saat itu dihadiri oleh 400 undangan.
Kemudian, tidak hanya sekadar dirilis secara audio, namun juga menggunakan VCD. Karenanya, proyek Klakustik ini sangat langka dan membanggakan. Bahkan, menjadi salah satu album dengan penjualan terbaik.
Adapun, tantangan dalam proses produksinya ialah album ini direkam dengan perangkat akustik. Ady yang biasanya menggunakan synthesizer, di sini hanya menggunakan grand piano. Sementara, Lilo hanya menggunakan gitar akustik, dari yang biasanya menggunakan gitar elektrik. Pembuatan album ini dilakukan tanpa retake dan proses latihannya memakan waktu selama 2 bulan, yakni sekitar Januari s/d Februari, di mana Ady, Katon, dan Lilo karantina untuk mempersiapkannya sampai benar-benar matang.
Menariknya lagi, di tanggal 17 Februari tercipta lagu baru “Gerimis”, bersamaan dengan anaknya Lilo yang baru lahir.
“Banyak sekali permintaan untuk kembali merilis album “KLakustik” dalam bentuk vinyl. Album tersebut juga berisikan lagu-lagu terbaik KLa Project yang dibawakan langsung secara live. Suatu kehormatan bagi kami dapat memberikan yang terbaik untuk para penggemar setia kami lewat rilisan vinyl ini. Semoga “KLakustik” dalam bentuk vinyl bisa memuaskan telinga para penikmat musik dan bernostalgia,” jelas Katon, Lilo, dan Adi.
“Suatu kehormatan bagi saya dan Pro Sound untuk merilis “KLakustik” dalam bentuk vinyl. Saat pertama kali mengetahui banyaknya permintaan untuk merilis album ini, kami sangat bahagia dan dengan senang hati mengiyakan. Karena, album ini berisikan karya-karya KLa Project yang sangat disukai banyak orang. Menurut kami, KLa Project layak menghadirkan vinyl dari album “KLakustik” sebagai bukti perjalanan KLa Project di dunia musik sejak dulu,” jelas Adi Nugroho, Produser Pro Sound.
Klakustik yang merupakan proyek dari KLA Project, Prosound, dan ANTV menjadi momentum bersejarah untuk KLA Project dan industri musik dengan dicetak terbatas hanya 1.000 buah. Menurut Katon, vinyl merupakan sebuah kemasan yang prestisius.
“Jika suka dengan band-nya, belilah juga albumnya dan belajarlah menjadi kolektor. Pilih band yang kita suka dan koleksi, karena audio dari vinyl itu sangat hangat seakan penyanyinya ada di hadapan kita,” ungkap Katon dalam acara Konferensi Pers “Launching Vinyl Klakustik” yang diadakan di bilangan, Kuningan, Jakarta Selatan.
Double album vinyl “KLakustik” dibanderol seharga Rp888.000,- dan sudah bisa didapatkan di PHR Senayan dan Atlas.
iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”
Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.
Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.
Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.
Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.
iMusic.id – Setelah merilis single perdana berjudul “Ku Rindu” ciptaan Andri Ikola, penyanyi sekaligus penulis lagu Sundari Gasong kini memperkenalkan karya terbarunya bertajuk “Sedih” sebagai single kedua. Berbeda dari karya sebelumnya, lagu ini merupakan ciptaan Sundari sendiri.
“Penggarapan single kedua ini tidak jauh berbeda dengan proses single pertama. Aku tetap mempercayakan Debios Ikola sebagai Music Director dan Sis Akbar untuk proses mixing dan mastering. Aku juga tetap berdiskusi dengan kakak kandungku, Andri Ikola, hingga lagu “Sedih” siap dirilis,” ujar Sundari Gasong.
Lagu “Sedih” pertama kali ditulis Sundari Gasong pada tahun 2009. Lagu ini mengangkat kisah tentang kesedihan seorang jomblo yang memendam perasaan cinta tanpa keberanian untuk mengungkapkan.
“Lagu ini sebenarnya dibuat untuk adik kelas aku, Mega F. Yohana, alumni SMAN 1 Boedoet Jakarta angkatan 2008. Terinspirasi dari seorang laki-laki yang dulu menjadi pemujanya,” tutur Sundari Gasong.
Dalam single ini, Sundari sengaja menghadirkan konsep musik yang sederhana, agar pendengar dapat lebih merasakan emosi sedih yang menjadi inti cerita lagu tersebut.
Single “Sedih” resmi dirilis pada 12 Desember 2025 di seluruh digital music platform. Sementara video musiknya akan menyusul dan direncanakan tayang di kanal YouTube resmi Sundari Gasong setelah proses produksi rampung.
Sundari juga menyampaikan pesan khusus kepada pendengar:
“Buat para jomblo, cobain deh dengerin lagu ini pas lagi sedih. Insya Allah sedihnya dapet.”
iMusic.id – Setelah lebih 2 dekade bersama, 7 album studio dan sederet single lepasan, The Rain masih bertahan dengan formasi awal sejak berdiri pada tahun 2001. Indra Prasta (vokal, gitar), Iwan Tanda (gitar, vokal), Ipul Bahri (bass, vokal) dan Aang Anggoro (drum, vokal).
Akhir November 2025, beberapa minggu menjelang ulang tahun The Rain ke- 24, grup asal Yogyakarta ini merilis sebuah single baru berjudul “Cerita yang Tersimpan”.
“Salah satu cara kami bersyukur masih diberi umur dan tetap bersama selama ini adalah dengan berkumpul dan melahirkan karya baru, ini juga wujud terima kasih kami pada teman-teman yang menggemari lagu-lagu The Rain selama ini, pada para The Rainkeepers”, ujar Indra.
Dari balutan aransemennya, lagu anyar The Rain ini terdengar seperti mesin waktu yang membawa pendengar ke akhir dekade 80-an. “Kami mencoba beberapa aransemen untuk lagu ini dan ternyata rasanya paling cocok dibawa ke era 80-an,” ujar Iwan.
Di studio, mereka bernostalgia mendengarkan lagu-lagu dari Richard Marx dan Def Leppard sebagai referensi saat mengerjakan aransemen lagu ini.
“Dulu saat remaja, kami memang tumbuh dengan lagu-lagu di era tersebut, jadi tak sulit untuk menghadirkan kembali nuansanya lewat lagu ini,” tambah Ipul.
“Dari sisi lirik, lagu ini bercerita tentang sebuah kesalahan, sebuah hubungan yang tak diakui terjadi. “Pelik deh.. hahaaa,” sahut Aang yang juga dipercaya untuk mengerjakan artwork single ini.
Cerita yang Tersimpan menjadi single lepasan ke-7 yang The Rain rilis setelah album “Mereka Bilang Kita Terjebak Bersama” dirilis pada 2022. Akankah di tahun 2026 nanti album ke-8 The Rain akan dirilis?