imusic.id – Asian Roots, Band Reggae pertama Indonesia yang terbentuk tahun 1989 kembali hadir siap mewarnai blantika musik Indonesia.
Saat ini Asian Roots memilik formasi baru dengan digawangi oleh Seno ( Vokalis), Novi Pasaribu ( Vokalis), Ansel Seda ( Lead Gitar), Morgan Sigarlaki ( Bassist) (Emerald Jazz), Dicky Mamoribu Senowon (Keyboard), Iyus (Sexsovon), Hendro (Terompet) dan Iskandar (Drummer).
Kembalinya Asian Roots ke dunia musik Indonesia dari tidur panjangnya ini berawal dari para personil hadir dari pertemuan dan tampil saat gelaran malam dana untuk korban gempa bumi di Cianjur setahun lalu dan Seno sebagai vokalis yang awalnya merupakan manager dari band ini.
“Jadi kita udah lama sekali ga ketemu kira – kira sekitar 10 – 15 tahun lah, kebetulan kemaren ada acara malam dana buat Cianjur, kebetulan mas Ansel bilang hayu kita main yuk. Saat itu saya ketemu Ansel di komunitas dan kebetulan disana juga udah ada beberapa kawan, jadi awalnya disitu sih kita ketemu lagi lalu ngobrol punya ngobrol terus kita bilang kita sudah seumur segini mau ngapain, akhirnya kita coba kembali dengan sisa – sisa Asian Roots tahun 90 salah satunya baru meninggal.”jelas Seno, Vokalis Asian Roots saat ditemui di Showcase di Ristorante Pianta Jakarta Pusat, Jumat (3/3/2023).
“Saya bilang kalau mungkin kita bisa bermusik bersama mungkin lebih sehat ada umur panjang supaya kita semua ada suka cita lah. Cari uang ya cari uang tapi tetap harus ada balance akhirnya kita bersama kira-kira 1,5 bulan. Latihan seminggu dua kali, mengulang masa lalu mengingat masa lalu, kita ini kembalikan musik gaya kami tahun 90an awal kami, “tambah Seno
Perlu di ketahui bahwa Seno adalah vokalis yang pernah menjadi manager band Asian Roots.
“Sebenarnya saya ini manager Asian Roots dari jaman dulu sebelum, saya mencoba menjadi vokalis, terus pada perjalan waktu vokalis lama pulang ke negara asalnya Belanda tahun 1996, akhirnya dari situ kita vakum.
“Kali ini saya mencoba terjun nih, karena udah bosan saya jadi manager, jadi kepengennya saya mah nyanyi nih, mau rileks mau seneng mau happy, karena saya juga banyak yang diurus, biar yang lain yang jadi manager,”ujar Seno.
Dalam formasi terbarunya ini ada Novi Pasaribu yang merupakan personil paling muda diantara personil lainnya , saat ditanya bagaimana beradaptasi dengan para personil lainnya, Novi mengatakan tak ada kendala apapun.
“Kebetulan Ga ada kendala sih beradaptasi dengan senior – senior ini, karena kita bersatu begini karena musik reggae jadi justru aku menggap Abang – Abang aku semua jadi aku justru diayomi dan komunikasi juga ga ada kendala. Paling sharing – sharing aja.”kata Novi
Tak hanya itu, Morgan Sigarlaki salah satu personil band ini awalnya adalah pemain gitar setelah gabungu di band reggae ini menjadi pemain bass.
“Kalau reggae memang sebelumnya saya sudah main reggae dari tahun 90an. Memang bermacam – macam musik kita mainin ga memilah – milah apa aja kita mainkan. Nah untuk main bass-nya memang menurut saya tantangan banget, pas denger bass reggae kok enak benar terus kepingin juga. Dan akhir ya terjadi jadi pemain bass reggae,”kata Morgan.
Dalam comeback kedunia musik ini, Band Reggae ini akan merencanakan meluncurkan single mereka dan mengelar tur di beberapa kota di Indonesia.
“Ada rencana kita buat rilis karya lagi, ada beberapa lagu yang lama kita akan remake dengan yang lebih fresh tapi tetap dengan gaya kami, dan yang pasti kita akan memberikan sesuatu yang berbeda, yang lebih ngeri dan memeriahkan kancah musik Indonesia,”ujar Seno.
“Ya kedepannya Asian Roots akan tur cafe to cafe di 8 kota, kita tes pasar bisa diterima gak tapi saya nyakin bisa diterima dengan pengalaman personil masing – masing yang cukup pengalaman ya. Mereka juga bermain dibanyak band, jadi gak diragukan kemampuannya. Nah setelah itu saya memang sudah bicara dengan temen – temen EO musik, mudah – mudahan dengan single baru nanti bisa beradaptasi dengan band – band rekaman yang sekarang.”ujar Adong Silalahi selaku promotor manager.
iMusic.id – MD Pictures merilis Ost dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” Jumat (4/7/2025), perilisan OST yang dibarengi dengan peluncuran official poster film tersebut di gelar di MD Place, Jaksel yang juga merupakan headquarter dari MD Pictures. Acara ini di hadiri oleh Manoj Punjabi selaku Eksekutif Produser dan para cast film tersebut dari Marshanda, Ariel Tatum, Patricia Gouw, Reza Nangin, Elmandsipasi, hingga Asri Welas plus Andi Riyanto sebagai composer dan song writer.
Ost dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” ini adalah sebuah lagu sedih berjudul “Segalanya” yang diciptakan Andi Rianto bersama Ria Leimena dan dinyanyikan oleh Marshanda. Musik dan lirik yang Andi dan Ria hasilkan berhasil menangkap esensi emosional dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” itu sendiri.
“Walaupun Marshanda ini tidak aktif bernyanyi seperti sebelumnya, namun saya tahu bahwa Marshanda pasti akan all out di lagu ini dan saya yakin hasilnya pasti bagus”, terang Andi Riyanto ketika teman – teman media bertanya tentang proses rekaman suara Marshanda di lagu ini.
Sementara Marshanda sendiri mengaku bahagia bisa menjadi pengisi suara di lagu “Segalanya” ini, walaupun dia sudah lama tidak pernah melakukan lagi proses rekaman namun semangatnya tetap terjaga.
“Lagu ini catchy tapi sedih banget. It captured the whole feeling-nya Alina dan cerita filmnya. Aku ngerasa blessed banget bisa nyanyi lagu ini, apalagi setelah lama nggak rekaman,” ungkap Marshanda.
Lagu “Segalanya” ini menggambarkan perasaan mendalam sang tokoh utama, Alina (Marshanda), tentang cinta, pengkhianatan, dan kehancuran. Dengan melodi yang catchy tetapi penuh emosi, lagu ini menjadi cerminan perjalanan batin Alina dalam menghadapi pengorbanan dan kekecewaan.
“Lirik favorit aku adalah, “Hancurnya mimpi hidup, cinta, dan segalanya.” Bait tersebut merangkum kepedihan yang dialami tokoh utama dalam lagu ini”, tambah Marshanda.
Andi Riyanto sendiri mengaku terinspirasi dari saat dia menyaksikan adegan – adegan krusial di film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka” tersebut,
“Lagu ini adalah segalanya, cinta, pengorbanan, dusta, ketidaktulusan, kesetiaan, dan pengingkaran, Semuanya ada di lagu ini,” ujar Andi Riyanto.
Lagu “Segalanya” memang berisikan curahan hati seorang istri yang menghadapi pengkhianatan oleh kekasih hatinya.
“Saya tuh paling susah untuk appreciate lagu, Lagu yang laku di platform dan enak didengar, belum tentu sesuai dengan layar lebar. Itu ada formulanya, dan pertama kali kerja sama untuk proyek besar ini, saya terima kasih Mas Andi Rianto sudah dapat formulany,” ungkap produser Manoj Punjabi.
“Lagu ini bukan hanya komunikatif, tapi juga bisa jadi soundtrack. Lagunya simple, menyentuh, dan dapat dramanya.” Tambah Manoj Punjabi lagi.
Sementara itu, Final poster “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka” menunjukkan kesinambungan dengan poster yang dirilis pada Februari silam. Pada poster pertama sebelumnya, hanya tampak pemandangan di bawah meja yang menampilkan adegan seorang wanita menggoda seorang pria dengan sebelah kakinya. Dalam poster final ini, adegan yang masih kabur dengan sosok-sosok yang masih misterius tadi diperlihatkan secara gamblang.
Sedangkan di final posternya diperlihatkan adegan penuh di meja makan dari poster pertama. Di tengah meja, duduk Alina (Marshanda) yang berjilbab dan mengenakan pakaian serba biru. Sedangkan putrinya, Rere (Rachel Mikhayla), tampak bergelayut di pundaknya. Mata kedua perempuan itu mengarah ke sosok pria yang duduk di sebelah kiri meja, Reza (Deva Mahenra). Namun, alih-alih membalas tatapan penuh harap dan raut wajah bahagia anak-istrinya, Reza justru menatap lekat wanita berjilbab lain yang duduk di seberangnya yaitu Asih (Ariel Tatum).
Wanita itu pun berbalas pandang dengan Reza diiringi senyuman licik sambil mengangkat segelas jus berwarna merah di tangan kanannya, dan menggendong bayi di tangan kirinya. Sementara itu, di bawah meja, sebelah kaki Asih terlihat mengelus kaki Reza yang agak maju ke depan menyambut kaki Asih.
“La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” diadaptasi dari kisah viral oleh Elizasifaa. Ini merupakan cerita kedua Eliza yang difilmkan oleh MD Pictures setelah” Ipar adalah Maut”. Seperti pendahulunya, “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” yang disutradarai Hanung Bramantyo ini menyoroti kehadiran orang ketiga dalam sebuah keluarga harmonis yang relijius. “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” akan mulai tayang di seluruh bioskop tanggal 14 Agustus 2025, sementara itu Lagu “Segalanya” akan tersedia di seluruh platform digital (DSP) serta YouTube mulai 8 Juli 2025.
iMusic.id – Band modern rock alternative bernuansa emo asal Kota Batik, Tears Don’t Lie, kembali menghadirkan karya emosional yang menyentuh hati. Kali ini, mereka merilis single ketiga bersama dengan musik video berjudul “Hancur” yang secara resmi dirilis pada 30 Juni 2025.
Dalam lagu ini, Tears Don’t Lie menggandeng Savira Razak, mantan vokalis Killing Me Inside, untuk ikut duet mengisi bagian vokal. Kehadiran Savira memberikan warna baru yang kuat, emosional, dan penuh luka, sangat cocok dengan nuansa gelap lagu ini.
“Hancur” bercerita tentang seseorang yang kehilangan cinta sejatinya, bukan karena perpisahan biasa, melainkan karena sang kekasih telah pergi untuk selamanya. Lagu ini membingkai kesedihan mendalam saat seseorang mencoba menerima kenyataan pahit bahwa orang yang dicintai tak akan pernah kembali. Dengan aransemen yang dramatis dan lirik yang menggugah, Tears Don’t Lieberhasil menyampaikan rasa duka dengan cara yang indah namun tetap emosional.
Formasi band Tears Don’t Lie saat ini terdiri dari: Oji (Vocals), Didi (Gitar), Ekky (Gitar + Vokal), Tegar (Bass), Tommy (Gitar), dan Yunan (Drum).
Tak hanya menghadirkan kolaborasi vokal, dalam produksi lagu ini Tears Don’t Lie juga bekerja sama dengan Ian Natha dari PolarityAudio sebagai Co-Producer, yang berhasil menambahkan elemen modern dan kedalaman emosional ke dalam komposisi lagu, menjadikannya salah satu karya paling matang dalam diskografi band ini sejauh ini.
Dengan paduan rock alternatif, sentuhan emo, serta produksi modern, “Hancur” diharapkan bisa menjadi soundtrack bagi mereka yang pernah kehilangan dan masih mencoba untuk bangkit.
“Hancur” is here, a new anthem born from pain, wrapped in distortion and honesty. Only from Tears Don’t Lie. Single dan Music Video “Hancur” sudah tersedia di berbagai platform streaming musik digital, seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube Music, mulai tanggal 30 Juni 2025.
iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.
Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.
Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.
Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.
“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.
Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.
“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”
Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)