Connect with us

iMusic

Duo “Charita Utami” & “Yudhistira Mirza” Rilis Single ke 2 “Saling Menghidupkan”.

Published

on

iMusic – Setelah memulai kembali proyek musik mereka sebagai duo, dengan melepas singal “Usai Usia” pada bulan Oktober lalu, Charita Utami & Yudhistira Mirza kini siap merilis sebuah lagu yang merupakan bagian lanjutan dari “Usai Usia” dan merupakan singel kedua dari album penuh mereka nanti. Tami dan Mirza mantap mengusung musik pop-folk yang kaya akan nuansa etnik dalam setiap karya-karyanya.

Untuk singel kedua ini, Charita Utami & Yudhistira Mirza akan melepas lagu berjudul “Saling Menghidupkan”, seperti singel sebelumnya, lagu ini masih menggambarkan hubungan antar sesama manusia, manusia dengan alam semesta, maupun hubungan manusia dengan Sang Pencipta. Charita Utami & Yudhistira Mirza kali ini mencoba melemparkan sebuah pertanyaan, sebagai manusia bagaimanakah cari kita mensyukuri segala nikmat dan pelajaran yang kita terima dari sang pencipta, dengan perilaku kita terhadap sesama semesta. 

“Banyak hal-hal dari alam semesta yang tanpa kita sadari bisa kita jadikan pelajaran dan refleksi bagi diri, kemudian bagaimana kita menyikapinya dan mengaplikasikannya ke kehidupan kita.” – Charita Utami & Yudhistira Mirza.

“Saling Menghidupkan” ditulis oleh Yudhistira Mirza, dan aransemen bersama Charita Utami. Lagu ini lebih bernuansa ‘band’ dari pada single sebelumnya, Mirza dan Tami mengajak beberapa kerabat untuk terlibat dalam lagu ini, ada Pandji Putranda yang mengisi Grand Piano, Geralodo Oryza pada Bass, dan Housman Pranoto pada Drum, yang direkam di Syaelendra Studio. Sementara untuk mixing dan mastering mereka mempercayakan FA Poetra Tiardha dari  D27 Studio.

Charita Utami & Yudhistira Mirza sendiri mengawali proyek mereka dengan pertemuan pada tahun 2015, kemudian mereka mulai merekam beberapa lagu yang akhirnya menjadi mini album

berjudul “Detak”, dan sudah dirilis pada tahun 2018 silam. Hingga saat ini, mereka kembali fokus untuk meluncurkan debut album penuh mereka.

Semoga setiap pesan yang mereka suarakan melalui nada dan lirik-liriknya, bisa menjadi nafas segar di industri musik Indonesia secara musikalitas, serta menjadi pengingat bagi diri kita, untuk menjalani hidup lebih baik lagi. “Saling Menghidupkan” bisa mulai dinikmati serentak di seluruh platform musik digital mulai tanggal 1 April 2021.

Charita Utami lahir di Palembang 9 November 1988, mulai bermusik di tahun 2008 dengan The Trees and The Wild, dan melahirkan 2 album dengan judul ‘Rasuk’ di tahun 2009 dan ‘ZamanZaman’’ di tahun 2016. Kemudian pada tahun 2012 membentuk grup EDM bersama MidnightQuickie dan melahirkan sebuah album berjudul ‘Being Bad Feels Good’ di tahun 2014.

Yudhistira Mirza lahir di Jakarta 29 November 1985, membentuk grup musik bernama Parisude pada tahun 2009-2016 melahirkan 2 Mini Album “Sudut Pandang.” dan “Musikalisasi” dan 1 LP bertajuk “Trikaya Parisude.” bersama Amanda Chitarra. November 2016-2017 bergabung dengan grup bernama Talun Awan dengan 1 Mini Album bertajuk “Anakto.”  2019 membentuk grup bernama Damaia. (FE)

iMusic

“Aku Bukan Untukmu (Rework)” Karya Emas “Icha Aji” Pulang Kembali ke Rumah.

Published

on

iMusic.id – Bulan November 2023 menjadi istimewa bagi Jikustik dalam perjalanan musiknya di era ketiga di blantika musik Indonesia. Setelah merilis single pertama untuk Mini Album ‘Back 4 Good‘ pada bulan Juli 2023, bulan November ini menandai kelengkapan Mini Album ‘Back 4 Good’ dengan peluncuran single terakhir berjudul ‘Aku Bukan Untukmu (Rework)‘.

Sebagai salah satu karya terbaik yang dilahirkan oleh Icha Aji pada tahun 2002, lagu “Aku Bukan Untukmu” ternyata telah menjalani perjalanan panjang sebelum akhirnya dipopulerkan oleh Rossa, dan menjadikannya sebagai salah satu Diva musik di Indonesia.

Karya ini memiliki sejarah yang menarik, karya ini seharusnya menjadi bagian dari salah satu album Jikustik di era pertama Jikustik. namun, karena beberapa pertimbangan produser saat itu, lagu “Aku Bukan Untukmu” tidak dimasukkan ke dalam album Jikustik. Setelah itu, “Aku Bukan Untukmu” mendapat perhatian di tingkat internasional dan hampir dinyanyikan oleh Diva Malaysia, Siti Nurhaliza. Namun, karena kendala teknis, Icha Aji memutuskan untuk membatalkan niatnya untuk memberikan lagu ini kepada Siti Nurhaliza.

“Bisa membawa pulang karya ini dan kembali ke rumah di era ketiga Jikustik serta menyanyikannya kembali bersama teman-teman saya di Jikustik adalah suatu kehormatan bagi saya,” ujar Icha Aji, pencipta lagu ‘Aku Bukan Untukmu (Rework)’, pemain bass, dan vokalis di Jikustik.

Dalam setiap penampilan Jikustik di berbagai kota Indonesia, Icha Aji mengungkapkan bahwa lagu ‘Aku Bukan Untukmu (Rework)’ berasal dari pengalaman pribadinya lebih dari 20 tahun yang lalu. “Sebagai seorang profesional di industri kreatif, terutama di dunia musik, saya meyakini bahwa setiap perjalanan hidup kita harus mampu dielaborasi menjadi sebuah karya yang tidak hanya dapat dinikmati, tetapi bisa menjadi bagian dari perjalanan hidup pendengar musik,” tambah Icha Aji.

Sebagai salah satu band dengan lebih dari dua dasawarsa pengalaman di industri musik, Jikustik telah mempraktikkan kebijakan inklusif sejak awal perjalanan mereka. JIkustik selalu memberikan kesempatan yang sama kepada semua personil band untuk berkreasi dan memberikan penampilan terbaik kepada para pecinta musik di Indonesia, sekaligus tetap mengikuti aturan atau kaidah Jikustik yang dikenal dengan gaya pop manis mereka yang telah menjadi ciri khas di mata penggemar musik Indonesia.

‘Aku Bukan Untukmu (Rework)’ sebelumnya dikenal sangat lekat dengan Rossa, penyanyi yang pertama kali membawakan ciptaan Icha Aji. Namun, hal ini menegaskan salah satu nilai yang dipegang teguh oleh seluruh anggota Jikustik sebagai pembelajar yang senantiasa mengeksplorasi setiap ide kreatif. Dengan demikian, Jikustik mampu menciptakan karya-karya baru yang lebih mendalam, melekat, dan meninggalkan kesan yang tak terlupakan bagi para penggemar musik di Indonesia.

“Kembali kerumah adalah istilah yang sangat tepat untuk menggambarkan single pamungkas di Mini Album ‘Back 4 Good’ ini. Menurut saya, kami berempat berhasil menghadirkan kembali ‘Aku Bukan Untukmu (Rework)’ dengan sentuhan musikal ala Jikustik yang telah menjadi ciri khas Jikustik selama lebih dari dua dasawarsa,” tutup Ardi Nurdin, Gitaris Jikustik.

Tentang Jikustik :Jikustik adalah band musik asal Yogyakarta yang berdiri tanggal 26 Februari 1996, Jikustik sudah melahirkan 9 album selama berkarier dengan puluhan karya yang menjadi hits di blantika musik Indonesia. Di tahun 2023, Jikustik kembali dengan formasi terbaik mereka, yaitu Icha Aji (Vokal & Bass) , Adit (Keyboard), Ardi Nurdin (Gitar), dan Carlo (Drum). (FE)

Continue Reading

iMusic

“Nabila Taqiyyah” yang Lelah Berjuang Sendiri di Single “Ku Ingin Pisah”.

Published

on

iMusic.id – Namanya suatu hubungan, kalau salah satu sudah mulai enggak jelas ngapain juga dipertahankan. Mungkin itu juga yang dirasakan oleh Nabila Taqiyyah dalam single terbarunya yang berjudul “Ku Ingin Pisah”.

Penyanyi muda pendatang baru yang juga juara kedua dari ajang pencarian bakat Indonesian Idol musim keduabelas ini melepas single terbarunya “Ku Ingin Pisah”. Lagu barunya ini masih dirilis di bawah naungan label rekaman Universal Music Indonesia.

Di lagu ini, penyanyi kelahiran Banda Aceh tersebut bekerja sama dengan salah satu songwriter yang tengah naik daun, Clara Riva. Sementara, S/EEK didapuk seagai produser untuk single “Ku Ingin Pisah” ini.

Seperti yang sudah disebutkan di awal, single “Ku Ingin Pisah” ini menceritakan ketidakjelasan seseorang dari suatu hubungan yang tengah dijalani, dan akhirnya berujung dengan perpisahan.

“Lagu ini menceritakan tentang seseorang yang merasa sudah lelah karena terus-terusan berada di hubungan yang tidak jelas karena pasangannya yang berubah dan tidak menghargainya seperti dulu lagi. Perasaan lelah tersebut akhirnya membuat orang tersebut memutuskan bahwa ia ingin pisah dan menyudahi hubungan yang menyakitkan ini,” ujar Nabila Taqiyyah menjelaskan tentang lagunya tersebut.

Lagunya sendiri mengusung warna musik pop ballad dengan nuansa nada yang sendu, karena memang sesuai dengan temanya yang menyajikan tentang kesedihan akan suatu hubungan asmara.

Aransemennya dibuat sangat apik, iramanya dan temponya memang dibuat lamban, suara instrument piano menjadi penegas betapa nuansa kesedihan menjadi menu utama di single ini. Dan, suara khas Nabila mampu membungkus lagu ini menjadi sesuatu yang dalam dan menyayat hati.

Fun fact, pre-release track “Ku Ingin Pisah” ini sempat menduduki posisi trending YouTube urutan urutan ketujuh untuk kategori musik. Tidak hanya itu, teaser music video nya juga menduduki trending ketiga di YouTube Indonesia. Jadi, gak mungkin kalian gak penasaran untuk mendengarkannya.

Oh ya, sajian menarik juga ditampilkan dalam musik video dari single “Ku Ingin Pisah” tersebut. Tidak hanya membuat musik video semata, namun konsep videonya dibuat lebih bercerita, sehingga tidak terasa membosankan karena kita seolah di bawa ke dalam situasi yang terjadi dalam cerita lagunya tersebut. Sangat menarik dan seru untuk ditonton! Oh ya, musik video ini disutradarai dan diproduseri oleh Ozan Ruz.

Karena merupakan musik video pertamanya, Nabila mengaku bahwa ia mendapat banyak pengalaman berkesan selama proses pembuatannya. Misalnya, adegan mendorong mobil yang harus dilakukan sampai 20 kali sampai adegan siram menyiram yang dilakukan berulang-ulang hingga membuat Nabila merasa tidak enak dengan lawan mainnya. Nabila juga menceritakan kalau itu adalah pertama kalinya ia mengetahui proses shooting dengan hujan buatan.

“MV ini punya cerita yang kuat. Bahkan ketika adegan nangis itu aku nangis beneran dan bukan pakai air mata buatan saking menghayati ceritanya. Kalau disuruh pilih part favorit, mungkin part ketika aku merobek foto masa kecilku dengan Raka, si tokoh utama laki-laki.

Foto itu menyimpan banyak memori dari kecil hingga dewasa dan melambangkan kesetiaan. Tapi, ternyata janji yang dibuat dengan Raka ketika kecil itu hanya janji belaka dan nyatanya kita memang gak bisa bersama karena aku sudah terlanjur sakit hati. Makanya di bagian akhir, foto itu dirobek dan menandakan kalau aku sudah gak mau mengingat momen-momen itu lagi,” cerita Nabila soal musik video “Ku Ingin Pisah.”

Tidak hanya itu, Nabila juga menyatakan kalau teaser ketok pintu yang sempat ia unggah sebelum perilisan ini berkaitan erat dengan musik videonya.

“Waktu teaser ketok pintu diunggah, banyak fans yang nanyain sebenarnya itu siapa sih? Kenapa pintunya gak dibukakan? Lelaki itu sebenarnya Raka, si tokoh utama laki-laki dan alasan kenapa aku gak membukakan pintu untuk dia akan terjawab di musik videonya,” ujar Nabila.  

“Aku berharap lagu ini makin banyak didengar dan diterima oleh banyak pendengar juga penikmat musik di seluruh Indonesia. Pesannya semoga bisa tersampaikan, apalagi bagi temen-temen yang pernah atau tengah mengalami situasi seperti di lagunya, mudah-mudahan menginspirasi kalian untuk menemukan solusi yang terbaik,” harap Nabila Taqiyyah.

Daripada makin penasaran, dengarkan saja lagu “Ku Ingin Pisah” ini sekarang! Lagu ini sudah ada tersedia di semua platform layanan musik digital kesukaan kalian. Jangan lupa tonton juga musik videonya di kanal YouTube Nabil Taqiyyah. Enjoy, guys! (FE)

Continue Reading

iMusic

“Dandelions”, Resmi Melepas Single Bertajuk “NGAH!”.

Published

on

iMusic.id – Grup musik Rock N’ Roll asal Surabaya, Dandelions, resmi melepas single bertajuk “NGAH!”. Single kedua yang dirilis tahun ini merupakan bentuk keresahan Dandelions terhadap situasi politik di saat ini.

Istilah “NGAH!” sendiri adalah respon populer di kalangan anak muda Surabaya melepas kekecewaan dan keresahan atas perilaku orang-orang yang tidak masuk akal sehat. Secara khusus di lagu ini, Dandelions merespon janji-janji manis calon pejabat yang tidak terealisasi ketika mereka akhirnya mendapatkan posisinya.

Setelah sebelumnya merilis “Story Biru” yang menggandeng Kibordis ternama Indra Qadarsih (Kibordis BIP, dan ex-Slank), Dandelions melanjutkan babak barunya menuju album “Kiri/Kanan” yang nantinya akan dirilis akhir tahun 2024.

“Keadilan, Kemakmuran, Kesehatan, Sekolah Gratis… NGAH! Ngimpi!”

Begitulah penggalan lirik dari single “NGAH!”. Bukan apatis, tapi Dandelions hanya melihat realita yang terjadi tiap tahun politik berlangsung. Hal ini mungkin PASTI juga terjadi di tahun 2024 nantinya. Maka dari itu jika anda merasakan hal yang sama, mari kita semua katakan pada mereka semua “#NGAH!.”

Dandelions digawangi oleh Njet.s (Vokal), Daniel (Bass), Qobus (Gitar), Rafzan (Drum). Awal debut dengan single “Mantra Sakti” pada tahun 2015. Mini album dengan nama yang sama dirilis pada tahun 2017 yang berisikan 5 lagu termasuk single “Bukan Playboy” dan “Impor.”

Berkat dua single tersebut Dandelions semakin dikenal dan mendapat ‘tempat’ dihati pendengarnya. Band yang sempat menjadi band pembuka dari band legendaris, Slank pada tahun 2018 silam, sempat melejit di skena permusikan Surabaya Raya dan sekitarnya. Bahkan single “Impor” masuk dalam kompilasi kanal KPK RI di tahun 2016 dalam program kampanye anti korupsi yang bertujuan memberantas Pejabat Rakus! Diproduseri oleh Erwin (Ex Dewa19). Album “Anak Anak Bunga” dirilis pada tahun 2018 berisikan 10 lagu dengan single ‘hits’ “Bukan Playboy”, “Impor”, dan “Oh!”.

Memasuki era pandemic, Dandelions tidak mengendurkan semangat bermusiknya. Mereka masuk dapur rekaman untuk menggarap album Kanan/Kiri yang nantinya akan dirilis akhir tahun 2024.

Mempelopori fanbase Keluarga Bunga, Dandelions merangkul kawan-kawan dengan satu spirit, “Fight with Flower” (Melawan dengan Bunga). Yaitu membawa semangat Flower Generation dari era 60-an, sebagai counter culture terhadap budaya kemapanan, isu rasial, perang, hingga kerusakan alam akibat pembangunan yang tidak teratur. Terhitung saat press release ini dibuat, telah tergabung kawan-kawan dengan spirit “Fight with Flower” sebanyak 200 anggota dalam Keluarga Bunga. (FE)

Continue Reading