iMusic.id – DJ Ringin BIERLEE baru saja merilis single baru berjudul “Jangan Ragu”. Pada single yang konsep musiknya menggabungkan ritme Latin penuh semangat dengan sentuhan disco yang ikonik tersebut, DJ Ringin BIERLEE melibatkan Yanda Bebeh, seorang produser musik sekaligus pencipta lagu yang telah banyak menciptakan karya musik yang dinamis dan berkesan.
Kolaborasinya DJ Ringin BIERLEE dan Yanda Bebeh dalam lagu “Jangan Ragu” tersebut merupakan salah satu dari banyak proyek kreatif yang mencerminkan visi keduanya dalam bermusik dan berkarya. DJ Ringin BIERLEE adalah Disc Jockey profesional yang dikenal karena keahlian teknisnya dalam menciptakan remix yang memukau. Dengan pengalaman bertahun-tahun dalam industri musik, ia terus berkarya dan menginspirasi melalui karyanya yang inovatif dan penuh energi.
Lagu “Jangan Ragu” bukan hanya sekadar perpaduan ritme Latin yang dinamis dengan sentuhan disco yang energik, tetapi juga merupakan sebuah karya dengan pesan motivasi yang mendalam. Liriknya mendorong pendengar untuk tidak ragu dalam menjalani hidup dan mengejar mimpi mereka dengan penuh keyakinan.
Dengan semangat optimisme, lagu ini mengingatkan bahwa semua hal mungkin dicapai jika seseorang bersungguh-sungguh dalam usahanya. Melalui lagu ini, DJ Ringin BIERLEE juga menekankan pentingnya untuk tidak terpengaruh oleh pandangan negatif orang lain. Pesan kuat dalam lagu ini adalah untuk fokus pada tujuan pribadi dan terus berusaha, karena setiap orang memiliki jalan sendiri yang harus dijalani. Dengan begitu, lagu “Jangan Ragu” menjadi sebuah ajakan untuk mengembangkan rasa percaya diri, ketekunan, dan keberanian dalam menghadapi tantangan hidup.
Kolaborasi terbaru DJ Ringin BIERLEE dengan produser musik Yanda Bebeh dalam lagu “Jangan Ragu” adalah bukti dari dedikasinya untuk terus bereksperimen dan berinovasi dalam berkarya. Dalam proyek ini, ia mengeksplorasi genre Remix Disco Latin, yang merupakan perpaduan antara ritme Latin yang penuh semangat dengan sentuhan disco yang ikonik. Hasilnya adalah sebuah lagu yang siap untuk menggetarkan lantai dansa dan membawa pendengarnya ke dalam suasana pesta yang tak terlupakan.
“Lagu ini adalah refleksi dari perjalanan hidup yang penuh dengan tantangan, namun tetap mengedepankan keyakinan bahwa dengan usaha dan percaya pada diri sendiri, kita bisa meraih apa pun yang kita impikan,” ujar Dj Ringin BIERLEE.
“Saya sangat senang dapat bekerja sama dengan Yanda Bebeh dalam proyek ini, karena bersama-sama kami bisa menciptakan karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan inspirasi bagi banyak orang. Dan kami berharap lagu ini dapat diterima dengan baik oleh penikmat musik, khususnya mereka yang mencari motivasi dan inspirasi melalui alunan musik.” Tambah DJ Ringin BIERLEE.
DJ Ringin BIERLEE adalah seorang Disc Jockey Profesional yang telah membangun kariernya di dunia musik selama bertahun-tahun. Dikenal karena keahlian teknisnya yang tinggi dan kemampuannya dalam menciptakan remix yang memukau, DJ Ringin BIERLEE telah menjadi nama yang diakui dalam industri musik DJ di nasional. Lahir dengan kecintaan pada musik, DJ Ringin BIERLEE mulai mengeksplorasi dunia DJ sejak usia muda. Bakatnya dalam merangkai beat dan menciptakan suasana musik yang memikat segera menarik perhatian banyak orang. Ia memulai kariernya dengan tampil di berbagai klub malam dan acara musik, di mana ia berhasil menghidupkan suasana dengan gaya musik yang unik dan inovatif.
Salah satu kekuatan Dj Ringin BIERLEE adalah kemampuannya untuk menggabungkan berbagai genre musik menjadi sebuah aliran yang harmonis. Ia dikenal mampu menggabungkan unsur-unsur dari musik elektronik, disco, house, dan kini Latin, menjadi karya yang enerjik dan menyenangkan. Kepiawaiannya dalam mengontrol turntable dan mixer dengan presisi tinggi membuat setiap penampilannya menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi para pendengar.
D J Ringin BIERLEE selalu berusaha untuk menghadirkan musik yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mampu menciptakan koneksi emosional dengan audiensnya. Ia percaya bahwa musik adalah bahasa universal yang dapat menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang, dan ia menggunakan bakatnya untuk membawa pesan tersebut melalui setiap beat yang ia mainkan.
Saat ini, single “Jangan Ragu” sudah tersedia dan dapat didengar diseluruh Digital Streaming Platforms seperti Spotify, Youtube Music, dan lainnya.
iMusic.id – MD Pictures merilis Ost dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” Jumat (4/7/2025), perilisan OST yang dibarengi dengan peluncuran official poster film tersebut di gelar di MD Place, Jaksel yang juga merupakan headquarter dari MD Pictures. Acara ini di hadiri oleh Manoj Punjabi selaku Eksekutif Produser dan para cast film tersebut dari Marshanda, Ariel Tatum, Patricia Gouw, Reza Nangin, Elmandsipasi, hingga Asri Welas plus Andi Riyanto sebagai composer dan song writer.
Ost dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” ini adalah sebuah lagu sedih berjudul “Segalanya” yang diciptakan Andi Rianto bersama Ria Leimena dan dinyanyikan oleh Marshanda. Musik dan lirik yang Andi dan Ria hasilkan berhasil menangkap esensi emosional dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” itu sendiri.
“Walaupun Marshanda ini tidak aktif bernyanyi seperti sebelumnya, namun saya tahu bahwa Marshanda pasti akan all out di lagu ini dan saya yakin hasilnya pasti bagus”, terang Andi Riyanto ketika teman – teman media bertanya tentang proses rekaman suara Marshanda di lagu ini.
Sementara Marshanda sendiri mengaku bahagia bisa menjadi pengisi suara di lagu “Segalanya” ini, walaupun dia sudah lama tidak pernah melakukan lagi proses rekaman namun semangatnya tetap terjaga.
“Lagu ini catchy tapi sedih banget. It captured the whole feeling-nya Alina dan cerita filmnya. Aku ngerasa blessed banget bisa nyanyi lagu ini, apalagi setelah lama nggak rekaman,” ungkap Marshanda.
Lagu “Segalanya” ini menggambarkan perasaan mendalam sang tokoh utama, Alina (Marshanda), tentang cinta, pengkhianatan, dan kehancuran. Dengan melodi yang catchy tetapi penuh emosi, lagu ini menjadi cerminan perjalanan batin Alina dalam menghadapi pengorbanan dan kekecewaan.
“Lirik favorit aku adalah, “Hancurnya mimpi hidup, cinta, dan segalanya.” Bait tersebut merangkum kepedihan yang dialami tokoh utama dalam lagu ini”, tambah Marshanda.
Andi Riyanto sendiri mengaku terinspirasi dari saat dia menyaksikan adegan – adegan krusial di film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka” tersebut,
“Lagu ini adalah segalanya, cinta, pengorbanan, dusta, ketidaktulusan, kesetiaan, dan pengingkaran, Semuanya ada di lagu ini,” ujar Andi Riyanto.
Lagu “Segalanya” memang berisikan curahan hati seorang istri yang menghadapi pengkhianatan oleh kekasih hatinya.
“Saya tuh paling susah untuk appreciate lagu, Lagu yang laku di platform dan enak didengar, belum tentu sesuai dengan layar lebar. Itu ada formulanya, dan pertama kali kerja sama untuk proyek besar ini, saya terima kasih Mas Andi Rianto sudah dapat formulany,” ungkap produser Manoj Punjabi.
“Lagu ini bukan hanya komunikatif, tapi juga bisa jadi soundtrack. Lagunya simple, menyentuh, dan dapat dramanya.” Tambah Manoj Punjabi lagi.
Sementara itu, Final poster “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka” menunjukkan kesinambungan dengan poster yang dirilis pada Februari silam. Pada poster pertama sebelumnya, hanya tampak pemandangan di bawah meja yang menampilkan adegan seorang wanita menggoda seorang pria dengan sebelah kakinya. Dalam poster final ini, adegan yang masih kabur dengan sosok-sosok yang masih misterius tadi diperlihatkan secara gamblang.
Sedangkan di final posternya diperlihatkan adegan penuh di meja makan dari poster pertama. Di tengah meja, duduk Alina (Marshanda) yang berjilbab dan mengenakan pakaian serba biru. Sedangkan putrinya, Rere (Rachel Mikhayla), tampak bergelayut di pundaknya. Mata kedua perempuan itu mengarah ke sosok pria yang duduk di sebelah kiri meja, Reza (Deva Mahenra). Namun, alih-alih membalas tatapan penuh harap dan raut wajah bahagia anak-istrinya, Reza justru menatap lekat wanita berjilbab lain yang duduk di seberangnya yaitu Asih (Ariel Tatum).
Wanita itu pun berbalas pandang dengan Reza diiringi senyuman licik sambil mengangkat segelas jus berwarna merah di tangan kanannya, dan menggendong bayi di tangan kirinya. Sementara itu, di bawah meja, sebelah kaki Asih terlihat mengelus kaki Reza yang agak maju ke depan menyambut kaki Asih.
“La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” diadaptasi dari kisah viral oleh Elizasifaa. Ini merupakan cerita kedua Eliza yang difilmkan oleh MD Pictures setelah” Ipar adalah Maut”. Seperti pendahulunya, “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” yang disutradarai Hanung Bramantyo ini menyoroti kehadiran orang ketiga dalam sebuah keluarga harmonis yang relijius. “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” akan mulai tayang di seluruh bioskop tanggal 14 Agustus 2025, sementara itu Lagu “Segalanya” akan tersedia di seluruh platform digital (DSP) serta YouTube mulai 8 Juli 2025.
iMusic.id – Band modern rock alternative bernuansa emo asal Kota Batik, Tears Don’t Lie, kembali menghadirkan karya emosional yang menyentuh hati. Kali ini, mereka merilis single ketiga bersama dengan musik video berjudul “Hancur” yang secara resmi dirilis pada 30 Juni 2025.
Dalam lagu ini, Tears Don’t Lie menggandeng Savira Razak, mantan vokalis Killing Me Inside, untuk ikut duet mengisi bagian vokal. Kehadiran Savira memberikan warna baru yang kuat, emosional, dan penuh luka, sangat cocok dengan nuansa gelap lagu ini.
“Hancur” bercerita tentang seseorang yang kehilangan cinta sejatinya, bukan karena perpisahan biasa, melainkan karena sang kekasih telah pergi untuk selamanya. Lagu ini membingkai kesedihan mendalam saat seseorang mencoba menerima kenyataan pahit bahwa orang yang dicintai tak akan pernah kembali. Dengan aransemen yang dramatis dan lirik yang menggugah, Tears Don’t Lieberhasil menyampaikan rasa duka dengan cara yang indah namun tetap emosional.
Formasi band Tears Don’t Lie saat ini terdiri dari: Oji (Vocals), Didi (Gitar), Ekky (Gitar + Vokal), Tegar (Bass), Tommy (Gitar), dan Yunan (Drum).
Tak hanya menghadirkan kolaborasi vokal, dalam produksi lagu ini Tears Don’t Lie juga bekerja sama dengan Ian Natha dari PolarityAudio sebagai Co-Producer, yang berhasil menambahkan elemen modern dan kedalaman emosional ke dalam komposisi lagu, menjadikannya salah satu karya paling matang dalam diskografi band ini sejauh ini.
Dengan paduan rock alternatif, sentuhan emo, serta produksi modern, “Hancur” diharapkan bisa menjadi soundtrack bagi mereka yang pernah kehilangan dan masih mencoba untuk bangkit.
“Hancur” is here, a new anthem born from pain, wrapped in distortion and honesty. Only from Tears Don’t Lie. Single dan Music Video “Hancur” sudah tersedia di berbagai platform streaming musik digital, seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube Music, mulai tanggal 30 Juni 2025.
iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.
Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.
Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.
Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.
“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.
Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.
“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”
Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)