Connect with us

iMusic

“Dudy Oris” gandeng “Ilona” berduet dalam “Sudah Tak Cinta (Bosan)”.

Published

on

iMusic – Setelah sukses dengan sejumlah lagu terdahulunya, sebut saja Laksana Surgaku dan Aku yang Jatuh Cinta, Dudy Oris kini kembali mengeluarkan karya terbarunya yang berjudul Sudah Tak Cinta (Bosan). Dalam lagunya kali ini, ia menggandeng seorang penyanyi perempuan bernama Ilona.

Sudah Tak Cinta (Bosan) merupakan lagu yang ditulis oleh Zakaria atau yang dikenal sebagai Zack the Jackman yang juga merupakan suami dari Ilona. Menurut Dudy Oris, dirinya dan Ilona sudah lama saling mengenal. Ia pun sudah sejak lama menyimpan keinginan untuk berkolaborasi dengan Ilona, hanya saja hal itu baru terwujud di single ini.

“Ini lagu ciptaanya Zack. Sudah lama kerja bareng sama Zack, dia juga sering nemenin aku off-air kemana-mana. Jadi pas dengar materi ini langsung senang. Ini sudah dari lama juga memang inginnya duet sama Ilona, karena penasaran saja, kenal mereka berdua sudah lama tapi belum pernah bikin karya bareng. Mungkin ini kesempatannya,” ujar Dudy Oris.

Sementara itu, Ilona pun mengaku senang dan bersyukur dapat terlibat dalam Sudah Tak Cinta (Bosan). Sebab, dirinya memang telah mengagumi mantan vokalis Yovie & Nuno itu sejak lama.

Sehingga ketika tawaran untuk berduet bersama Dudy Oris datang, Ilona pun mengaku tak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas itu.

“Aku memang sudah mengidolakan Mas Dudy dari dalam banget. Aku tahu Mas Dudy dari zaman dia masih bergabung dengan Yovie & Nuno, suara Mas Dudy ini kuat banget karakternya. Meski sudah kenal cukup lama, tapi malah makin nge-fans. Jadi, pas diajakin kolaborasi ya langsung manut, langsung mau,” tutur Ilona.

Meski demikian, Ilona mengaku dirinya sempat gugup ketika harus berduet dengan penyanyi yang telah ia idolakan sejak lama. Namun, bagi Ilona, Dudy Oris amat membantunya selama proses penggarapan lagu berlangsung.

“Perasaanku waktu diajakin kolaborasi pasti senang, bahagia, bersyukur. Tapi, kadang ada rasa tidak percaya diri uga melihat seorang sosok Dudy Oris. Tapi, Mas Dudy ini selalu memotivasi, ‘Ayo pasti bisa’. Seiring berjalannya waktu, proses yang dilewati sesuai lah hasilnya dengan ekspektasi kami,” cerita Ilona.

Secara cerita, Sudah Tak Cinta (Bosan) berkisah tentang hubungan asmara yang berada di ujung tanduk. Hubungan tersebut telah berjalan secara tidak semestinya, tetapi kedua belah pihak merasa berat untuk saling melepaskan.

“Lagu ini bercerita tentang pasangan yang mengalami masa sulit dalam hari-hari mereka, pasangan yang sudah cukup lama menjalin hubungan pacaran dan ada rasa jenuh dalam hubungan yang sudah terjalin cukup lama. Jadi rasa jenuh itu nggak bisa diungkapkan karena saling ketergantungan, nggak bisa saling melepaskan, sudah merasa bisan masing-masing, jadi gantung gitu lah,” jelas Ilona.

“Ceritanya sebenarnya common, sering terjadi ketika telah berhubungan lama, nggak tahu nih mau dibawa kemana. Mau diterusin sudah hambar, mau disudahin tapi sayang sama waktu yang dilewatin,” sambung Dudy Oris.

Menurut Dudy Oris, kolaborasinya kali ini dengan Ilona terasa begitu spesial karena mereka vokal mereka berdua saling mengisi tanpa ada yang berusaha untuk menjadi lebih menonjol dalam lagu. Terlebih, baginya, karyanya kali ini dapat menjadi penyegaran karena memiliki warna yang berbeda.

“Dua penyanyi dengan karakter yang kuat, kalau digabungkan, belum tentu menjadi sesuatu yang oke. Cuman aku yakin kalau sama Ilona, kalau bareng digabungkan itu suaranya jadi kawin. Ketika kami coba rekam secara lebih serius lagi, kami cukup puas dengan hasilnya,” ungkap Dudy Oris.

Bersamaan dengan rilisnya Sudah Tak Cinta (Bosa), Dudy Oris juga ingin melibatkan pendengarnya untuk turut membuat video lirik. Nantinya, para pendengar dapat membuat sendiri video lirik sesuai interpretasi mereka dan diunggah ke media sosial dengan menggunakan tanda pagar #SudahTakCinta dan #Bosan. Peserta yang berpartisipasi harus me-mention akun @dudyoris, @oliviailonatunjang, dan @sabs_indonesia.

Peserta yang terpilih akan mendapatkan voucher menarik dan video buatannya bakal diunggah sebagai video lirik resmi di akun YouTube Dudy Oris. (SPR)

iMovies

Lama menghilang dari dunia nyanyi, Marshanda tampil maksimal di OST “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…”

Published

on

iMusic.id – MD Pictures merilis Ost dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” Jumat (4/7/2025), perilisan OST yang dibarengi dengan peluncuran official poster film tersebut di gelar di MD Place, Jaksel yang juga merupakan headquarter dari MD Pictures. Acara ini di hadiri oleh Manoj Punjabi selaku Eksekutif Produser dan para cast film tersebut dari Marshanda, Ariel Tatum, Patricia Gouw, Reza Nangin, Elmandsipasi, hingga Asri Welas plus Andi Riyanto sebagai composer dan song writer.

Ost dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” ini adalah sebuah lagu sedih berjudul “Segalanya” yang diciptakan Andi Rianto bersama Ria Leimena dan dinyanyikan oleh Marshanda. Musik dan lirik yang Andi dan Ria hasilkan berhasil menangkap esensi emosional dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” itu sendiri.

“Walaupun Marshanda ini tidak aktif bernyanyi seperti sebelumnya, namun saya tahu bahwa Marshanda pasti akan all out di lagu ini dan saya yakin hasilnya pasti bagus”, terang Andi Riyanto ketika teman – teman media bertanya tentang proses rekaman suara Marshanda di lagu ini.

Sementara Marshanda sendiri mengaku bahagia bisa menjadi pengisi suara di lagu “Segalanya” ini, walaupun dia sudah lama tidak pernah melakukan lagi proses rekaman namun semangatnya tetap terjaga.

“Lagu ini catchy tapi sedih banget. It captured the whole feeling-nya Alina dan cerita filmnya. Aku ngerasa blessed banget bisa nyanyi lagu ini, apalagi setelah lama nggak rekaman,” ungkap Marshanda.

Lagu “Segalanya” ini menggambarkan perasaan mendalam sang tokoh utama, Alina (Marshanda), tentang cinta, pengkhianatan, dan kehancuran. Dengan melodi yang catchy tetapi penuh emosi, lagu ini menjadi cerminan perjalanan batin Alina dalam menghadapi pengorbanan dan kekecewaan.

“Lirik favorit aku adalah, “Hancurnya mimpi hidup, cinta, dan segalanya.” Bait tersebut merangkum kepedihan yang dialami tokoh utama dalam lagu ini”, tambah Marshanda.

Andi Riyanto sendiri mengaku terinspirasi dari saat dia menyaksikan adegan – adegan krusial di film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka” tersebut,

“Lagu ini adalah segalanya, cinta, pengorbanan, dusta, ketidaktulusan, kesetiaan, dan pengingkaran, Semuanya ada di lagu ini,” ujar Andi Riyanto.

Lagu “Segalanya” memang berisikan curahan hati seorang istri yang menghadapi pengkhianatan oleh kekasih hatinya.

“Saya tuh paling susah untuk appreciate lagu, Lagu yang laku di platform dan enak didengar, belum tentu sesuai dengan layar lebar. Itu ada formulanya, dan pertama kali kerja sama untuk proyek besar ini, saya terima kasih Mas Andi Rianto sudah dapat formulany,” ungkap produser Manoj Punjabi.

“Lagu ini bukan hanya komunikatif, tapi juga bisa jadi soundtrack. Lagunya simple, menyentuh, dan dapat dramanya.” Tambah Manoj Punjabi lagi.

Sementara itu, Final poster “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka” menunjukkan kesinambungan dengan poster yang dirilis pada Februari silam. Pada poster pertama sebelumnya, hanya tampak pemandangan di bawah meja yang menampilkan adegan seorang wanita menggoda seorang pria dengan sebelah kakinya. Dalam poster final ini, adegan yang masih kabur dengan sosok-sosok yang masih misterius tadi diperlihatkan secara gamblang.

Sedangkan di final posternya diperlihatkan adegan penuh di meja makan dari poster pertama. Di tengah meja, duduk Alina (Marshanda) yang berjilbab dan mengenakan pakaian serba biru. Sedangkan putrinya, Rere (Rachel Mikhayla), tampak bergelayut di pundaknya. Mata kedua perempuan itu mengarah ke sosok pria yang duduk di sebelah kiri meja, Reza (Deva Mahenra). Namun, alih-alih membalas tatapan penuh harap dan raut wajah bahagia anak-istrinya, Reza justru menatap lekat wanita berjilbab lain yang duduk di seberangnya yaitu Asih (Ariel Tatum).

Wanita itu pun berbalas pandang dengan Reza diiringi senyuman licik sambil mengangkat segelas jus berwarna merah di tangan kanannya, dan menggendong bayi di tangan kirinya. Sementara itu, di bawah meja, sebelah kaki Asih terlihat mengelus kaki Reza yang agak maju ke depan menyambut kaki Asih.

“La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” diadaptasi dari kisah viral oleh Elizasifaa. Ini merupakan cerita kedua Eliza yang difilmkan oleh MD Pictures setelah” Ipar adalah Maut”. Seperti pendahulunya, “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” yang disutradarai Hanung Bramantyo ini menyoroti kehadiran orang ketiga dalam sebuah keluarga harmonis yang relijius. “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” akan mulai tayang di seluruh bioskop tanggal 14 Agustus 2025, sementara itu Lagu “Segalanya” akan tersedia di seluruh platform digital (DSP) serta YouTube mulai 8 Juli 2025.

Continue Reading

iMusic

Unit Emo, Tears Don’t Lie kolaborasi dengan Savira Razak di single “Hancur”

Published

on

iMusic.id – Band modern rock alternative bernuansa emo asal Kota Batik, Tears Don’t Lie, kembali menghadirkan karya emosional yang menyentuh hati. Kali ini, mereka merilis single ketiga bersama dengan musik video berjudul “Hancur” yang secara resmi dirilis pada 30 Juni 2025.

Dalam lagu ini, Tears Don’t Lie menggandeng Savira Razak, mantan vokalis Killing Me Inside, untuk ikut duet mengisi bagian vokal. Kehadiran Savira memberikan warna baru yang kuat, emosional, dan penuh luka, sangat cocok dengan nuansa gelap lagu ini.

“Hancur” bercerita tentang seseorang yang kehilangan cinta sejatinya, bukan karena perpisahan biasa, melainkan karena sang kekasih telah pergi untuk selamanya. Lagu ini membingkai kesedihan mendalam saat seseorang mencoba menerima kenyataan pahit bahwa orang yang dicintai tak akan pernah kembali. Dengan aransemen yang dramatis dan lirik yang menggugah, Tears Don’t Lie berhasil menyampaikan rasa duka dengan cara yang indah namun tetap emosional.

Formasi band Tears Don’t Lie saat ini terdiri dari: Oji (Vocals), Didi (Gitar), Ekky (Gitar + Vokal), Tegar (Bass), Tommy (Gitar), dan Yunan (Drum).

Tak hanya menghadirkan kolaborasi vokal, dalam produksi lagu ini Tears Don’t Lie juga bekerja sama dengan Ian Natha dari PolarityAudio sebagai Co-Producer, yang berhasil menambahkan elemen modern dan kedalaman emosional ke dalam komposisi lagu, menjadikannya salah satu karya paling matang dalam diskografi band ini sejauh ini.

Dengan paduan rock alternatif, sentuhan emo, serta produksi modern, “Hancur” diharapkan bisa menjadi soundtrack bagi mereka yang pernah kehilangan dan masih mencoba untuk bangkit.

“Hancur” is here, a new anthem born from pain, wrapped in distortion and honesty. Only from Tears Don’t Lie. Single dan Music Video “Hancur” sudah tersedia di berbagai platform streaming musik digital, seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube Music, mulai tanggal 30 Juni 2025.

Continue Reading

iMusic

Permintaan Maaf “Assia Keva” Lewat Single “Can We Be Friends Again ?”.

Published

on

iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.

Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.

Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.

Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan  entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.

“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.

Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.

“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”

Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)

Continue Reading