iMusic – Kehidupan keseharian yang realistis dan apa adanya,
tanpa embel-embel tuturan puitis yang terkadang terjebak ke pengingkaran
kenyataan, kembali menjadi tema sentral di single solo terbaru EDWIN
MARSHAL.
Kali ini bertajuk “Demi Nafasmu”, yang terinpirasi
perannya sebagai kepala keluarga. Sementara sebelumnya, tepatnya pada 2016
lalu, musisi kelahiran Plaju, Sumatra Selatan yang juga
dikenal sebagai penulis lagu dan gitaris di band pop rock COKELAT
ini merilis single debut berjudul “Sore” yang menggambarkan kedamaian
suasana sore hari di alam luas Indonesia.
“Demi Nafasmu”, juga menandai pertama kalinya Edwin
mengedepankan suara vokalnya sendiri dalam sebuah lagu rekaman. Beda dibanding
“Sore” yang sepenuhnya dirajut dalam format instrumental.
“Ini pertama kalinya saya menampilkan diri bernyanyi dalam sebuah karya rekaman. Sekaligus
sebagai gitaris, bassis, pencipta lagu dan produser. Saya dibantu oleh Axel
Andaviar pada drum, yang juga merupakan personel Cokelat saat ini,”
tutur Edwin meyakinkan.
Tentang tema lagu, lirik “Demi Nafasmu” menuangkan isi hati Edwin
tentang bagaimana ia menghargai, menjalani dan menjaga kehidupan dengan sebaik-baiknya.
Memberikan semua hal terbaik kepada orang-orang yang sangat berharga dalam
hidupnya.
“Liriknya terinspirasi dari peran saya sebagai ayah dari dua anak. Selalu melindungi mereka sebaik-baiknya, selamanya. Anak-anakku, pasangan hidupku, dan keluargaku
tercinta. ‘Demi Nafasmu’ juga dirilis persis di momen hari ulang tahun ketujuh
anak saya, Askhi.”
“Demi Nafasmu” sendiri sebenarnya merupakan lagu lama yang ditulis Edwin
sejak 10 tahun lalu. Namun pada Agustus 2019 lalu, ia menghembuskan nafas baru
ke lagu tersebut. Penggarapannya berjalan kurang lebih setahun, terhitung sejak proses perekaman
musik, kemudian mixing dan mastering, sampai ke penggarapan video musiknya. Keseluruhan
track direkam di Sine Studio.
Karakteristik musik band-band luar seperti Incubus dan Smashing
Pumpkins, ungkap Edwin, adalah sebagian inspirasi yang terserap ke
godokan aransemen “Demi Nafasmu”. Mengandalkan beat statis dengan dinamika
nuansa yang turun naik, dengan hembusan emosi yang sangat terjaga.
“Menggarap lagu ini tidak mengandalkan sound distorsi yang ‘keras’. Beda dengan cara saya menggarap (lagu-lagu) Cokelat yang kental akan karakter distorsi
gitar, tempo cepat dan beat yang lebih atraktif,” cetus Edwin mempertegas.
Lewat “Demi Nafasmu”, Edwin berharap semoga lagu ini bisa memberikan
inspirasi untuk menjauhkan diri dari segala bentuk kebencian, agar mampu
senantiasa memberikan kebaikan dalam kehidupan, terutama kepada orang-orang yang dicintai.
“Demi Nafasmu” kini sudah bisa didengarkan mulai 18 September 2020 di
berbagai platform penyedia jasa dengar musik secara digital (streaming)
seperti Spotify, Amazon Music, Apple iTunes,
Google Music, IHeartRadio, Pandora, Tidal, KKBox,
Napster hingga TikTok dan YouTube Music. (FE)