Connect with us

iMusic

Che vokalis “KONSPIRASI” menulis syair pembuka lagu “Doktrinasi”.

Published

on

iMusic – Che vokalis KONSPIRASI menulis syair pembuka lagu “Doktrinasi” dengan kalimat: “Jaringan teroris selalu eksis”. Karena proyek khilafah Al Baghdadi sudah runtuh. Tapi bukan berarti para pendukung utopia khilafah ini mati. Mereka terus mencari pola baru, merekrut pendukung di dunia nyata atau maya.

Faktanya bulan Ramadhan 2022, Densus 88 melakukan penangkapan terhadap puluhan tersangka teroris di berbagai wilayah di Indonesia. Sebagai contoh, Meilani Indria Dewi alias Lani, ditangkap 8 Maret 2022 di Lampung.  Dia masih merawat api perlawanan pada negara secara online, Lani adalah desainer di balik konten-konten propaganda ISIS, yang kemudian disebarkan melalui Annajiyah Media Centre. Kenyataan ini ditulis oleh Che dalam lirik: “Ayat jihad yang dimanipulasi, Menananmkan doktrin mati syahid. Karena paham yang salah, Ekstremisme makin mewabah.”

ISIS adalah kelompok teroris paling efektif memanfaatkan propaganda di dunia maya. Materi doktrinasi, pemahaman berbasis takfiri yang mudah mengkafirkan orang terus dilancarkan. Cara kekinian itu membuat ISIS lebih masif. Dan Che, menuliskan penggalan syair: “Akibat doktrin yang sesat, Orang taat rela terlibat. Karena iman yang buta, kekerasan tercipta.”

Ironisnya proses radikalisasi atau setanisasi masih terjadi. Ini sesuai dengan fakta yang ditulis Kompas.com pada 21 Maret 2022: “Kepala Densus 88 Anti-Teror Polri Irjen Marthinus Hukom mengatakan, sepanjang 2022, kami telah menangkap 56 jaringan teroris. Jumlah itu menunjukkan tren peningkatan. Pada 2020 ada 232 teroris yang ditangkap. Sementara pada tahun 2021 ada 370. Namun angka kejadian terorisme turun dari 13 kejadian pada 2020 menjadi 6 kejadian pada 2021. Pada tahun 2021, penangkapan itu menurunkan tingkat attack. Dengan penangkapan begitu banyak, itu berindikasi bahwa terorisme masih ada”. Che menulis penggalan kalimat: “Aksi teror terus mencuat. Akibat paham yang sesat.”.

Para manipulator sadar, teror paling bahaya itu dimotivasi menggunakan agama. Dan agama dipakai untuk sandaran pembenaran moral. Ayat jihad dimanipulasi jadi sumber ideologis untuk melakukan kekerasan. Che menulis pesan perlawanan dengan penggalan syair: “Aksi bom bunuh diri bukan kewajiban suci. Membunuh nyawa manusia, Bukan perintah agama.” Mana mungkin kekerasan sebagai kewajiban suci. Agama seharusnya jadi penawar bagi kekejaman.

Embrio lagu “Doktrinasi” sudah ada sejak 2019, hasil jamming di studio antara Marcell, Romy & Mecko. Ide riff-riff lagu ini muncul saat Romy mendengarkan lagu “Check My Brain” Alice In Chains. Sementara Che di studio mencari line vokal yang pas untuk lagu ini. Proses kreatif menciptakan “Doktrinasi” murni karena hasil jamming di studio.

Melalui berita rilis ini, kami juga mengabarkan bahwa Edwin Marshal Syarif sudah tidak berada di dalam kelompok band Konspirasi. Dan kami mendapatkan anggota baru diposisi gitaris, yakni Mecko Kaunang. Dan sosok Mecko bukan orang asing bagi Konspirasi, dia memang sering kali memperkuat show Konspirasi di beberapa panggung.

Lagu “Doktrinasi” sudah bisa didengarkan di semua platform musik digital. Video klipnya yang di sutradarai Adi Tamtomo sudah tayang di channel youtube: Konspirasi Indonesia. (FE)

iMusic

Band Jogja, Shakey rilis single baru “Yang Ada Padamu”

Published

on

iMusic.id – Shakey adalah adalah band asal Yogyakarta yang terbentuk pada 5 Maret tahun 2000. Dalam perjalanan musiknya, Shakey sudah mempunyai dua album kompilasi dimana salah satunya membawa mereka menjadi band yang me-nasional dengan lagu “Miliki Aku” dalam album kompilasi Indie Ten 2 tahun 2002.

Perjalanan panjang itu juga yang membuat mereka mempunyai dua album musik berbentuk kaset dan CD pada tahun 2004 dan 2008. Shakey saat ini adalah format ke 3 dengan beranggotakan empat personil yaitu Dinno (vocal), Opik (Bass), Dionn (keyboard), Andrie (drum).

Genap perjalanan 25 tahun mereka. Shakey meluncurkan single “Yang Ada Padamu” yang menjadi kerinduan tersendiri bagi penggemarnya. Single yang begitu lama ditunggu ini tetap mempertahankan warna dan corak musik Shakey. Rasa otentik timbre vokal Dinno menjadi ciri khas setiap lagu yang dikeluarkan. Nuansa Pop-Rock pada single “Yang Ada Padamu” ini juga tetap memberi sentuhan Shakey tahun 2000-an awal dimana kental dengan distorsi dan ketukan drum yang tight,

Di tahun 2025 ini Shakey, juga merilis album-album terdahulunya di kanal musik digital yang memberikan nafas baru bagi Shakey untuk kembali berkarya. Dinno, vokalis dari Shakey juga adalah penulis lagu dalam single baru shakey dimana ia adalah pencipta lagu-lagu beberapa artist ternama seperti Rossa, Rio Febrian, Nagita Slavina dan memproduseri lagu-lagu seperti Anneth, Armand Maulana, Ruth Sahanaya dan beberapa artist lainnya. Opik, bassis dari band ini juga punya peran bermusik bersama Seventeen, Armada dan banyak musisi lainnya.

“Yang Ada Padamu” jadi lagu pertama yang dirilis Shakey untuk menjadi momentum lahirnya band ini. Di produseri oleh Sasi Kirono, Shakey menunjuk Sasi karena kiprahnya tak main-main dalam memproduseri musisi Jogja seperti Putri Ariani.

“Yang Ada Padamu” bercerita tentang seseorang yang mengagumi seorang lain. Dimana ia belum dapat memilikinya namun dalam hati kecilnya ia akan bisa mendapatkan hati seseorang itu nantinya.

Kali ini, Shakey merilis single ini dengan konsentrasi promo di Radio. Radio adalah platform musik yang membersamai Shakey dalam berkarya sejak dulu. Mereka betul-betul besar di Radio, khususnya di Yogyakarta. Dimana karya pertama mereka di perkenalkan pertama kali oleh Radio di Yogyakarta. Karenanya, bagi Shakey, Radio adalah partner yang sangat berarti bagi perjalanan mereka.

Selamat menikmati “Yang Ada Padamu”

Continue Reading

iMusic

Stand Here Alone kolaborasi dengan Tresno Tipe X di single “Kura – Kura”

Published

on

iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”

Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.

Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.

Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.

Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.

Continue Reading

iMusic

Sundari Gasong luncurkan single “Sedih”

Published

on

iMusic.id – Setelah merilis single perdana berjudul “Ku Rindu” ciptaan Andri Ikola, penyanyi sekaligus penulis lagu Sundari Gasong kini memperkenalkan karya terbarunya bertajuk “Sedih” sebagai single kedua. Berbeda dari karya sebelumnya, lagu ini merupakan ciptaan Sundari sendiri.

“Penggarapan single kedua ini tidak jauh berbeda dengan proses single pertama. Aku tetap mempercayakan Debios Ikola sebagai Music Director dan Sis Akbar untuk proses mixing dan mastering. Aku juga tetap berdiskusi dengan kakak kandungku, Andri Ikola, hingga lagu “Sedih”  siap dirilis,” ujar Sundari Gasong.

Lagu “Sedih” pertama kali ditulis Sundari Gasong pada tahun 2009. Lagu ini mengangkat kisah tentang kesedihan seorang jomblo yang memendam perasaan cinta tanpa keberanian untuk mengungkapkan.

“Lagu ini sebenarnya dibuat untuk adik kelas aku, Mega F. Yohana, alumni SMAN 1 Boedoet Jakarta angkatan 2008. Terinspirasi dari seorang laki-laki yang dulu menjadi pemujanya,” tutur Sundari Gasong.

Dalam single ini, Sundari sengaja menghadirkan konsep musik yang sederhana, agar pendengar dapat lebih merasakan emosi sedih yang menjadi inti cerita lagu tersebut.

Single “Sedih” resmi dirilis pada 12 Desember 2025 di seluruh digital music platform. Sementara video musiknya akan menyusul dan direncanakan tayang di kanal YouTube resmi Sundari Gasong setelah proses produksi rampung.

Sundari juga menyampaikan pesan khusus kepada pendengar:

“Buat para jomblo, cobain deh dengerin lagu ini pas lagi sedih. Insya Allah sedihnya dapet.”

Continue Reading