iMusic
– Solois asal kota Yogyakarta
bernama Tyok Satrio, mengawali karir sebagai seorang musisi dengan single
pertama yang di release tahun 2018 yg berjudul “Tetaplah Di Sini”. Dan di tahun 2019
pertengahan ia kembali me-rilis single
ke-2 yg berjudul “Ada Untukmu” yg di ciptakan oleh DanursetoBrahmana, dan telah di saksikan sebanyak 35.000 view di kanal YouTube
Tyok Satrio.
Setelah single ke-2
ia kembali me-rilis single ke-3 nya yg berjudul “Engkau Milikku (jatuh cinta)” proses pembuatan video klipnya
kali ini agak berbeda karena Tyok bersama teamnya berangkat ke Singapore
untuk proses shooting disana selama 7 hari bersama team audio visual (Kartitedjo).
Seiring berjalan saat ini Tyok sudah memiliki 7 lagu andalan dan cukup punya
ruang di hati pendengarnya.
Dan ditengah pandemi
awal tahun 2021 ini Tyok Satrio kembali merilis single terbaru berjudul “Kedua Kali” yang bercerita tentang
masalah percintaan, yaitu di sakitit berulang kali yang akhirnya di rangkum
menjadi sebuah lagu. Untuk proses rekaman memakan waktu kurang lebih sekitar
satu bulan, penggarapan-nya di studio DS Yogyakarta dan di produseri
oleh Danurseto Brahmana.
Tyok Satrio saat ini
masih menjadi mahasiswa ‘Seni Musik’ di Universitas Negeri Yogyakarta,
karena kecintaannya terhadap musik akhirnya mengenyam pendidikan musik untuk
memperdalam ilmu dan skil bermusik-nya. Dalam kondisi dan situasi yang belum
menentu akhirnya Tyok memilih fokus untuk menggarap lagu dan rekaman di studio
supaya lebih produktif sembari menunggu pandemi normal kembali seperti sedia
kala.
“Alhamdulillah
single-8 berjudul ‘Kedua Kali’ akhirnya selesai penggerapannya, semoga nantinya lagu ini bisa memberikan
semangat untuk yang punya masalah hati dengan pasangan-nya” Ucap Tyok Satrio.
Single ini resmi di
rilis pada tanggal 28 Januari 2021 dan bisa dinikmati di YouTube Tyok Satrio.
Semoga lagu “Kedua Kali” bisa di terima di industri musik tanah air, dan
kondisi ini cepat pulih supaya lekas bisa kembali ke panggung hiburan lagi. (FE)
iMusic.id – Band modern rock alternative bernuansa emo asal Kota Batik, Tears Don’t Lie, kembali menghadirkan karya emosional yang menyentuh hati. Kali ini, mereka merilis single ketiga bersama dengan musik video berjudul “Hancur” yang secara resmi dirilis pada 30 Juni 2025.
Dalam lagu ini, Tears Don’t Lie menggandeng Savira Razak, mantan vokalis Killing Me Inside, untuk ikut duet mengisi bagian vokal. Kehadiran Savira memberikan warna baru yang kuat, emosional, dan penuh luka, sangat cocok dengan nuansa gelap lagu ini.
“Hancur” bercerita tentang seseorang yang kehilangan cinta sejatinya, bukan karena perpisahan biasa, melainkan karena sang kekasih telah pergi untuk selamanya. Lagu ini membingkai kesedihan mendalam saat seseorang mencoba menerima kenyataan pahit bahwa orang yang dicintai tak akan pernah kembali. Dengan aransemen yang dramatis dan lirik yang menggugah, Tears Don’t Lieberhasil menyampaikan rasa duka dengan cara yang indah namun tetap emosional.
Formasi band Tears Don’t Lie saat ini terdiri dari: Oji (Vocals), Didi (Gitar), Ekky (Gitar + Vokal), Tegar (Bass), Tommy (Gitar), dan Yunan (Drum).
Tak hanya menghadirkan kolaborasi vokal, dalam produksi lagu ini Tears Don’t Lie juga bekerja sama dengan Ian Natha dari PolarityAudio sebagai Co-Producer, yang berhasil menambahkan elemen modern dan kedalaman emosional ke dalam komposisi lagu, menjadikannya salah satu karya paling matang dalam diskografi band ini sejauh ini.
Dengan paduan rock alternatif, sentuhan emo, serta produksi modern, “Hancur” diharapkan bisa menjadi soundtrack bagi mereka yang pernah kehilangan dan masih mencoba untuk bangkit.
“Hancur” is here, a new anthem born from pain, wrapped in distortion and honesty. Only from Tears Don’t Lie. Single dan Music Video “Hancur” sudah tersedia di berbagai platform streaming musik digital, seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube Music, mulai tanggal 30 Juni 2025.
iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.
Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.
Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.
Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.
“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.
Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.
“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”
Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)
iMusic.id – Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.
Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.
‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.
Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)