iMusic – Setelah
sukses dengan merilis I Wish I Was Your Joke and You Let Her
Go Again, Reality Club, band beranggotakan lima orang ini kembali dengan single sinematik
baru berjudul ‘Tell Me I’m Wrong‘.
Tell Me I’m Wrong adalah lagu yang sangat terinspirasi
oleh film klasik bertema spionase, yang
menampilkan warna balada dengan sentuhan rock dan orkestra 46-piece yang
dibawakan oleh Budapest Scoring Orchestra, yang juga
berperan dalam scoring banyak film terkemuka, seperti Squid Game dan Get Out. Lagu
tersebut juga dilengkapi dengan video musik penuh aksi
yang disutradarai oleh Agung Hapsah dan
rangkaian animasi yang megah besutan tim Afterlab, yang juga
dikenal dengan karyanya di film animasi Nussa.
Terbentuk di akhir 2016, Reality Club merupakan band indie-rock peraih nominasi AMI (Anugerah Musik Indonesia) untuk kategori Best Newcomer di tahun 2018 dan Best Alternative
Group di tahun 2018, 2020, dan 2021. Berasal dari Jakarta, mereka kian berkembang dan terus menjadi pembicaraan sejak single
pertama dirilis.
Reality Club terdiri Era Patigo (drum), Iqbal Anggakusumah (gitar), Faiz Novascotia
Saripudin (vokal dan gitar), Fathia Izzati (vokal dan keyboard), dan Nugi Wicaksono (bass). Dengan target pasar internasional, mereka telah memperluas pendengar mereka sejak 2019 melalui showcase
di berbagai negara seperti Tokyo, Malaysia, Singapura, dan Jeddah.
Reality Club juga merupakan salah satu dari
dua band perwakilan Indonesia yang terpilih dan dijadwalkan untuk tampil di South By
Southwest (SXSW) di Austin, Texas, Amerika
Serikat. Semenjak pandemi, Reality Club juga menggelar Online World Tour, bermain di
festival-festival online mancanegara seperti Jerman, Inggris, Singapura, dan Amerika Serikat.
Tell Me I’m Wrong sendiri adalah lagu tentang
bagaimana rasanya ketika kita mengetahui jauh di lubuk hati kita bahwa kita
ditakdirkan untuk bersama seseorang. Terlepas dari semua kesulitan dan
perjuangan yang harus ditempuh, kita merasa yakin bahwa kita ingin bersama
orang ini – bahkan ketika hubungan itu sendiri mulai membebani diri kita dalam
banyak hal.
Terinspirasi oleh soundtrack film spionase
yang umumnya dikenal dengan sound balada orkestra yang megah, Tell Me I’m Wrong
menampilkan suara yang belum pernah ditemui di lagu-lagu Reality Club sebelumnya.
Memanfaatkan vokal kuat yang dibawakan oleh Fathia Izzati, nada melodi grand
piano, distorsi gitar, dan chamber orchestra beranggotakan 46 orang, lagu ini
sangat cocok dengan music video nya yang dirancang seolah-olah sebagai sebuah opening
sequence dari film aksi spionase di bawah arahan Agung Hapsah.
Music video ini juga menampilkan karya yang dibuat atas kerjasama Afterlab, sebuah studio animasi yang bergerak di bidang animasi 2D & 3D yang dikenal dengan karya-karya mereka dalam film Nussa dan iklan digital Disney Indonesia. Kolaborasi dengan Afterlab menjadi tonggak baru bagi Reality Club dalam mendorong batas interpretasi visual sebuah lagu melalui karya animasi sebagai video musik. (FE)
iMusic.id – Tepat di memasuki usia ke-17, Nadisha merilis single perdana bertajuk “Tersenyumlah”. Lagu yang dirilis bertepatan dengan moment bahagia ini diciptakan dan ditulis langsung oleh Nadisha sendiri.
Menghadirkan warna Pop dengan nuansa vintage yang hangat dan penuh penjiwaan. Single “Tersenyumlah” dari Nadisha ini dirilis pada 09 Agustus 2025 secara ekslusif sambil merayakan syukuran di bilangan Kemang, Jakarta Selatan.
Menghadirkan keluarga, sahabat, rekan media, serta para pelaku industri musik yang memberikan dukungan penuh terhadap perjalanan awal karier Nadisha. Lagu “Tersenyumlah” menyampaikan pesan positif tentang semangat harapan itu selalu ada dan support dari teman yang selalu hadir di tengah hidup yang kadang penuh problema.
Dengan lirik yang menyentuh dan aransemen yang dinamis, lagu dari Nadisha ini diharapkan menjadi pengingat bahwa setiap orang memiliki waktunya masing-masing untuk menjadi lebih baik dan menemukan kebahagiaan.
Proses aransemen musik dalam single ini melibatkan sang ayah, Bung Karno yang juga menjadi produser di lagu “Tersenyumlah”, adalah seorang musisi asal Makassar yang telah lama berkiprah si Jakarta sebagai keyboardist. Dukungan musikal dari sang ayah menghadirkan sentuhan emosional tersendiri dalam produksi lagu ini.
Sang Ayah mengajak para sahabatnya utk memberi sentuhan indah di lagu ini, antara lain Aldy Kanda : Gitar, Ricky Binta : Gitar, Danna Kanda : Drum Nicholas : Guide Drum, Simon : Bass, Iyan Barus : Mixing & Mastering, Arman Bustan : Video Clip,
“Aku ingin lagu ini jadi teman bagi siapa saja yang sedang berjuang utk sembuh, merasa sedih atau sendiri. Aku tulis dari hati dan ayahku bantu wujudkan dengan sentuhan musik yang aku impikan sejak kecil. Ini hadiah terindah untuk ulang tahunku,” ungkap Nadisha dengan penuh haru.
Nadisha Bernama lengkap Andi Nadisha Dinda Sukarno, kelahiran Jakarta 08.08.08. Ayahnya Bernama Bung Karno dari Makassar dan ibundanya Melly Feria dari Medan. Saat ini Nadisha masih menduduki bangku sekolah SMA SuLuh Jakarta kelas 3.
Nadisha adalah penyanyi muda pendatang baru dengan karakter vokal lembut dan gaya musik yang memadukan pop modern dengan sentuhan vintage. Di usia yang masih belia, Nadisha menunjukkan bakat sebagai singer-songwriter juga piawai dalam bermain gitar dan piano.
“Tersenyumlah” kini tersedia di seluruh platform digital streaming dan siap menjadi soundtrack baru bagi pendengar yang membutuhkan semangat dan ketenangan.
iMusic.id – Meski awalnya berkarier sebagai model profesional, nyatanya Ayura Yosih membuktikan punya musikalitas yang cukup baik. Pada tahun 2025, Ayura Yosih memberanikan diri keluar dari zona nyaman dan mencoba berkarya menjadi solois dengan mengeluarkan lagu perdananya berjudul ‘Kembali‘.
Munculnya Ayura Yosih menjadi penyanyi karena dukungan penuh dari Rendi Derainway, CEO dari DRW Legacy, sebuah manajemen artis baru yang berdiri di Jogja sejak awal tahun 2025. Selain itu distribusi digital single ‘Kembali’ dikendalikan oleh Polarity Records.
Sebelum lagu ‘Kembali’ terlahir, Ayura Yosih awalnya kerap menyaksikan penampilan Ahmad Ali (vokalis grup band Raw Theory) saat ngamen reguler di kafe-kafe, hingga akhirnya mereka berkenalan dan berteman baik. Lalu suatu ketika Ayura Yosih ditawari untuk menyanyikan lagu dari Ahmad Ali yang belum pernah terpakai.
Gayung bersambut, tak jauh dari momen itu, Rendi Derainway kemudian langsung menawari Ayura Yosih dan Ahmad Ali untuk membuat proyek musik sekaligus, dengan dua produk berbeda. Ayura Yosih menjadi solois dan Ali Ahmad diminta untuk membuat grup band bergenre rock. Keduanya pun akhirnya diasuh oleh manajemen DRW Legacy.
“Awalnya karena sering ketemu Ali, sering ngobrol, dan akhirnya dia ngasih lagu ke aku. Setelah aku dengarkan, ternyata kok enak. Lalu Rendi dari DRW Legacy juga kebetulan menawarkan untuk membantu merealisasikan keinginanku. Langsung workshop dan rekaman deh,” ujar Ayura Yosih mengawali.
Lirik lagu ‘Kembali’ menceritakan tentang kisah seseorang yang tidak bisa melupakan orang lama yang sempat pernah ada di dalam kehidupannya. Hingga terkadang sampai bisa membandingkan dan ingin orang lama itu kembali.
“Konteksnya sebetulnya nggak cuma buat kekasih, tapi bisa untuk teman, saudara, atau siapapun itu,” kata Ayura Yosih.
“Intinya kita ingin dan ngerasa, ‘Kok nggak kayak dulu ya?’. Akhirnya kita merasa dia nggak ada yang bisa menggantikan, gitu,” ujarnya.
Lagu tersebut juga jadi momentum Ayura Yosih melakukan rekaman profesional untuk pertama kalinya.
“Awalnya aku minta vibes akustik yang menyerupai lagunya Ade Govinda dan Fadli, lalu dikembangkan hingga akhirnya jadi versi yang seperti sekarang ini,” ujarnya.
Dalam proses rekaman pun Ayura Yosih juga sempat merasakan kesulitan. Sebab secara teknis, ia sudah tak pernah bernyanyi. Ayura Yosih juga mengaku terakhir bernyanyi bersama grup band-nya ketika era putih abu-abu.
“Aku terakhir nyanyi ya pas SMA, dan waktu take vokal ternyata rasanya deg-degan. Rasanya seperti terintimidasi, harus take bolak-balik karena memang belum oke di bagian tertentu,” ujar Ayura Yosih.
Selain masalah teknis vokal, Ayura Yosih juga baru merasakan ternyata membangun mood untuk bernyanyi juga tak semudah yang dibayangkan.
“Jadi aku effort banget, berulang kali mencoba menjiwai liriknya agar lebih enak saat dinyanyikan,” ujar Ayura Yosih.
Untuk proses pengerjaannya, aransemen lagu ‘Kembali’ diramu oleh Rimanda Sinaga, gitaris Raw Theory di studio miliknya, Seven Dragons Studio. Untuk mixing dan mastering digarap oleh Achmad Gufron di AG Recorder.
Single ‘Kembali’ sudah mengudara di gerai-gerai musik digital seperti Spotify, Apple Music, Deezer, dll sejak Juni 2025. Sementara untuk format audio visual berupa video klip sudah bisa dinikmati di kanal YouTube Ayura Yosih sejak Juli 2025. Untuk plan selanjutnya, Ayura Yosih berencana akan merekam beberapa materi baru sekitar empat sampai lima lagu.
Masih dibantu oleh Ahmad Ali, rencananya akhir tahun ini Ayura Yosih akan langsung merilis extended play (EP) atau mini album.
“Bagaimana pun juga pencapaian sebuah musisi, kalau menurutku ya monumennya harus punya album. Sebab kalau punya materi karya yang banyak juga bikin musisi makin leluasa untuk perform di mana saja, tanpa harus meng-cover lagu orang lain terus-terusan. Karya original menurutku tetap jadi kewajiban dan pertanggungjawaban seorang musisi,” pungkas Ayura Yosih menutup obrolan.
iMusic.id – Dunia musik pop menyambut kehadiran bintang baru. Hari ini, “Papion”, group vokal dengan konsep tak terbatas, secara resmi diperkenalkan kepada publik dalam sebuah showcase perdana di Jakarta, menandai langkah awal perjalanan mereka.
Nama “Papion” terinspirasi dari kata ‘Papillon’ dalam Bahasa Prancis yang berarti ‘kupu-kupu’, sebagai simbol keberagaman, kebebasan, dan metamorfosis. Seperti kupu-kupu yang baru keluar dari kepompong, “Papion” hadir membawa semangat transformasi dan keberanian untuk terbang melampaui batas-batas geografis dan budaya.
Konsep tak terbatas dari “Papion” dapat dicapai karena potensi yang berbeda-beda dari tiap anggotanya. Dengan lima talenta dari tiga negara, yakni Angel, Naufa dan Farah dari Indonesia, Ponn dari Thailand dan Naia dari Amerika Serikat.
“Papion” terbentuk dari latar belakang, karakter, dan keunikan yang berbeda. Inilah yang menjadi kekuatan utama mereka: Angel (Indonesia): Mantan model fashion yang artistik dan fasih berbahasa Mandarin, Ponn (Thailand): Sosok pemalu dan manis dengan kemampuan dance tingkat tinggi, Naufa (Indonesia): Termuda, bertalenta serba bisa dengan pesona androgini. Naia (Amerika Serikat): Vokalis kuat dengan wawasan yang luas dan jago bermain game serta Farah (Indonesia): Representasi sisi feminin yang lembut, hangat, dan penuh perhatian.
“Papion” adalah wujud dari mimpi besar yang lahir di Indonesia, dibentuk oleh talenta dari berbagai negara, dan dipersiapkan bersama para staff dengan standar internasional,” cerita Naufa.
Kehadiran mereka bukan sekadar proyek musik, tetapi juga wujud kolaborasi lintas budaya yang membawa warna baru dalam industri hiburan. “Papion” tidak terikat pada satu konsep; mereka dirancang untuk terus bermetamorfosis di setiap karya, mengejutkan, bereksperimen, dan bertransformasi seiring waktu.
“Aku masih nggak percaya akhirnya hari ini tiba. Ini baru permulaan dan kami siap tumbuh bersama kalian,” cerita Ponn.
Sebelum resmi debut, “Papion” telah merilis dua single yang kini tersedia di berbagai platform digital yaitu “Push The Button”, Lagu debut ber-genre retro city pop dengan nuansa beautiful sadness, menggambarkan kegelisahan dan keberanian anak muda dalam mengambil langkah besar dan “Song from My Heart”, Lagu kedua yang hangat, ringan, dan membumi, merayakan nilai persahabatan dengan lirik seperti “no matter where you wanna go, just know that you got me.” Lagu ini juga menjadi soundtrack resmi kampanye Pocari Sweat, memperkuat citra “Papion” sebagai wajah generasi aktif dan penuh semangat.
Dua lagu ini diproduksi oleh musisi ternama asal Jepang, Ryo ‘LEFTY’ Miyata, dengan koreografi dari Park Jihyo, koreografer kenamaan asal Korea Selatan. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa “Papion” dibentuk dengan standar global sejak awal.
Showcase perdana mereka di Jakarta bukan hanya penampilan langsung pertama, tetapi juga momen pengenalan potensi penuh yang siap mereka tampilkan di atas panggung. Saat momentum terus membangun, “Papion” juga tengah mempersiapkan single ketiga, sebuah transformasi baru yang akan memperkuat identitas mereka sebagai grup yang tak henti berevolusi.
“Papion” akan terus menyajikan musik dan konsep dalam berbagai genre yang menyuarakan perasaan generasi muda, “Papion” siap menjadi wajah baru dalam industri musik pop. Saksikan mereka terbang, karena setiap rilisan akan selalu menghadirkan kejutan.