iMusic – Hanin Dhiya, penyanyi dan penulis lagu berbakat dari Bogor terus produktif menghasilkan karya terbarunya. Kali ini ia kembali merilisi single original terbaru berjudul ‘Bertahan Tanpa Arah’.
Lagu yang mengambil cerita tentang seseorang yang menunggu kepastian ini ini diciptakan oleh Hanin Dhiya, Marco Steffiano, Joshua Kunze, Adrian RahmatPurwantu dan JessilardusMate. SEEK didapuk menjadi tim produksi lagu. SEEK sendiri memiliki track records bekerja bersama Raisa dan Mahalini.
Hanin menjelaskan cerita di balik lagu ‘Bertahan Tanpa Arah’ yang berisi tentang kesedihan, kekecewaan dan kebingungan. Diceritakan bahwa ada seseorang yang meninggalkan pasangannya secara lalu tiba-tiba minta bertemu kembali. Dalam pertemuan itu, orang tersebut seolah-olah masih memberikan harapan.
“Makna keseluruhannya adalah tentang ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Hati yang tadinya terkunci sekarang jadi terbuka dan penuh harap bisa bareng-bareng terus sama orang itu. Tapi ternyata ngga disangka, orang itu ngilang gitu aja. Mau bertahan nungguin dia balik tapi engga ada kepastian. Mau ikutan pergi juga tapi masa iya sih? Belum yakin kalau ini udah engga bisa dilanjut lagi.”beber Hanin.
Dalam penulisan lagu Hanin bersama produser SEEK menciptakan lagu secara virtual. Nada dan bagan lagunya, kata Hanin, tercipta lebih dulu sebelum liriknya dibuat.
“Sempat kesulitan di lagu ini waktu cari notasi, karena aku juga lumayan terbagi fokusnya masih dalam perjalanan. Tapi begitu sudah di depan keyboard pelan-pelan ketemu notasinya. Liriknya sendiri dikerjakan setelah sesi online songwriting itu selesai,”katanya.
The New Hanin Dhiya dengan lagu-lagu terbarunya memiliki suasana lagu yang gelap. Mulai dari vibes lagu, music video, artwork, hingga pilihan kata-kata di lirik yang diambil dari buku hariannya sendiri.
“Kenapa temanya ‘gelap’ karena menyesuaikan tema dari keempat lagu tersebut yang memang vibesnya juga gelap. Menentukan konsepnya bareng dengan tim A&R dari Warner Music Indonesia,”ujar Spotify Equal Indonesia ambassador of the month di bulan September ini.
Dalam rangka merilis lagu terbaru, di tanggal 27 September 2022 Hanin Dhiya menggelar ‘Listening Party Bertahan Tanpa’ dengan mengajak Haninours – fanbase Hanin di Three Buns Senopati Jakarta. Fans yang hadir mendengar lebih dulu lagu ‘Bertahan Tanpa Arah’ dan menonton official visualizernya.
Hanin juga membocorkan project terbarunya yang masih memiliki benang merah satu sama lain. “Kedepannya akan rilis lagu-lagu baru dalam jarak waktu yang berdekatan. Dan semua lagu yang akan dirilis nanti juga merupakan representasi dari lima tahap kesedihan yang umumnya dialami manusia yaitu penolakan (denial), marah (anger), penawaran (bergaining), depresi (depression), dan penerimaan (acceptance).”tutupnya.
Sebagai informasi tambahan, di bulan September Hanin dipilih sebagai Spotify Equal Indonesia Ambassador of the month. Tidak hanya itu, wajah Hanin juga terpampang di billboard Times Square New York, Amerika Serikat sebagai perwakilan dari Indonesia di program Equal. Sebagai Spotify Equal Ambassador, lagu Hanin Dhiya masuk ke dalam playlist Equal Indonesia dengan profil Hanin sebagai cover playlist.
Hanin Dhiya adalah penyanyi pop wanita Indonesia kelahiran Bogor, 21 Februari 2001. Karirnya dimulai sejak ia masih remaja. Ia mulai dikenal luas saat menjadi Juara 2 Rising Star di tahun 2014.
Hingga hari ini, Hanin sudah memiliki 1,28 juta followers di spotify. Ia juga aktif di Instagram yang sudah diikuti lebih dari 1,8 juta followers dan Youtube Channel dengan subscribers 3,97 juta. Kepopuleran Hanin juga terlihat dari video cover ‘Pupus’ yang diupload di YouTube ditonton hingga 59 juta kali.
Kiprah Hanin Dhiya di industri musik Indonesia diperkuat dengan merilis beberapa single seperti Berkawan Dengan Rindu, Waktunya Sendiri, dan Suatu Saat Nanti. Album pertamanya yang berjudul Cerita Hanin Dhiya dirilis tahun 2018 lalu dan mendapatkan multiplatinum. Album kedua Hanin Dhiya dengan judul ‘Jangan Sampai Pasrah’ dirilis di awal tahun 2021.
Hanin juga memiliki fanbase dinamakan ‘Haninours’ dengan loyalitas yang kuat. Mereka terus setia mendukung karya-karyanya sejak awal baik dengan mengikuti acara offline maupun bergerak mendukung Hanin di sosial media.
Kolaborasi pun sering dilakukan Hanin Dhiya dengan musisi dalam dan luar negeri. Sebut saja Andmesh, Bagas Ran, Christopher, NIve dan Lukas Graham. Di awal tahun 2022, Hanin mengeluarkan single original ‘Love Language’ yang menjadi awal perkenalan ‘The New Hanin Dhiya’.
Kolaborasinya dengan Ahmad Dhani di single ‘Roman Picisan’ mendulang sukses dengan official music video yang sempat trending di Youtube dan sudah ditonton lebih dari 14 juta kali. (FE)
iMusic.id – Shakey adalah adalah band asal Yogyakarta yang terbentuk pada 5 Maret tahun 2000. Dalam perjalanan musiknya, Shakey sudah mempunyai dua album kompilasi dimana salah satunya membawa mereka menjadi band yang me-nasional dengan lagu “Miliki Aku” dalam album kompilasi Indie Ten 2 tahun 2002.
Perjalanan panjang itu juga yang membuat mereka mempunyai dua album musik berbentuk kaset dan CD pada tahun 2004 dan 2008. Shakey saat ini adalah format ke 3 dengan beranggotakan empat personil yaitu Dinno (vocal), Opik (Bass), Dionn (keyboard), Andrie (drum).
Genap perjalanan 25 tahun mereka. Shakey meluncurkan single “Yang Ada Padamu” yang menjadi kerinduan tersendiri bagi penggemarnya. Single yang begitu lama ditunggu ini tetap mempertahankan warna dan corak musik Shakey. Rasa otentik timbre vokal Dinno menjadi ciri khas setiap lagu yang dikeluarkan. Nuansa Pop-Rock pada single “Yang Ada Padamu” ini juga tetap memberi sentuhan Shakey tahun 2000-an awal dimana kental dengan distorsi dan ketukan drum yang tight,
Di tahun 2025 ini Shakey, juga merilis album-album terdahulunya di kanal musik digital yang memberikan nafas baru bagi Shakey untuk kembali berkarya. Dinno, vokalis dari Shakey juga adalah penulis lagu dalam single baru shakey dimana ia adalah pencipta lagu-lagu beberapa artist ternama seperti Rossa, Rio Febrian, Nagita Slavina dan memproduseri lagu-lagu seperti Anneth, Armand Maulana, Ruth Sahanaya dan beberapa artist lainnya. Opik, bassis dari band ini juga punya peran bermusik bersama Seventeen, Armada dan banyak musisi lainnya.
“Yang Ada Padamu” jadi lagu pertama yang dirilis Shakey untuk menjadi momentum lahirnya band ini. Di produseri oleh Sasi Kirono, Shakey menunjuk Sasi karena kiprahnya tak main-main dalam memproduseri musisi Jogja seperti Putri Ariani.
“Yang Ada Padamu” bercerita tentang seseorang yang mengagumi seorang lain. Dimana ia belum dapat memilikinya namun dalam hati kecilnya ia akan bisa mendapatkan hati seseorang itu nantinya.
Kali ini, Shakey merilis single ini dengan konsentrasi promo di Radio. Radio adalah platform musik yang membersamai Shakey dalam berkarya sejak dulu. Mereka betul-betul besar di Radio, khususnya di Yogyakarta. Dimana karya pertama mereka di perkenalkan pertama kali oleh Radio di Yogyakarta. Karenanya, bagi Shakey, Radio adalah partner yang sangat berarti bagi perjalanan mereka.
iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”
Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.
Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.
Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.
Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.
iMusic.id – Setelah merilis single perdana berjudul “Ku Rindu” ciptaan Andri Ikola, penyanyi sekaligus penulis lagu Sundari Gasong kini memperkenalkan karya terbarunya bertajuk “Sedih” sebagai single kedua. Berbeda dari karya sebelumnya, lagu ini merupakan ciptaan Sundari sendiri.
“Penggarapan single kedua ini tidak jauh berbeda dengan proses single pertama. Aku tetap mempercayakan Debios Ikola sebagai Music Director dan Sis Akbar untuk proses mixing dan mastering. Aku juga tetap berdiskusi dengan kakak kandungku, Andri Ikola, hingga lagu “Sedih” siap dirilis,” ujar Sundari Gasong.
Lagu “Sedih” pertama kali ditulis Sundari Gasong pada tahun 2009. Lagu ini mengangkat kisah tentang kesedihan seorang jomblo yang memendam perasaan cinta tanpa keberanian untuk mengungkapkan.
“Lagu ini sebenarnya dibuat untuk adik kelas aku, Mega F. Yohana, alumni SMAN 1 Boedoet Jakarta angkatan 2008. Terinspirasi dari seorang laki-laki yang dulu menjadi pemujanya,” tutur Sundari Gasong.
Dalam single ini, Sundari sengaja menghadirkan konsep musik yang sederhana, agar pendengar dapat lebih merasakan emosi sedih yang menjadi inti cerita lagu tersebut.
Single “Sedih” resmi dirilis pada 12 Desember 2025 di seluruh digital music platform. Sementara video musiknya akan menyusul dan direncanakan tayang di kanal YouTube resmi Sundari Gasong setelah proses produksi rampung.
Sundari juga menyampaikan pesan khusus kepada pendengar:
“Buat para jomblo, cobain deh dengerin lagu ini pas lagi sedih. Insya Allah sedihnya dapet.”