iMusic.id – Singer-songwriter, multi-instrumentalist, dan produser, Atlesta akhirnya merilis lagu berbahasa Indonesia berjudul Selayang Serindu setelah album keempatnya, ‘SINCERELY FOREVER’ yang dirilis tahun lalu.
11 tahun sudah ditempuh Fifan Christa, nama di balik Atlesta, dengan menjajaki karir bermusik. Konsisten di jalur electro-pop, ia berhasil menelurkan 3 album penuh: Secret Talking, debut nekatnya di 2012; Sensation, sophomore classy-nya di 2014; dan Gestures, ambisi sinematiknya di 2017, dan pastinya SINCERELY FOREVER, album yang solid di 2023. Itupun masih ditambah sebuah side-album (INNER FEELINGS COLLECTION PART. 1) dan beberapa single terpisah diantaranya.
Dan kini, ia merilis sesuatu yang berbeda namun dengan ambisi yang baru, yaitu Selayang Serindu, lagu Berbahasa Indonesia pertama Atlesta dengan balutan musik yang kembali maskulin seperti terdengar di beberapa track di album Sensation.
“Lagu ini akan menjadi penanda era baru Atlesta setelah 11 tahun terakhir ini” Seru Fifan saat ditanya seberapa penting Selayang Serindu untuk dirilis.
Terlihat jelas di lagu ini, Fifan berhasil membungkus lagu Bahasa Indonesia berbeda dengan rilisan-rilisan Atlesta sebelumnya namun tetap anggun dengan ciri khas Atlesta seperti yang selama ini kita dengar.
Terdengar jelas lewat lirik “Mesranya bibirmu, Kecup dalam riuh ku” dibagian verse pertama, sepertinya Atlesta kembali lagi dengan identitas nakal nya setelah di beberapa album terakhirnya esensi ini memudar entah kemana.
Dan juga Fifan sendiri mengatakan bahwa “Ini adalah lagu pertama dari 5 lagu Indonesia yang akan dirilisnya di masa mendatang nanti” tentunya ini adalah awalan yang berani diambil oleh Atlesta setelah sekian lama mengurungkan diri tidak menciptakan lagu berbahasa Indonesia.
Dia menambahkan “Kalo tentang apa lagunya, intinya sih lagu ini tentang mencintai dan dicintai tanpa harus ada embel-embel kenapanya, mungkin ringkas nya lagu ini tentang Unconditional love, selebihnya silahkan di interpretasikan sendiri haha”
Selayang Serindu saat ini sudah dapat didengarkan dan tersedia di semua Digital Streaming Platform, begitu juga dengan lirik video yang sudah bisa ditonton di kanal YouTube Atlesta. (FE)
iMusic.id – Setelah memperkenalkan diri melalui single perdananya, “Civil War” pada tahun lalu, akhirnya Finalmorph berhasil merilis EP (mini album) yang ber tajuk “Mental Health” pada 1 Juli 2025. EP ini telah tersedia format digitalnya di berbagai DSP.
Single utama dari EP tersebut yang berjudul “Lust” juga telah dirilis MV (Music Video)-nya di kanal YouTube resmi band metalcore asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini. “Lust” menjadi karya Finalmorph yang sangat gelap, mengisahkan tentang gelora hawa nafsu yang akan membawa kepada kepedihan, didukung dengan MV nya yang bernuansa teatrikal menghidupkan visualisasi gelap “Lust”.
Home Studio Recording Proses rekaman EP “Mental Health” dilakukan di studio pribadi dalam rumah gitaris sekaligus komposer Finalmorph, Ahmad Hidayat yang akrab disapa Jims. Bersama dua rekan bandnya, dramer M. Adwa Ulhaq dan vokalis Fernando Sastra Cendana alias Vero, Jims mengerjakan EP ini memakan waktu sekitar enam bulan namun karena adanya kesibukan mereka masing-masing, prosesnya menjadi agak molor.
“Tak disangka effort yang kami kerahkan untuk proses pengerjaan EP ini, mengingat kami semua memiliki kesibukan pekerjaan masing-masing. Tetapi justru dari sinilah chemistry kami sebagai Finalmorph terbentuk dan teruji. Sungguh pengalaman yang luar biasa dan kami sangat bersyukur pada Juli 2025 ini semua bisa rampung dan kami sangat puas dengan hasil kerja keras kami dalam EP ini,” ungkap Jims.
Proses pengerjaan EP ini juga turut melibatkan Karis, gitaris Deadsquad. Mixing dan mastering EP berisi 5 lagu tersebut dikerjakan oleh Karis.
“Awal mulai kenal Karis karena saya nge-DM bang Karis setelah melihat IG Story-nya beliau yang menawarkan jasa mixing dan mastering. Setelah ngobrol, akhirnya saya coba kirim materi kami ke Karis, ternyata hasilnya menurut kami oke. Selain mendapatkan hasil suara yang bagus, kami juga mendapat ilmu dari bang Karis terutama ilmu tentang teknis rekaman karena nggak semudah mengirim materi saja sih ke bang Karis. Beliau sangat kritis dan detail dalam mendengarkan materi mentah saat take rekaman. Jadi kalau ada yang missed dalam take gitar atau vokal pasti disuruh revisi, hehe,” ungkap Jims.
“Nah dari situ kami dikasih tahu ilmu tentang bagaimana rekaman yang benar walau hanya di studio rumahan. Bahkan yang bang Karis ajarkan ke kami ya itulah cara Deadsquard rekaman sehingga kami ikuti instruksi beliau karena itu ilmu yang sangat bermanfaat buat kami,” imbuhnya.
Tema lirik dan musik EP “Mental Health” terinspirasi oleh permasalahan kaum muda dalam pergaulan kehidupan zaman sekarang dengan segala problematikanya yang kompleks. Hal itu melahirkan inspirasi besar sebagai materi utama Finalmorph dalam menciptakan karyanya sepanjang satu tahun terakhir ini.
“Rhino” dengan musiknya yang agresif menjadi track pembuka EP, dilanjutkan track ke-2, “Voiceless” yang epik dengan irama yang enerjik membuat warna baru dalam musikalitas Finalmorph. “Civil War” menempati urutan track ke-3 yang pastinya sudah familiar sejak 2024 lalu, dan “Fallacy” yang berada di track ke-4 menjadi daya tarik tersendiri dari EP ini, sementara itu “Lust” menjadi track penutup di EP ini.
Secara aransemen “Lust” cukup tricky dengan riff-riff yang catchy, ketukan dram yang groovy serta vokal yang keras dan berat. Semuanya berpadupadan antara nuansa gelap dan tetap manis yang menjadi ciri khas Finalmorph yang unik.
Pengaruh Musikal Setelah single “Civil War” didengarkan oleh banyak orang, tidak sedikit orang yang menilai bahwa musik Finalmorph kental dengan pengaruh band metalcore Inggris, Architects. Tak terkecuali lagu-lagu dalam EP “Mental Health”.
“Tiap personel memiliki selera musik yang berbeda-beda dan sangat kompleks. Cukup banyak vokalis terkenal yang menjadi inspirasi kami seperti Corey Taylor dari Slipknot, alm. Chester Bennington dari Linkin Park, M. Shadow dari Avenged Sevenfold, termasuk Sam Carter dari Architects. Untuk riff gitar sendiri sih mungkin ada terinspirasi dari Architects, namun saya juga mengambil inspirasinya nggak cuma metal, bisa dari musik progressive rock pun bisa. Mungkin bisa dengar lagu “Voiceless”, riff-nya sih menurut kami jarang sekali digunakan di metal, agak unik gitu, menurut kami jadi warna baru,” pungkas Jims menegaskan.
Finalmorph mengakui melalui EP “Mental Health” mereka menjadi semakin dewasa dalam menciptakan karya musik mereka, memacu mereka untuk terus berkarya lebih baik lagi.
iMusic.id – Setelah merilis single “Why, U?” pada 14 Februari 2025 lalu, unit electronic music, Sun of Monday akhirnya melepas Music Video (MV) dari single terbarunya tersebut. MV ini resmi dirilis di kanal YouTube Afe Records, pada 04 Juli 2025 ini tepat jam 19.00 WIB. Sebelumnya trio ini hanya merilis single dengan format digital dibarengi dengan perilisan video lirik.
Konsep MV Sun of Monday ini merupakan ide sekaligus di sutradarai sendiri oleh DJ Stroo. Yang menceritakan rasa cinta seseorang cewek yang akhirnya berubah, saat melihat pesona yang lebih menarik dari orang lain. Dimana orang lain yang lebih menarik itu adalah teman dari orang yang selama ini berusaha didekati oleh cewek tersebut.
“Tentu saja MV ini disesuaikan dengan genre electronic dance music dari Sun of Monday. Ada nuansa party meriah, yang menampilkan Sun of Monday. Dimana saat acara party ini berlangsung terjadi drama percintaan diantara team produksi yang ikut terlibat membuat event tersebut. Kisahnya sesuai dengan materi lirik di single ke-2 kami ini.” Ungkap DJ Stroo menjelaskan.
Sebelum melakukan proses shooting, DJ Stroo terlebih dahulu melakukan beberapa kali workshop yang melibatkan team kreatif dari Afe Record, termasuk dengan member Sun of Monday. Pengambilan gambar MV ini dilakukan pada 03 Maret 2025 (tepat pada bulan puasa) di studio Afe record. Proses shooting gambar berjalan cukup lancar dan hanya berlangsung selama 6 jam, dengan melibatkan team produksi / kreatif dan talent dari Afe Record.
Ini merupakan MV pertama dari trio asal Jakarta ini. Diketahui Sun of Monday adalah unit electronic music yang didirikan pada November 2023. Berawak, Cathyn (vocal), Ridzky Surya (Rap, Vocal, gitar), DJ Stroo / Andree stroo (Dj, sampling, producer, songwriter, back vocal). Trio ini memainkan musik bergenre electronic dance music (EDM) dengan konsep Live PA. Sun of Monday sudah menghasilkan 2 single yaitu “OK!” (2024) dan yang baru saja dirilis “Why, U?” (Februari 2025), setelah bergabung resmi dengan Afe Records.
Menyusul perilisan single terbaru ini, Sun of Monday menggelar event promosi bertajuk “OK! Jabodetabek Promo Tour 2025”. Kegiatan / event promo ini dengan menggelar showcase di beberapa titik di seputar Jabodetabek pada periode Mei – Agustus 2025. Sampai berita ini diturunkan, Sun of Monday telah melakukan showcase di 8 titik di seputar Jabodetabek, dan akan terus berlangsung di beberapa titik lagi hingga Agustus depan. Di setaip titik, trio ini selalu mengajak beberapa band / musisi / DJ (yang sudah dikurasi) untuk ikut serta tampil dalam 1 panggung bersama Sun of Monnday. Event promo ini sekaligus sebagai journey untuk perilisan EP yang akan dirilis juga pada tahun 2025 ini.
iMusic.id – MD Pictures merilis Ost dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” Jumat (4/7/2025), perilisan OST yang dibarengi dengan peluncuran official poster film tersebut di gelar di MD Place, Jaksel yang juga merupakan headquarter dari MD Pictures. Acara ini di hadiri oleh Manoj Punjabi selaku Eksekutif Produser dan para cast film tersebut dari Marshanda, Ariel Tatum, Patricia Gouw, Reza Nangin, Elmandsipasi, hingga Asri Welas plus Andi Riyanto sebagai composer dan song writer.
Ost dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” ini adalah sebuah lagu sedih berjudul “Segalanya” yang diciptakan Andi Rianto bersama Ria Leimena dan dinyanyikan oleh Marshanda. Musik dan lirik yang Andi dan Ria hasilkan berhasil menangkap esensi emosional dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” itu sendiri.
“Walaupun Marshanda ini tidak aktif bernyanyi seperti sebelumnya, namun saya tahu bahwa Marshanda pasti akan all out di lagu ini dan saya yakin hasilnya pasti bagus”, terang Andi Riyanto ketika teman – teman media bertanya tentang proses rekaman suara Marshanda di lagu ini.
Sementara Marshanda sendiri mengaku bahagia bisa menjadi pengisi suara di lagu “Segalanya” ini, walaupun dia sudah lama tidak pernah melakukan lagi proses rekaman namun semangatnya tetap terjaga.
“Lagu ini catchy tapi sedih banget. It captured the whole feeling-nya Alina dan cerita filmnya. Aku ngerasa blessed banget bisa nyanyi lagu ini, apalagi setelah lama nggak rekaman,” ungkap Marshanda.
Lagu “Segalanya” ini menggambarkan perasaan mendalam sang tokoh utama, Alina (Marshanda), tentang cinta, pengkhianatan, dan kehancuran. Dengan melodi yang catchy tetapi penuh emosi, lagu ini menjadi cerminan perjalanan batin Alina dalam menghadapi pengorbanan dan kekecewaan.
“Lirik favorit aku adalah, “Hancurnya mimpi hidup, cinta, dan segalanya.” Bait tersebut merangkum kepedihan yang dialami tokoh utama dalam lagu ini”, tambah Marshanda.
Andi Riyanto sendiri mengaku terinspirasi dari saat dia menyaksikan adegan – adegan krusial di film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka” tersebut,
“Lagu ini adalah segalanya, cinta, pengorbanan, dusta, ketidaktulusan, kesetiaan, dan pengingkaran, Semuanya ada di lagu ini,” ujar Andi Riyanto.
Lagu “Segalanya” memang berisikan curahan hati seorang istri yang menghadapi pengkhianatan oleh kekasih hatinya.
“Saya tuh paling susah untuk appreciate lagu, Lagu yang laku di platform dan enak didengar, belum tentu sesuai dengan layar lebar. Itu ada formulanya, dan pertama kali kerja sama untuk proyek besar ini, saya terima kasih Mas Andi Rianto sudah dapat formulany,” ungkap produser Manoj Punjabi.
“Lagu ini bukan hanya komunikatif, tapi juga bisa jadi soundtrack. Lagunya simple, menyentuh, dan dapat dramanya.” Tambah Manoj Punjabi lagi.
Sementara itu, Final poster “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka” menunjukkan kesinambungan dengan poster yang dirilis pada Februari silam. Pada poster pertama sebelumnya, hanya tampak pemandangan di bawah meja yang menampilkan adegan seorang wanita menggoda seorang pria dengan sebelah kakinya. Dalam poster final ini, adegan yang masih kabur dengan sosok-sosok yang masih misterius tadi diperlihatkan secara gamblang.
Sedangkan di final posternya diperlihatkan adegan penuh di meja makan dari poster pertama. Di tengah meja, duduk Alina (Marshanda) yang berjilbab dan mengenakan pakaian serba biru. Sedangkan putrinya, Rere (Rachel Mikhayla), tampak bergelayut di pundaknya. Mata kedua perempuan itu mengarah ke sosok pria yang duduk di sebelah kiri meja, Reza (Deva Mahenra). Namun, alih-alih membalas tatapan penuh harap dan raut wajah bahagia anak-istrinya, Reza justru menatap lekat wanita berjilbab lain yang duduk di seberangnya yaitu Asih (Ariel Tatum).
Wanita itu pun berbalas pandang dengan Reza diiringi senyuman licik sambil mengangkat segelas jus berwarna merah di tangan kanannya, dan menggendong bayi di tangan kirinya. Sementara itu, di bawah meja, sebelah kaki Asih terlihat mengelus kaki Reza yang agak maju ke depan menyambut kaki Asih.
“La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” diadaptasi dari kisah viral oleh Elizasifaa. Ini merupakan cerita kedua Eliza yang difilmkan oleh MD Pictures setelah” Ipar adalah Maut”. Seperti pendahulunya, “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” yang disutradarai Hanung Bramantyo ini menyoroti kehadiran orang ketiga dalam sebuah keluarga harmonis yang relijius. “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” akan mulai tayang di seluruh bioskop tanggal 14 Agustus 2025, sementara itu Lagu “Segalanya” akan tersedia di seluruh platform digital (DSP) serta YouTube mulai 8 Juli 2025.