iMusic – Jakarta, 7 Februari 2020 – Setelah merilis dua lagu berjudul “Don’t (Love Me)”, dan “Tiffany”. Bersama JUNI Records, Coldiac melangkah maju di tahun ini, dengan mengeluarkan EP dan single berjudul “No Make Up”.
Untuk single teranyar band asal Malang
ini, mereka melakukan eksplorasi dengan mengajak musisi R&B asal Malaysia,
NYK.
“Hubungan Coldiac dengan NYK berawal dari media
sosial. NYK mengungkapkan rasa sukanya pada satu lagu (White Room)
kami. Sejak itu kami sering berkomunikasi dan ngerasa cocok hingga akhirnya
memutuskan untuk berkolaborasi dan jadilah single ini.
Di single ini ada nuansa Japanese city
pop dan Korean R&B, rasa yang dibawa oleh NYK dan menjadi
karakter baru di musik Coldiac. Sesuatu yang seru,” ungkap Sambadha,
sang vokalis.
Selain single “No Make Up” (feat NYK), terdapat
lagu-lagu lain yaitu Break Free, Tiffany, Don’t (Love Me), Could
You Count the Time I’ve Given to You?, Heart’s Desire, dan Together.
Proses produksi album ini dibagi menjadi dua fase: penulisan dan rekaman.
Penulisan lirik dan musik dilakukan di Malang,
kemudian dipoles dengan workshop di Jakarta, sekaligus
dengan rekaman. Tak hanya berkolaborasi bareng NYK, Coldiac juga kerja bareng
musisi seperti Petra Sihombing dan Heston Prasetyo sebagai
produser dan Mohammad Kamga sebagai vocal director.
Selain merilis album secara digital, Coldiac lewat
channel Youtube-nya juga merilis klip No Make Up (feat NYK) yang
dibuat oleh Prialangga, sutradara asal Malang yang pernah menggarap klip
Coldiac sebelumnya (TARA dan White Room).
Di klip kali ini, sang sutradara ingin menampilkan
keragaman sosok-sosok personil Coldiac. Seperti karakter Sambadha Wahyadyatmika
(Vocal/Guitar) yang ceria, Mahatamtama Arya Adinegara (Vocal/Guitar)
yang pendiam, Derry Rith Haudin (Keys & Synths) yang cenderung
sedih, hingga Bhima Bagaskara (Bass) yang paling bijaksana. Sosok NYK
juga diterbangkan dari Malaysia ke Malang untuk berpartisipasi dalam klip.
CEO JUNI Records, Adryanto Pratono, sangat
antusias perihal perilisan album baru Coldiac. “Saya selalu mendukung apa yang
dilakukan oleh Coldiac. Ini adalah album Coldiac yang menurut saya
menggambarkan perkembangan band ini, dari Malang untuk Indonesia .
Terima kasih kepada sosok-sosok lain yang terlibat di album ini.”
Rilisan terbaru dari Coldiac EP No Make Up sudah
beredar di hari Jumat, 7 Februari 2020 di digital music platform,
seperti Spotify, Apple Music, Deezer, dan lainnya,
juga klip single No Make Up (feat NYK) akan tayang serentak di
channel Youtube Coldiac pada pukul 16.00 WIB.
Sebelum EP No Make Up dirilis secara resmi, Coldiac memberikan
para fansnya di 5 kota (Malang, Surabaya, Yogyakarta, Bandung,
dan Jakarta) sesi private hearing di bulan Desember 2019. Menurut
band asal Malang, sesi ini sengaja dilakukan agar para fans, yang disaring dari
100 orang menjadi 30 orang, punya pengalaman lebih dulu mendengarkan
materi-materi baru Coldiac. (FE)
iMusic.id – Band Billkiss, unit city pop asal Bogor, merilis video klip terbaru mereka berjudul “Maafkan Aku Yang Dulu” pada 27 Oktober 2025 melalui YouTube Music Official Billkiss. Lagu ini menjadi suara bagi siapa pun yang pernah menyimpan penyesalan dan ingin berdamai dengan masa lalu.
Musiknya hadir dengan karakter yang lebih nge-band, groove yang tebal, dan energi yang lebih hidup dan mempertegas identitas Billkiss sebagai band yang terus bertumbuh.
“Di karya ini kami ingin pendengar merasakan energi kami sebagai band. Lebih berani, lebih tegas, tapi tetap fun,” ujar Maulin (vokalis Billkiss).
Lagu ini ditulis oleh Helvi Eriyanti (bassis Billkiss) dari inspirasi sederhana yang bisa dialami siapa saja, mantan yang tiba-tiba kembali muncul lewat media sosial setelah lama menghilang. Momen itu memunculkan sebuah bayangan, bagaimana jika orang dari masa lalu itu akhirnya ingin meminta maaf?
Namun lagu ini bukan tentang kembali menjalin hubungan, melainkan menerima versi diri yang dulu belum sebaik hari ini.
Video Klip Colorful, Energetic, dan Optimistis
Meski liriknya menyentuh perasaan, video klipnya justru hadir dengan visual warna-warni cerah dan penuh energi. Konsep ini menggambarkan bahwa perjalanan memperbaiki diri bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan dan penuh harapan. Setelah memaafkan diri sendiri, hidup akan terlihat lebih berwarna.
Billkiss menegaskan Identitas City Pop Modern, setelah “Apa Jadinya”, rilisan terbaru ini menjadi langkah penting dalam memperkuat karakter musik Billkiss, city pop modern dengan lirik relatable dan performa yang semakin matang.
Harapan Billkiss untuk Pendengar, Billkiss berharap lagu ini dapat diterima dengan hangat dan didengarkan oleh lebih banyak pendengar di seluruh Indonesia. Setiap orang punya masa lalu dan setiap orang berhak menjadi versi terbaik dirinya hari ini.
“Semoga lagu ini bisa menemani kalian berdamai dengan diri sendiri, dan jadi pengingat bahwa kita selalu bisa tumbuh jadi lebih baik.” ujar Helvi.
Billkiss adalah band city pop asal Bogor yang terbentuk pada tahun 2021. Dengan groove cerah dan storytelling yang dekat dengan kehidupan generasi muda, Billkiss hadir sebagai warna baru dalam musik Indonesia.
iMusic.id – Setelah merilis dua koleksi EP “starrducc” dan “starrducc II” pada 2023, Starrducc kini sukses membuat salah satu label besar Jepang melirik karya mereka.
Tahun ini, dua koleksi EP Starrducc dirilis kembali secara eksklusif di Jepang oleh label P-Vine Records dengan tajuk “Introducction”, sekaligus menjadikan rilisan piringan hitam pertama bagi Starrducc.
Menariknya lagi, kuota import piringan hitam Starrducc ke wilayah Indonesia sudah habis terjual sepekan setelah prapesan dibuka. Piringan hitam dengan spesial Obi-Strip membuat daya tarik penggemar dan kolektor ingin cepat memiliki rilisan fisik tersebut.
Starrducc merupakan band pop asal Kota Bogor yang dimotori oleh personel The Jansen, Adji dan Bani, bersama Mirakei penyanyi solo jazz asal Lombok yang sempat berkolaborasi dengan The Jansen merilis single ‘Planetarium‘, kemudian ada nama Andreas dan Daniel yang melengkapi formasi solid Starrducc.
Berawal dari kaset yang didistribusikan ke salah satu record store di Jepang, kini Starrducc dirilis eksklusif oleh salah satu label besar Jepang bernama P-Vine Records. Label yang sudah berdiri dari 1976 itu telah merilis sejumlah band/penyanyi ternama mancanegara seperti Alvvays, Beach Fossils, Hazel English, Vansire, dan lainnya.
“Awalnya dua koleksi kaset EP Starrducc yang dirilis di Indonesia didistribusikan ke toko To’morrow Records di Jepang, Lalu, kami memberikan materi terbaru Starrducc ke pemilik toko itu dan mendapatkan kabar bahwa mereka menyukainya dan menawarkan untuk merilis seluruh diskografi Starrducc dalam beberapa format seperti piringan hitam berisikan EP 1 dan 2, CD berisikan seluruh diskografi Starrducc berjumlah 18 lagu dirilis eksklusif hanya di Jepang pada 19 Desember 2025,” ungkap Adji, pemain bas Starrducc, Jumat (24/10).
“Tentunya enggak nyangka sekaligus senang bisa dirilis oleh label Jepang, apalagi ini pertama kalinya kami rilis vinyl,” sambung Mirakei, vokalis utama Starrducc.
Sejak kemunculannya, Starrducc memang sukses mencuri perhatian pendengar di Indonesia, maupun luar negeri. Lirik lagu yang dikenal romantis, menjadikan karya Starrducc digemari dan banyak digunakan sebagai lagu latar konten di media sosial.
Musik pop yang terasa unik namun sangat mudah untuk didengarkan membuat lagu Starrducc cepat diterima oleh para pendengar. Mood lagu Starrducc juga dinilai cocok mengisi soundtrack film-film remaja, termasuk lagu 15.000 langkah dan bianglala yang menjadi lagu andalan saat melakukan pertunjukan langsung.
Lagu-lagu dari Starrducc sudah bisa didengarkan di berbagai kanal musik digital. Selain itu, Starrducc juga telah merilis video Live Session di channel YouTube Janari Rekords. Pengalaman audio visual yang ditawarkan sangat menarik sehingga mendapatkan banyak respons positif dari pendengar.
Sementara itu, rilisan fisik eksklusif Starrducc sudah dapat dipesan melalui website P-Vine Records.
Selain merilis piringan hitam dan CD, Starrducc bersama P-Vine Records juga akan segera meluncurkan EP terbaru pada 19 Desember 2025 mendatang. Single perdana dari EP terbaru berjudul ‘Hujan Poyan‘ sudah dapat didengarkan eksklusif hanya di wilayah Jepang.
“Mungkin harus berangkat tur ke Jepang tahun depan kali ya,” tutup Andreas dari Starrducc.
iMusic.id – – Sigit Wardana penyanyi, pencipta lagu sekaligus vokalis band kembali hadir di blantika musik tanah air dengan single terbarunya bertajuk “Luka Tak Berdarah (LTB)” di tahun 2025 ini.
Ada yang berbeda dari rilisan terbaru pelantun lagu “Kisah Hidup Bapak-bapak” ini, lagu ini adalah lagu out of the box buat Sigit Wardana. Sebuah lagu yang mengisahkan sakitnya kehilangan yang tak terlihat tapi sakit begitu dalam sehingga lagu ini terasa mellow berbeda dengan lagu-lagu miliknya sebelumnya.
“Lagu bercerita tentang rasa kehilangan yang tak terlihat secara fisik, “luka” yang tak berdarah tapi meninggalkan bekas perih di hati. Tokoh lagu merindukan pengertian dari orang yang pergi, berharap si mantan bisa merasakan posisi dan luka yang ditinggalkan. Intinya: rindunya nyata, sakitnya ada, tapi tak tampak di luar, lebih ke luka batin dan penyesalan”, ujar Sigit Wardana
“Pesan lagi ini, jangan remehkan luka yang tidak terlihat. Lagu ini juga mengajak untuk berempati, mencoba mengerti posisi orang lain sebelum pergi, dan menghargai perasaan yang mungkin tidak tampak di luar. Ada juga unsur harapan agar mantan “mengerti” kalau tinggalkan itu menyakitkan”, tambahnya.
Pemilihan lagu “Luka Tak Berdarah” ini sebenarnya bukan suatu kebetulan, karena saat itu Sigit merasa belum mendapat lagu project Solonya yang pas untuk dirilis.
“Karena tahun 2025 saya perlu rilis single baru, tapi jujur saya belum menulis lagu baru yang cocok untuk projek solo. Kebetulan lagu LTB ini sudah saya dengar cukup lama tapi ditulis oleh Alexander Ongko untuk penyanyi lain. Menurut saya waktu pertama denger, lagunya bagus dan ternyata penyanyi itu gak jadi nyanyiin lagunya, ternyata jodoh lagunya untuk saya”, cerita Sigit.
Untuk proses rekaman hingga akhir nya rilis menurut Sigit Wardana tidak terlalu lama, karena memang lagunya sudah ada. Namun ada kendala yang cukup signifikan.
“Prosesnya ga terlalu lama, karena memang lagunya udah ready. Tinggal proses workshopnya aja. Kurang lebih 1-2 bulan. Mungkin yang cukup lama adalah mencocokkan jadwal saya, produser musik & studionya”, kata Sigit.
“Kendala utama adalah menangkap nuansa emosi yang halus di vokal dan memilih aransemen yang tidak “membebani” lirik. Juga soal penjadwalan studio dan koordinasi musisi yang sempat mundur-mundur, tapi semuanya akhirnya solid.”ungkap pemilik EP “November” ini.
Dalam single terbarunya ini Sigit melibatkan Alexander Ongko. gitaris “Halus Lembut” Band sebagai pencipta lagu, ada M. Aditia Sahid a.k.a Acoy dari Rocker Kasarunk sebagai produser musik dan Cathyn Hartanesthy dari Sun Of Monday yang mengisi suara latar.
Menuut Co-Executive Producer Fransiscus Eko, Di single LTB ini Sigit harus rela meninggalkan zona nyaman nya, “progresi lagu ini sangat berbeda dengan lagu lagu yang biasa Sigit nyanyikan, gw rasa ini adalah single Sigit yang paling dark sepanjang karir bermusiknya, ada beberapa lagu sedih yang pernah dia bawakan sebelumnya, tapi LTB ini yang paling dark dan Sigit cukup berhasil membawakannya”.
“Lagu LTB ini seperti menemukan jodohnya ketika dibawakan oleh Sigit Wardana. Gw punya lisensi lagu ini dari Ongko untuk memproduksinya dan awalnya gw tujukan lagu ini untuk seorang penyanyi perempuan yang baru saja menjuarai Karaoke Word Championship tahun 2021 di Finlandia, tapi sangat disayangkan managementnya waktu itu merasa kurang cocok dengan lagu ini, Lalu untuk kedua kalinya lagu ini gagal di bawakan oleh salah satu penyanyi perempuan dari artis management gw sendiri yang setelah dicoba take vokal berkali – kali kurang dapat feel nya. Hingga akhirnya gw tawarkan ke Sigit dengan effort merubah vibe lagu yang harusnya untuk perempuan menjadi lebih maskulin namun tetap galau”, kata Fransiscus Eko.
Dalam Single terbarunya ini Sigit memilih Mawar hitam sebagai artworknya, menurutnya Mawar itu kan salah satu simbol keindahan, tapi saat digabungkan dengan warna hitam jadi sesuatu yang berbeda karena biasanya hitam itu melambangkan kegelapan, kesunyian, kesedihan.
“Jadi mawar hitam di artwork Luka Tak Berdarah itu melambangkan sesuatu yang Harum & indah terkadang bisa juga menyakitkan. Untuk pengerjaan artworknya,k ayak single sebelumnya saya kembali minta tolong anak pertama saya ‘Naralifa’ buat menggambar mawar hitamnya. Biar lebih terasa personal aja.” kata Sigit.
Konsep Video Musik “Luka Tak Berdarah” Dalam Lift
“Konsep VM lagu LTB sebenernya bukan konsep baru buat gw. Konsep syuting dengan memakai lokasi hanya sebuah Lift dengan berbagai ekspresi kehidupan nyata ini pernah hampir gw tuangkan lewat band yang juga berada di artis management gw. Namun karena berbagai hal konsep ini urung di laksanakan, nah di lagu LTB nya Sigit Wardana inilah baru bisa terealisasi”, terang Fransiscus Eko selaku konseptor di VM “Luka Tak Berdarah”.
“VM ini bercerita tentang kejadian di sebuah Lift apartemen dimana Sigit Wardana yang sedang dalam keadaan sedih / galau harus bertemu dengan orang orang sesama pengguna lift dengan berbagai masalahnya. Memang cerita di VM ini sama sekali tidak ada korelasinya dengan lirik LTB, Gw hanya mengambil vibe kesedihannya LTB saja lalu membungkusnya dengan realita permasalahan hidup yang di gambarkan secara full ekspresi baik Sigit maupun model model di dalam lift tersebut dan menurut gw hasilnya cukup unik dan memuaskan”, jelas Fransiscus Eko.
“Gw, Sigit dan team management plus Farid Zafran selaku Sutradara merangkap DOP sempat mendiskusikan beberapa adegan yang harus dilakukan Sigit dan para model sebelum syuting dan akhirnya kita sepakat untuk membuat syuting VM ini dengan sistem One Take Shoot Video atau syuting sekali jalan tanpa di cut”, tambah Fransiscus Eko.
Keterlibatan 3 model di VM “Luka Tak Berdarah”
Di VM LTB nya Sigit ini juga melibatkan 3 model yang notabene mereka adalah solois berbakat yang berada di artis management yang sama dengan Sigit Wardana, Ada ‘Efah Aaralyn’ yang berperan sebagai sosok pemain band, Efah sendiri sudah memiliki 5 single di industri musik Indonesia. 3 single terbaru Efah yang sedang rilis dan wara wiri di DSP adalah “Crush, Ingat Ingat Pesan Mama (OST film Mama : Pesan Dari Neraka)” dan single kolaborasinya dengan Vin Batubara dan Sun D yaitu “Si Paling” (OST film Si Paling Aktor).
Di Model kedua ada Assalova Schissandra, seorang solois asal Purwokerto yang sudah merilis album dan banyak single. Penyanyi berhijab yang sudah merilis sekitar 21 single seperti : “Foreshow, Romansa, Langit dan Senja” ini berperan sebagai sosok perempuan pengguna Lift yang sedang bingung karena mengalami PHK.
Yang ketiga ada solois pendatang baru bernama Violinata Ibanez yang akrab dipanggil dengan Violinata. Violinata ini sedang bersiap merilis single debut nya yang berjudul “Misteri Cinta” pada akhir tahun 2025 nanti. Solois cantik yang masih berusia 19 tahun ini bukan hanya terlibat sebagai model di VM ini, namun dia berhasil jadi tokoh cerita utama dimana akting dia bertengkar dengan pasangannya di dalam Lift menarik perhatian para pengguna Lift termasuk Sigit Wardana.
Perlu di informasikan Setelah single LTB rilis, Sigit fokus pada promosi single dulu sambil menyiapkan beberapa single berikutnya.