Connect with us

iMusic

Baim dan Donnie eks ADA Band luncurkan single kolaborasi

Published

on

imusic.id – Entah apa yang ada dipikiran vokalis gitaris satu ini, selalu unpredictable. Seperti duet terbaru dari Baim ini yang menggandeng Donnie Sibarani.

Ok, mari merefresh sedikit sejarah mereka masing-masing. Baim dan adalah sama-sama lulusan sebuah band keren di Indonesia yakni ADA band. Kok bisa?

Berawal dari tawaran-tawaran reuni ADA band sebelum pandemi. Pada akhirnya, membuat mereka berdua ini kembali saling kontak untuk membicarakan kolaborasi tersebut.

Pembicaraan intens keduanya berujung kepada rencana project duet. Tadinya duet tersebut hanya rencana sebelum pandemi. Bersyukur, akhirnya bisa direalisasikan di akhir tahun 2022 kemarin.

“Saya punya bayangan pas pandemi kemarin untuk buat duet sama Donnie seru kali ya. Kejadian, Alhamdulillah,” terang Baim.

Donnie sendiri mengaku antusias saat diajak Baim untuk membuat sebuah single bersama. Setelah mendengar sample lagu “Tak Bisa Lagi Kehilangan”, ia langsung merasa cocok dan mengiyakan.

“Ini project pertama saya duet dengan penyanyi cowok. Dan seru banget sih waktu Mas Baim telepon tentang project ini, trus saya dengar materinya dan saya rasa cocok, bagus dan nggak perlu waktu lama saya langsung mengiyakan,” kata Donnie Sibarani.

“Saya terima lagu ini dari Mas Baim. Kebetulan udah lengkap dengan pembagiannya. ‘Ini kayanya Don, lo di sini gini ini’. Dan waktu sebelum take, kita ada workshop juga. Kebetulan rumah dekat. Pas waktu kosong, saya datang cari key yang aman buat saya sampai rekaman,” tambah solois kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 17 April 1980 itu.

Selama 20 tahun terakhir, Baim menyebutkan bahwa ada anggapan soal hubungan yang kurang harmonis antar personil, bahkan antar vokalis ADA band. Namun, lewat rilis single “Tak Bisa Lagi Kehilangan”, segala sesuatunya terjawab lunas.

“Duet impian nggak ya. Ini memang sebenarnya segala sesuatu yang pernah saya pikirkan. Jadi, orang-orang pada bilang saya dan bekas penyanyinya ini, Mas Donnie, tidak baik hubungannya dan lain-lain, bahkan dengan anak-anak band sebelumnya juga kurang baik. Sepertinya tidak sama sekali,” lanjut  Baim yang memiliki nama lengkap Ibrahim Imran.

Single bertempo medium ini sebagai ciri khas lagu-lagu mereka masing-masing sebelumnya. Sekarang diperkuat lagi dengan vokal mereka melalui satu lagu “Tak Bisa Lagi Kehilangan” yang diciptakan oleh Baim.

“Saya memang sengaja menciptakan lagu ini untuk duet kita, yang cocok untuk range vocal kami berdua, yang pastinya super romantis,” ujar Baim.

“Kita pengin sebagai musisi terus berkarya. Kita kasih karya-karya cinta yang bisa mewakili banyak orang di luaran sana, karena saya yakin lagu ini sangat menarik, notasinya juga sangat bagus,” tambah Donnie Sibarani.

Single ini bercerita soal seseorang yang tidak ingin kehilangan kekasihnya untuk kedua kalinya. Ia ingin terus bersama kekasihnya setelah pernah menyia-nyiakan ketulusan cinta ceweknya. Pada akhirnya dia ngerti ceweknya itu adalah “one and only”.

Dan seperti biasa untuk ribuan kalinya, Baim mengatakan bahwa kolaborasi antara dirinya dengan Donnie Sibarani ini tak kan bisa terealisasi tanpa support dari Pak Rahayu Kertawiguna dan team NAGASWARA yang tak hentinya, bagaikan air untuk pelepas dahaga.

Kolaborasi Baim dengan Donnie Sibarani memang menjadi salah satu karya musik yang ditunggu pecinta musik tanah air, khususnya penggemar berat dua mantan vokalis ADA band itu.

Baim menjadi vokalis sekaligus gitaris sejak ADA band dibentuk tahun 1996. Bersama ADA band, Baim merilis tiga album. Ia hengkang dari band itu tahun 2001. Tahun 2007, Baim bersama Nugie, Pongki Barata dan Ariyo Wahab membentuk The Dance Company (TDC).

Sementara Donnie Sibarani adalah vokalis pengganti Baim di ADA band. Donnie mengerjakan 8 album di ADA band sebelum memutuskan keluar tahun 2017. Donnie tampil bersolo karir sebelum menggarap project “Tak Bisa Lagi Kehilangan” bersama Baim.

iMusic

Band Jogja, Shakey rilis single baru “Yang Ada Padamu”

Published

on

iMusic.id – Shakey adalah adalah band asal Yogyakarta yang terbentuk pada 5 Maret tahun 2000. Dalam perjalanan musiknya, Shakey sudah mempunyai dua album kompilasi dimana salah satunya membawa mereka menjadi band yang me-nasional dengan lagu “Miliki Aku” dalam album kompilasi Indie Ten 2 tahun 2002.

Perjalanan panjang itu juga yang membuat mereka mempunyai dua album musik berbentuk kaset dan CD pada tahun 2004 dan 2008. Shakey saat ini adalah format ke 3 dengan beranggotakan empat personil yaitu Dinno (vocal), Opik (Bass), Dionn (keyboard), Andrie (drum).

Genap perjalanan 25 tahun mereka. Shakey meluncurkan single “Yang Ada Padamu” yang menjadi kerinduan tersendiri bagi penggemarnya. Single yang begitu lama ditunggu ini tetap mempertahankan warna dan corak musik Shakey. Rasa otentik timbre vokal Dinno menjadi ciri khas setiap lagu yang dikeluarkan. Nuansa Pop-Rock pada single “Yang Ada Padamu” ini juga tetap memberi sentuhan Shakey tahun 2000-an awal dimana kental dengan distorsi dan ketukan drum yang tight,

Di tahun 2025 ini Shakey, juga merilis album-album terdahulunya di kanal musik digital yang memberikan nafas baru bagi Shakey untuk kembali berkarya. Dinno, vokalis dari Shakey juga adalah penulis lagu dalam single baru shakey dimana ia adalah pencipta lagu-lagu beberapa artist ternama seperti Rossa, Rio Febrian, Nagita Slavina dan memproduseri lagu-lagu seperti Anneth, Armand Maulana, Ruth Sahanaya dan beberapa artist lainnya. Opik, bassis dari band ini juga punya peran bermusik bersama Seventeen, Armada dan banyak musisi lainnya.

“Yang Ada Padamu” jadi lagu pertama yang dirilis Shakey untuk menjadi momentum lahirnya band ini. Di produseri oleh Sasi Kirono, Shakey menunjuk Sasi karena kiprahnya tak main-main dalam memproduseri musisi Jogja seperti Putri Ariani.

“Yang Ada Padamu” bercerita tentang seseorang yang mengagumi seorang lain. Dimana ia belum dapat memilikinya namun dalam hati kecilnya ia akan bisa mendapatkan hati seseorang itu nantinya.

Kali ini, Shakey merilis single ini dengan konsentrasi promo di Radio. Radio adalah platform musik yang membersamai Shakey dalam berkarya sejak dulu. Mereka betul-betul besar di Radio, khususnya di Yogyakarta. Dimana karya pertama mereka di perkenalkan pertama kali oleh Radio di Yogyakarta. Karenanya, bagi Shakey, Radio adalah partner yang sangat berarti bagi perjalanan mereka.

Selamat menikmati “Yang Ada Padamu”

Continue Reading

iMusic

Stand Here Alone kolaborasi dengan Tresno Tipe X di single “Kura – Kura”

Published

on

iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”

Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.

Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.

Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.

Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.

Continue Reading

iMusic

Sundari Gasong luncurkan single “Sedih”

Published

on

iMusic.id – Setelah merilis single perdana berjudul “Ku Rindu” ciptaan Andri Ikola, penyanyi sekaligus penulis lagu Sundari Gasong kini memperkenalkan karya terbarunya bertajuk “Sedih” sebagai single kedua. Berbeda dari karya sebelumnya, lagu ini merupakan ciptaan Sundari sendiri.

“Penggarapan single kedua ini tidak jauh berbeda dengan proses single pertama. Aku tetap mempercayakan Debios Ikola sebagai Music Director dan Sis Akbar untuk proses mixing dan mastering. Aku juga tetap berdiskusi dengan kakak kandungku, Andri Ikola, hingga lagu “Sedih”  siap dirilis,” ujar Sundari Gasong.

Lagu “Sedih” pertama kali ditulis Sundari Gasong pada tahun 2009. Lagu ini mengangkat kisah tentang kesedihan seorang jomblo yang memendam perasaan cinta tanpa keberanian untuk mengungkapkan.

“Lagu ini sebenarnya dibuat untuk adik kelas aku, Mega F. Yohana, alumni SMAN 1 Boedoet Jakarta angkatan 2008. Terinspirasi dari seorang laki-laki yang dulu menjadi pemujanya,” tutur Sundari Gasong.

Dalam single ini, Sundari sengaja menghadirkan konsep musik yang sederhana, agar pendengar dapat lebih merasakan emosi sedih yang menjadi inti cerita lagu tersebut.

Single “Sedih” resmi dirilis pada 12 Desember 2025 di seluruh digital music platform. Sementara video musiknya akan menyusul dan direncanakan tayang di kanal YouTube resmi Sundari Gasong setelah proses produksi rampung.

Sundari juga menyampaikan pesan khusus kepada pendengar:

“Buat para jomblo, cobain deh dengerin lagu ini pas lagi sedih. Insya Allah sedihnya dapet.”

Continue Reading