iMusic – Band Pop Folk asal Jakarta, Delika, merilis single terbaru mereka yang berjudul “Arung Samudra”. Single ini merupakan single pertama mereka di tahun 2022 setelah pada 2021 Delika berkolaborasi dengan Levi’s Indonesia dan sineas Faza Meonk merilis trilogi single yang dikemas dalam rangkaian klip video yaitu “Rasa Jakarta”, “Penebusan” dan “Sebuah Temu”.
Sebuah eksplorasi musikal yang dipersiapkan Delika yang beranggotakan Lucita (vokal), Irfan (vokal), Rainy (vokal), Bagus (gitar), Adit (keyboardis), dan Fauzan (drum) ini mengusung tema lirik yang lebih personal dan aransemen yang megah karena adanya balutan orkestra.
Lagu “Arung Samudra” diciptakan oleh Lucita Arsa sang vokalis bersama dengan Bagus Pandu Ardinata sang gitaris. “Arung Samudra” mulanya adalah puisi yang ditulis Lucita yang menggambarkan keteguhan seseorang dalam menghadapi lika-liku kehidupan seiring bertambahnya kedewasaan. Lucita menjelaskan, bahwa lagu “Arung Samudra” ini begitu personal bagi dirinya.
“Lagu ini bercerita tentang akronim nama saya, Arsa, yang berarti arung samudra. Saya ingin menginterpretasikan arti tersebut dalam kehidupan sehari-hari saya, dimana dalam hidup kadang cobaan, rintangan, dan segala plot twist nya harus dilalui dengan hati yang besar. Sehingga lagu ini adalah lagu penguat motivasi bagi para pendengar agar terus kuat dalam menghadapi cobaan, karena bagaimanapun kita semua dilahirkan dengan kehebatan diri kita masing-masing”, ucap Lucita.
Untuk menguatkan pesan yang ingin disampaikan, Delika berkolaborasi dengan Tulus Mulia Praja, seorang pelukis asal Jakarta untuk menterjemahkan lagu ini secara visual. Tulus bercerita bahwa lirik Arung Samudra mampu membuat dirinya berimajinasi dalam pembuatan lukisan yang juga ia beri judul “Arung Samudra” ini.
“Jujur, ketika saya mendengarkan repetisi lirik ku terus melaju dalam pusaran, yang tergambarkan di kepala saya adalah sesosok anak kecil yang dengan imajinasi liarnya mampu menyelesaikan masalah-masalah hidupnya dengan sangat tenang. Anak kecil tersebut adalah inner child yang ada di dalam diri kita. Sehingga ketika kita menghadapi masalah, kenapa kita tidak bertanya kepada inner child kita tentang jalan keluarnya?”, ujar Tulus.
Bagus Pandu menambahkan, “Kolaborasi ini merupakan wujud peleburan dua kesenian yaitu seni musik, yang menjadi satu kesatuan dengan seni lukis dimana dua karya ini berangkat dari tema Arung Samudra dari perspektif masing-masing pembuat karya. Para penikmat seni, baik bagi yang menikmati lagunya, atau menikmati lukisannya, pasti akan mampu menghadirkan kesan dan arti bagi masing-masing penikmatnya tergantung bagaimana dia menterjemahkan dua karya ini.”
Irfan sang vokalis menuturkan, “Dengan dirilisnya Arung Samudra, semoga akan mampu menjadi teman bagi para Delikuy, para penggemar Delika, yang mungkin pada saat menikmati karya kami mereka sedang berjuang untuk menyelesaikan masalahnya masing-masing.”
Lukisan “Arung Samudra” karya Tulus, kini tengah dipamerkan dalam eksebisi galeri seni di 2madisson Gallery Kemang Jakarta Selatan bersama dengan karya Tulus yang lain hingga tanggal 2 Oktober 2022 nanti. Sedangkan, lagu “Arung Samudra” karya Delika dapat didengarkan di seluruh platform streaming musik digital mulai tanggal 23 September 2022. (FE)
iMusic.id – Shakey adalah adalah band asal Yogyakarta yang terbentuk pada 5 Maret tahun 2000. Dalam perjalanan musiknya, Shakey sudah mempunyai dua album kompilasi dimana salah satunya membawa mereka menjadi band yang me-nasional dengan lagu “Miliki Aku” dalam album kompilasi Indie Ten 2 tahun 2002.
Perjalanan panjang itu juga yang membuat mereka mempunyai dua album musik berbentuk kaset dan CD pada tahun 2004 dan 2008. Shakey saat ini adalah format ke 3 dengan beranggotakan empat personil yaitu Dinno (vocal), Opik (Bass), Dionn (keyboard), Andrie (drum).
Genap perjalanan 25 tahun mereka. Shakey meluncurkan single “Yang Ada Padamu” yang menjadi kerinduan tersendiri bagi penggemarnya. Single yang begitu lama ditunggu ini tetap mempertahankan warna dan corak musik Shakey. Rasa otentik timbre vokal Dinno menjadi ciri khas setiap lagu yang dikeluarkan. Nuansa Pop-Rock pada single “Yang Ada Padamu” ini juga tetap memberi sentuhan Shakey tahun 2000-an awal dimana kental dengan distorsi dan ketukan drum yang tight,
Di tahun 2025 ini Shakey, juga merilis album-album terdahulunya di kanal musik digital yang memberikan nafas baru bagi Shakey untuk kembali berkarya. Dinno, vokalis dari Shakey juga adalah penulis lagu dalam single baru shakey dimana ia adalah pencipta lagu-lagu beberapa artist ternama seperti Rossa, Rio Febrian, Nagita Slavina dan memproduseri lagu-lagu seperti Anneth, Armand Maulana, Ruth Sahanaya dan beberapa artist lainnya. Opik, bassis dari band ini juga punya peran bermusik bersama Seventeen, Armada dan banyak musisi lainnya.
“Yang Ada Padamu” jadi lagu pertama yang dirilis Shakey untuk menjadi momentum lahirnya band ini. Di produseri oleh Sasi Kirono, Shakey menunjuk Sasi karena kiprahnya tak main-main dalam memproduseri musisi Jogja seperti Putri Ariani.
“Yang Ada Padamu” bercerita tentang seseorang yang mengagumi seorang lain. Dimana ia belum dapat memilikinya namun dalam hati kecilnya ia akan bisa mendapatkan hati seseorang itu nantinya.
Kali ini, Shakey merilis single ini dengan konsentrasi promo di Radio. Radio adalah platform musik yang membersamai Shakey dalam berkarya sejak dulu. Mereka betul-betul besar di Radio, khususnya di Yogyakarta. Dimana karya pertama mereka di perkenalkan pertama kali oleh Radio di Yogyakarta. Karenanya, bagi Shakey, Radio adalah partner yang sangat berarti bagi perjalanan mereka.
iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”
Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.
Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.
Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.
Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.
iMusic.id – Setelah merilis single perdana berjudul “Ku Rindu” ciptaan Andri Ikola, penyanyi sekaligus penulis lagu Sundari Gasong kini memperkenalkan karya terbarunya bertajuk “Sedih” sebagai single kedua. Berbeda dari karya sebelumnya, lagu ini merupakan ciptaan Sundari sendiri.
“Penggarapan single kedua ini tidak jauh berbeda dengan proses single pertama. Aku tetap mempercayakan Debios Ikola sebagai Music Director dan Sis Akbar untuk proses mixing dan mastering. Aku juga tetap berdiskusi dengan kakak kandungku, Andri Ikola, hingga lagu “Sedih” siap dirilis,” ujar Sundari Gasong.
Lagu “Sedih” pertama kali ditulis Sundari Gasong pada tahun 2009. Lagu ini mengangkat kisah tentang kesedihan seorang jomblo yang memendam perasaan cinta tanpa keberanian untuk mengungkapkan.
“Lagu ini sebenarnya dibuat untuk adik kelas aku, Mega F. Yohana, alumni SMAN 1 Boedoet Jakarta angkatan 2008. Terinspirasi dari seorang laki-laki yang dulu menjadi pemujanya,” tutur Sundari Gasong.
Dalam single ini, Sundari sengaja menghadirkan konsep musik yang sederhana, agar pendengar dapat lebih merasakan emosi sedih yang menjadi inti cerita lagu tersebut.
Single “Sedih” resmi dirilis pada 12 Desember 2025 di seluruh digital music platform. Sementara video musiknya akan menyusul dan direncanakan tayang di kanal YouTube resmi Sundari Gasong setelah proses produksi rampung.
Sundari juga menyampaikan pesan khusus kepada pendengar:
“Buat para jomblo, cobain deh dengerin lagu ini pas lagi sedih. Insya Allah sedihnya dapet.”